3.

"Argh....!! Shitt!! Wanita jelek begini mau di jadikan sebagai istriku? Oh, yang benar saja." Altez menarik lengan bajunya sampai ke siku dan berjalan mondar-mandir memikirkan jalan keluar lainnya.

Ponsel Altez berdering, dia melihatnya sebentar lalu membaliknya tanpa mau menjawabnya. Altezz kembali duduk di kursi kebesarannya menatap lurus keluar jendela. Pikirannya menerawang. Jarinya saling bertaut seolah sedang memberikan kekuatan.

Tak ada pilihan. Dia terbentur oleh keadaan. Ibunya tak pernah main-main akan suatu ucapan. Altez tau ibunya sangat tidak menyukai pacarnya, Nella. Dan rumor yang beredar bahwa Nella pernah menggugurkan kandungannya itu adalah benar. Hal itu yang dengan serta Merta merubah segala penilaian Mama Alda terhadap Nella.

***Di lain tempat.

"Jeng Alda, ga nyangka banget loh anak kita bakal berjodoh seperti ini." Kata Buna Yusmi sambil tersenyum senang.

"Iya ya jeng. Aku ga nyangka loh. Duh kalau yang jadi istri Eza itu Yaya, sudah pasti aku setuju dari dulu. Eza itu hanya salah memilih teman Bu, makanya dia sempat pacaran sama Nella. Tapi sekarang udah enggak kok Bu, mereka putus udah lama." Seloroh Mama Alda menutupi kebusukan anaknya.

Yang sebenarnya terjadi, semuanya Mama Alda tahu. Termasuk Nella yang menggugurkan kandungannya karena lebih memilih karir. Hal itu sangat di benci oleh Mama Alda dimana Nella tega melenyapkan darah dagingnya yang merupakan keturunan darinya. Kalau anaknya sendiri tega dilenyapkan demi karier, apa kabar suaminya yang tak memiliki ikatan darah dengannya? begitu pikir Mama Alda.

"Ga kerasa ya, tau-tau besok kita udah jadi besan." Ucap Mama Alda begitu bahagia.

"Yaya, kesini Nak ikut ngobrol sama kita," ucapnya memanggil Yaya yang masih sibuk memilih aksesoris yang akan digunakan dalam acara pernikahannya besok.

"Iya Tante, sebentar lagi," jawabnya.

"Jangan panggil Tante sayang. Panggil aja Mama," ucap Mama Alda mengajari.

"Iya Ma," kata Yania mengikuti. Yania memilih perhiasan yang akan dikenakanya besok yang mana perhiasan itu adalah kado spesial dari sang calon ibu mertua.

"Pilih yang mana kamu suka sayang. Duh, Mama senang sekali besok kamu sudah menjadi anak Mama," ucapnya begitu bahagia.

"Eza bagaimana jeng? apa sudah siap?" tanya Buna Yusmi membuat raut wajah Mama Alda sedikit gugup dan memucat.

"O... oh anak itu, dia juga sedang bersiap. Tadi bilangnya mau ke spa dulu, biar tambah ganteng besok. Biar manglingin gitu jeng." Bohong Mama Alda yang sebenarnya tidak tahu anaknya berada dimana.

Hiruk-pikuk para tim EO sudah memenuhi halaman rumah Yania yang luas, mereka berseliweran mengurus segala keperluan acara besok pagi. Akad akan di gelar pukul 8 pagi dan sampai sekarang belum jelas dimana keberadaan sang mempelai pria. Di lain tempat.

"Sayang, batalkan saja pernikahannya." Ucap Nella yang bergelayut manja di lengan sang kekasih.

Altez hanya diam lalu menatap lekat wajah Nella. "Tidak bisa La. Semuanya, kelanjutan bisnis ini berada pada pernikahanku. Mama dan calon Ayah mertuaku sudah bersepakat. Tuan Ardi, dia mau memberikan suntikan dana dengan satu syarat. Aku harus menikahi anak semata wayangnya yang buruk rupa itu," ujar Altez menerawang.

Nella lalu duduk di depan meja riasnya. Altez semenjak hari dimana Mamanya datang untuk memberikan keputusan final dia memutuskan untuk mencari ketenangan. Dia tetap ingin bersama dengan Nella walaupun Mamanya menentang keras pilihannya.

"Ouh, ya sudah nikahi saja. Walaupun kamu sudah beristri aku tetap mau kok Za." Nella mengerling manja menatap kekasihnya melalui pantulan cermin.

"Benarkah? kau tidak masalah dengan statusku?" tanya Altez terheran.

Nella tersenyum tipis. "Iya, apalah artinya status sayang. Mungkin bedanya hanyalah nantinya ada cincin yang melingkar di jarimu dan juga kita yang harus bersembunyi melakukannya," kata Nella dengan entengnya.

Altez kemudian merengkuh tubuh Nella dari belakang. "Terimakasih sayang, aku hanya takut kehilanganmu. Tapi setelah kamu bicara seperti ini, aku jadi yakin bahwa kamu benar-benar mencintaiku."

"Iya, memang. Aku memberikan kelonggaran akan urusanmu itu. Sebab aku tahu semuanya hanya sebatas urusan bisnis. Iya 'kan?" Nella meneleng memastikan.

Altez tersenyum dan mengangguk yakin yang merupakan jawaban pasti akan pertanyaan Nella."Terimakasih Dewi ku, I love you," ucap Altez yang mulai bermulut manis hingga membuat Nella bertekuk lutut untuknya.

Bayangkan saja, Nella itu gadis cantik dan ratu iklan. Sebenarnya banyak pria yang mengantri untuk menjadi pacarnya atau bahkan serius dengannya, tapi Nella justru larut dalam bualan Altez yang bertutur kata manis semanis madu.

...Hari pernikahan....

Altez dan Yania duduk di pelaminan, tanpa pertemuan sebelumnya. Mereka hanya saling mengerti keadaan fisik dan wajah masing-masing dalam sekali pertemuan yaitu ketika membahas tanggal pernikahan. Dalam pertemuan itu, Yania berdandan begitu sederhana layaknya wanita yang lebih tua dari usianya yang sebenarnya. Dan hal itu membuat Altez membencinya.

Masih dengan kacamata minusnya yang tebal yang bertengger di pangkal hidungnya. "Mas, agak deketan dong, kita mau foto nih!" kata Yania yang kemudian menarik lengan Altez yang duduk di sebelahnya.

Yania tersenyum begitu bahagia. Dia memamerkan jajaran putih giginya. Dia juga bersungguh-sungguh dalam menjalankan peran dan misinya. Memerankan si wanita buruk rupa yang lugu dan begitu polos.

"Apasih, pegang-pegang!" seru altez menyingkirkan tangan Yania dengan kasarnya.

"Kok kamu begini sama aku mas? tidak suka dengan pernikahan ini?" kata Yania yang berlagak ingin menangis dan mengadu dalam sekali waktu.

Belum sempat Altez menjawabnya, Yania sudah berseru. "Ayah! Mama....! Suamiku tidak suka....!" serunya yang mengundang perhatian, membuat Altez bergerak cepat membekap mulut Yania.

"Diam jangan banyak ba**t! Awas kalau kamu berani mengadu maka aku akan menceraikan mu," hardiknya dengan mata melotot.

"Mas~~, kata ba**t itu tidak sopan. Kamu bisa berbicara yang lebih sopan dan enak didengar 'kan? Kalau tidak bisa, bisa tanyakan padaku maka aku akan mengajarimu bertutur kata yang sopan. Tak bagus 'kan jika nantinya anak kita menuruni sifatmu yang suka berbicara kasar?" Kata Yania menandaskan maksudnya membuat altez tertegun beberapa saat.

"Aku tadi hanya bercanda, aku bukan anak manja yang suka mengadu," ujarnya lagi.

"Ah! beringsik!! diam saja agar cepat selesai!" sarkas Altez mengabaikan perkataan Yania yang begitu lembutnya.

"Nah, begini ternyata sikap asli suamiku?" kata Yania sambil mengusap keringat Altez yang menetes membasahi pelipisnya.

"Ouh, manisnya anak Mama. Sini ayok, kita foto bareng." Mama Alda menarik Altez agar lebih mendekatkan diri kepada Yania. Dan, Yania menarik kedua sisi pipi Altez agar terlihat sedang tersenyum, padahal aslinya altez begitu muak dengan pernikahan ini. Akankah keduanya bisa rukun?

Terpopuler

Comments

Lisa Z

Lisa Z

dan permainan pun dimulai

2022-03-11

0

Lisa Z

Lisa Z

eww b***h

2022-03-11

0

Lisa Z

Lisa Z

sok kegantengan lu

2022-03-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!