CHAPTERS 3

"Gue tetangganya mba Risa, kenapa?" Jawab Lya santai. "Ngapain lo pegang-pegang tetangga gue? Sini mba," ucap Lya. Gadis yang terlihat pucat karena ketakutan itu berniat untuk menghampiri Lya namun di tahan salah satu dari mereka.

"Lo gak tau kita siapa, hah?" Tanya seseorang lagi lalu brrdiri di samping pria berambut pirang tadi.

"Gak tau dan gak mau tau! Banci lo? Beraninya sama cewek. Gak liat tuh mba Risa udah pucat gitu," ujar Diki ikut-ikutan bersuara. Membuat pria yang berambut pirang tadi mengepalkan tangannya.

"Hajar ajalah niel," cetus seseorang.

"Gue Lioniel. Pemimpin geng Daksa. Lo gak seharusnya nyari masalah sama gue," ujarnya membanggakan diri.

"Geng Daksa bukannya musuh si Rakasa ya Ya?" Bisik Diki pada Lya.

"Mana gue tahu," jawab Lya sewot ikut berbisik.

"Lo kebanyakan gak tahunya. Gak like," cetus Diki.

"Ngapain lo bisik-bisik. Pergi lo berdua selagi gue ngelepasin lo pada."

"Ya udah kalau hitu makasi bang. Ayo mba Risa kita pulang," ajak Lya santai menarik gadis itu berniat untuk pergi tapi kembali di hadang.

"LO BENAR-BENAR NANTANGIN GUE?" Teriak Lioniel menggenggam tangan gadis itu dengan kuat sampai gadis yang ada di sisi Lya ini meringis.

BUGH

Lya menendang Lioniel hingga lelaki itu terjatuh. "Mba Risa tunggu disitu aja ya. Jangan kemana-mana," titah Lya menunjuk sepeda yang di pakainya bersama Diki tadi dan mendorong tubuh gadis yang di panggil Risa itu menjauh.

"SIALAN! NGAPAIN PADA DIEM? HAJAR!" Teriak Lioniel terlihat murka.

Anak-anak buahnya mulai menyerang Lya dan Diki.

BUGH

BUGH

BRAKK

BUGH

Argghhhh

"****."

Lya dengan gesit menangkis semua serangan dan membalas mereka. Tak butuh waktublama, Lya bisa menumbangkan empat musuh begitu juga dengan Diki.

BUGH

"Anjing!" Umpat Lya mendapat pukulan keras dari Lioniel.

BUGH

"BANGSAT!"

KRAKK

"MATI LO!"

BUGH

Seperti sedang kesetanan, Lya membantai habis musuh hingga tergeletak di tanah. Hidung gadis itu mengeluarkan darah segar dan wajahnya juga mendapatkan beberapa luka lebam.

BUGH

Tendangan terakhir Lya berikan untuk Lioniel hingga laki-laki itu menabrak motor dan jatuh tak sadarkan diri.

Diki menghampiri Lya. "Anjing! Capek gue," adunya.

Lya menatap wajah Diki yang tak jauh beda dari wajahnya. "Muka lo jelek bhahaha," tawa Lya.

Diki kembali mengumpat namun terkekeh juga. "Sial!"

"Besok ganti aja jaketnya bang, warna pink sekalian. Biar kaya couple massal, hahahahaaa," ujar Lya tertawa.

Mereka berjalan mendekati gadis yang tengah berjongkok di samping sepeda.

"Mba Risa gak apa-apa?" Tanya Lya. Gadis itu menggeleng polos. Wajahnya masih menampilkan raut ketakutan. "Ya udah ayo kita pulang."

Diki mendorong sepeda berjalan di sisi kanan gadis itu, sedangkan Gelya berjalan di sisi kanannya. "Rumahnya dimana mba?" Tanya Diki.

"D-di komplek mawar," jawabnya.

Gelya menelisik wajah gadis di sampingnya ini. Wajah polos, manis, cantik dan imut. Jika Lya adalah seorang pria sudah helas dia akan menyukai gadis di sampingnya ini. "Mba gak papa kan? Tadi itu mba beneran di gangguin mereka kan? Takutnya kita asal mukul orang," tanya Lya. Bahkan dia baru sadar tidak tahu permasalahan dan langsung main pukul-pukul saja.

"Gak papa kok! Ehm mereka emang punya niat jahat sama aku. Makasi ya kalian udah bantuin aku," jawabnya tersenyum. Diki melihatnya cengo, jelas saja. Gadis ini hanya tersenyum simpul tapi sangat menarik hati.

"Hehe aman mba," jawab Gelya.

Gadis itu menatap ke arah gerbang komplek. "Uhm.. sampai sini aja gak papa, aku bisa pulang sendiri kok."

Diki mengedarkan pandangannya. "Serius mba? Kita bisa kok antar mba sampai depan rumahnya," ujarnya membuat Lya mendengus.

"Modus lo, monyet," ujar Lya pada Diki.

"Gak papa. Disini ada pos satpamnya kok, lagian rumah aku udah dekat. Sekali lagi makasi ya kalian udah mau nolongin aku," ucap gadis tersebut. Lya tersenyum manis menanggapi ucapan gadis itu. "Eh atau kalian mau aku obatin dulu? Kita ke rumah aku aja gimana? Luka kalian cukup parah," sambungnya sedikit khawatir.

Diki tersenyum lebar. "Eh, boleh mba?"

Belum lagi gadis itu menjawab. Gelya sudah memotong duluan. "Gak perlu mba, kita bisa obatin ini sendiri. Lagian udah malam takut ganggu."

Gadis itu menggeleng. "Gak ganggu kok. Kalian udah bantuin aku, aku hutang budi sama kalian. Kita kerumah aja ayo."

Diki menatap Lya memohon. Gelya tentu saja tau dengan niat sepupunya ini. "Bener kok mba gak papa. Ini juga sudah malam takutnya nanti bunda nyariin kita. Dan mba gak usah pikirin masalah utang budi, karena kita bantuinnya ikhlas kok," ucap Lya diakhiri dengan menatap Diki seakan menyadarkan lelaki itu.

"Kalau gitu makasi sekali lagi."

"Iya mba, kita pamit yah," ucap Lya berbalik.

"Dadahh mba cantik," pamit Diku menaiki sepedanya meninggalkan Gelya.

"KAMPRETT WOY TUNGGUIN GUE," pekik Gelya berlari mengejar Diki yang tertawa. "BYE BYE MBA SARAH," ucap Lya melambaikan tangannya disaat sudah naik ke sepeda.

Gadis cantik itu tertawa melihat tingkah keduanya.

...🌱...

"Dari mana?" Tanya seorang lelaki yang tengah berkacak pinggang di depan pintu. Gelya dan Diki menunduk takut, bahkan mereka tidak berani menunjukkan muka lebam mereka. "Kalau di tanya itu ya di jawab!"

"Dari nyari makan yah," jawab Diki masih menunduk.

"Sampai jam 10 lewat begini?" Tanya ayah David, ayah Diki. "Terus kenapa bisa babak belur?"

Keduanya semakin menundukkan kepalanya.

"Masuk!" Titah ayah David. Gelya dan Diki langsung masuk tanpa suara. Mereka melihat sudah ada kotak obat di atas meja. "Duduk!" Titah ayah David lagi. Kedua kembali menurut.

Ayah David duduk di depan Gelya, membuka kotak obat, mengambil beberapa kapas lalu menuangkan alkohol untuk membersihkan luka Gelya.

"Kenapa gak di patahin tangannya? Enak aja tuh bocah pirang berani-beraninya dia mukul anak ayah sampai begini," ucap ayah David.

Gelya mengerjapkan matanya beberapa kali. "Ayah gak marah?" Tanya Gelya dengan suara pelan.

"Ngapain marah?"

"Ayah tau?" Kini Diki mulai berani bersuara. Bukannya menjawab, ayah David malah balik bertanya.

"Siapa mba Risa?"

Gelya dan Diki saling tatap lalu menyengir. "Gak tau hehe," jawab mereka serempak.

"Dasar! Untung bunda udah tidur, kalau tau bakal ngamuk dia," ucap ayah David.

"Besok juga pasti bakal tau," cicit Diki.

"Besok ya urusan kalian lah."

"Ayah bantu bilang ke bunda dong, jangan sampai kita di omelin," pinta Gelya memohon. "Masa mukulin banyak orang berani, sama bunda sendiri gak berani," saut ayah David.

"Ayah," cicit keduanya membuat lelaki tua itu tertawa.

...🌱...

Jangan lupa vote, like, komen dan favoritkan pren:)

Terpopuler

Comments

🥨S! M@N!$🥨

🥨S! M@N!$🥨

hahaaaaa..... kocak bgt.. 🤣🤣🤣

2022-04-04

1

Linatrisnawati

Linatrisnawati

asik banget ceritanya😍semangat

2022-04-04

0

Nurhalimah Al Dwii Pratama

Nurhalimah Al Dwii Pratama

keren suka ceritanya

2022-03-07

0

lihat semua
Episodes
1 CHAPTER 1
2 CHAPTERS 2
3 CHAPTERS 3
4 CHAPTERS 4
5 CHAPTERS 5
6 CHAPTERS 6
7 CHAPTERS 7
8 CHAPTERS 8
9 CHAPTERS 9
10 CHAPTERS 10
11 CHAPTERS 11
12 CHAPTERS 12
13 CHAPTERS 13
14 CHAPTERS 14
15 CHAPTERS 15
16 CHAPTERS 16
17 CHAPTERS 17
18 CHAPTERS 18
19 CHAPTERS 19
20 CHAPTERS 20
21 CHAPTERS 21
22 CHAPTERS 22
23 CHAPTERS 23
24 CHAPTERS 24
25 CHAPTERS 25
26 CHAPTERS 26
27 CHAPTERS 27
28 CHAPTERS 28
29 CHAPTERS 29
30 Chapters 30
31 CHAPTERS 31
32 CHAPTERS 32
33 CHAPTERS 33
34 CHAPTERS 34
35 CHAPTERS 35
36 CHAPTERS 36
37 CHAPTERS 37
38 CHAPTERS 38
39 CHAPTERS 39
40 CHAPTERS 40
41 CHAPTERS 41
42 CHAPTERS 42
43 CHAPTERS 43
44 CHAPTERS 44
45 CHAPTERS 45
46 CHAPTERS 46
47 CHAPTERS 47
48 CHAPTERS 48
49 CHAPTERS 49
50 CHAPTERS 50
51 CHAPTERS 51
52 CHAPTERS 52
53 CHAPTERS 53
54 CHAPTERS 54
55 CHAPTERS 55
56 CHAPTERS 56
57 CHAPTERS 57
58 CHAPTERS 58
59 CHAPTERS 59
60 CHAPTERS 60
61 CHAPTERS 61
62 CHAPTERS 62
63 CHAPTERS 63
64 CHAPTERS 64
65 CHAPTERS 65
66 CHAPTERS 66
67 CHAPTERS 67
68 CHAPTERS 68
69 CHAPTERS 69
70 CHAPTERS 70
71 CHAPTERS 71
72 CHAPTERS 72
73 CHAPTERS 73
74 CHAPTERS 74
75 CHAPTERS 75
76 CHAPTERS 76
77 CHAPTERS 77
78 CHAPTERS 78
79 CHAPTERS 79
80 CHAPTERS 80
81 CHAPTERS 81
82 CHAPTERS 82
83 CHAPTERS 83
84 CHAPTERS 84
85 CHAPTERS 85
86 CHAPTERS 86
87 CHAPTERS 87
88 CHAPTERS 88
89 CHAPTERS 89
90 CHAPTERS 90
91 CHAPTERS 91
92 CHAPTERS 92
93 CHAPTERS 93
94 CHAPTERS 94
95 CHAPTERS 95
96 CHAPTERS 96
97 CHAPTERS 97
98 CHAPTERS 98
99 CHAPTERS 99
100 CHAPTERS 100
101 CHAPTERS 101
102 102
Episodes

Updated 102 Episodes

1
CHAPTER 1
2
CHAPTERS 2
3
CHAPTERS 3
4
CHAPTERS 4
5
CHAPTERS 5
6
CHAPTERS 6
7
CHAPTERS 7
8
CHAPTERS 8
9
CHAPTERS 9
10
CHAPTERS 10
11
CHAPTERS 11
12
CHAPTERS 12
13
CHAPTERS 13
14
CHAPTERS 14
15
CHAPTERS 15
16
CHAPTERS 16
17
CHAPTERS 17
18
CHAPTERS 18
19
CHAPTERS 19
20
CHAPTERS 20
21
CHAPTERS 21
22
CHAPTERS 22
23
CHAPTERS 23
24
CHAPTERS 24
25
CHAPTERS 25
26
CHAPTERS 26
27
CHAPTERS 27
28
CHAPTERS 28
29
CHAPTERS 29
30
Chapters 30
31
CHAPTERS 31
32
CHAPTERS 32
33
CHAPTERS 33
34
CHAPTERS 34
35
CHAPTERS 35
36
CHAPTERS 36
37
CHAPTERS 37
38
CHAPTERS 38
39
CHAPTERS 39
40
CHAPTERS 40
41
CHAPTERS 41
42
CHAPTERS 42
43
CHAPTERS 43
44
CHAPTERS 44
45
CHAPTERS 45
46
CHAPTERS 46
47
CHAPTERS 47
48
CHAPTERS 48
49
CHAPTERS 49
50
CHAPTERS 50
51
CHAPTERS 51
52
CHAPTERS 52
53
CHAPTERS 53
54
CHAPTERS 54
55
CHAPTERS 55
56
CHAPTERS 56
57
CHAPTERS 57
58
CHAPTERS 58
59
CHAPTERS 59
60
CHAPTERS 60
61
CHAPTERS 61
62
CHAPTERS 62
63
CHAPTERS 63
64
CHAPTERS 64
65
CHAPTERS 65
66
CHAPTERS 66
67
CHAPTERS 67
68
CHAPTERS 68
69
CHAPTERS 69
70
CHAPTERS 70
71
CHAPTERS 71
72
CHAPTERS 72
73
CHAPTERS 73
74
CHAPTERS 74
75
CHAPTERS 75
76
CHAPTERS 76
77
CHAPTERS 77
78
CHAPTERS 78
79
CHAPTERS 79
80
CHAPTERS 80
81
CHAPTERS 81
82
CHAPTERS 82
83
CHAPTERS 83
84
CHAPTERS 84
85
CHAPTERS 85
86
CHAPTERS 86
87
CHAPTERS 87
88
CHAPTERS 88
89
CHAPTERS 89
90
CHAPTERS 90
91
CHAPTERS 91
92
CHAPTERS 92
93
CHAPTERS 93
94
CHAPTERS 94
95
CHAPTERS 95
96
CHAPTERS 96
97
CHAPTERS 97
98
CHAPTERS 98
99
CHAPTERS 99
100
CHAPTERS 100
101
CHAPTERS 101
102
102

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!