Mendadak Jadi Nona Muda
Di sebuah apartemen mewah di pusat kota metropolitan.
Dua tubuh yang tak terbalut sehelai benangpun, masih bergerak seirama mengabaikan hingar bingar jalanan kota yang masih padat merayap di bawah gedung apartemen. Dua tubuh itu kini sudah dipenuhi oleh peluh. Racauan serta rintihan dari bibir kedua insan yang tengah memadu kasih tersebut terus saja menggema ke setiap sudut apartemen yang sepi.
"Aku hampir..." sang pria mengerang dan melesakkan miliknya semakin dalam ke dalam milik si wanita.
"Teriakkan namaku, Clau!" Titah sang pria lagi.
"Ooouuuh. Matthew!" Teriak sang wanita yang juga sama-sama mencapai pelepasannya. Dua tubuh itu kini sama-sama terengah dan saling memeluk.
"Permainanmu luar biasa, Clau!" Puji Matthew yang tubuhnya sudah berguling dan mendekap Claudia dari arah belakang. Sementara Claudia hanya tersenyum tipis dan raut wajahnya terlihat datar seolah pergelutannya bersama Matthew barusan tak meninggalkan kesan apapun di hatinya.
Claudia dan Matthew sama-sama punya kebutuhan, itulah alasan ia sering bercinta bersama pria ini. Dan satu hal lagi, Claudia dan Matthew memang sudah bertunangan dan akan menikah beberapa minggu lagi. Jadi itu alasan lain juga. Meskipun sebenarnya pernikahan ini di luar kemauan Claudia, dan hanya sebatas pernikahan bisnis saja. Claudia terpaksa menurutinya demi menyenangkan hati sang Papi yang kini sudah mulai sakit-sakitan, Harun Setyawan.
****
Di sebuah desa di pinggir jalan antar provinsi,
Melody mengayuh sepeda anginnya menyusuri jalan beton di tengah desanya.
"Maaf, Melody!"
Permintaan maaf dari Irwan kembali berkelebat di benak Melody.
"Ini apa, Ir?" Tanya Melody bingung. Gadis itu menatap pada kartu jndangan yang tiba-tiba disodorkan oleh Irwan.
"Undangan pernikahanku bersama anaknya Pak Kades," jawab Irwan seraya menundukkan wajahnya.
"Pernikahan? Tapi bukankah katamu kita akan menikah-" suara Melody tercekat di tenggorokan, dan hatinya mendadak terasa perih seperti diiris sembilu. Irwan, kekasih Melody akan menikah dengan anak Pak Kades.
"Maaf, Melody! Hubungan kita cukup sampai disini."
"Kita tak bisa menikah!"
Melody kembali menyeka airmata yang meluncur turun di kedua pipinya. Gadis itu masih terus mengayuh sepedanya, saat tiba-tiba sepeda angin tersebut mendadak oleng dan membuat Melody jatuh terjerembab ke atas jalan yang keras.
"Aduh!" Melody mengaduh dan merasakan nyeri di sekujur tubuhnya sama seperti hatinya yang kini terluka, karena pria yang sidah bertahun-tahun menjadi kekasihnya, malah menikah dengan gadis lain, entah apa alasannya.
Melody yang masih terduduk di jalanan yang sepi kini menangis tergugu. Sorot lampu sebuah mobil yang datang dari kejauhan segera membuat Melody bangkit berdiri, dan mengambil sepedanya yang sudah rusak. Melody terpaksa menuntun sepeda anginnya tersebut menuju ke rumahnya yang hanya tinggal berjarak empat ratus meter. Gadis itu masih sesenggukan menahan perih di hatinya yang kini terluka dalam.
****
Melody meletakkan sepedanya di teras rumahnya, sebelum kemudian gadis itu kembali meringis, menahan perih di sekujur tubuhnya karena tadi terjatuh di atas jalanan beton. Dalam keremangan lampu teras, Melody memeriksa luka di tangan dan lututnya yang ternyata cukup serius hingga berdarah.
Dengan langkah terpincang, Melody memilih untuk masuk ke dalam rumah dan segera mengobati lukanya.
"Aduh!" Ringis Melody saat tangannya mulai menyeka luka di lutut dan siku kirinya dengan air bersih. Melody harus membersihkannya sebelum mengoleskan obat agar tak terjadi infeksi.
Brak!
Suara pintu depan yang dibuka secara kasar, membuat Melody terlonjak dari tempatnya. Aroma alkohol langsung menguar memenuhi rumah sederhana Melody yang hanya berukuran 5x10 meter.
Melody tentu langsung tahu siapa yang pulang ke rumah malam ini.
Sial sekali!
Mana Bu Ayana yang merupakan ibu kandung Melody sedang tak berada di rumah. Dan sekarang, bapak tiri Melody itu malah pulang dalam keadaan mabuk.
"Aya! Kau dimana?" Teriak Pak Seno seraya membanting barang di dekatnya.
"Melody!" Gertak Pak Seno pada Melody yang sedang menyeret kakinya menuju ke kamar.
"Melody! Dimana ibu kamu?" Teriak Pak Seno lagi yang hanya diabaikan oleh Melody. Gadis itu hampir mencapai kamarnya, saat kemudian Pak Seno menarik lengan Melody dan membanting tubuh kurus itu ke atas lantai.
"Kalau Bapak tanya itu dijawab! Bukan malah kabur!" Bentak Pak Seno pada Melody.
"Melody tidak tahu ibu kemana. Mungkin masih di rumah tetangga mencuci baju," jawab Melody akhirnya tanpa berani menatap pada bapak tirinya yang doyan mabuk-mabukan dan biasanya jarang pulang ini.Kalau pulang juga hanya bikin onar!
Melody masih duduk di lantai rumah saat tiba-tiba Pak Seno mengarahkan pandangannya ke arah rok Melody yang sedikit tersingkap.
Sial!
Pria tua itu mengusap bibirnya sendiri dan menatap penuh nafsu ke arah Melody.
Dasar brengsek!
Melody membenarkan roknya dengan cepat dan segera bangkit berdiri. Gadis itu baru saja akan kabur, saat Pak Seno tiba-tiba sudah kembali mendorongnya hingga tersungkur.
"Mau kemana kamu?" Pak Seno menindih tubuh Melody dan gadis itu segera berontak sambil tak berhenti memukul-mukul sang bapak tiri dengan membabi buta.
"Lepas!"
"To-" Melody hanpir berteriak, namun bibirnya dengan cepat dibekap oleh bapak tirinya yang cab*l itu.
Melody tak berhenti berontak dan meronta. Gadis itu terus memukul-mukul sang bapak tiri yang berusaha untuk memperkosanya.
"Diam, kau!" Bentak Pak Seno galak. Namun Melody tak peduli dan terus melawan. Hingga kemudian Melody menendang tepat di pangkal paha Pak Seno.
"Dasar anak setan!" Umpat Pak Seno pada Melody yang bergegas bangkit berdiri.
Melody hampir mencapai pintu depan, saat kemudian kakinya kembali ditarik oleh Pak Seno dan gadis itu kembali jatuh terjerembab.
"Tolong!" Teriak Melody ketakutan.
"Tolong!"
Melody meraih benda apapun yang terjatih dari atas meja yang bisa ia raih untuk pertahanan diri. Sebuah pajangan yang lumayan keras berada di tangan Melody sekarang.
"Kau mau kema-"
Bugh!
Melody menghantamkan dengan keras benda di tangannya tadi ke kepala Pak Seno hingga mengucurkan darah segar.
"Dasar anak keparat!" Umpat Pak Seno yang masih tersungkur di lantai. Pria tua itu hendak bangkit berdiri, namun sedikit kepayahan karena pukulan Melody tadi ditambah ia yang memang masih dibawah pengaruh alkohol.
Melody tentu saja tak melewatkan kesempatan tersebut dan segera meraih gagang pintu depan dan membukanya,lali menyelinap keluar.
"Melody! Berhenti kamj anak sialan!" Pak Seno tak berhenti berteriak pada Melody dan mengumpati gadis itu.
"Melody!" Teriak Pak Seno lagi yang rupanya sudah berhasil bangun dan mengejar Melody yang terus berlari meskipun sedikit terpincang.
Rumah Melody yang berada di bawah jalan utama antar provinsi,membiat Melody melarikan diri ke jalan besar di atasnya. Kebetulan ada sebuah bus yang berhenti dan Melody tanpa pikir panjang langsung menyelinap ke dalam bus agar bisa kabur sekaligus bersembunyi dari bapak tirinya yang jahat.
Suasana di dalam bus yang gelap,membuat Melody dengan mudah menyelinap masuk dan bersembunyi di kursi nomor dua dari belakang. Melody meringkuk ketakutan seraya memeluk kedua lututnya, bersamaan dengan bis yang tiba-tiba sudah melaju pergi.
Apa?
Bus ini akan menuju kemana?
.
.
.
Halo!
Ketemu lagi di judul baru.
Disini adalah kisah tentang Melody, Claudia, Aaron, dan Matthew.
Rada ruwet, ya!
Konfliknya aku rewrite saja dari cerbung lama yang pernah aku tulis jaman SMK dulu (belum kelar waktu itu cerbungnya. Naskahnya hilang tak tahu rimbanya karena cuma ditulis manual modal pulpen sama kertas HVS 🤭) Tapi masih mengendap di kepala ceritanya, jadi aku re-write aja.
Kenapa cerita ini yang aku rilis duluan?
Karena aku mau beresin cerita yang nyambung ke keluarga Dean-Felichia sekalian. Ini beres, nanti lanjut ke cerita anak-anaknya Dean Felichia, terus baru ke cerita lain.
Terima kasih yang masih setia menyimak cerita sambung menyambung ini.
Jangan lupa like seperti biasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
MATTHEW YG BRUNTUNG, BISA MNCICIPI 2 GADIS KEMBAR, CLAUDIA & MELODY,, MALANG NASIB AARON, YG HNY DPT BEKAS MATTHEW...😅😅😅😅😅😅😅
2023-05-20
0
🍌 ᷢ ͩ🍾⃝ᴀͩiᷞsͧyᷠaͣh⒋ⷨ͢⚤
hadir
2023-02-16
0
Ameerah Khair
saya come back dimari donk, setelah menjelajah kamar² author lainnya 😁😁😁
sebenarnya out of line nya di kamar Ethan dan Ruby chapter 4, tapi Ndak apa nyasar dimari.
2022-12-20
0