5.

Pagi menjelang, Yania sudah terbangun dan mendapati kaki Altez tepat berada di depan wajahnya. Dan muncullah sebuah ide jahil untuk mengerjai suaminya itu.

Yania sengaja mendekatkan kakinya di hadapan Altez. Siapa sangka bak dayung bersambut, Altez yang masih terpejam dengan serta merta langsung memeluk erat sebelah kaki Yania.

Jangan tanyakan bagaimana posisinya, yang jelas lutut Yania tengah terhimpit di antara paha suaminya dan merasakan sesuatu yang mengeras disana. Mata Yania membulat dan dia membekap mulutnya sendiri agar tak berteriak kala lututnya merasakan tonjolan yang keras.

Omo! Astaga! Apa ini... Dari yang kubaca, memang normalnya pria begini kan? Orangnya belum bangun tapi burungnya sudah berkokok. Emh... Ayolah cepat bangun. Lama-lama kamu menghimpit lutut ku, jantungku jadi tak sehat. Protes Yania dalam hatinya.

"Heh! Heh!" Yania menepuk paha Altez.

"Al...!" seru Yania membangunkan suaminya tanpa menggunakan panggilan sayang.

"eungh?" Altez melengkuh sambil menggeliat dan kembali mengeratkan pelukannya. " Ada apa? pagi, 0agi sudah beringsik!" Bentaknya kesal karena Yania mengganggu tidurnya.

"Bangun, ini sudah pagi." Yania duduk lalu memakai kaca mata minusnya yang lumayan tebal.

"Bangun tinggal bangun sih, kenapa beringsik sekali! Mulutmu itu ya, sudah seperti burung Pipit saja. Pagi-pagi sudah heboh." Ucap Altez.

"Bagaimana bisa bangun kalau kakiku saja kamu peluk erat begitu. Lupa sama janjimu sendiri atau bagaimana? Kamu yang tuliskan di perjanjian kalau kamu tidak akan pernah menyentuhku walaupun seujung kuku? Terus kenapa semalam malah peluk aku begini!

Yania mengulik sesuatu yang menyenangkan baginya.

"Buat peraturan sendiri, di langgar sendiri. Tidak konsisten." Kata Yania mencibir Altez.

"Apasih? kaki jelek saja! Lagian kan semalam aku tidur. Mana tau kalau itu kaki. Ku pikir ya guling." Ucapnya.

"Halah, alasan." Kata Yania yang kemudian bangkit dan menuju ke kamar mandi.

Di dalam kamar mandi.

"Astaga, bagaimana bisa lututku ini ternoda dengan anunya." Gumam Yania sambil mencuci wajahnya.

Mereka masih menginap di hotel dan akan menginap sampai 3 hari kedepan. Ini merupakan kado dari Mama Alda agar anaknya semakin dekat dengan menantunya.

"Ok, saatnya memerankan sesuatu yang kembali membuat darahmu melonjak naik. Em... apa ya?" Gumamnya memikirkan cara.

"O... o... o..." Yania membulatkan matanya, nampaknya dia mendapat ide cemerlang.

Yania keluar dari kamar mandi dan mendapati suami tengah bertelfon ria dengan kekasihnya. Ada rasa tidak suka melihat suaminya tersenyum lepas dan bebas. Yania merasa iri melihatnya.

Alih-alih menegur atau menangis tersedu seperti kebanyakan kisah dari istri yang terabaikan, Yania malah asik dengan dunianya sendiri. Dia membuka laptopnya dan membuka kelas les onlinenya.

Yania asik mengajarkan les kepada anak-anak SD. Tentu saja bukan anak turunan Indonesia asli yang di ajarnya. Melainkan justru anak-anak berketurunan asing yang orang tuanya bekerja di Indonesia. Mereka di tuntut mampu untuk menguasai bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari.

Altez merasa terganggu akan kegiatan Yania yang tengah mengajar. Altez melemparkan sebuah bantal ke kepala Yania dan tepat mengenainya.

"Mam, who's that?" Tanya seorang siswanya yang melihat sekelebat bayangan Altez ketika melemparkan bantal.

"Somebody, but he's not important. Okay.." Kata Yanis memberikan penjelasan pada muridnya.

Altez langkahnya terhenti kala Yania menyebutkan bila dirinya tidak penting. Siapa lagi yang ada disana kecuali dia? Altez berjalan kembali dengan panggilan yang masih terhubung dengan Nella. Satu tangannya menoyor kepala Yania hingga bergerak maju dan terlihat dari kamera laptopnya.

"Mom, who's that? his behavior is really rude." Tanya seorang muridnya yang lain.

"It's okay, that's his way to joke. He's my older brother." Jawab Yania yang kemudian melemparkan kembali bantal tadi hingga mengenai belakang kepala Altez yang berjalan menjauh.

"Ok guys, you can doing work at the page 13 and I will go to bathroom. oke? I'll be back..." Ucap Tania yang kemudian meninggalkan laptopnya dan mematikan suaranya.

"Ga sopan banget sih kamu ya! Kenapa harus lempar bantal dan menoyor kepalaku?" Yania menegur Altez yang masih berbincang di telepon dengan Nella.

"Eh, bawel! Apa lupa? jangan mencampuri urusan masing-masing!" Ketus Altez.

"Aku tidak lupa, tapi kamu yang memulai duluan. Kamu yang menggangguku duluan maka aku akan mengembalikannya." Kata Yania dengan begitu kesalnya.

"Memang kamu bisa apa jelek? Apa yang mau kamu lakukan?" Altez meremehkan Yania yang sudah benar-benar marah kepadanya.

Bertahun-tahun tidak pernah bertemu, ternyata kepribadian Altez tetaplah sama. Dia suka merundung orang lain dengan keadaan fisik mereka.

"Banyak yang aku bisa!" Kata Yania yang kemudian merebut ponsel Altez dengan cepat dan melemparnya hingga terjun bebas ke jalanan hitam di depan hotel.

Altez terbengong sesaat dan kemudian mulai panik meratapi ponselnya. Tapi Yania dengan cepat masuk kembali ke kamarnya dan mengunci jendela tempat dimana Altez keluar.

Sungguh Altez tak menyangka jika Yania adalah orang yang begitu sulit dimengerti dan tak mudah di rundung.

Bukankah seharusnya dia bersedih dan menangis tersedu di pojokan kala melihat suaminya berbincang mesra dengan wanita lain sambil berkata. Tuhan, mengapa rasanya sakit sekali? suamiku memiliki pacar sementara dia mengabaikan ku.

Air mata Yania sudah habis sedari dia kecil dulu. Gadis kecil itu berubah 180° setelah Altez pernah melukai mentalnya dulu.

"Yaya! Yaya!" Altez memekik menyebut nama Istrinya tapi di abaikan begitu saja oleh Yania yang memilih melanjutkan kelas mengajarnya.

"Buka Ya!" Teriak Altez terus saja menggedor jendela.

"Ah, sial ponselku!! Mana mahal lagi. Pasti sudah tak berbentuk." Gumam Altez yang kembali melongok ke bawah bahkan ponselnya hanya terlihat seperti titik kecil yang mengkilap di dasar jalanan hitam.

"Lihat saja, pasti ku balas kamu!" Ucapnya bermonolog.

"Mana lapar lagi." Lirihnya sambil memegangi perutnya yang keroncongan.

Satu jam Yania mengadakan kelas online dan sekarang sudah selesai. Gadis berkacamata tebal dan berambut panjang dan keriting itu kemudian merenggangkan tubuhnya. Dia lalu kembali mendatangi jendela tempat Altez terkunci.

"Sudah ngamuknya?" Tanya Yania dengan lembutnya tanpa membuka kaca jendela.

Altez menatapnya tajam dan tak berniat membalas pertanyaan Yania.

"Oh, Masih marah? ya sudah. Lanjutkan saja ngamuknya, aku akan pergi." Kata Yania.

"Jangan! Bukakan ini dulu." Altez meraih handle jendela.

"Tapia ada syaratnya." Kata Yania.

" Apa itu cepatlah Katakan! disini mulai panas jelek!!" Altez selalu membawa kata jelek di akhir kalimatnya.

"Perbaiki tingkahmu, bersikaplah sopan denganku." Kata Yania.

Altez terbahak-bahak. " Hanya itu saja?"

"Emm...." Yania mengangguk yakin sambil membenarkan kaca matanya.

"Dasar jelek si mata empat." Gumamnya tanpa terdengar oleh Yania. " Oke! sekarang cepat bukakan." Pintanya memaksa.

Yania membukakan jendela dan Altez masuk begitu saja dengan niatan ingin menjambak rambut keriting Yania. Tapi siapa sangka, Yania yang reflek malah membanting tubuh Altez ke lantai.

"Ops! maaf, aku hanya reflek suamiku." Ucap Yania sambil menyeringai dan menatap Altez yang berbaring kesakitan di lantai.

"Apa ada yang sakit?" Tanyanya seolah perhatian. Tapi hanya sekedar bertanya tanpa mau menyentuh atau membantu Altez untuk bangun.

"Pinggangku." Keluh Altez dan Yania berjalan melewatinya begitu saja tanpa meliriknya barang sebentar.

Yania kembali dengan membawa obat pereda nyari dan salep pereda nyeri lalu meletakkannya di lantai tepat di samping Altez berbaring kesakitan.

"Bantu Aku bangun, dan kau harus bertanggungjawab atas perbuatanmu ini. Obati aku..!" Kata Altez meletup-letup penuh emosi.

"Apa? obati?" Yania tertawa geli.

"Eza... Eza.... Kamu ini amnesia atau bagaimana? Ingat isi perjanjian yang kamu buat kan? Tidak ada kontak fisik walaupun hanya seujung kuku." Imbuhnya lagi yang kemudian pergi sambil menggelengkan kepalanya dan tertawa pias.

Terpopuler

Comments

Lisa Z

Lisa Z

aku lanjut baca lagi besok ya kak. salam readers falling into your trap from author Chocooya

2022-03-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!