Tak jauh dari meja Karya dan teman-temannya terdengar suara keributan yang menyita perhatian mereka.
"BERANI LO SAMA GUE?" Teriak seorang gadis dengan wajah cantik namun terlihat sangat dewasa, Jessy namanya. Bibir yang dilapisi pewarna bibir dan mata lentik hasil mascara memperlihatkan bahwa gadis ini pasti kesekolah berdandan.
"Maaf gue gak sengaja, lagian lo yang nabrak gue," jawab seorang sisiwi yang berdiri di depan Jessy.
"Lo nyalahin gue?" Tanya Jessy bersedekap dada. Gadis yang ditanya hanya menatapnya malas.
"Iya. Karena emang lo yang salah."
Tangan Jessy terulur menyapa kulit wajah gadis itu.
PLAKK
Hening menyeliputi suasana kantin. Selurih pasang mata menatap ke arah keduanya, bahkan Karta sudah melihat kejadiannya sedari tadi.
"BALAS RIN!" Pekik seorang gadis yang berdiri tak jauh dari mereka. "Jangan mentang-mentang kita masih bocah dan dia tante-tante terus lo bisa diam aja kalau di giniin," tambahnya lagi.
"Lo siapa? Gak usah ikut campur."
"Gue temannya, kenapa? Gak suka?" Jawab gadis itu. Sedangkan gadis yang baru saja mendapatkan tamparan hanya menatapnya aneh, pasalnya dia sama sekali tidak kenal siapa gadis yang ada di sampingnya ini.
"Ta, dia yang nolongin aku semalam," ucap Tiara menunjuk kearah salah satu gadis. Mendengar ucapan Tiara membuat Karta dan teman-temannya memperhatikan gadis itu.
"Oh lo temennya? Bagus. Biar lo tau siapa gue, gue kaish pleajaran lo sekalian," jawab Jessy.
"Gak perlu! Udah pintar gue."
"Gelya lo salah berurusan sama gue," ucap Jessy yang membaca name tag Gelya.
"Kalau gue yang ngomong lo salah berurusan sama gue, gimana?" Balas Gelua menantang. Jessy marah, dia mencoba menampar Lya namun sia-sia karena Lya lebih dulu mencekal tangan gadis itu.
"Tampar!" Perintah Lya pada gadis di sampingnya.
Gadis bernama Mira itu mengernyit. "Hah," beo Mira membuat Lya berdecih.
"Ck.. lama lo."
PLAKK
Seluruh murid yang ada disana menahan nafas, ini pertama kalinya ada yang membalas perbuatan dari Jessy. Karena gadis itu terkenal akan sifat yang seenaknya dan suka membully. Apalagi dia salah satu anggota Rakasa membuatnya besar kepala.
"Lo berani nampar gue?!" Tanya Jessy geram.
Lya semakin menguatkan mencengkram pergelangan tangan Jessy membuat gadis itu meringis. "Gue gak pernah takut sama siapapun. Cewek tukang bully kayak lo pantas dimusnahin. Jangan gara-gara lo anggoya geng besar disekolah ini, terus lo bisa sesuka hati ngebully orang. Sifat sama penampilan lo ini jauh dari kata anak berpendidikan," ujar Lya lalu ia dengan kasar menghempaskan tangan Jessy sampai dia mengadu kesakitan.
BUGH
Jessy memukul Gelya, keadaan semakin panas. Gelya yang mendapat serangan tiba-tiba itupun tak tinggal diam.
BUGH
Dengan sekali pukulan Jessy langsung jatih pingsan.
Mereka yang ada disana menganga tak percaya, teman-teman Jessy berteriak histeris. Sedanhkan Lya hanya menatap tubuh lemah Jessy. "Kalau tau lemah, gak usah banyak gaya," desis Lya. "Heran gue, kok ada tante-tante yang sekolah disini."
"ADA APA INI?" Teriak seorang guru yang datang. Gelya mendengus kasar, dia bosan jika harus bertemu dengan guru ini. "Ya ampun, cepat bawa ke UKS," tambahnya melihat kondisi Jessy. Teman-teman Jessy membopong tubuh Jessy menjauh dari kerumunan.
"GELYA RAWANGSA. KAMU LAGI KAMU LAGI BOSAN SAYA LIHAT TINGKAH KAMU," teriak pak Burhan selaku guru BK di sekolah ini.
"Bapak lagi bapak lagi, bosan saya ketemu bapak terus," balas Lya yang langsung mendapat jeweran di telinganya.
"AAARRGHHH PAK SAKIT ASTAGFIRULLAH, YA ALLAH KDRT NI PAK," teriak Lya kesakitan berusaha melepaskan diri.
"Kamu apakan Jessy?" Tanya pak Burhan.
"Saya pukul pak."
"Kamu ini benar-benar ketelaluan."
"Ya elah pak, dianya aja yang lemah. Baru juga sekali pukul udah pingsan, gayanya sok berkuasa suka ngebully orang," ujar Lya membela diri.
"Saya sudah muak dengan tingkah kamu Gelya, dari pada berdebat tidak jelas. Sekarang kamu pilih mau hormat vendera atau bersihkan toilet lantai satu."
"Pulang aja bisa gak pak?" Tanya Lya menawar membuatnya kembali mendapat jeweran.
"Arrggg iya iya pak. Astagfirullah, belum jadi istri bapak aja bapak udah kdrt begini apalagi kalau- AARGGGHHH IYA IYAA AMPUN PAK," ujar Lya teriak dia akhir kalimatnya karena mendapat jeweran keras dari pak Burhan. Gelya langsung melarikan diri ke arah lapangan meninggalkan pak Burhan yang beristigfar dan seluruh murid yang tertawa.
"Sabar pak, orang sabar di sayang Allah. Bapak mau cepat-cepat ketemu Allah gak?" Tanya Diki yang langsung berlari menjauh sebelum mendapat tendangan bebas dari pak Burhan.
"Gila sih tuh cewek bar-bar banget," celetuk Juna yang baru saja menghentikan tawanya.
"Langganan pak Burhan," ujar Elang.
"Gue akuin tuh cewek keren," tambah Kevin. "Cantik woy! Gue gebet ah," ucap Kevin lagi yang langsung mendapat jitakan dari Juna.
"Gila lo! Biar gue aja."
"Jadi dia yang nolongin lo Ra?" Tanya Noah pada Tiara.
Tiara mengangguk. "Iya! Gak nyangka ternyata dia sekolah disini. Ngeliat bagaimana dia yang semalam dan yang tadi, gue yakin seratus persen."
"Dia lolos seleksi awal Rakasa," ujar Noah bersuara lagi.
"Serius?" Tanya Juna yang diangguki Noah. "Widihhh calon-calon nih."
Tiara beranjak dari duduknya membuat Karta mengikutinya. "Mau kemana?" Tanya Karta. "Mau ngasih minuman ke dia," jawab Tiara keluar dari kantin diikuti Dara, Karta dan teman-temannya.
Saat sampai di lapangan, senyum Tiara mengembang. Apalagi dia juga mendapati Diki disana.
"Lo ngapain disini sih bego? Panas ini," tanya Gelya pada Diki.
"Nemenin lo lah," jawab Diki yang berjongkok memainkan batu kecil yang dia dapat sedangkan Lya tengah berdiri menghadap tiang bendera.
"Heran gue, semua orang lo bilang kenal," ujar Diki heran. Gadis yang disampingnya ini senang sekali mengakui orang yang tidak dia kenal sebagai kenalannya.
"Hai," sapa Tiara pada keduanya. Dengan cepat Diki berdiri dengan senyum manis.
"Eh mba Risa, sekolah disini juga ternyata," balas Lya menyapa.
"Eh ketemu mba Risa lagi, makin cantik aja," sapa Diki yang langsung mendapat tatapan tajam dari Karta. Bahkan Lya dan Diki tidak mwnyadari bahwa ada inti Rakasa disini.
Tiara menyodorkan sebotol air mineral pada Lya. "Nih minum buat kamu, ucapan terima kasih buat semalam."
Lya terkekeh menerima air itu. "Masih ingat aja mba Risa. Saya aja udah lupa."
Tiara tertawa. "Btw, nama aku Tiara bukan Risa."
Diki langsung menjawab dengan semnagat. "Saya Diki mba Tiara, salam kenal ya hehe."
Tiara menjabat tangan Diki sebentar. Diki langsung melompat kesenangan mengabaikan tatapan tajam dari Karta.
"Saya Gelya mba, panggil Lya aja."
Tiara mengangguk. "Jangan panggil mba dong. Keliatan tua bangey, kita cuma beda setahun doang," ujanya.
"Panggilan khusus dari kita mba," serobot Diki.
Karta yang sedari tadi diam pun mulai mengangkat suara. "Makasi karena kalian udah nolongin Tiara, pacar gue," ucap Karta sengaja menekan kata pacar sambil menatap Diki tajam. Diki yang mendengarnya pun terdiam. Pupus harapannya untuk mendekati Tiara.
Sedangkan Lya sudah tertawa terbahak-bahak. "Dasar kuda!" Ucapnya mengusap wajah Diki.
"Saya pikir masih jomblo, gak jadi deh ngajak pdkt, pawangnya bahaya," cicit Diki mengundang tawa Lya. Tiara bahkan teman-temannya Karta sedari tadi hanya menyimak. Sedangkan Karta, dia menatap Diki datar.
"Balik sekolah jangan sampai terlambat, gue gak suka orang yang gak tepat waktu," ujar Karta lalu menarik tangan Tiara pergi dari sana.
"Gie cuman mau bilang. Tadi lo keren," ujar Juna pada Lya lalu berjalan menyusul Karta. Kevin hanya mengacungkan jempolnya sembari tersenyum.
...🌱...
Jangan lupa vote, like, komen dan favoritkan pren:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Nurjanah Tamim
keren keren...tor
aku udah emak emak tor.. anak ku lima
tp aku suka karya mu
bikin senyum senyum sendiri
2022-04-08
0
🥨S! M@N!$🥨
🤣🤣🤣🤣🤣.... bener2 bikin kocok perut nihh...
2022-04-04
1
Nurhalimah Al Dwii Pratama
keren suka suka up yg banyak gpp safira lama up juga yg penting ini
2022-03-07
0