Skynight Club
Suara musik yang berdentang keras menggema di seluruh ruangan. Cahaya lampu kerlap-kerlip membuat atmosfer menjadi semakin meriah. Aroma alkohol dan parfum yang kuat memenuhi udara. Di antara kerumunan orang, tampak sosok wanita dewasa yang berdansa penuh percaya diri, meliukkan tubuh mengikuti irama, membuat beberapa lelaki hidung belang menatapnya penuh minat.
“Sophie!”
Panggil salah seorang pria setengah baya dengan tato di tangannya. Sophie yang tengah menari sontak menghentikan kegiatannya. Wanita itu menghela nafas kasar.
“Ada apa? Mengganggu saja!” gerutunya kesal.
“Bos Bobby manggil tuh!”
Sophie memutar bola mata malas. Bobby, seorang mucikari yang memiliki andil besar dalam kehidupan kelam Sophie saat ini. Pria itu tidak memberikannya ruang untuk bergerak. Sophie hanya boleh berkeliaran di club atau markas Bobby. Sejak bercerai dengan Ares, Sophie hidup menjadi tawanan Bobby. Meski Sophie tidak begitu peduli nasibnya yang berakhir menjadi wanita malam, tapi ada satu yang ia sesalkan yaitu tidak bisa hidup bersama puteranya, Hades.
Tidak, mungkin untuk hidup bersama adalah suatu keinginan yang sangat muluk, setidaknya Sophie ingin melihat sosok Hades yang sudah tumbuh besar, karena terakhir kali Sophie hanya mengingat wajah Hades saat masih bayi.
Sophie sudah berkali-kali mencoba untuk kabur dari cengkeraman Bobby, tapi selalu gagal. Pria itu selalu berhasil menangkapnya. Sophie tahu, dalang dari semuanya adalah Ares. Pria yang dulu dipuja dan dicintainya itu menjadi orang yang sangat Sophie benci. Hingga ke sumsum tulang. Jika bisa, Sophie ingin membunuh Ares dengan tangannya sendiri.
Sophie menelusuri lorong club menuju ruang VIP tempat Bobby berada. Sesampainya di sana Sophie disuguhi penampakan Bobby yang sedang diapit oleh dua wanita cantik berpakaian mini.
“Sophie sayang, kemari!” pinta Bobby dengan senyum sumringah. Pria itu melepaskan pelukan salah satu wanita lalu memberikan isyarat untuk memberikan segelas sampange pada Sophie.
“Silahkan, Kak!” tawar wanita seksi bernama Cleo.
“Thank you,” jawab Sophie malas, tapi ia tetap menerimanya. “Ada apa memanggilku?” tambah Sophie seraya meletakkan gelas ke meja.
“Kau tidak meminumnya?” tanya Bobby.
“Perutku sudah kembung,” sergah Sophie cepat.
Bobby mengangguk seolah mengerti. “Ada klien dari Singapore, tolong kamu handle, ya!”
“Apa aku boleh menolak?”
“Tentu saja tidak,” Bobby menyeringai.
“Lalu apa gunanya kau bertanya?” decih Sophie muak.
“Aku hanya bersikap baik,” sahut Bobby riang tanpa rasa bersalah. Pria itu melemparkan kartu yang merupakan kunci kamar. “Jangan buat dia menunggu, dan… ganti bajumu. Gaun itu pasti sudah bau para buaya gila,” tambah Bobby.
“Sialan!” maki Sophie lalu mengambil kartu. Ia bergegas pergi dari ruangan VIP menuju kamar yang dimaksud.
Saat berjalan menuju kamar, Sophie melihat sekumpulan wanita yang keluar dari toilet. Wanita-wanita sosialita yang kadang membuat Sophie iri. Mengingatkan akan dirinya di masa lalu, saat hidup enak sebagai Nyonya Atmaja. Mereka bisa pergi bebas kemana saja, sedangkan dirinya terjebak di tempat haram itu entah sampai kapan. Sayup-sayup Sophie mendengar pembicaraan para wanita yang membuat langkahnya terhenti.
“Eh, kalian tahu tidak? Kemarin malam Ussy kencan buta dengan Ares Dawson Atmaja!”
“Ussy? Ussy yang artis go internasional itu?”
“Iya!”
“Terus-terus?”
“Kabarnya kencannya gagal karena Ares membawa puteranya.”
“Putera? Memangnya Ares punya anak?”
“Ada, dari pernikanah ke-2 nya. Tapi tidak ada yang tahu siapa wanitanya. Identitasnya sengaja ditutupi karena kabarnya ada skandal.”
“Wah, bener-bener gak tahu diuntung, ya! Sudah punya suami seperti Ares malah macam-macam. Bagus deh mereka sudah pisah.”
“Tapi, Ares Hot Papa donk! Dia yang ambil hak asuh. Sekarang anaknya jadi anak sultan penerus Atmaja, udah gitu anaknya ganteng, nih liat!” Salah satu dari mereka memperlihatkan foto Hades yang tertangkap kamera paparazzi saat pulang dari restoran.
Sophie pun langsung menyambar ponsel tersebut, menatapnya lamat-lamat. Hades kini sudah besar. Sosoknya sangat berbeda dari saat masih bayi. awalnya Sophie ingin meledak mendengar para wanita itu menjelekkan dirinya sebagai mantan istri ke-2 Ares. Namun, semua terdistrack oleh potret Hades yang tampak rupawan, membuat Sophie seketika merindukannya.
“Hades,” lirih Sophie.
Pemilik ponsel yang terkejut menarik ponselnya balik. Ia memaki Sophie yang lancang mengambil barang miliknya.
“Ih, gak sopan. Kamu mau maling ya!”
Sophie tidak menjawab, wanita itu malah tertawa sambil menitikkan air mata. “Hades, anakku,” bisiknya.
Para wanita itu saling pandang bingung dan mengira jika Sophie adalah orang yang kurang waras.
“Orang gila itu, udah yuk, kita pergi saja!”
Mereka pun memilih pergi meninggalkan Sophie yang masih bergumam menyebut nama Hades.
“Hades, Ibu mau ketemu kamu. Kamu harus kenal siapa Ibu kamu!” Sophie menerawang memikirkan cara agar bisa menemui puteranya. Selama ini tidak pernah ada berita apa pun mengenai Hades.
Beruntung kali ini Sophie tidak melewatkan berita itu. Sophie segera membuka ponselnya mencari nama Ares di pencarian, ternyata berita tentang Hades tengah menjadi trending topik. Sophie tersenyum penuh arti. Sebelum-sebelumnya ia jarang membuka ponsel karena berita hanya itu-itu saja. Kalau tidak tentang pembunuhan, ya kasus korupsi. Sepertinya Ares sedang lengah. Sophie tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini untuk mengulik semua informasi.
***
Gloomy Corp.
“Tuan! Berita tentang Tuan muda sedang ramai di internet.” Deni memasuki ruang Ares dengan raut cemas.
“Loh, bukannya kemarin kita melakukan pertemuan privat. Pasti ada yang membocorkannya!” Ares mencak-mencak membanting berkas.
Deni menegang, sepertinya pihak Ussy yang menyebarkan berita. Apakah mungkin karena kecewa kencannya telah gagal.
“Panggil manager wanita yang kemarin!”
“Maksudnya Nona Ussy, Tuan?”
“Ya, siapalah itu. Suruh mereka bertanggung jawab!”
“Tapi Tuan, dalam hal ini Tuan juga salah,” ujar Deni mengingatkan.
“Maksudmu?”
“Seandainya kemarin Tuan tidak membawa Tuan Muda, berita ini tidak akan pernah ada.”
“Kamu menyalahkan aku, Deni?”
“Saya hanya menyampaikan fakta,” Deni yang seharusnya kesal. Karena rencana yang dibuat sedemikian rupa gagal karena keisengan Ares.
“Kamu masih mengungkitnya? Hades memang ingin ikut. Aku tidak mungkin tega menolaknya.”
“Tuan Muda tidak akan pernah merengek, apalagi mengatakan kata yang sangat bukan dirinya. Dari mana juga dia tau tentang ibu tiri? Saya sudah tahu bahwa semua hanya setingan. Akui saja, Tuan!” desak Deni gemas. Setelah kejadian ditemukannya secarik kertas berisikan skenario. Ares malah langsung kabur. Karena itulah ia pun tidak menyadari jika ada paparazzi yang mengamati dari jauh.
“Ok, aku memang sengaja,” Ares mengangkat tangan mengakui.
Deni menganga lebar, Ekspresinya itu hampir membuat Ares tertawa.
“Kenapa Tuan? Saya sudah mengaturnya dengan sempurna, semua sesuai dengan selera Anda, kenapa Anda tega?” tanya Deni dramatis.
“Hei, Deni. Jangan berlebihan. Baiklah aku minta maaf.” Ares berusaha menahan tawanya.
“Tidak, semua sudah terlambat, sebaiknya saya mengajukan cuti.”
“A-apa?”
Deni pergi dengan perasaan dongkol, Ares berusaha mengejar Deni yang merajuk. Percayalah, mereka berdua malah lebih terlihat seperti sepasang kekasih.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Hayurapuji
ini deni dramatis amat ya, beda dari yang lain 🤣🤣🤣
2025-03-08
1
Yuiko23
deni oh Deni
2025-03-06
2