Laman Kosong

Laman Kosong

kecelakaan

Kau membuatku gila saat kau yang aku rasa berbeda telah pergi. Dan lebih menggilanya lagi aku tak pernah menemukanmu. Aira! Datanglah padaku, aku menunggumu. -Arka

Jalan yang sepintas normal, membuat pikiran terasa bingung saat klakson mobil, motor saling bersuara membuat satu mobil yang dikendarai Aira dan keluarganya kebingungan. Semua itu membuat mereka berpaling muka kebelakang, dan-- seperti tersambar petir siang hari. Truk besar bermuatan besi tanpa terkendali lagi mendorong mobil Aira yang di dalamnya ada ayah, ibu, Aira dan juga kakak perempuannya 'Selena'

Suara-suara bergemuruh di setiap sudut. Entah apa yang terjadi Aira masih bergeming terpaku dengan kepala berlumuran darah dikeningnya. Tangan Aira meraba-raba kedepan kursi mobil, seraya bersuara lirih. “Ayah ... Ibu ... Ayah- Ibu, bangun ... BANGUN Ayah-- Ibu, Bangun--“ setelah panggilannya yang terakhir, tubuh Aira bergetar. Mendapati kenyataan kalau ayah dan ibunya sudah meninggal di depan matanya sendiri. Lalu skala itu juga Aira menangis melolong sejadi-jadinya, dia belum bisa terima ini semua. Di saat usianya itu masih 15 tahun, dia harus menyaksikan ayah dan ibunya merenggang nyawa tanpa terselamatkan lagi.

Tak lama dengan tangisnya yang terlalu melolong karena syok. Kepala Aira berasa bertambah pening. Darah terus mengalir di pelipisnya. Aira teringat dengan kakaknya; yang tadi duduk di belakang. Perlahan kepala Aira menoleh ke belakang, yang dia lihat ... tidak ada orang dibelakang. Aira merasa gundah, resah, kemana kakaknya? kenapa Selena tidak ada di dalam mobil.

Dengan kepala nyeri dan pening, Aira keluar mobil, mencoba mencari kakaknya. Jalannya terseok-seok, tidak ada satu orang pun yang akan perhatian dengannya. karena, semua orang di sana tengah sibuk sendiri menyelamatkan nyawa mereka masing-masing dari kecelakaan beruntun itu.

Dengan suara lirih serta menahan sakit, Aira berusaha menajamkan pandangannya yang mulai rabun dan terus memanggil kakaknya. "Kak Selena ... Kakak di mana--" suaranya semakin lemah dan Aira terjatuh!

.

.

.

.

******

Saat itu-- wajah mungil nan cantik itu perlahan terlewati hangatnya sinar mentari pagi hari. Matanya dengan lembut perlahan terbuka. Pikirannya yang sepenuhnya belum sadar, dia amati sekeliling ruangan itu. Dilihatnya rumah itu terbuat dari kayu kayu yang sudah mulai rapuh dan dinding cat sudah mulai mengelupas di setiap sisinya. 'di manakah ini?' pikirnya bertanya-tanya.

Aira yang lupa kalau orang tuanya meninggal. Aira bergumam, "Ayah ... Ibu ... Aira sedang dimana ...?" Sementara itu dibalik pintu ada seseorang sedang mengintip Aira yang sedang terlihat kebingungan dan dia segera berlari ke ibunya.

“Ibu ...! Ibu ...! Gadis itu bangun!” teriak Sean.

“Benarkah!” ibu Rasti terhenyak matanya terbelalak besar sempurna.

“Baguslah sayang, warung kita bisa lebih ramai dari biasanya. Hahaha ...," sela pak Zul, Bapak dari Sean.

Keluarga pak Zul ini adalah keluarga kecil yang tinggal di kampung kumuh yang jauh dari perkotaan. Rumahnya sempit berdinding kayu dan mereka membuka warung kecil untuk menyambung hidup mereka. Tapi, Sayangnya warung mereka dijadikan sarana berjudi dan berpesta minuman keras. Dan Sean adalah seorang remaja yang layaknya preman dan sangat susah diatur.

Di sana Ibu Rasti hanya bisa sabar dan mungkin sudah ratusan kali mengingatkan mereka berdua tapi pada ujungnya cekcok yang tiada henti. Enggak urung juga malah tindak kekerasan yang terima Ibu Rasti.

****

Mereka datangi gadis kecil itu yang kata anak laki-lakinya sudah siuman.

“Lihat ibu, gadis cantik itu kebingungan. Sepertinya anak itu menangis." kata Sean yang mengintip Aira dari lubang pintu mereka.

“Minggir kamu," Ibu Rasti mengetuk pintu. "saya masuk ya nak ...," sambung Bu Rasti berucap.

Aira terperanjat dari lamunannya. “Siapa ...?!!" menjawab dengan perasaan bingung. Bertanya-tanya siapa yang memanggilnya.

Ibu itu berseru namanya sendiri dan membuka pintu kamar Aira. Dan terlihat Aira geragap bangun dari tidurnya.

"Sudah, tidurlah lagi. Tubuhmu terlihat masih lemah sekali."

“Ibu siapa ...? dan aku ada di mana?"

Dengan sikap ramah dan keibuan Ibu Rasti menjelaskan semua. Bagaimana bisa gadis kecil itu bisa sampai di desa kumuh tersebut. Dan Sean ikut mendengarkan Ibunya yang bercerita pada Aira.

Ibu Rasti menceritakan saat Aira yang sudah terdampar di pinggiran sungai, yang mungkin telah terbawa arus deras sungai waktu itu. Hari ini sudah hari kedua setelah Aira ditemukan, setelah Ibu Rasti berusaha keras membawakan Dokter juga mengobati Aira dengan pengobatan tradisional. Mungkin semua ini adalah keajaiban dan keberuntungan untuk Aira karena bisa selamat dari derasnya aliran sungai yang mampu membawa dia ke pemukiman kumuh tersebut.

Aira menunduk. Dia berusaha mengingat-ingat apa yang sudah terjadi padanya. Tapi, Ibu Rasti tiba-tiba tercengang. Kenapa tiba-tiba Aira sesenggukan menangis. Ternyata Aira sudah mengingat semua yang terjadi pada dirinya. Dia ingat kalau orangtua nya sudah meninggal dan disaat dirinya mencari kakaknya, bukannya ketemu dia malah terperosok ke aliran sungai karena pening dan sakit yang Aira rasakan saat itu. membuat Aira tak sadar sudah berjalan sampai ke pinggiran sungai dan terpeleset terbawa arus sungai.

Segera Ibu menenangkan Aira, dan Sean mengambilkan minum untuk Aira. Aira menceritakan apa yang sudah terjadi dan di pemukiman kumuh itu tidak ada yang tahu kalau ada kecelakaan di jalan besar pinggir hutan tersebut. Karena jarak rumah dan tempat kecelakaan itu sangat jauh. Tempat dimana Ibu itu tinggal adalah termasuk daerah tertinggal. Bahkan belum ada jalanan aspal disana. Dan karena sulitnya jalan yang harus mereka lalui saat mau ke kota, hanya mobil barang dagangan saja yang melintas di sana.

Belum juga menyuarakan keinginannya untuk pulang Ibu sudah menjelaskan seperti itu. Ditambah lagi Aira masih sangat lemah. Mau berjalan pun masih sangat lemah.

"Namamu siapa, Nak ...?"

"Aira, Bu ..."

Kebaikan ternyata hanya sebatas disitu saja. Mereka semua kecuali ibu, memanfaatkan dirinya untuk mencari penghasilan lebih; dengan menjadikan Aira pengantar minuman untuk pelanggan warung mereka. Semua itu membuat Aira terpukul untuk kedua kalinya. Dimana dia seharusnya bisa pulang dan mengetahui keadaan keluarganya tapi mereka memaksa juga mengekang dirinya agar tetap tinggal di pemukiman kumuh tersebut.

Siapa yang tak akan suka dengan kehadiran Aira yang cantik jelita. Meski masih umur 15 tahun. Tubuh kecilnya berbentuk indah selaras dengan mukanya yang putih merona. Sesekali Aira terdiam setelah mengantarkan minuman, sembari menggenggam erat liontin satu-satunya miliknya. Liontin yang sama persis dengan milik kakaknya. Dan dari benda kecil itu Aira berharap bisa bertemu dengan kakaknya.

Di pemukiman kumuh itu. Mereka secara keras bertahan hidup di sana. Gadis kecil yang disiksa dan dikekang itu hanya boleh di rumah saja tanpa diberi akses apapun. Tapi, Ibu yang kasihan terus menerus membela Aira yang akhirnya menyekolahkan Aira sekolah di sana.

4 tahun dilaluinya. Tentu bukan hal yang mudah apa yang sudah Aira lalui ... banjiran air mata hingga mengering mungkin sudah dia rasakan. Tapi dia terus bersyukur sampai detik 4 tahun itu dia masih gadis; gadis yang artinya masih perawan.

4 tahun juga dia sekarang sudah berumur 19 tahun. Sungguh cantik hingga banyak sekali yang melamarnya. Tapi, Pak Zul tidak mau kalau bukan orang kaya raya yang membelinya.

Sampai suatu hari, di ruang yang gelap terdengar suara jeritan kesakitan hingga meminta pertolongan pun sama sekali tidak ada yang menolongnya. Bukan siapa-siapa lagi. Itu adalah suara Sean yang tengah kepayahan, kesakitan minta tolong setelah beberapa pukulan dia terima mentah-mentah tanpa ampun. Darah bercucuran di mana-mana. Hingga rasanya Sean ingin mati saja saat itu.

"Tolong ampuni saya bos ... saya akan melunasi semua hutang saya. sekarang juga ...!” permohonan Sean. Dengan tangan bergetar sambil mendekap kaki bos besar itu. “bos menginginkan adikku bukan, baiklah bawa dia. Aku juga mau harga yang setimpal dengan kecantikan adikku itu.” celetuk Sean.

Kesepakatan itu membuat keduanya belah pihak puas dengan hasilnya, tak pelak ayah Sean juga ikut andil dari peristiwa bencana yang akan terjadi pada Aira. Di detik yang sama ... Aira tersenyum lebar. Ibu Rasti membawakan oleh oleh kamera digital terlihat biasa dari kwalitasnya, tapi barang yang biasa itu bisa membuat Aira tersenyum lebar, Aira sudah terbayang mau siapa saja dan apa saja yang akan dia foto.

Senyum lebar itu terhenti seketika saat suara keras pak Zul panggil nama Aira, Aira langsung menyahut santun pada pak Zul, Pak Zul menyuruh Aira ganti baju dan segera keluar. Ibu rasti dan Aira bertanya-tanya sebenarnya kenapa tiba tiba Aira suruh ganti baju bagus ... pak Zul juga meminta ibu untuk tak mengurusi tindakan pak Zul hari ini. Karena Sean lagi sekarat dan hampir saja mati kalau tidak ada pertolongan.

Aira keluar sesudah berganti baju dan tangannya masih membawa kamera digital pemberian ibu Rasti. Nggak lama setelah ganti baju ada beberapa mobil berhenti didepan rumah Ibu Rasti. Mereka berbaju hitam dan berbadan kekar langsung menghampiri Aira. Aira tercengang tiba-tiba orang yang berbadan kekar itu menarik tangan kecilnya. Sontak juga ibu Rasti teriak histeris menangis 'ada apa ini' bapak kasar menghentikan ibu Rasti yang mau menghampiri Aira. Dan Pak Zul keras menampar ibu Rasti, lelaki itu menjelaskan kalau Sean akan mati kalau Aira enggak ikut mereka.

Aira melawan sekuat tenaga dan meneriaki memanggil manggil ibu Rasti diiringi isak tangis Beserta panik yang menyelimuti dalam pikirannya dan mobil itu pun segera membawa Aira melaju keras menuju ke kota besar, untuk menemui Bos besar mereka.

.

.

.

.

lanjut baca Ya...

by UlanZu

Terpopuler

Comments

Winsulistyowati

Winsulistyowati

Assalamualaikum.Mampir aku Thor🖐️

2023-01-17

0

Althofunnisa putri

Althofunnisa putri

q mampir,ninggalin jejak

2021-02-12

0

Tri Asih

Tri Asih

nyimak

2021-01-01

0

lihat semua
Episodes
1 kecelakaan
2 Tahanan
3 siapa namamu?
4 Gadis kecil dari desa
5 aku kembali
6 terjebak
7 Pandangan mata
8 Tali sepatu
9 Terciduk
10 Tindakan Omma Nena
11 Villa tua
12 gara gara ulat bulu
13 Aku suka caramu Aira
14 Romantis
15 Tentang Aira
16 Tentang Arka
17 Gelapnya masa lalu
18 Atmosfer
19 Antara perpisahan dan Orang baru
20 Musuh terselubung
21 kegelisahan Hati
22 kegelisahan
23 Tangis
24 penculikan Aira
25 Pernyataan cinta
26 isi hati
27 Konflik
28 Kontrakan kecil
29 Pisau untuk pengkhianat
30 Kematian Feirvy
31 Sebelum kencan
32 Kencan yang sempurna
33 Gelap remang kamar Aira
34 Mengejar cinta Arka 1
35 Mengejar cinta Arka 2
36 Aku katakan cinta untukmu
37 Ketagihan
38 Kau yang mengagumkan
39 Lamaran yang tak di duga duga
40 Kakak yang terbaik
41 Tipu muslihat
42 ketakutan
43 Mencari celah
44 Tragedi di kota Red blood
45 Perasaan perih
46 Amnesia dan kedatangan Keira
47 Sensitif Aira
48 Romansa Cinta
49 Romantis 21
50 Kebenaran yang belum terungkap
51 Maaf khilaf ...
52 Ingin punya anak
53 Naluri hati
54 Aku tertarik padamu.
55 Perkara
56 Berita menyakitkan
57 Amarah
58 Air mata untuk orang yang di cintai
59 Pernikahan juga Chapter terakhir
60 Bonus chapter Key
61 Chapter love Key 2
62 Chapter love Key 3 ( pindah rumah )
63 Pengumuman
Episodes

Updated 63 Episodes

1
kecelakaan
2
Tahanan
3
siapa namamu?
4
Gadis kecil dari desa
5
aku kembali
6
terjebak
7
Pandangan mata
8
Tali sepatu
9
Terciduk
10
Tindakan Omma Nena
11
Villa tua
12
gara gara ulat bulu
13
Aku suka caramu Aira
14
Romantis
15
Tentang Aira
16
Tentang Arka
17
Gelapnya masa lalu
18
Atmosfer
19
Antara perpisahan dan Orang baru
20
Musuh terselubung
21
kegelisahan Hati
22
kegelisahan
23
Tangis
24
penculikan Aira
25
Pernyataan cinta
26
isi hati
27
Konflik
28
Kontrakan kecil
29
Pisau untuk pengkhianat
30
Kematian Feirvy
31
Sebelum kencan
32
Kencan yang sempurna
33
Gelap remang kamar Aira
34
Mengejar cinta Arka 1
35
Mengejar cinta Arka 2
36
Aku katakan cinta untukmu
37
Ketagihan
38
Kau yang mengagumkan
39
Lamaran yang tak di duga duga
40
Kakak yang terbaik
41
Tipu muslihat
42
ketakutan
43
Mencari celah
44
Tragedi di kota Red blood
45
Perasaan perih
46
Amnesia dan kedatangan Keira
47
Sensitif Aira
48
Romansa Cinta
49
Romantis 21
50
Kebenaran yang belum terungkap
51
Maaf khilaf ...
52
Ingin punya anak
53
Naluri hati
54
Aku tertarik padamu.
55
Perkara
56
Berita menyakitkan
57
Amarah
58
Air mata untuk orang yang di cintai
59
Pernikahan juga Chapter terakhir
60
Bonus chapter Key
61
Chapter love Key 2
62
Chapter love Key 3 ( pindah rumah )
63
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!