Sepertinya malam itu memang malam yang panjang. Pergulatan yang penuh tenaga dan penuh gairah. Arka yang menguasai Aira benar benar terasa keletihan, hingga Aira pun sangat kelelahan terlihat lunglai dan tertidur lelap dalam tidurnya yang hanya terselimuti kain tanpa sehelai kain pun pada tubuhnya.
Arka yang saat itu terbangun duduk bersandar dengan telanjang dada, sambil menatap Aira lembut. Secara impulsif tangannya menelusuri rambut Aira lembut ... seperti terkena sengatan listrik. Arka dengan cepat mengalihkan tangannya, dia hanya berfikir sedang apa aku ini.
Arka langsung mengambil rokok di laci kecil dekat ranjangnya. Pandangannya teralihkan pada tas kecil milik Aira, setelah menyalakan ujung putung rokoknya. Arka membuka isi tas kecil tersebut. Dengan tersenyum heran ketika dengan rasa penasaran dalam benaknya. Arka tanpa ijin pemiliknya perlahan membuka tas Aira dan Arka mengerutkan kening dia heran dalam tas itu Cuma ada kamera digital biasa bahkan Arka bisa membelinya hingga ratusan kamera biasa tersebut. Tidak ada uang, handphone, ataupun make up. Terbesit dalam pikirannya untuk mengerjai Aira. Arka membuka perlahan selimut Aira yang masih lelap dalam mimpinya. Arka memotret Aira yang tak sehelai pun memakai pakaian. Dengan senyum jahilnya Arka berulang kali memotret tubuh Aira. Setelah puas Arka kembalikan lagi ke dalam tas kecil Aira.
Tak berhenti disitu Arka meniupkan asap rokoknya pada tubuh mungil itu. Aira yang terpaksa bangun dari alam bawah tidur lelapnya langsung terbatuk-batuk. Saat membuka mata, Arka sedang merunduk kan tubuhnya dan dengan muka yang sangat dekat dengan wajah Aira.
Aira yang masih terbawa atmosfer dalam mimpinya, dia hanya terdiam dengan mata yang sayu setelah keletihan semalaman. Perlahan Aira mengedipkan bulu mata nan cantik itu dan perlahan lebih cepat Aira yang tersadarkan langsung terbangun duduk. Tangannya mencari selimut yang menyelimuti dirinya yang tanpa sehelai kain pun.
Tangan Arka dengan sigap mengambil kain itu, dengan seringai dan tatapan manis tertuju ke Aira. Arka benar benar puas bisa beberapa kali mengerjai Aira yang polos itu. "Berikan itu padaku!!” Bentak Aira yang secepat mungkin menelangkup kan tubuh dengan tangan menyilang ke dadanya.
“Semua sudah terlihat olehku. Apa yang harus kamu tutupi." Dengan sedikit lidahnya menjilat bibir bawahnya sendiri. Serta jari yang mengiringi mengusap perlahan bibir bawah Arka yang basah dengan air liurnya sendiri.
"Kau akan ku laporkan ke polisi dan akan membusuk dipenjara!” Kecam Aira yang mulai terbangkit kan emosinya.
“Nanti saja lapor nya setelah aku merasa puas olehmu. Kita harus mandi dulu sebelum aki pulangkan kamu."
Aira semakin erat menelungkup kan tubuh dengan kepala menunduk kepalanya. Aira baru menyadari dibawahnya ada bercak bercak darah. Tangan Aira mengepal bekas darah dibawahnya tersebut, hingga hati dan pikiran dikuasai oleh amarah yang sangat kental terhadap laki laki asing yang memaksakan kehendaknya kepada Aira tanpa perijinan apapun dari Aira. Sementara Arka yang akan meraup tubuh Aira, Aira secepat kilat menampar keras pipi Arka sampai membekas merah.
“Siapa kamu?! siapa kamu bisa menyentuhku tanpa seijinku!" ucapan Aira dengan nada penekanan penuh Amarah.Arka memejamkan matanya dengan menggertak kan giginya dan mengelus pipinya perlahan. Tangan Arka yang langsung setengah mencekik leher Aira.
"Lantas siapa kamu hingga berani menamparku.” nada geram Arka.
Aira mendongakkan kepala dan menatap tajam mata Arka. "Kamu orang yang memperkosa ku. Kamu yang memaksaku ada disini, dan sekarang keluarkan aku dari sini."
Arka menghela nafas meredakan emosinya. "Kau pintar sekali membubarkan nafsuku barusa. Ambil kain itu lalu mandilah aku tunggu disini.” suruh Arka
Aira bergegas mengambil kain yang dibalut kan ke tubuhnya, lalu berlari kecil ke arah kamar mandi. Setelah sekian waktu di kamar mandi terdengar percikan air yang menyirami dari rambut sampai ke ujung kaki Aira. Seakan Aira terlena dengan segarnya guyuran air tersebut hingga terlupa akan kewaspadaannya waktu saat ini. Seperti hembusan angin lembut, tiba tiba ada lengan kekar yang melingkari leher Aira membisikkan "Kau tidak mengunci pintu kamar mandi nya ya." Tubuh Aira membeku. Terasa dibelakangnya ada orang yang memeluk lembut saat ini dibawah guyuran air shower.
Aira yang membalikkan badan, refleks mendorong kuat tubuh kekar itu dan menjauhkan diri ke belakang, tapi sebelum Aira bisa menghindar. Tangan Arka menghentikan Aira dengan tangannya melingkari pinggang gadis itu dan mendorong tubuh Aira ke sisi tembok. Dengan sekejap ciuman bengis tanpa jeda diluncurkan ke bibir Aira dan Aira tidak bisa menolak lumatan demi lumatan hingga Arka menenggelamkan lidahnya terpaut pada lidah Aira yang dengan nafsu "Aku yang akan memandikanmu." Tangan Aira yang sibuk mendorong dan mencakar tubuh Arka tak bisa menghalangi keinginan Arka saat ini. Tangan Arka yang tak terkendali lagi sudah menyusuri tubuh Aira dengan halus dan membungkam omelan Aira dengan ciuman yang kuat.
Aira yang sudah memakai baju terdiam sejenak hingga mulailah Aira meratapi dan menangisi kejadian yang dia alami saat ini. Aira berpikir 'Ya aku wanita kotor sekarang, wanita tidak berguna, tidak ada harga yang pantas lagi buatku' Tangisan ini mulai menjadi-jadi. Tak bisa lagi Aira tahan antara penyesalan dan harga diri yang sudah dirampas pria di luar itu.
Arka mendengar semua tangisan Aira dari balik pintu kamar mandi. Seakan tangisan itu bisa memukuli hati Arka yang belum pernah dia rasakan sebelum- sebelumnya. Setelah Aira keluar pintu kamar mandi Aira langsung ditarik tangan Arka “Kau mau apa lagi!" tegas Aira. “Jadilah simpananku, kau akan punya segalanya Apartemen, perhiasan apapun yang kau butuhkan aku sediakan."
Aira berjalan sambil lalu mengabaikan perkataan Arka "Aku hanya ingin pergi dari sini."
“Kalau kau pergi sekarang kau tidak dapat apapun."
“Aku juga bukan barang yang dijual terus menghasilkan uang.”
“Wajah polosmu itu membuatku memohon agar tetap tinggal."
“Aku sudah selesai, bukakan pintunya." Aira mengambil tas.
“Aku serius. Kau akan rugi enggak dapat apapun dariku.”
“Bukakan pintu keluar untukku."
“Baiklah. Kau jangan menyesal keperawanannya hilang begitu saja.”
“ Sejak awal aku sudah menyesal bisa di sentuhmu."
“Kau--" nada geram Arka.
Akhirnya dibukakan pintu apartemen mewah tersebut dan Aira keluar tanpa menoleh kebelakang.
****
15 menit kemudian
Bib.. Bib.. Bib...
Bunyi bel pintu Arka, dan Arka membukakan pintu tanpa berpikiran siapa yang datang. Biasanya Leon yang datang buat mengantar sarapan pagi khusus kakak tersayangnya. Leon tidak ijinkan orang lain yang mengantarnya. Dengan mata terbelalak disusul senyum tipis Arka. "Jadi kau menyerah?"
“Kasi aku uang tunai." Aira menunduk.
Arka sejenak terdiam tenggelam dalam pandangannya ke Aira, dia tidak memahami dirinya, kenapa dia mau membujuk Aira jadi simpanannya. Mungkin yang terpikirkan saat itu jadi simpanan pemuas nafsu saja bukan jadi kekasih atau apalah itu yang menjalin ikatan dihati.
“Jadi kau bersedia?" tanya Arka kembali. Dengan perlahan mundur dengan wajah menunduk Aira terpaksa dan memberanikan diri menghadapi semua ini. “Kasi aku uang tunai, aku hanya ingin sedikit saja agar aku bisa makan dan membayar angkutan umum." ujar Aira.
"Kau benar benar keras kepala.”Tangan Arka menarik Aira keluar apartemen menuju garasi mobil. Dengan menyetir sendirian tanpa sopir Arka menyodorkan uang yang begitu banyak bagi Aira dan cek dengan jumlah yang sangat besar hanya untuk makan saja tidak akan habis oleh Aira.
“Kau masih tetap mau tinggal atau pulang?"
“...Ak. Aku--Mau pulang."
“Dimata rumahmu?”
“... Emmm Disebelah sana. Nanti kau berhenti saat aku bilang berhenti. Rumahku digang kecil.” Arka melajukan mobilnya keluar garasi, dan mengarah kemana Aira mau turun. Aira dengan sedikit bingung, terlihat mengintip intip disetiap jalan ... Arka yang memandanginnya sangat jelas terbaca kalau Aira kebingungan.
“Kau punya rumah?" tanya Arka penasaran.
“Tentu saja aku punya ..." Dengan mata waswas menjawab pertanyaan Arka.
“Kita balik ke apartemenku saja."
“Tidak! itu... Itu digangkecil itu. Berhenti disini."
“Aku antar kau sampai rumah."
“Jangan! anjingku bisa makan orang jahat."
“Kau pikir aku orang jahat!”
Saat mobil berhenti Aira menyerahkan cek dengan jumlah yang amat besar yang dikasikan Arka dan hanya mengambil uang tunainya saja. Lantas Arka jadi tertegun melihat tingkah Aira yang seperti ingin cepat pergi setelah berada satu ruangan dengan iblis jahat. Dengan segera Aira membuka pintu mobil dan keluar lalu berlari kecil.Arka yang masih kebingungan dengan sikap Aira. Arka langsung melontarkan teriakan kecil pada Aira yang agak jauh darinya
“Siapa namamu gadis kecil..?!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Nonasan_34
Ceritanya seruuu...knpa masih sepiiii
2021-12-12
0
Mommy_Èlla💖💐
Kurang sreg pke visual animasi 😊
2020-11-19
1
Drabia Sephia
sabar ya aira🥺
2020-09-27
1