"Hahahaha ... bos besar memang sangat pintar cari gadis perawan cantik.” ucap bodyguard Leon. “Lepaskan saya!!" Teriak permohonan Aira yang sekarang ada di lift gedung mewah bertingkat salah satu gedung pencakar langit yang ada di kota besar tersebut, dengan tangan yang terikat ke belakang, Aira terus meronta-ronta ingin di bebaskan.
Hampir sampai di lantai atas tempat Leon bekerja. Tiba tiba pintu lift terbuka dan semua mata bodyguard itu dibuat tercengang dan seketika itu juga mereka menunduk hormat. Bahwa Tuan besar mereka datang tanpa diduga duga. Arka Max masuk perlahan bersama Glen asisten kepercayaannya yang sudah bekerja 8 tahun bersama dirinya. Dengan rasa gelisah dan secepatnya para bodyguard Leon mundur memberi ruang untuk Tuan besar Arka Max. Aira yang berada tepat dibelakang Arka tampak memucat pasi dengan kepala menunduk dan tangan bergetar tampak ketakutan yang sedang disembunyikan oleh Aira di hadapan Arka max.
Arka menoleh kebelakang. Melihat tangan perempuan itu terikat. Arka pelan membalikkan badan, mendekatkan diri dan mendongakkan dagu Aira dengan pelan. Sontak Aira yang terkejut langsung mundur kebelakang. Dilihat tubuh Aira tambah gemetar tangannya yang terikat semakin mengepal. Arka terus mendekat menundukkan kepala menelusuri leher sampai pundak Aira ... saat itu Aira benar-benar merasakan pria asing itu mengendus perlahan tubuhnya.
Sebuah emosi yang memuncak tinggi dan tak terkendali. Aira meneriaki pria di depannya itu yang seperti tak punya etika dan rasa sopan sama sekali padanya. “Pergi kau!!" Nada tinggi Aira. Arka yang masih diposisi sebelumnya langsung menyeringai tersenyum miring, tatapan tajam! kepalanya menoleh ke wajah cantik Aira dan Arka berdiri tegak lagi, kembali tangannya mengangkat dagu Aira. “Apa dia tawanan bos kalian, Leon?” tanya Arka ke bodyguard Leon.
“Benar Tuan, kami disuruh membawa gadis ini keruangan pribadi tuan Leon.” jawab bodyguard tersebut. Pintu lift terbuka. Arka dan asistennya langsung menuju ke ruang kerja Leon. Leon yang sedang asik main game di handphone langsung terbangun melihat kakaknya datang. Aksinya yang kelabakan langsung membereskan ruang kerjanya dan menelpon anak buahnya agar menyekap gadis tawanannya tadi di ruang istirahat miliknya, membuat Arka Max langsung bertanya.
“Apa yang sedang kau kerjakan?” celetuk Arka sambil duduk di sofa hitam pekat yang ada di ruangan itu. Dengan senyum meringis dan tangan menggaruk kepala belakang yang tak gatal. Leon menjelaskan kalau ini masih jam istirahat.
“Ini masih jam istirahat kak ..., aku buatkan kopi blue montain kesukaanmu ya!” rayu Leon. Beberapa menit kemudian sembari menyesap kopi blue Mountain yang dibuat khusus untuk Arka. Arka kembali bertanya ke Leon “Apa kau kekurangan wanita? sampai menyekap gadis kecil di ruangan mu?” Mata Leon terbelalak tercengang saat Arka bicara, kenapa kakak nya bisa tahu kalau gadis kecil yang dia bawa. pikir Leon.
“Hahahaha kakak, selalu tahu duluan apa yang aku kerjakan. Menyebalkan! Kak ... kelab-kelab malam yang baru saja dibangun. Biarkan aku saja yang kelola ya? Kelab-kelab malam ini Cuma usaha-usaha kecil kakak. Aku ingin belajar mengelola apa yang sudah termasuk hobi ku. Aku punya hadiah kecil buat kakakku sayang yang rupawan ini ... nanti aku kirim ke apartemen kakak." Leon berbicara dengan mata berbinar bak kucing yang dapat ikan besar.
“Aku akan pikirkan itu. Kau belajar disini dulu dan pahami cara kerjanya dulu.” Arka menyerahkan berkas-berkas yang sudah di bawa Glen. Yang dari tadi terdiam di samping Arka max. Setelah berlama lama membual dengan Leon adik kesayangannya itu. Arka beranjak pergi. Hari sudah beranjak malam. Arka yang berjalan melewati pintu keluar kantor besar itu menanyakan apakah ada jadwal lainnya lagi hari ini.
"Jam 9 malam nanti nona Karla dari bintang kelab malam kelas atas mengundang Tuan makan malam di apartemen mewahnya.” kata Glen.
“Batalkan saja, hari ini aku ingin istirahat di apartemenku saja." ujar Arka.
"Baik tuan." sahut hormat Glen.
********
Arka hanya ingin sendiri saat ini ..., setelah masuk apartemennya, Arka menaiki tangga seraya melepaskan jas yang di kenakannya seharian tadi dan melonggarkan dasi yang dia pakai. Tanpa ragu membuka pintu kamarnya sendiri dan menyalakan lampu kamarnya. Seperti er*ngan gadis terdengar dari kamar nya. Arka langsung beranjak menuju suara er*ngan itu yang terdengar seperti dari sofa kamar miliknya.
Mata Arka seketika terbelalak, dia melihat gadis mungil duduk di sofa kamarnya dengan ikatan di pergelangan kaki, tangan dan juga lakban dimulut nya. Arka berjalan pelan menuju Aira dan membuka lakban tersebut dengan pelan ....
“Tolong lepaskan saya, Tuan ...,” sambil memohon, terlihat di sudut mata Aira sudah berkaca-kaca air mata. "biarkan saya pula—ng! Maksud saya. Antarkan saya di pinggiran kota. Saya mohon, Tuan.”dengan menunduk, Aira memohon dengan penuh harap. Meski dia sendiri juga tidak tahu akan kemana. Tapi, dari pada dan di sekap seperti ini mending Aira hidup di jalanan sampai dia bisa kembali ke kontrakannya dulu.
Tiba-tiba tubuh Aira melejit kaku, matanya terbelalak saat kedua tangan Arka melingkari pinggang Aira dengan posisi yang sangat dekat dengan tubuh Aira yang tengah duduk di sofa brown yang senada dengan desain warna kamar Arka.
"Sebelum kau pergi bukannya kau harus terlepas dari tali ini, bukan?!” Arka membungkuk dan melepaskan tali yang mengikat tangan Aira. Dengan mundur perlahan jemari Arka mengangkat dagu Aira, memusatkan pandangan Aira ke tatapan Arka saat itu, tapi Aira langsung menunduk dengan cepat setelah melihat tatapan mata sayu Arka yang sangat menggoda; menggoda siapapun yang melihatnya dan pasti akan terpesona oleh tatapan mata Arka saat ini.
Sementara itu tangan Aira sudah terlepas dari ikatan tali yang mengikat erat tangannya tadi. Aira mengangkat kedua tangannya dengan gembira dan menatap sebentar mata Arka "Bolehkah saya pergi? Talinya sudah terlepas." Arka yang didepannya dengan mata terbelalak langsung tertawa terkekeh-kekeh mendengar kata-kata polos dari gadis polos itu.
“Harus ada imbalan kalau kau ingin pergi," seru Arka. Hati yang gemuruh-- tangan kecil Aira mulai kembali bergetar. Aira yang menunduk sangat terlihat kalau matanya bisa terbaca oleh Arka Max, kalau Aira lagi panik. Ternyata ide polos Aira itu tidak berhasil ke Arka. Yang ada dia malah ditertawain. Padahal Aira berpikir tadi semoga saja pria ini tidak suka gadis polos. Tapi dari raut muka Arka malah sebaliknya. Membuat Aira beringsut takut akan ada sesuatu terjadi padanya.
"Apa kau takut? aku sangat ahli membuat wanita kelabakan diatas ranjang bersamaku." Bisikannya yang sangat dekat itu membuat rasa gelenyar ke telinga Aira. Spontan Aira dorong dada Arka yang begitu sangat dekat dengannya.
Suara Aira terbata-bata. "Tolong tuan biarkan saya pergi. imbalannya, saya tidak akan melaporkan Tuan ke polisi atas tindakan Tuan saat ini."
Arka malah meraup menggendong tubuh mungil Aira. Berjalan menuju tempat tidur Arka yang sangat luas dan akan lebih menikmati Aira dari pada di sofa yang kecil tersebut. "Salahnya aku menginginkanmu saat ini." Arka melemparkan begitu saja tubuh Aira yang langsung melenting menelangkup tubuhnya. Sementara itu Arka melepaskan dasi dan membuka sebagian kancing bajunya, merangkak mendekati pelan Aira seakan seperti seekor singa yang mendapatkan santapan enak ditengah kelaparannya saat ini.
Aira mulai panik. Dia terus merangsek menjauhi Arka. Dengan tangan menyilang ke dadanya Aira memohon agar Arka berhenti. Tubuh Arka yang sudah dipenuhi gairah yang mendidih dalam hatinya, tidak menggubris omongan Aira dan malah melepaskan bajunya. Maju mendekati Aira dan mendekati tubuh Aira.
”Aku menginginkanmu saat ini. Jadi menurutlah maka kau tidak akan kesakitan.” Dengan suara parau dan mata yang sudah berkabut. Tangan Aira yang mungil berusaha mendorong sekuat tenaga, tapi Arka seperti membatu dengan tatapan tajam yang seolah menusuk pandangan Aira padanya. Arka yang tidak tahan lagi langsung mendekati bibir merona Aira dengan penuh gairah.
“Apa ini ciuman pertamamu?” Pertanyaan Arka setelah melepaskan ciumannya pada Aira. Aira tampak megap-megap. Arka tersenyum kecil Arka sangat menyukai gadis sepolos Aira yang belum tersentuh sama sekali. Yang biasanya Arka bermain dengan wanita wanita yang sangat ahli berhubungan. Dan sayangnya malam itu malam yang langka buat Arka. Dan malam itu Arka tak melepaskan Aira begitu saja kalau belum berhasil mendapatkan apa yang Arka mau.
.
.
.
Chapter ini sudah dalam revisi oleh Author. Sengaja menghilangkan hal hal vulgar di bab yang ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Eti Guslidar
semoga jodoh
2020-12-11
0
Alisya Putri
semangat Thor...
2020-11-02
1
Ienthan Botto
gk eeru dh diapus mah
2020-08-21
1