Claudia menyeret kopernya keluar dari bandara. Liburan tanpa asisten ternyata cukup melelahkan karena Claudia harus melakukan semuanya sendiri dan tak ada yang bisa ia suruh-suruh seperti saat di rumah Papa.
"Mau kemana, Nona?" Tanya seorang pria yang tiba-tiba menghampiri Claudia.
"Ke hotel dekat sini," jawab Claudia seraya mengeluarkan dompetnya dari dalam tas untuk mencari voucher hotel yang sudah ia booking. Claudia baru saja membuka ritsleting dompet, saat tiba-tiba pria yang tadi menghampirinya sidah menyambar dompet Claudia, lalu kabur dalam hitungan detik.
Sementara Claudia hanya diam seolah otaknya sedang nge-lag selama beberapa detik, sebelum kemudian wanita itu berteriak,
"Copet!"
"Jambret!"
"Perampok!"
Claudia terus berteriak hingga mengundang perhatian beberapa orang.
"Ada apa, Mbak?"
"Dompet saya dicopet, Pak! Uang saya di dompet semua!" Claudia berteriak pada bapak-bapak paruh baya yang menanyainya.
"Iya copetnya lari kemana?" Tanya bapak-bapak berkaus abu-abu tersebut.
"Lari kemana?" Claudia merasa bingung dan sepertinya lupa copet tadi berlari ke arah kanan atau kiri. Claudia terlalu shock tadi.
"Iya lari kemana, Mbak? Kok malah balik tanya?"
"Saya tidak lihat, Pak! Pokoknya copetnya pakai jaket hitam," jawab Claudia bingung.
"Yang pakai jaket hitam banyak, Mbak! Ciri-ciri lain bagaiamana?"
"Saya tak ingat," jawab Claudia yang langsung berhadiah sorakan dari orang-orang yang mengerubunginya.
"Mbaknya mengada-ada mungkin!"
"Bubar! Bubar!"
Orang-orang akhirnya membubarkan diri dan tak mengerubungi Claudia lagi.
"Pak! Pak! Bantuin cari dompet saya!"teriak Claudia pada orang-orang yang hanya mengabaikannya.
Claudia hanya bisa mendengus frustasi sekarang. Wanita itu duduk di deretan kursi tunggu dan merasa bingung harus bagaimana. Voucher hotel raib, uang dan identitas diri juga ikut raib. Ponsel tidak bawa. Hanya ada setumpuk baju di dalam koper Claudia sekarang.
Lalu bagaimana Claudia akan pulang atau menghubungi Sam?
Ck!
Kenapa semuanya malah jadi rumit begini?
"Mbak Mel!" Sapa seorang pria yang tiba-tiba menghampiri Claudia.
Siapa Mbak Mel? Apa ada orang lain yang duduk di dekat Claudia dan bernama Mbak Mel?
"Mbak ngapain disini?" Pria itu sudah meraih lengan Claudia dengan berani.
"Eh! Jangan pegang-pegang kamu!" Gertak Claudia galak pada pria berkaus hitam tersebut.
"Mbak Mel kemana saja? Budhe Aya nyariin Mbak Mel sampai kebingungan," ucap pria itu lagi yang langsung membuat Claudia mengernyit.
"Eh, jangan sembarangan kamu, ya! Aku Claudia! Bukan Mbak Mel!"
"Lagian, Mbak Mel siapa, aku juga nggak kenal!" Cerocos Claudia yang terus menyentak tangan pria yang tak berhenti memanggilnya Mbak Mel, Mbak Mel itu!
"Mbak amnesia?" Tanya pemuda itu lagi.
"Nggak! Aku itu nggak amnesia! Aku masih ingat namaku itu Claudia!" Sungut Claudia kesal.
"Sejak kapan nama Mbak Mel jadi Claudia? Dari dulu namanya mbak kan Melody!"
"Ayo Bagus antar pulang, Mbak!" Pemuda bernama Bagus itu tiba-tiba sudah menarik tangan Claudia.
"Hei! Lepaskan aku! Aku bukan Mbak Mel! Aku Claudia!" Teriak Claudia meronta-ronta.
"Udah menghalunya, Mbak! Ayo pulang sekarang!" Bagus terus menarik tangan Claudia dan membawanya ke sebuah mobil pick up tua.
Apalagi sekarang?
"Kita mau kemana?" Tanya Claudia seraya bersedekap.
"Pulang ke rumah, to, Mbak!" Jawab Bagus sebelum melajukan pick up tuanya meninggalkan kawasan airport. Bahkan suara mesin dari mobil terdengar begitu berisik dan mengganggu indera pendengaran Claudia.
Seberapa tua mobil ini?
"Budhe ada di rumah sejak kemarin, Mbak! Karena Pakdhe ngamuk dan ngrusak rumah dua hari yang lalu."
"Budhe udah mikir kemana-mana dan takut kalau Mbak Mel diapa-apain sama Pakdhe," Bagus mulai bercerita pada Claudia.
"Pakdhe itu suaminya Budhe?" Tanya Claudia bingung.
"Yaiyalah! Bapak tirinya Mbak Mel! Mosok udah lupa?" Bagus geleng-geleng kepala dan berdecak heran.
"Jadinya dua hari lalu, Mbak Mel nggak diapa-apain sama Pakdhe, kan? Mbak Mel sembunyi dimana dua hari ini? Kenapa nggak kabur ke rumah Bagus saja, sih kalau memang Mbak Mel mau diapa-apain sama Pakdhe?" Cecar Bagus panjang lebar yang mendadak membuat Claudia sakit kepala.
Tapi Claudia juga mendadak jadi penasaran tentang masalah yang dihadapi oleh Mbak Mel Mbak Mel ini. Dan kenapa juga Bagus bisa mengira kalau Claudia adalah Mbak Mel? Apa wajah Claudia dan Mbak Mel sama persis?
"Mbak! Kok malah melamun?" Teguran dari Bagus langsung membuat lamunan Claudia menjadi buyar.
"Eh, iya! Kamu tanya apa tadi?" Tanya Claudia sedikit tergagap.
"Mbak diapain sama Pakdhe Seno dua hari kemarin, sampai Mbak kabur?" Bagus mengulangi pertanyaannya.
"Pakdhe Seno nyakitin Mbak Mel?" Tanya Bagus lagi.
"Nggak, kok! Ini aku masih hidup," jawab Claudia seraya mengendikkan bahu. Padahal Claudia sendiri juga tak tahu Mbak Mel itu diapakan sama Pakdhe Seno sampai dia kabur.
"Tapi ada yang bilang, kalau Mbak Mel sempat berteriak-teriak minta tolong malam itu," ujar Bagus meragukan jawaban Claudia.
"Iya...."
"Malam itu Pakdhe Seno pulang mabuk dan aku hampir diperkosa. Makanya aku kabur dari rumah," jawab Claudia mengarang indah. Biasanya di sinetron-sinetron kasusnya kan memang seperti itu. Anak tiri hampir diperkosa bapak tiri pas rumah sepi, trus si anak tiri kabur dari rumah, ketabrak becak, kecebur got, amnesia, ditemuin CEO ganteng, trus dijadiin istri.
Ya ampun!
Sepertinya Claudia terlalu banyak membaca skrip sinetron sampai menghalu begini.
Tapi biarlah! Claudia sedikit mengarang indah kali ini. Daripada Claudia menjadi gelandangan karena dompet dan uangnya hilang, lebih baik Claudia berpura-pura menjadi Mbak Mel saja sampai Mbak Mel yang asli pulang.
"Kita akan kemana, Gus?" Tanya Claudia selanjutnya pada Bagus yang sudah fokus mengemudi.
"Pulang ke rumah Bagus, Mbak! Budhe nginep disana beberapa hari ini gara-gara Mbak Mel kabur."
"Budhe jadi banyak pikiran dan sakit." Jelas Bagus yang hanya membuat Claudia mengangguk.
Budhe yang dimaksud Bagus itu berarti ibunya Mbak Mel, kan?
Claudia harus memanggilnya Ibu berarti.
Baiklah!
Ini mudah saja!
.
.
.
Tukar posisi 🤭
Terima kasih yang sudah mampir.
Jangan lupa like biar othornya bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
JADI KYK THALITA & THALIA..
2023-05-20
0
Sulaiman Efendy
PAS PULA JAWABAN YG DIBERIKAN CLAU DGN KJADIAN YG HMPIR MNIMPA MELODY
2023-05-20
0
Sulaiman Efendy
KAYAK CRITA THALITA YG JUGA KCOPETAN, SEMUA IDENTITASNYA TRBAWA COPET, LUCUNYA DIBANDARA KOQ ADA COPET, KLO DI TERMINAL BIS, KERETA DN PELABUHAN LAUT, WAJAR BNYAK COPET.. KLO DI BANDARA, MUSTAZAB BENAR, APALAGI DI BANDARA SOETTA DN JUANDA.. JGNKN DI BANDARA BESAR GITU, DI BANDARA SUPADIO KALIMANTAN BARAT, KOTA KU,, COPET INGIN BRAKSI SAMA SAJA CARI MATI.. PASKHAS AU DIMANA2, BLM LGI SATPAM ANGKASA PURA, DN POLAIRUD KP3U.. MKANYA MUSTAHIL BANGET..
2023-05-20
0