"Tu muka kenapa?" Tanya Keenan, salah satu teman kelas Gelya dan Diki.
"Di gebukin Badang," jawab Diki ketus.
Keenan tertawa. "Anjirr ketemu dimana lo? Custom? Atau Brawl? Hahahaa."
Gelya yang sedari tadi menyimak akhirnya bersuara. "Lucu," ucapnya tanpa ekspresi. Keenan pun langsung menghentikan tawanya.
Mereka tak belajar karena guru yang mengajar keluar terlebih dahulu, tapi mereka tidak bisa berkeliaran kemana-maan karena akan diawasi.
Dua orang siswa masuk kelas dan berdiri di depan hingga menyita perhatian.
"TOLONG PERHATIANNYA. BAGI NAMA YANG DI SEBUT AGAR NANTI PULANG SEKOLAH KUMPUL DI LAPANGAN," ucap salah satu dari mereka. Gelya tidak tau siapa orang yang di depannya, tapi melihat dari tanda yang ada di seragamnya ia tau bahwa mereka adalah siswa kelas 11.
"Keenan, Diki, sama Gelya. Jangan telat," salah satu dari mereka menyebut nama ketiga penghuni kelas ini lalu keluar begitu saja.
Gelya terkejut saat namanya ikut dinsebut. Dia melirik Diki yang tengah melakukan selebrasi dengan Keenan. "Kenapa sih?" Tanya Gelya bingung. Pasalnya teman kelasnya yang lain menatap mereka bertiga dengan pandangan berbeda, ada yang iri, ada yang senang, dan ada juga yang ngeri.
"Kita lolos seleksi, Ya!" Pekik Diki memeluk Gelya sampai membuat gadis itu terbatu-batuk. Bagaimana tidak? Keenan juga ikut memeluknya sambil melompat-lompat.
"Seleksi apa?" Tanya Gelya linglung.
"Otak lo kenapa lemot gini sih?" Tanya Keenan. "Kita lolos seleksi Rakasa!" Saut Keenan lagi.
Gelya melotot tak percaya. Bagaimana bisa? Padahal dia mengisi formulir kemarin dengan asal-asalan, bahkan untuk pertanyaan alasan ingin gabung Rakasa dia menjawab. "Ikut Diki! Karena kalau gue gak ikut bunda galak Diki pergi sendirian."
"Tapi dengar-dengar kalian bakal di tes lagi, nah tes yang ini pasti berat," celetuk Rian sang ketua kelas.
"Ck.. jangan nakut-nakutin dong, Ian," balas Keenan.
...🌱...
Suasana kantin tak pernah berubah, selalu saja ramai apalagi sekarang waktunya istirahat. Meja-meja hampir penuh semua membuat banyak dari mereka harus rela membeli jajanan dan memakannya di kelas.
Di salah satu meja terdapat lima pemuda tampan yang menjadi semangat para siswi untuk ke kantin hanya sekedar melihat wajah mereka. Siapa lagi kalau bukan inti Rakasa.
"Gue jadi pengen minum jas ljus," celetuk Juna setelah melihat salah satu siswa meminum minuman berwarna itu.
"Beli lah! Gak usah kaya orang susah," jawab Kevin.
Juna menumpu wajahnya dengan kedua tangan. "Mas Karta, beliin jas jus dong," ucapnya dengan kedipan mata diakhir. Bukannya terlihat imut, lelaki itu malah terlihat menjijikkan.
"Jijik bangsat!" Umpat Kevin.
PLAKK
Sebuah tepukan kuat menyapa kulit tangan Karta, lelaki itu langsung menoleh tajam pada gadis yang berdiri di sampibgnya. "Apa sih lo?" Tanya Karta kesal.
Gadis dengan name tag Dara Dinarta itu menatap Karta garang. "Lo yang apaan? Kemana aja lo semalam?"
"Dara udahlah, jangan ribut," lerai seorang gadis yang datang bersamanya, tapi gadis itu sudah duduk di kursi kosong yang ada di samping Karta.
"Dia kenapa sih?" Tanya Karta.
Dara terlihat menahan emosi. "Pakai nanya lagi! Lo yuh ya. Tau gak kalau semalam cewek lo hampir di apa-apain sama musuh lo? Tau gak lo kalau cewek lo bisa celaka semalam dan lo malah gak bisa dihubungi," serobot Dara pada Karta. Laki-laki itu melototkan matanya lalu beralih menatap gadis yang duduk di sampingnya itu.
"Maksudnya apa Ra? Kamu kenapa?" Tanya Karta beruntun. Ia terlihat sangat khawatir, dia bahkan mengecek tubuh gadis yang berstatus sebagai kekasihnya, Mutiara Permata namanya.
"Gak papa Ta, gak ada luka juga."
Karta mengeradkan rahangnya, tangannya mengepal menandakan dia sedang marah besar. "Jelasin!"
Tiara menghela nafas. "Jangan di potong sebelum aku selesai ceraita, karena males ngulangnya lagi," ujarnya. Karya mengangguk bahkan ketiga temannya pun juga melakukan hal yang sama. "Selamam aku keluar buat fotokopi buku putri, dia baru bilang kalau disuruh fotokopi buku pas malam dan mau gak mau aku keluar."
"Kenapa gak minta aku temenin?" Potong Karta.
"Ta," tegur Tiara. "Kamu kan sibuk. Kamu bilang kalau mau rapat sama anak Rakasa buat perekrutan anggota baru. Jadi aku keluar sendiri, setelah aku selesai fotokopi aku langsung pulang tapi dijalan aku di cegat sama Lioniel dan teman-temannya," ucap Tiara. Dia dapat melihat wajah Karta merah menahan marah.
"Aku udah coba buat kabur tapi mereka banyak, aku gak bisa ngapa-ngapain. Untungnya ada cewek gak tau pacaran atau saudaraan. Awalnya aku kaget karena cewek itu tiba-tiba teriak manggil aku dengan sebutan mba Risa. Dia bilang, mba Risa ngapain disitu? Ayo pulang," lanjut Tiara.
"Terus, dia juga ngaku kalau dia tetangga aku. Lioniel nyuruh mereka berdua pergi tapi mereka tetap gak pergi, bahkan cewek itu dengan nekatnya ngelewatin teman-temannya Lioniel dan narik aku keluar. Tapi Lioniel gak diam aja, dia nahan aku sampai cewek itu nendang Lioniel sampai jatuh. Aku kaget banget, dia langsung nyuruh aku buat nunggu di dekat sepedanya. Aku gemetaran melihat mereka berdua melawan sebelas orang. Tapi mereka hebat banget, gak sampai sepuluh menit Lioniel dan teman-temannya udah tumbang. Bahkan sampai gak sadarkan diri."
"Wow," gumam Kevin.
"Impressive," celetuk Juna.
Tiara kembali menarik nafas dalam-dalam. "Mereka berdua nganter aku sampai depan gerbang komplek, awalnya aku nawarin buat ngobatin mereka, karena muka mereka berdua pada lebam-lebam gitu. Aku aja yang ngeliatnya ngeri, apalagi yang cewek, dia bahkan kaya gak ngerasa sakit. Tapi mereka nolak, bilangnya takut dicariin bunda dan aku rasa mereka saudara."
Tiara menyelesaikan ceritanya menunggu tanggapan mereka.
"Tapi kmau gak kenapa-napa kan?" Tanya Karta sekali lagi bertanya tentang keadaan Tiara.
"Aku baik, beneran," jawab Tiara lembut.
"Terus yang nolongin lo siapa? Masih muda? Atau sudah berumur?" Tanya Kevin pada Tiara.
"Masih muda banget dan bodohnya gue lupa nanya nama mereka," jawab Tiara.
Juna menggebrak meja membuat teman-temannya terlonjak kaget. "Yah, padahal gue penasaran siapa yang bikin Lioniel K.O apalahi itu cewek."
Kevin mengangguk menyetujui ucapan Juna. "Wih coba aja tuh orang sekolah disini. Bakal gue ajak buat masuk Rakasa."
"Lioniel mau main-main sama gue ternyata," desis Karta membuat Tiara mengusap lengannya menenangkan.
"Udahlah Ta, aku gak papa. Lagian mereka benar-benar babak belur kemarin."
"Kayaknya banyak banget yang gue lewatin," celetuk salah satu dari mereka.
"Iya iyalah, lo sibuk banget di OSIS. Ck.. digaji juga nggak, mau-maunya lo," ucap Juna membalas.
"Itu namanya dedikasi. Lagian kalau gue bukan ketua OSIS, gue rasa lo juga udah sering masuk BK. Gue ini penyelamat," ucapnya berbangga diri. Dia Elang Prismana, salah satu inti Rakasa yang akhir-akhir ini sibuk mengurus organisasinya. Menjadi ketua OSIS membuatnya sangat sibuk, remaja dengan wajah tampan serempetan Arab itu menjadi anggota tertua di inti Rakasa.
...🌱...
Jangan lupa vote, like, komen dan favoritkan pren:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
🥨S! M@N!$🥨
makin seruuu.. 👍
2022-04-04
0
Linatrisnawati
semangat😊
2022-04-04
0