Di sebuah rooftop terdapat empat orang remaja yang tengah bersantai. Entah kelasnya sedang jam kosong atau membolos, merekalah yang tahu.
"Gimana? Berapa orang yang sudah ngumpulin formulir?" Tanya sang ketua perkumpulan. Karta Angkasa namanya, lelaki tamoan bermata tajam dengan sifat dingin yang menjadi pangeran sekolah yang sangat di idamkan para kaum hawa. Jabatannya sebagai ketua gebg motor terkenal membuatnya di segani banyak orang. Terkenal kasar dan tak tanggung-tanggung menyakiti orang yang mencari masalah dengannya, namun sudah ada seseorang yang menjadi ratu di hati seorang Karta. Meski begitu, tak sedikit para cewek yang mencari perhatian padanya.
"Total 70 formulir. 47 cowok dan 23 cewek," jawab salah satu dari mereka. Noah Candra yang menjadi wakil ketua dari Karta, sifatnya lebih pendiam, tapi sekalinya bicara mampu mendiami lawan.
Karta melirik dua temannya yang sedang sibuk dengan cemilan yang mereka bawa. "Kevin sama Juna tolong bantu Noah milah formulir. Kaya biasa aja, yang masuk kategori langsung lolosin. Besok baru kita uji, yang cewek tolong di pilah benar-benar. Gue gak mau mereka gabung hanya untuk pamor menye-menye gak jelas."
Kedua temannya itu langsung mengangguk patuh. "BAIK BOS."
Geng motor yang dipimpin Karta memang tidak hanya berisi laki-laki saja. Ini karena dari pemimpin sebelumnya sudah merekrut anggota perempuan. Rakasa cukup terkenal dikalangan para pencinta motor apa lagi anak remaja. Berdiri sejak tahun 2015 dan bertahan sampai sekarang hingga berada di bawah kepemimpinan seorang Karta.
Geng motor ini bukanlah geng motor yang suka ugal-ugalan di jalan dan membahayakan keselamatan orang lain. Rakasa di bebtuk oleh orang-orang yang memiliki hobi dan solidaritas yabg sama, terkadang mereka juga melakukan kegiatan amal dengan mengunjungi panti asuhan atau panti jompo. Itulah salah satu alasan mereka juga merekrut anggota perempuan.
...🌱...
Berada di kediaman keluarga Pramudia, Gelya dan Diki sedang bermalas-malasan di kamar Diki.
"MAU MOTOR BARUUUU!' Diki berteriak sambil berguling-gulibg di kasurnya. Merasa frustasi karena tidak mendapatkan izin untuk membawa kendaraan sendiri dan tentu dia juga tidak bisa membeli kendaraan yang ia inginkan sendiri.
Gelya yang sedang bermain game online di ponselnya merasa terganggu. "Berisik," ketusnya.
Diki sudah seperti anak kecil yang tak diberi permen. "Beliin motor Ya," pintanya dengan mata berkaca-kaca. Namun tak dihiraukan. "Lya! Beliin motor."
Gelya tetap tidak menghiraukan Diki. Matanya tetap fokus ke layar ponselnya dengan jari jemari terus bermain menuntun hero yang dia pakai.
"Ck.. GELYAAA!"
"ANJING! Berisik banget sih lo. Tuh kan mati kan gue," rutuk Gelya saat hero dengan rambut kuning pirang yang diikat dua itu tergelak tak bernyawa di rerumputan. "Ya Allah neng Layla gue. Posisi lo jelek vanget itu tengkurep kaya kodok penyet," gumam Gelya menatap miris heronya. Apalagi melihat bahwa timnya kalah.
"Lyaaaa! Gue ngomong dari tadi gak lo dengerin. GUE MAU MOTORRRR." Diki tak henti-hentinya merengek membuat Lya kesal sendiri.
"Beli sendiri. Lo pikir gue anak Mark Z. banyak duitnya," sinis Lya kesal.
Diki kembali berguling-guling sampai kondisi kasurnya tak berbentuk lagi. "Huaaa haaaa huaa mau motorr."
Lya melempar bantal ke wajah Diki. "Diem monyet! Lo begini juga gak bakalan di kasih. Minta sama ayah sana," suruh Lya pada Diki.
"Hiks.. huaaaa haaa gak di kasih," jawab Diki.
"Dikii diem gak?"
Diki mengerucutkan bibirnya. "Kita kan udah daftar masuk Rakasa. Kalau gak punya motor bukan anak motor namanya."
Lya mendengus. Ingin sekali dia melempar manusia yang di hadapannya ini ke sungai Amazon. "Emang keterima?" Pertanyaan Lya mendiami Diki. "Emang di izinin sama bunda sama ayah ikut geng-gengan gitu?" Lelaki itu terlihat lebih frustasi lagi. "Gue laper. Cari makan yuk," ajak Lya.
"Emang bunda gak masak?" Tanya Diki.
"Pengen makan di luar," ujar Lya. "Sekalian jalan-jalan biar otak lo waras."
Diki mengikuti langkah Lya keluar. "Bundaa kita makan di luar gak papa kan? Lya pengen makan di warung komplek itu," ucap Lya meminta izin pada bunda Intan yang sedang menonton televisi.
Bunda Intan mengangguk. "Gak apa-apa, lagian ayah juga makan malam di rumah sakit, jadi bunda gak masak malam ini."
"Tapi bunda udah makan kan? Atau mau kita beliin juga?" Tanya Diki.
"Bunda sudah makan, tadi sore kan bunda masak," jawab bunda Intan.
Lya mengangguk lalu menyalami tangan kanan bunda Intan. "Ya udah kita keluar, assalamualaikum."
"Assalamualaikum," ucap Diki ikut menyalami bundanya.
"Waalaikumsalam, jangan pulang kemalaman."
Diki mengeluarkan sebuah sepeda dari garasi. "Coba lo bisa berubah jadi motor, pasti gue seneng. Suer deh! Ayo berubah dong," racau Diki pada sepadanya.
Lya menatap heran pada sepupunya itu. Bisa-bisanya dia berbicara pada benda mati dan berharap benda tersebut berubah jadi benda lain. "Sarap!"
Diki mengayuh sepedanya dengan kecepatan sedang sambil menikmati sejuknya angin malam. Lya mendongak ke langit, bintang bertaburan menambah keindahan malam ini.
"Berat banget sih lo," celetuk Diki yang langsung mendapat cubitan dari Lya.
"Gak sopan! Jangan sekali-kali menyinggung masalah berat badan sama perempuan," ujar Lya.
Diki menggerutu, pasalnya dia lelah harus mengayuh sepeda sedangkan gadis di belakangnya hanya duduk manis saja.
...🌱...
Setelah mengisi perut hingga merasa tak bisa bergerak dan berkeliling sebentar mencari angin. Lya dan Diki memutuskan untuk pulang. Namun, di pertengahan jalan mereka melihat seorang gadis tengah di kelilingi oleh beberapa lelaki. Lebih tepatnya sekelompok lelaki yang menggunakan jaket serupa.
Lya menepuk pundak Diki beberapa kali. "Dik liat tuh."
Diki yang sudah memberhentikan sepedanya menajamkan penglihatannya. "Wih.. itu kira-kira perlu di bantu gak?" Tanya Diki.
Lya memukul kepala sepupunya itu dengan kesal. "Ya iyalah di bantu bego! Liat tuh ceweknya ketakutan gitu," kesal Lya. Diki pun tampak berpikir.
"Tapi mereka ada banyak 1 5 7 10 11. 11 orang," ucap Diki pada angin, karena ternyata Lya sudah berjalan mendekati orang-orang tersebut. "Si anjing!" Umpat Diki lalu berlari menyusul.
"MBA RISAA NGAPAIN FISITU? MAMANYA UDAH NYARIIN DI RUMAH. AYO PULANG!" Teriak Lya membuat mereka semua menoleh.
Diki mengernyit heran. "Siapa mba Risa?" Bisik Diki bertanya.
"Mana gue tau," jawab Lya mengangkat bahunya acuh tak acuh.
"SIAPA LO? GAK USAH IKUT CAMPUR. MENDING LO BERDUA PERGI DARI SINI SELAGI GUE BAIK," ujar salah satu dari mereka. Lya menatap lelaki itu dengan pandangan aneh. Rambut pirang menyala, jaket yang berwarna merah dengan motor yang hijau menyala. Jamet batinnya.
...🌱...
Jangan lupa vote, like, komen dan favoritkan bestie.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Nurjanah Tamim
apaan sih arti nya JAMET toooor?
2022-04-08
0
Yoon Jihan
👍👍
2022-04-04
0
🥨S! M@N!$🥨
wiiiih.. kereeen.. 👍berasa di real bgt. pinter tuh si lya,, pura2 kenal sm si korban... 😂😂😂✌
2022-04-04
1