BUKAN GADIS POLOS

Andez masih terus menggandeng tangan Claudia menuju ke saung di tengah sawah. Hanya ada kegelapam di sekeliling mereka dan Claudia benar-benar tak tahu Andez mau berbuat apa.

"Kita mau apa di tempat gelap begini, Andez?" Claudia akhirnya tak tahan untuk tak bertanya.

"Cari angin," jawab Andez yang masih terus melangkah dengan hati-hati.

"Awas, ada parit kecil!" Andez memberitahu Claudia agar tak terperosok ke dalam parit kecil yang mereka lewati. Untunglah sudah dia hari ini belum hujan. Jadi jalan di tengah sawah ini tidak dalam kondisi licin.

Lagipula, untuk apa orang ke sawah malam-malam?

Mau mesum?

Kenapa tidak sewa kamar hotel saja?

Claudia sebenarnya juga tak keberatan juga bercinta dengan Andez, jika pria itu memang menginginkannya. Sudah satu pekan lebih Claudia belum bercinta. Mau melakukannya sendiri juga mustahil mengingat setiap malam Claudia selalu tidur bersama Ibu Ayana.

Ck!

Dasar pikiran mesum.

Claudia tidak tahu kenapa dirinya yang seorang wanita punya pikiran mesum seperti pria begini.

Semua karena teman-teman brengsek Claudia serta seorang pria brengsek asing yang membuat Claudia kehilangan kepolosannya sebagai seorang gadis.

"Aku tak akan melakukannya jika kau masih virgin," ucap Matthew di sela-sela pagutannya bersama Claudia, sesaat setelah acara pertunangan mereka. Dua insan itu sedang duduk dan minum berdua di apartemen Matthew.

"Aku sudah pernah melakukannya sebelumnya," jawab Claudia santai sebelum wanita itu meneguk minuman di gelasnya.

"Jadi, kau seorang player?" Tebak Matthew yang langsung membuat Claudia menatap tidak senang pada pria itu.

"Aku hanya melakukannya dengan satu pria dan bukan gadis murahan yang suka bergonta-ganti pasangan. Jadi jangan samakan aku dengan kau itu yang seorang cassanova!" Tegas Claudia seraya menuding ke arah Matthew.

"Aku juga hanya melakukannya pada wanita yang benar-benar bersih dan bukan sembarang j*lang! Lagipula, aku melakukannya karena kebutuhan saja," sergah Matthew mencari pembelaan.

Matthew mengambil botol berisi minuman, lalu menenggak isinya tanpa menuangnya ke dalam gelas.

"Dan aku juga selalu memakai pengaman," lanjut Matthew lagi sebelum pria itu kembali menenggak minuman di dalam botol hingga tandas tak bersisa. Matthew lanjut menanggalkan kemeja putih yang membalut tubuh athletisnya, sebelum kemudia pria itu mendekat ke arah Claudia dan melanjutkan pagutan mereka tadi.

"Aduh!" Kaki Claudia tak sengaja terperosok ke sebuah lubang dan wanita itu nyaris jatuh sebelum akhirnya Andez menahan tubuhnya dengan sigap.

"Sudah kubilang ada lubang, dan perhatikan langkahmu."

"Apa kau melamun?" Omel Andez yang ternyata bisa cerewet juga. Padahal sejak pertemuan awal mereka, Claudia selalu mengira Andez ini adalah pria yang irit bicara.

"Ck! Kau tidak membawa senter. Bagaimana aku bisa melihat?" Claudia ganti mengomel pada Andez.

"Iya, maaf! Kita sudah sampai." Andez mengajak Claudia untuk duduk di dalam saung di tengah sawah yang gelap gulita. Hanya terdengar suara jangkrik dan gangsir di sekitar mereka, serta kerlap kerlip lampu rumah warga di kejauhan.

"Jadi?" Claudia kembali buka suara.

"Kau sudah punya pacar?" Tanya Andez to the point.

Tak ada sedikitpun basa-basi! Dasar aneh!

"Belum aku rasa," jawab Claudia sedikit bingung.

"Maksudnya?" Andez ikut-ikutan bingung sekarang.

"Baiklah, aku belum punya pacar!" Claudia mengulangi jawabannya.

'Kalau tunangan aku punya' lanjut Claudia dalam hati.

Eh, tapi sekarang Claudia adalah Melody, jadi anggap saja Claudia belum punya pacar atau tunangan. Jika nanti Andez mengajak Claudia berciuman atau melakukan hal lain, anggap saja itu sebuah bonus.

Lagipula, wanita mana yang menolak bercinta dengan pria se-hot Andez. Meskipun hanya sekedar one stand night.

"Aku boleh menciummu berarti?" Tanya Andez lagi to the point. Sepertinya priabdi depan Claudia itu memang tak bisa berbasa-basi.

"Apa katamu barusan? Kau pikir aku gadis murahan?" Claudia sok jual mahal. Meskipun hatinya sudah sangat ingin merasakan sentuhan bibir Andez.

Eh!

Ayolah! Claudia wanita normal dan punya kebutuhan. Sekedar ciuman di bibir juga sudah cukup. Karena Claudia juga tak mau bercinta sambil donor darah di tengah saung sawah begini. Nyamuknya merajalela!

Andez tertawa renyah.

"Baiklah! Aku hanya bercanda!" Ujar Andez seraya mengalungkan lengannya di pundak Claudia. Pria itu sedikit membenarkan kacamata persegi yang membingkai wajahnya.

"Jadi, kau tadi mengajakku kesini hanya mau menanyakan hal itu?" Tanya Claudia yang tak tahu lenapa malah menyamankan kepalanya untuk bersandar di dada bidang milik Andez.

"Ya, kenapa memang? Kau kecewa? Atau kau mengharapkan hal lain?" Cecar Andez seolah sedang meledek Claudia.

Ck!

"Sama sekali tidak-" Kalimat Claudia terpotong saat wanita itu merasakan sesuatu yang bergetar dari dalam saki celana Andez.

"Maaf, sebentar. Sepertinya ada yang telepon," Andez mengeluarkan ponsel dari saku celananya lalu melihat ke layarnya.

"Aku angkat telepon dulu," pamit Andez seraya melepaskan rangkulannya pada Claudia dan sedikit menjauh.

"Halo, Bos!"

Claudia masih bisa mendengar samar-samar suara Andez yang masih berbicara dengan seseorang di telepon yang Andez panggil Bos. Mungkin memang bosnya.

"Kapan kau akan pulang?"

"Setelah tugasku selesai."

"Tugas apa maksudnya? Pekerjaanmu disana sudah selesai satuboekan yang lalu dan kau malah tetap betada disana tak tahu sedang berbuat apa?"

Bos Andez mengomel di seberang telepon.

"Aku sedang mengejar cintaku, Bos!" Andez berbicara dengan sedikit berbisik.

"Ck! Kau bukan remaja kemarin sore, Aaron Hernandez! Pulang sekarang karena aku punya pekerjaan untukmu!"

"Kirimkan saja via email!"

"Pekerjaannya tidak bisa dikirimkan via email! Kau harus menggantikan aku ke acara perusahaan! Aku sedang tak bisa pergi karena kau tahu sendiri aku masih mual-mual!"

"Mungkin kau bisa coba bercinta dengan ibu dari calon anakmu, Bos! Mungkin saja setelahnya mualmu akan langsung hilang."

"Brengsek, kau! Aku potong gajimu!"

"Pulang sekarang juga, Aaron Hernandez!" Teriak Dean dari ujung telepon hingga Andez alias Aaron harus menjauhkan ponselnya dari telinga.

Dasar Dean gila!

Tuut tuut!

Telepon sudah ditutup sepihak oleh bos Aaron yang belakangan ini sedikit baperan itu.

Aaron alias Andez kembali menghampiri Claudia yang masih berada di tempatnya semula.

"Sudah selesai?" Tanya Claudia yang tangannya sudah bersedekap divdepan dada.

"Ya! Mau pulang sekarang?" Tanya Aaron seraya mendekatkan wajahnya ke wajah Claudia yang hanya diam.

Aaron semakin memangkas jarak di antara dirinya dan Claudia dan wanita di depannya tersebut tak sedikitpun melakukan penolakan saat Aaron sudah mendaratkan bibirku di atas bibir Claudia.

Rasanya begitu lembut...

Aaron mencecap dengan lembut dan perlahan bibir Claudia, saat tiba-tiba dari kejauhan terlihat cahaya senter yang menyorot acak ke arah Claudia dan Aaron.

"Woy! Sedang apa kalian di sana!

.

.

.

Kena grebek 😆😆

Terima kasih yang sudah mampir.

Jangan lupa like biar othornya bahagia.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

JGN2 SI ANDEZ INI AARON HERNANDEZ YG NYAMAR JDI SPUPUNYA BAGUS

2023-05-20

0

Fitri Garut

Fitri Garut

Dean siapa sich??

2022-12-01

0

SOO🍒

SOO🍒

inget surti ma tejo maen di pematang sawah 🤭🤭🤭

2022-07-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!