Di sore hari menjelang senja, perjalanan pulang keluarga Scott yang menegangkan dengan sedikit keheningan dan ketidaknyamanan dialami oleh Naomi didalam mobilnya, bagaimana tidak... Naomi merasa ibunya mencurigai sesuatu yang janggal atas hubungannya dengan Jester. Naomi yang hanya bisa tertunduk sepanjang perjalanan seakan bisa membaca situasi yang akan terjadi dalam perjalanan mereka pulang dari pesta keluarga Gates.
"Ayah tidak tahu kamu berpacaran dengan putra keluarga Gates, bagaimana itu bisa terjadi?" seketika suara Evans memecah keheningan dan mengagetkan Naomi
"Aah Eeh iya ayah, itu terjadi... begitu saja" dengan nada terbata namun lembut Naomi menjawab pertanyaan Evans
"Selama ini ayah sangat khawatir dengan masa depanmu, kamu tidak pernah terlihat dekat dengan seorang pria. Tapi ayah senang kamu berpacaran dengan putra sahabat ayah sendiri" nada senang terdengar jelas dari perkataan Evans, Naomi hanya tersenyum sedangkan Naoko terdiam memandangi wajah Naomi
"Benarkah Jester Gates pacarmu, Naomi?" pertanyaan dari Naoko ini yang Naomi khawatirkan
Naomi terlihat terkejut sambil memandangi wajah Naoko, sebuah pertanyaan sederhana dengan sedikit menekan sudah membuat Naomi seperti berada di ujung jurang. Naomi kembali menundukkan kepalanya untuk menghindari tatapan mata Naoko.
"Apa maksudmu Naoko? bukankah jelas tadi Naomi dibawa langsung oleh Will? jika bukan seorang pacar, lalu apa hubungan mereka? hahaha" Evans menimpali dengan nada bahagia dan tanpa rasa curiga sedikit pun
"Kamu benar Evans san, sepertinya ini adalah hal yang sangat membahagiakanmu" jawab Naoko sambil terus memandangi Naomi, sedangkan Naomi hanya bisa terus tertunduk. Pandangan Naoko pada Naomi benar benar menyiratkan kecurigaannya, tapi dia berusaha menutupinya dari Evans.
Di pelataran sebuah rumah yang megah, nampak seorang asisten dengan membawa kursi roda bersiap menyambut Evans. Keluarga Scott memang keluarga yang kaya raya, tak heran jika Evans mengkhawatirkan masa depan percintaan putri semata wayangnya.
Setelah mobil terparkir sempurna di carport mereka semua turun dari mobil, Naomi terkejut ketika secara tiba - tiba Naoko memegang lengannya dan membalikkan badan Naomi saat mereka mengikuti Evans dengan kursi rodanya yang sedang didorong oleh asisten untuk memasuki rumah.
"Ibu..." Ucap Naomi dengan nada takut, wajah ketakutan dan terkejutnya tergambar jelas saat itu dan menambah kecurigaan Naoko pada Naomi.
"Ibu tidak ingat pernah mengajarimu berbohong, Naomi... benarkah Jester Gates itu Pacarmu?" Naoko menatap tajam Naomi yang terlihat tertekan, Naomi hanya tertunduk ketakutan tanpa berkata apapun untuk menjawab pertanyaan Naoko. Naoko melepaskan tangannya dari lengan Naomi lalu meninggalkan Naomi
"Ibu kecewa padamu" dengan sedikit tekanan Naoko mengatakannya dan berjalan meninggalkan Naomi di pelataran rumah
"Iya..." gumam Naomi dengan nada yang pelan, meski tidak terdengar jelas namun Naoko menghentikan langkahnya tanpa berbalik menatap Naomi yang berada dibelakangnya.
"Iya... dia pacarku bu, tapi hubungan kami sedang tidak baik saat pertemuan tadi. Kami bertengkar kecil dan itu sebabnya kami canggung, aku bisa buktikan jika ibu memaksanya" ucap Naomi mempertegas jawabannya sembari berbalik menatap Naoko yang memunggunginya
"Evans san sangat senang dengan putra Will san, jangan kecewakan ayahmu dengan kebohongan" ucap Naoko lalu berjalan meninggalkan Naomi di pelataran rumah itu, untuk beberapa saat Naomi masih terlihat tidak dapat menggerakkan kakinya untuk masuk kedalam rumah
Pagi yang cerah keesokan harinya, liburan akhir semester sedang berlangsung dan para mahasiswa - mahasiswi tidak memiliki kegiatan yang berhubungan dengan kampus. Di rumah keluarga Gates terlihat Jester masih tidur nyenyak, dengan kaos dan boxer Jester terlihat sangat menikmati hari - hari menganggurnya. Masih seperti biasanya ketika libur semester tiba, si kutu buku itu selalu menghabiskan masa liburannya dengan tidur dan tidur tanpa kegiatan berarti lainnya.
"Smack Down!!!" William berteriak sembari berlari masuk kedalam kamar Jester lalu melompat dan menjatuhkan badannya kearah Jester yang masih tidur
"Buuuuuffffhhh!!!! apa lagi ini papa?!!" teriak Jester dengan rintih kesakitan, William beranjak dan berdiri disebelah kasur Jester dengan memamerkan otot - ototnya yang besar
"Bangun pemalas! ini memang liburan tapi bukan berarti kamu boleh bermalas malasan" ucap William penuh semangat, Jester dengan wajah kesal kemudian berdiri dan hendak menerkam papanya
"Uugh... dasar papa!! kenapa setiap pagi selalu seperti ini!!!" bentak Jester, dengan penuh semangat Jester dan William bergulat di kamar, saling kunci dan banting menjadi pemandangan Marry saat masuk kedalam kamar Jester
"Uuuuh~ hubungan papa dan anak ini memang selalu mesra..." celetuk Marrie dengan gemas, Marry tersenyum manis melihat kelakuan suami dan anaknya yang terkesan brutal ini
"Mama!!! suruh suami mu ini berhenti!!! aarrrgghh" teriak Jester saat tangan dan kaki nya di kunci oleh William sehingga dirinya sudah tidak dapat bergerak lagi
"Kamu lihat? Papa masih terlalu kuat bagi kamu, hahahaha" William melepaskan kuncian nya lalu berdiri dan kembali memamerkan otot - ototnya dengan bangga di hadapan Marry, Marry pun tertawa melihat pertarungan itu telah usai
"Dasar papa gila!! uughh" Jester masih berguling - guling kesakitan dilantai, namun Marrie dan William hanya melihat Jester yang kesakitan itu.
"Jess ada tamu yang mau bertemu denganmu, karena itu mama membangunkan mu" ucap Marrie lembut, Jester terlihat tidak antusias dan malah memunggungi Marry sambil duduk dilantai
"Suruh dia pulang, aku tidak ingin di ganggu saat ini" tegas Jester, William dan Marry tersenyum saat itu
"Tapi tamu mu sudah ada disini" ucap Marrie sambil menarik lengan Naomi ke sebelahnya memasuki kamar Jester, namun Jester masih memunggungi Marry dan Naomi tanpa sepatah katapun.
"Selamat pagi...." dengan wajah malu Naomi mengucapkan salam, Jester mengenali suara itu lalu berbalik untuk memastikan dugaannya.
"Waaa!! kenapa kamu bisa tahu rumahku?!" Jester terkejut namun tiba tiba kaki William menempel di pipi, William dengan wajah kesal menatap putranya itu
"Ya tentu saja karena dia pacarmu!! apa maksud dari pertanyaanmu itu?!" bentak William, Jester melirik William yang kakinya masih ada di pipinya dengan perasaan kesal dan malu.
"Baiklah, papa tidak akan mengganggu pergulatan kalian. Nikmati masa muda kalian!!" dengan tatapan dan senyum nakal William mengatakannya
William dan Marry meninggalkan Jester dan Naomi berdua dikamar, didalam kamar itu nampak Jester berdiri lalu merapihkan kamarnya yang berantakan karena kekacauan yang dilakukan oleh William. Naomi melihat Jester yang merapihkan kamarnya sembari berjalan menuju sebuah sofa dikamar itu lalu duduk dengan santainya.
"Maaf kamu harus melihat kelakuan brutal papaku" celetuk Jester yang menahan perasaan malunya karena memiliki keluarga yang terbilang unik, Naomi tersenyum sembari menatap langit - langit kamar Jester
"Hubungan Kalian sangat.... berbeda ya..." sedikit bergumam Naomi mengatakannya, Jester menoleh menatap Naomi dengan heran.
"Apa maksudnya?" tanya Jester, Naomi tersentak mendengar pertanyaan Jester
"Ooh tidak tidak... cuma kalian sangat... tidak tersekat" jawab Naomi lalu menunduk dan seperti tidak ingin meneruskan pembicaraan itu, Jester kembali merapihkan kamarnya
"Oooh ya mungkin... tapi kenapa kamu tahu rumahku?" tanya Jester dengan nada heran
"Kamu bodoh ya? siapa yang tidak tahu dimana rumah keluarga Gates" jawab Naomi sambil mencari sesuatu didalam sling bag nya.
Sementara itu Jester berjalan mendekati Naomi dengan kepala yang dipenuhi pikiran kotor "wanita, dikamar, berdua" kata kata itu memenuhi kepalanya sebelum akhirnya pikiran itu tiba - tiba terhenti karena Naomi menyodorkan sebuah kertas di depan Jester
"Apa ini?" tanya Jester sembari mengambil kertas yang disodorkan oleh Naomi
"Kontrak, aku bersedia bersandiwara denganmu tapi kamu harus menandatangani kontrak itu. setiap pelanggaran aku akan adukan kamu ke polisi" Ucap Naomi dengan ancaman, Jester memandang Naomi dengan wajah kesal lalu membaca kontrak itu.
Tidak beberapa lama Jester nampak bergemetar sambil memegangi kertas itu, seakan Jester membaca sesuatu yang menakutkan.
"Kenapa? aku bersedia jika kamu menandatangani itu, masalah bayaran jika menurutmu terlalu besar aku masih mau menegosiasikannya, selain bayaran aku..." Belum selesai Naomi menjelaskan Jester menggebrak meja dengan kontrak yang disodorkan
"Jangan bercanda.... Jangan bercanda!!" bentak Jester yang terlihat begitu marah dan penuh emosi, Naomi sampai terkejut saat Jester tiba - tiba membentaknya
"Haaa? apa maksudmu?" tanya Naomi yang sedikit ketakutan karena Jester tiba - tiba membentak
"Semua yang ada dalam kontrak ini hanya ada jenis - jenis pelecehan seksual!! tidak ada hal lain selain itu bahkan tentang bayaran yang baru saja kamu sebutkan, di larang mencium, dilarang menyentuh, dilarang pegang tangan, dilarang memandang ke area sensitif dan lain - lain lagi tentang pelecehan. Kamu pikir aku ini predator?!" dengan nada marah Jester mengatakan itu, Naomi berdiri sambil menunjuk wajah Jester
"Ini untuk melindungi ku! lagian kamu terlalu memiliki pikiran kotor, kamu harusnya malu karena aku tahu dalam pikiranmu tadi saat kita sedang berduaan dikamar ini!! tatapanmu itu membuatku merinding!!" bentak Naomi, Jester pun terdiam dan memandang Naomi dengan tatapan kesal.
"Lagian, ini cuma demi orangtuamu agar kamu tidak dianggap kelainan kan?!" tanya Naomi lalu kembali duduk di Sofa, Jester kembali menatap kertas itu dengan wajah kesal.
"Aarrh aku kesal, kontrak ini membuat aku terlihat seperti predator, tapi aku gak punya pilihan lain" kesal Jester yang terlihat pasrah, Naomi tersenyum menatap Jester.
"Bagus... nih tanda tangan" Naomi menyodorkan ballpoint, Jester mengambilnya dan kemudian menandatangani kontrak itu lalu keduanya berjabat tangan
"Senang berbisnis denganmu" ucap Naomi sambil tersenyum
"Aku juga" walaupun hatinya kesal namun Jester merasa lega mendapatkan pacar bohongan untuk sementara waktu sampai dirinya berhasil mendapatkan Camilla
"Waah pasangan muda - mudi ini sudah mau melakukan bisnis bersama ya... bahagianya" tiba tiba Marrie muncul masuk kedalam kamar Jester tanpa mengetok pintu lebih dahulu, Jester dan Naomi secara bersamaan menatap Marrie yang berjalan mendekati keduanya
"Waaa Mama!! kenapa tidak ketok pintu dulu?!" Jester kaget sembari menutupi meja tempat Jester menandatangani kontrak
"Aaah Nyonya Marrie..." ucap Naomi lalu dengan sigap mengambil kertas itu dan menaruh kembali kertas itu kedalam sling bag nya, Marrie berusaha melihat kertas yang Naomi pegang
"Kertas apa itu? boleh aku membacanya?" Tanya Marrie dengan senyum manis menatap keduanya, Jester dan Naomi semakin terlihat panik.
"Ahahaha tidak tidak... itu cuma sesuatu yang tidak penting" ucap Jester panik, Jester menatap Naomi yang berada di belakangnya dan memberikan kode kedipan mata agar mendukungnya
"Aah.. Eeh... benar Nyonya Marrie... ini tidak penting" Naomi menimpali sambil menatap Jester, namun Naomi bukan orang yang pandai berbohong. Wajahnya sangat terlihat dia sedang menutupi sesuatu
"Ooh iya!! Naomi, kamu ada urusan kan? terima kasih ya sudah mampir" masih dengan nada panik Jester mencoba mengalihkan pembicaraan, Jester memahami bahwa Naomi adalah pembohong yang buruk. Masih dengan kode kedipan mata Jester menatap Naomi sambil mengatakannya
"Ooh benar, aku pamit ya... dadah... Nyonya Marrie aku pamit" Naomi membungkukkan badannya memberi salam lalu berlari kecil melewati Marrie yang berdiri didepan pintu masuk, Marrie hanya terdiam menatap Naomi
"Aku akan mengantarkan ke depan Naomi" ucap Jester sembari mengejar Naomi.
Nampak Jester dan Naomi pergi dari kamar dengan wajah lega, namun senyum yang biasa Marrie tunjukkan mendadak hilang dan menatap pintu keluar kamar dengan tatapan penuh kecurigaan.
Jester dan Naomi berjalan berdua hingga didepan pelataran rumah keluarga Gates tanpa sepatah kata pun, disana Naomi tiba tiba terkejut. Naomi agak berlari mendekati carport seakan sedang mencari sesuatu, kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri.
"Ada apa Naomi?" tanya Jester yang menyadari kebingungan Naomi
"Dimana mobil dan supirku?" tanya Naomi dengan nada kebingungan, Jester mulai menoleh kanan kiri mencari mobil dan supir Naomi namun di carport dan sekitaran halaman tidak ada tanda mobil Naomi berada diarea itu.
"Ooh kamu sama supir pribadi, mungkin dia sakit perut dan keburu cari kamar mandi. aku pesankan taksi ya" jawab Jester yang hendak kembali masuk kedalam rumah untuk mengambil handphone nya
Tapi tiba - tiba William berlari mendekat kearah Jester yang hendak masuk kedalam rumah dari arah carport, melewati Naomi yang sangat terkejut karena tiba - tiba pukulan William mendarat di perut Jester.
"Uuuoooogghhh!!!!" Jester berlutut sambil menahan rasa sakit, kepalanya perlahan membentur lantai dan posisi Jester berubah menjadi bersujud sambil memeluk perutnya.
"Tuan Will... apa ini?" Naomi nampak syok dan tidak percaya ada seorang ayah yang melakukan itu kepada anaknya tanpa alasan yang jelas, William menatap anaknya yang bersujud sambil memegangi perut dengan tatapan kesal.
"Anak bodoh... aku sudah mengusir supir Nona Naomi... Haah.." ucap William sambil melempar sebuah kunci mobil ke sebelah kepala Jester
"Gunakan Porsche papa dan bawalah Nona Naomi jalan - jalan, jangan tunjukkan wajahmu lagi didepan papa jika Nona Naomi tidak mendapatkan kesenangan di hari pertama liburan semester ini" tegas William lalu meninggalkan mereka dan masuk kedalam rumah sambil menutup pintu dengan sikap yang cool, tidak lama Naomi mendekati Jester lalu bersimpuh dan melihat keadaan Jester
"Heeiii... kamu masih hidup kan? itu pukulan yang keras loh" Naomi berkata dengan nada yang santai dan wajah tanpa dosa.
"Papa.... aku akan membalas mu...." ucap Jester dengan nada bergetar terlihat akan pingsan di pelataran rumah itu
Terlihat kasar dan aneh, yah begitulah perilaku William kepada putranya.Tapi dia adalah sosok ayah yang begitu penuh perhatian terhadap putranya. Hal seperti itu sudah menjadi makanan sehari hari bagi Jester dan papa nya dan menjadikan sebuah kekonyolan yang menghibur bagi Marrie Gates.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
Athaya
Bapaknya serem ya🙄🙄😁😁
2022-06-06
2
The'an V M
ayah aneh,tapi cool..👍🏻👍🏻
2022-03-31
5
Eva Sri Wahyuni
ekstrim banget pak, sampai di tonjok gitu wkwk
2022-03-13
2