PAWANG CEO PLAYBOY
Terdengar riuh suara anak anak SD bermain di halaman sekolah. Mereka bermain bersama dengan permainan tempo dulu. Permainan sederhana yaitu hide and seek. Dalam permainan itu ada gadis kecil yang bertubuh tambun dengan pipinya yang seperti bakpao juga kulitnya yang bisa di bilang sawo matang.
Gadis itu terjerembab dalam sebuah drum penyimpanan air di belakang sekolah saat bermain petak umpet. Gadis malang itu bernama Yania Iswari dia menjadi bahan tertawaan anak anak laki-laki. Yang paling parah menertawakan dirinya adalah Altezza Basman, seorang anak lelaki yang terkenal tampan dan disenangi banyak anak perempuan di kelasnya.
"Hahahaha! Ada kerbau masuk perangkap! Lihat semuanya, si gendut masuk perangkap! dia tidak bisa keluar." Altez berseru menertawai Yania yang sudah menangis sejadi-jadinya dengan pantatnya yang terjebak dalam drum air dan tak bisa di keluarkan.
Mereka semua ikut berkumpul dan menertawai, kecuali satu teman Yania yaitu Wiwin si gadis yang sama seperti Yania bertubuh gendut, hanya saja Wiwin begitu pemberani sedangkan Yania begitu cengeng.
"Yaya, ayo bangun. Jangan menangis, jangan dengarkan mereka." Wiwin membantu Yania untuk bangun tapi tak membuahkan hasil. Justru dia juga ikut jatuh terjungkal.
"Heh! duo kerbau! apa kalian ini begitu rakus huh? lihat drum yang begitu besar saja sampai tak muat?" Lagi-lagi mulut Altez mengejek Yania dan Wiwin.
"Altez! lihat saja akan ku adukan kamu ke Bu guru!" Kata Wiwin yang dengan segera berlari menuju ke kantor guru.
"Adukan saja, siapa takut? orang dia jatuh sendiri. memangnya aku yang membuatnya jatuh? ternyata selain gendut kalian juga sama bodohnya," celetuk Altez tanpa rasa takut. Tapi ya memang benar sih ucapannya. Memang Yania terjebak sendiri dan peranan Altez adalah menghinanya habis-habisan sampai ke dasar tulang rawan.
"Hiks....! hiks....! kamu jahat Altez! aku ini manusia bukan kerbau," seru Yania yang mulai berkicau dalam tangisnya.
"Lihat, kerbau ini bicara. Wah, kerbau ajaib!!" ujar Altez semakin membuat Yania menangis tersedu.
Seumur hidupnya, baru kali ini ada yang menghina Yania begini. Altezza adalah siswa pindahan baru sedangkan Yania merupakan siswa lama, Ya... walaupun Yania masih kelas 1 SD. Tapi Yania lebih muda satu tahun di banding dengan Altez.
Permasalahan selesai dengan Yania yang dibantu oleh para guru dan berakhir dengan pemanggilan wali murid untuk berdamai. Setelah kejadian itu Yania tak pernah lagi masuk sekolah dia pindah dari sekolahnya dan mengikuti home schooling. Yania mengalami krisis kepercayaan diri.
Dia tumbuh menjadi gadis pintar dan tertutup. Hanya saja permasalahannya, dia sangat minder dengan bentuk tubuhnya meskipun sekarang dia sudah tidak gendut lagi. Karena kejadian itu, Yania jadi memiliki keinginan untuk kurus, dia mengikuti bimbingan dari dokter ahli gizi untuk menurunkan berat badannya sesuai standar kesehatan. Dia mengikuti bimbingan khusus dari dokter.
...💕💕💕...
Dan disinilah dia, di meja kerjanya di sebuah kantor guru di sekolah SMA swasta.
"Bu Yania, ada apa? sedari tadi saya lihat anda melamun saja," tanya Pak Reza guru olahraga yang mejanya bersebelahan dengan Yania.
"Oh, tidak Pak." Yania tergagap dan kemudian menyimpan file yang baru saja dibacanya. "Em... hanya melihat blog tentang artis idola saja," kilahnya sambil tersenyum manis semanis madu membuat Pak Reza meleleh di buatnya.
Astaga, dia cantik sekali. Tapi mengapa sejauh ini dia belum memiliki pasangan? Apa benar gosip yang beredar kalau dia ini sukanya pok ame ame? atau penyuka sesama jenis. Pak Reza menatap sekilas Yania yang sudah berdiri dan dihampiri salah satu murid kesayangannya.
"Bu, ada yang bisa saya bantu?" tanya Vito si ketua OSIS yang dekat dengan Yania. Entah karena mencari muka atau memang baik personalitinya.
Cih! dasar si pencari muka! Batin Pak Reza tak suka.
"Tidak Vito, apa sudah siap semua? hari ini ada Exam," kata Yania.
"Sudah Bu, tentu saja sudah. Kami sudah tak sabar," ucap Vito yang benar-benar mencari muka di hadapan gurunya.
Yania hanya tersenyum ramah menanggapinya. Baginya Vito adalah murid teladan terbaik di sekolahnya. Meskipun tampan bukan main, tapi Vito tak tinggi hati dan dia memiliki kesopanan yang baik. Seharian Yania mengajar dari pukul 7 pagi dia berangkat dan akan kembali memasuki rumah setelah pukul 15.30.Yania melangkahkan kakinya memasuki rumahnya yang sepi. Ayahnya tentu saja belum pulang dan ibunya pasti sedang berkumpul bersama teman-teman sosialitanya.
"Ah, lelahnya!" Yania melemparkan tasnya asal di sofa dan melepaskan sepatunya. Dia memijit pangkal hidungnya yang lelah setelah seharian memakai kacamata tebalnya.
Terdengar deru suara mobil memasuki pekarangan rumahnya. Meskipun kaya raya, tak lantas membuat keluarga Yania bertinggi hati. Hunian mereka memang tampak biasa dari luar, sedangkan dalamnya begitu waooow....!
"Yeri, sudah pulang?" tanya sang Ayah yang juga ikut duduk di sebelah Yania.
"Iya Ayah." Yania menyenderkan kepalanya di bahu sang Ayah.
"Ayah." Panggilnya.
"Hem..!" Sahut Ardi yang sibuk membaca pesan di ponselnya.
"Ayah, apa Ayah masih ingat dengan Altezza?"Celetuknya yang kemudian membuat pergerakan jari jemari Ayahnya berbalas pesan terhenti.
Ayah Ardi terdiam menerawang mencoba mengingat kembali masa getir yang dihadapi oleh putri semata wayangnya. " Altezza Basman," ucapnya lugas.
"Tidak mungkin aku lupa sayang. Karena dia kamu sekarang jadi begini. Satu jiwa dengan dua raga berbeda. Ayah tak akan melupakannya. Ada apa?"
"Ayah memintaku untuk ikut perjodohan dari tante Nisa 'kan?"
Ayah Ardi mengangguk.
"Salah satu dari kandidat yang Tante Anisa ajukan adalah Altezza," ucap Yania dengan pandangan lurus menerawang.
"Hahaha, ini kesempatan bagus Yeri." Ucap sang Ayah membuat Yania tercengang.
"A .. apa maksud Ayah?" Yeri tak paham mengapa ayahnya begitu senang.
"Altezza Basman, nama itu selalu saja membuat Ayah dongkol. Bisa-bisanya dia mengatai anak Ayah ini kerbau?" Ayah Ardi meluapkan kekesalannya.
"Yeri, apa kamu tidak ingin bermain-main dengan dia?"
"Maksud Ayah apa? sumpah Yeri tidak mengerti." Yania masih juga tidak tahu maksud dan tujuan Ayahnya.
"Kita angkat dia tinggi-tinggi sudah itu kita banting dia. Hempaskan dia jauh kedasar bumi. Bagaimana? hum? hum?" Ayah Ardi sampai menaik turunkan alisnya.
"Ayah, ini pernikahan bukan mainan." Yania menolak usulan Ayahnya.
Ayah Ardi berdiri lalu menepuk pundak sang anak. "Pikirkanlah dulu, mungkin ini kesempatan kita untuk membalaskan sakit hati? sumpah Ayah tak pernah rela anak Ayah dihina olehnya."
Yania terdiam setelah Ayahnya meninggalkannya. Yania kemudian menuju ke kamarnya dan berbaring asal-asalan. "Apa yang dikatakan Ayah sepertinya lumayan menarik. Mungkin ini jalanku untuk membalaskan rasa sakit hatiku setelah terkubur sekian lama." Yania mengangguk sambil tersenyum tipis yang lebih terlihat mengerikan.
"Altez, kamu siap bermain?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Lisa Z
sebaiknya ga boleh dendam begitu
2022-03-11
0
Lisa Z
ayo dek, bisa yok glow up
2022-03-11
0
Lisa Z
ya susah kalo udh krisis percaya diri
2022-03-11
0