NONA CLAUDIA?

Bus masih terus melaju menembus gelapnya malam. Melody yang kelelahan tanpa sadar sudah terlelap masih dengan posisi meringkuk seraya memeluk lututnya. Gadis itu terlonjak kaget saat tiba-tiba kondektur bus membangunkannya untuk memeriksa tiket.

Ya ampun! Melody tak punya tiket. Bagaimana ini?

"Tiket!" Kondektur bus nengulurkan tangannya ke arah Melody.

"Hilang, Pak!" Jawab Melody tergagap. Dan berdusta tentu saja.

"Tapi tadi sudah bayar?" Tanya kondektur memastikan.

"Sudah!" Melody menjawab seyakin mungkin.

"Ya sudahlah! Mau turun dimana?" Tanya kondektur lagi.

"Bus kemana memangnya?" Melody balik bertanya dan terlihat bingung.

Kondektur bus mengernyit heran.

"Bukannya kamu sudah beli tiket? Masa tidak tahu busa menuju kemana?"

"Kau berbohong jangan-jangan!" Kondektur bus mulai curiga.

"Eee, tentu saja tidak, Pak! Maaf!"

"Saya turun di terminal terakhir," jawab Melody cepat berusaha menepis kecurigaan sang kondektur.

"Terminal terakhir? Mau merantau? Atau ada saudara?" Tanya supir kepo seraya memindai penampilan Melody.

"Ada saudara disana," jawab Melody berdusta. Melody bahkan tak tahu terminal terakhir yang akan dituju bus ini berada di kota mana. Melody juga tak punya saudara di kota lain. Jadi Melody benar-benar buta sekarang akan berbuat apa setelah sampai di terminal terakhir nanti? Tak ada sepeser uangpun di tangan Melody.

Apa Melody akan menjadi gelandangan?

Bus masih terus melaju dan Melody hanya menatap kosong pada jendela bus yang mulai menunjukkan generlap lampu dari kejauhan. Mungkinkah itu adalah kota yang akan menjadi tujuan Melody?

Bagaimana Melody akan melanjutkan hidup setelah ini?

Bagaimana juga dengan ibu Melody setelah minggatnya Melody dari rumah?

Semoga ibu bisa menjaga diri dan secepatnya berpisah dari laki-laki baj*ngan bernama Pak Seno itu!

****

"Mbak!"

Melody terlonjak kaget, saat kondektur bus membangunkannya. Hari sudah terang dan bus sudah berhenti di sebuah terminal.

"Sudah sampai, Mbak!" Ujar kondektur itu lagi.

"Hah?" Melody buru-buru melihat ke jendela bus, dan sudah terlihat orang-orang yang berlalulalang di dalam terminal.

"Buruan turun, Mbak! Kok malah melamun?" Usir kondektur bus yang langsung membuat Melody beranjak dari duduknya. Meskipun sedikit ragu, Melody akhirnya melangkah keluar dari bus, lalu mengedarkan pandangannya ke beberapa sudut terminal.

Ya ampun!

Melody dimana sekarang?

Melody berjalan tanpa tujuan, dan hanya mengikuti beberapa calon penumpang yang entah akan pergi kemana. Melody benar-benar tak punya tujuan sekarang, dan Melody juga merasa lapar serta haus. Tapi mustahil rasanya membeli makanan karena Melody tak punya uang sama sekali.

Langkah kaki Melody akhirnya membawa gadis itu untuk duduk di sebuah bangku panjang di dekat penjual makanan. Aroma harum masakan langsung menusuk-nusuk hidung Melody dan membuat gadis itu menelan saliva berulang kali. Rasa lapar Melody juga semakin tak terelakkan, namun sekali lagi, Melody hanya mampu menatap pada orang-orang yang sedang menikmati makanan mereka dengan lahap.

Melody tak mungkin mengemis. Tapi Melody juga lapar dan butuh makan. Melody bisa pingsan kalau tak kunjung mengisi perutnya.

Melody masih berkunanh dengan lamunannya, saat tiba-tiba seorang pria berjas rapi duduk di samping Melody tanpa menjaga jarak.

Hah!

Siapa pria ini?

"Nona Claudia, anda mau kemana?" Tanya orang berjas tadi.

Apa dia sedang bicara di telepon dengan seseorang?

Melody masih diam dan memilih untuk sedikit menggeser duduknya.

"Nona Claudia, Tuan besar mendadak sakit karena kabar penculikan yang menimpa anda," ucap pria itu yang ikut-ikutan menggeser duduknya dan mendekat pada Melody.

"Maaf, anda bicara dengan saya?" Tanya Melody karena pria di sebelahnya itu yang begitu cerewet.

"Tentu saja, Nona Claudia!" Jawab pria itu lagi.

"Maaf, saya bukan Nona Claudia. Saya Melody!" Ucap Melody tegas seraya bangkit dari duduknya dan hendak pergi.

Namun tiba-tiba segerombolan orang yang penampilannya mirip pria berjas tadi mendekat ke arah Melody dan sepertinya hendak mengepung Melody.

"Kalian mau apa?" Melody beringsut mundur.

"Mari kita pulang, Nona Claudia!" Ajak orang-orang itu yang terus saja memanggil Melody dengan sebutan Claudia, Claudia, Claudia.

Siapa Claudia?

"Sudah kubilang aku bukan Claudia! Aku Melody!" Melody hendak kabur, namun orang-orang berjas rapi tadi mencegah dengan cepat dan segera menggiring Melody, lalumemaksanya untuk masuk ke dalam sebuah mobil.

"Aku mau dibawa kemana?" Tanya Melody meronta-ronta dan hendak keluar. Namun mobil dikunci dan Melody tak bisa kabur sekarang.

"Aku bukan Nona Claudia!" Teriak Melody sambil tak berhenti memukul jendela mobil. Namun sepertinya tak ada yang peduli dengan teriakan Melody.

"Lepaskan aku!" Teriak Melody lagi bersamaan dengan mobil yang sudah melaju pergi dan entah akan membawa Melody kemana.

Flashback sehari sebelumnya....

"Bilang saja pada Papa kalau aku tiba-tiba menghilang atau apa saja! Terserah!" Pesan Claudia pada Abrisam, orang kepercayaan Papa Harun Setyawan sekaligus teman Claudia.

"Tapi, Nona! Tuan Harun akan khawatir dan berpikir macam-macam. Bagaimana kalau Tuan Harun mengira anda diculik, dan sebagainya?" terang Sam, panggilan akrab Abrisam.

"Biarkan saja! Aku hanya berlibur sebentar dan aku tidak mau para pengawal papa yang menyebalkan itu yang jumlahnya lusinan itu mengekoriku!

"Belum lagi pengawal Matthew yang akan ikut-ikutan mengekoriku. Aku ingin berlibur sendiri, dan aku akan lulang pekan depan!" Ucap Claudia tegas pada Sam.

Tapi itu semua demi keamanan anda, Nona!" Sam masih mencoba memberikan pengertian.

"Aku tahu bagaimana menjaga diri, dan aku tak butuh mereka semua sebagai pengawal! Aku hanya ingin berlibur dan bebas, mumpung Matthew masih berada di luar negeri."

"Ini!" Claudia memberikan ponselnya pada Sam.

"Harus saya apakan, Nona?" Tanya Sam bingung.

"Terserah!" Claudia sudah membuka pintu mobil dan memakai topi serta kacamata hitamnya.

"Anda mau kemana, Nona Claudia?" Tanya Sam yang sekali lagi pada Claudia yang sudah menyeret kopernya dan hendak masuk ke dalam bandara.

"Berlibur!"

"Bhay!" Claudia melambaikan tangan pada Sam, lalu masuk ke dalam bandara bersama calon penumpang pesawat lain .

.

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir.

Jangan lupa like biar othornya bahagia.

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

hadirrr

2024-07-20

0

Ney Maniez

Ney Maniez

🤔

2022-05-27

0

keke global

keke global

Bhayyy juga Clauuu

2022-02-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!