Pengantin Ares
"Tuan, Anda harus segera menikah!" Deni membuka buku agendanya yang berisikan nama-nama calon pengantin Ares, Tuannya.
"Carikan aku wanita seperti Ara, maka aku akan menikah!" jawaban yang sama sejak satu tahun yang lalu. Saat Ares kumat mengganggu Ara mantan istrinya.
Hingga akhirnya, buku agenda yang harusnya berisi jadwal kegiatan Ares berubah menjadi catatan nama-nama dan info mengenai kandidat pengantin untuk Ares. Deni sudah seperti baby sitter seorang pria besar yang tingkahnya melebihi bayi.
'Ya, Tuhan... panjangkan lah umurku agar aku tidak terkena serangan jantung sebelum pria ini menikah!' batin Deni berkecamuk. Dia berdo'a untuk diri sendiri. Karena jika dia kenapa-napa. Siapa yang akan mengurus Tuannya yang sebatang kara.
Orang tua sudah tidak ada, istri pun meninggalkannya. Ralat! Pria itu yang menduakannya dengan menikah lagi. Karena itu Nyonya Elara lari ke pelukan Tuan Charles yang lebih tampan, lebih muda dan hm... lebih legit tentunya.
Ingin dia memaki, 'SALAH SIAPA POLIGAMI? DICEREIN, BARU TAU RASA 'KAN!' namun, itu hanya ada dalam khayalan saja. Deni tidak cukup berani untuk menggantung dirinya sendiri mengingat banyaknya cicilan rumah yang ia sengaja timbun untuk anak cucunya nanti.
Hei, anak? Istri saja tidak punya. Pacar pun bayangannya tidak tahu seperti apa. Nasib Deni tidak kalah mengenaskan di bandingkan Ares. Hanya saja, Ares masih dikelilingi wanita, asal dia mau. Dia tinggal menunjuk salah satu mereka dan memboyongnya menjadi Nyonya Atmaja.
Gelar Nyonya Atmaja seolah sebuah gelar keramat bagi Ares. Posisi yang tidak bisa digantikan siapa pun selain Elara mantan istrinya.
Mengingat Nyonya Elara, mengingatkan Deni akan kejadian satu tahun yang lalu. Ketika pria itu mabuk bersama Tuan Charles. Ares bukannya pulang ke rumahnya malah membuat keributan di rumah mantan istrinya.
"Ara... menikahlah denganku. Aku rela menjadi suami ke-duamu!" racau Ares tidak jelas.
"Lepaskan Araku!" hardik Charles, selaku suami baru Elara.
"Dia Araku!" Ares tidak mau kalah, dia memeluk kaki Elara yang kewalahan oleh tingkah dua pria mabuk.
"Hei, kalian! Berhenti bertengkar!" Elara berusaha melepaskan diri, meski sangat sulit. Ares bagai lem power glue yang melekat paten.
"Tapi Ma, Ares ingin menikahimu!" Charles merajuk.
"Memangnya aku bilang mau? Sudah berhenti berbicara tidak jelas! Dan kau Ares, pulang lah... Hades menunggumu di rumah." Elara mulai pusing. Pasalnya dia terganggu di tengah tidur lelapnya.
"Aku maunya kamu menungguku di rumah..." cicit Ares seperti anak kecil.
Charles mendelik, pria itu membogem pipi Ares hingga tersungkur.
"PAPA!" Elara memekik. Mabuk memanglah awal sebuah kekacauan.
Ares tidak tinggal diam. Dia bangkit dan melayangkan bogeman balasan pada Charles. Elara sampai melotot.
"Apa salahnya menyukai Ara?" tanya Ares dengan lantang.
"Dia istriku, sekarang!" Charles mendorong tubuh Ares yang sempoyongan. Mereka sama-sama tidak berdiri tegak.
"Dia mantanku!"
"Sinting!" maki Charles.
"Kau juga sinting!" Ares ikut mengatai.
"Kalian berdua sinting! Pengawal, bawa Tuan kalian!" Elara berteriak. Dia sudah tidak bisa lagi menangani Ares dan Charles yang sedang mabuk.
"Tidak! Aku tidak mau pulang... Ara... ikutlah denganku..." Ares meronta kemudian memelas.
Elara tidak mengubrisnya. Memilih menutup pintu dengan segera, mencegah Ares kembali memasuki kediamannya.
***
Kembali ke masa sekarang, Deni mengurut dadanya membatin. Sampai kapan majikannya ini akan berhenti membuat ulah.
"Deni..."
Tidak ada sahutan, Ares pun melongok asistennya yang tampak termenung. Ares melemparkan sebuah koran ke arah wajah Deni.
PLAK!
"Ah!"
Deni tampak gelagapan, dia meraih koran hingga agendanya terjatuh ke lantai. Ares mendengus.
"Apa yang sedang kau pikirkan? Jangan banyak melamun! Nanti kau kesambet seperti ayam Pak Rohim lho!"
Deni meraih agenda itu, membersihkan dengan menepuk-nepuknya. Pria itu pun menaikkan setengah alisnya. "Memangnya ayam Pak Rohim beneran kesambet? yang saya tau, ayamnya salah makan. Kebanyakan makan karet gelang." jelasnya.
Ares sampai melongo. Dia bahkan tidak tahu akan hal itu, barusan Ares hanya asal celetuk saja. "Kau bisa tau sedetail itu?"
"Saya lupa mengabari Tuan, jika anak perawannya masuk list calon istri Anda," Deni berkata mantap sedangkan Ares mengusap wajahnya dengan kasar.
Deni seolah tidak lelah dengan urusan asmara Ares yang tidak kunjung menemukan titik terang. Yang ada malah berkabut dan menghitam. Menyedihkan!
"Kau tidak salah? Kau mau menjodohkanku dengan anak Pak RT?" Tanya Ares setengah terkejut.
"Kenapa tidak?"
"Usianya baru 18 tahun!" pekik Ares. Bagaimana bisa Deni menjodohkannya pada gadis yang begitu belia, sedangkan usia dirinya sudah hampir berkepala empat.
"Tuan, usia itu hanya lah sebuah angka," jelas Deni berlagak seperti seorang motivator.
"Ya, jelas sebuah angka buatku. Karena aku tampan dan kaya!" Ares menyeringai mengejek. "tapi, tidak denganmu. Bagaimana kalau kau sendiri yang mengikuti kencan buta, Deni?" Ares memberikan serangan balik. Selalu begitu. disaat dia malas berdebat. Ares akan menggunakan kelemahan Deni untuk memojokkan asistennya itu.
"Saya akan segera menikah, setelah Anda Tuan!"
"Kau! Apa tidak lelah menjadi malaikat cupidku? Meski belum membuahkan hasil," sarkas Ares.
"Tuan! Apa anda tidak lelah? mengganggu Nyonya Elara dan Tuan Charles?" Deni bertanya balik. Dia kesal karena Ares selalu menyindirnya akan usahanya yang belum berhasil karena orang bersangkutan selalu menghindar layaknya belut.
"Aku tidak mengganggunya!" sahutnya tidak terima.
"Apa namanya jika setiap hari Anda menelpon dan mengirimi pesan pada Nyonya dengan segala perhatian melebihi seorang suami pada istrinya. Tidak hanya itu! Anda mengirimi beliau bunga mawar merah dengan 99 tangkai setiap hari senin. Dan itu membuat Tuan Charles meradang, melampiaskan kekesalannya pada saya yang tidak becus mengurus Anda!” ungkap Deni blak-blakan.
“Kau! Menguntitku? Tidak ada yang tahu jika aku mengirimi Ara bunga setiap hari senin!” Ares melebarkan matanya. Pasalnya selama ini dia merahasiakan itu pada Deni.
“Bukan itu inti dari yang saya bicarakan Tuan! Jadi benar anda yang mengirimi Nyonya bunga-bunga?” Kepala Deni mulai nyut-nyutan. Andai dia bisa, dia ingin sekali memukul kepala Tuannya agar sadar jika tingkahnya sangat konyol.
“Apa intinya? Kau yang bersikap seperti Ibuku?” Ares menunjuk wajah Deni.
“Anda yang berlebihan! Apa Anda tidak malu? Seorang Atmaja meneror wanita yang telah bersuami?” Deni menepis tangan Ares dan membusungkan badan. Melangkah maju membuat Ares mau tidak mau melangkah mundur.
“Jangan bawa-bawa Atmaja!”
“Jika perlu!”
Deni sama sekali tidak takut. Rasa takutnya sudah tergerus oleh kesal yang menumpuk pada Tuannya. Ares salah tingkah melihat sikap Deni yang beda dari biasanya, tapi dia pun tidak terima jika Deni berani melawannya.
“Minta maaf sekarang dan aku akan melupakan sikap lancangmu!”
“Tidak!”
Selagi Ares dan Deni sibuk beradu mulut, terdengar suara ketukan pintu. Seorang pegawai pun membuka pintu dan mendapati dirinya yang ditatap tajam oleh Ares dan Deni.
“Tuan… maaf, Rapat akan segera dimulai,” cicitnya pelan.
Kedua pria tersebut tidak menyahut. Merasa jika telah mengganggu, pegawai itu segera pergi.
“Saya akan menundanya, Tuan! Permisi,” dia pun menutup kembali pintu dan segera pergi dari sana.
Ares kembali melihat Deni yang menatapnya tanpa takut. Ares memejamkan mata dan menghela nafas.
“Saya akan meminta maaf, asal Tuan mau menghadiri pertemuan yang telah saya siapkan minggu ini!” ucap Deni membuat Ares menoleh dengan raut wajah aneh. Deni ternyata tidak pantang menyerah.
“Kau!”
“Kali ini saya benar-benar memohon pada Anda, Tuan!” Deni memasang wajah serius yang tidak pernah ditampilkan pada Ares selama ini. Nyatanya, Deni menahan takut dalam hati. Dia sudah pasrah jika akan kehilangan pekerjaannya kali ini. Tapi, semua lebih baik dibandingkan mendapatkan malu akibat tingkah Ares yang mulai menggila. Jika dibiarkan, Ares akan melakukan hal di luar nalar lagi.
Mengirimi bunga bukanlah hal absurt yang pertama Ares lakukan. Sebelumnya Ares pernah memasang banner super besar di tengah kota untuk mengucapkan ulang tahun Elara selama 1 bulan. Itu benar-benar kacau.
Tbc.
Kira-kira, apa yang akan terjadi selanjutnya? Seperti apa kandidat yang Deni siapkan untuk Ares? Tolong jangan terlalu serius, karena di sini hanya ada kekonyolan Ares.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Yuiko23
semangat umi... akhirnya ketemu Ares llagi kita
2025-03-06
1
...
Welcome back author kesayangan❤
2025-03-04
1
Hayurapuji
akhirnya cicilan memegang segalanya hahha
2023-03-14
0