Aaron yang sejak tadi berdiri diam, ia meletakkan sarapan diatas meja dengan wajah datar dan dinginnya. "Ayo cepat sarapan!"
Naura kembali terpaku dan berfikir. Sejak ia datang kemari, ia hanya melihat banyak pengawal dirumah Aaron. Saat tadi ia turun keruang makan juga tidak melihat ada pelayan disini. Jadi, apa 'Samuel' yang menyiapkan sarapannya sendiri?
Aaron yang masih melihat Naura hanya berdiri diam. Ia berjalan mendekatinya. "Kenapa? Apa kakak ipar sepupu takut aku racuni?" Tanyanya dengan tatapan tajam terlihat menakutkan.
Seketika Naura melangkah mundur. "Terimakasih sudah menyiapkan sarapan. Tapi maaf, aku tidak lapar!" Ucap Naura dengan cepat lalu berbalik dan pergi dari ruang makan.
Saat melihat ada pengawal diruang tamu, ia menghampirinya. "Bisa antar aku pulang sebentar? Aku mau mengambil barang-barangku dirumah." Tanya Naura dengan wajah polos meminta pengawal mengantarnya pulang kerumahnya untuk mengambil barang-barangnya juga pakaiannya.
Karena saat kemarin ia pergi kemari, ia sama sekali tidak membawa apapun. Jadi ia ingin pulang dan mengambil pakaiannya juga beberapa barang-barangnya.
Rumah Aaron terletak ditengah-tengah lahan yang sangat luas. Naura bisa melihat ada pantai dari kejauhan melalui jendela kamar yang ditempatinya. Dan saat kamarin menuju kamari, ia tidak melihat ada transportasi umum yang lewat disepanjang jalan ini.
Pengawal tidak berani langsung menjawab Naura. Ia melihat kebelakang Naura dan Naura pun mengikuti arah pandang pengawal.
Entah sejak kapan 'Samuel' sudah berdiri dibelakangnya dengan bersedekap. "Kakak ipar sepupu ingin pulang kerumah mangmabil barang-barang? Biar aku yang mengantarmu dan tidak perlu merepotkan orang lain."
Belum sempat Naura menjawab, 'Samuel' sudah merangkul bahunya dan mengajaknya keluar menuju mobilnya.
Naura yang sangat tidak menyukai 'Samuel' terutama sikapnya yang kurang ajar ini, dengan cepat menghempaskan tangannya dengan ekspresi jijik. "Tidak perlu!" Ucap Naura dengan dingin.
Naura merasa heran dan masih belum mengerti dengan 'Samuel'. Baru semalam, dia mengatakan dirinya sangat jelek. Tapi kenapa masih saja mengganggunya?
Pengawal tadi menghampirinya dengan penuh hormat. "Nyonya Muda, biarkan Tuan...Tuan sepupu mengantarmu." Ucap pengawal yang hampir keceplosan menyebut Tuan Muda pada Aaron yang sedang berperan sebagai 'Samuel' dan langsung mengoreksinya.
"Bisa menyentuhmu, sangat menyenangkan." Bisik Aaron pada Naura sambil merangkulnya lagi membuat Naura seketika menghempas tangannya lagi dan terpaksa masuk kedalam mobil 'Samuel' karena takut kalau laki-laki kurang ajar dan tidak tau malu ini akan melakukan sesuatu yang keterlaluan terhadapnya.
Akhirnya 'Samuel' yang mengantar Naura pergi.
Mereka berdua hanya diam setelah masuk kedalam mobil. Naura memasang sabuk pengaman dan sama sekali tidak menoleh atau pun melirik kearah 'Samuel'.
Melihat Naura yang seperti ini, membuat Aaron semakin tertarik kepadanya.
Wanita yang menjadi istrinya ini memang sangat jelek. Tapi, dia selalu jujur.
Awalnya, Aaron hanya ingin menggoda Naura saja. Tapi saat melihat reaksi Naura yang seperti itu membuatnya menjadi sangat menarik. Aaron pun ingin melanjutkan permainannya ini.
Tidak terasa, mobil sport berwarna hitam milik Aaron telah sampai didepan rumah keluarga Affandi.
Naura ingin melepaskan sabuk pengaman. Aaron yang melihatnya, ia menyerongkan tubuhnya kearah Naura dan jari-jari lentiknya yang indah menekan pengait sabuk pengaman hingga terlepas.
Meski hati Naura merasa tenang, tapi ia tidak bisa menyembunyikan rona merah diwajahnya karena melihat wajah tampan 'Samuel' yang begitu dekat didepan wajahnya. Jantungnya pun berdegup dengan cepat.
Hanya dengan menatap wajah tampannya saja, semua wanita pasti akan langsung jatuh hati kepadanya.
Tapi ketika Naura mengingat sikapnya semalam yang kurang ajar dan tidak tau malu, membuatnya langsung merubah ekspresi wajahnya seperti semula lagi.
"Aku mau turun." Ucap Naura sambil menaikkan kaca matanya dengan wajah tanpa ekspresinya dan terlihat dingin.
Aaron memicingkan matanya menatap Naura dan suasana didalam mobil seketika berubah.
Naura bisa merasakan perubahan pada wajah 'Samuel'. Ia pun bersiap membuka pintu mobil dan turun. Tapi tangan 'Samuel' dengan cepat memegangi tangannya untuk mencegahnya membuka pintu.
Tubuh tinggi dengan lengan yang panjang berada didepan Naura dan jika dilihat dari depan mobil, Aaron seperti sedang memeluk Naura.
Aaron menatap lekat mata Naura yang terlihat bersih dan Indah dengan tenang. "Aku sudah mengantar kakak ipar sepupu. Apa tidak ada ucapan terimakasih darimu untukku?" Tanya Aaron pada Naura dengan maksud tertentu.
Naura dengan wajah polosnya menunduk lalu menyengir. "Terimakasih." Ucapnya kepada 'Samuel'.
Semua anggota keluarga Affandi yang selalu melihat Naura seperti itu, membuat mereka malas dan tidak mempedulikannya. Naura pun berharap semoga 'Samuel' juga sama seperti mereka.
Tatapan Aaron turun pada bibir merah Naura yang terlihat mempesona. Sudah jelas, wajah Naura tampak gelap dan kusam. Tapi bibir merahnya mampu membuat Aaron tergoda.
Naura telah menjadi istri SAHnya secara tertulis. Lalu kenapa ia harus menahannya?
"Terimakasihmu tidak tulus. Terpaksa aku mengambil sendiri ucapan terimakasih darimu." Ucap Aaron kemudian memiringkan kepalanya dan langsung mencium bibir merah Naura.
Naura merasakan sesuatu yang dingin dan lembut yang menempel dibibirnya. Ia mengulurkan tangannya ingin mendorong Aaron tapi kedua tangannya ditahan oleh Aaron.
Aaron merasa puas melihat reaksi Naura yang seperti ini. Sebelah tangannya melepas kacamata Naura dan ia dapat melihat dengan jelas mata Naura yang bersinar sangat indah.
Dengan begini, Aaron merasa kalau Naura menjadi lebih enak dipandang.
Naura sudah sangat marah dibuatnya hingga wajahnya memerah. Laki-laki didepannya ini sungguh sangat keterlaluan. Didepan rumah keluarga Affandi pun masih berani bersikap tidak tau malu dan sangat tidak sopan terhadapnya.
Aaron menyudahi ciumannya meski masih merasa tidak rela melepaskan bibir merah Naura. "Lain kali, jangan pakai kaca matamu yang jelek ini. Kalau aku masih melihatmu memakainya, maka aku akan langsung menciummu!" Ucap Aaron dengan nada perintah menatap Naura.
Bibir merah Naura terasa hangat dan manis. Membuatnya ingin mengulanginya lagi saat ada kesempatan.
Naura semakin geram dibuatnya. Ia menatap tajam laki-laki tidak tau malu ini dan ingin memakinya. Tapi saat ia membuka mulutnya ingin memaki, terdengar suara seorang wanita dari luar memanggil namanya.
"Naura!"
Naura pun menoleh dan melihat kearah luar kaca jendela mobil. Ia dapat melihat Merlin ibu kandungnya tampak sangat terkejut dan marah kepadanya.
"Naura! Kenapa kamu ada disini?!" Seru Merlin menatap Naura dengan tatapan penuh kemarahan.
Naura memeremas tangannya sendiri dan hatinya sangat cemas karena ini hari pertamanya setelah menikah dan didepan rumahnya sendiri, ia bersama laki-laki lain berciuman?
...__________...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Mr.VANO
kenapa begitu aaron,,kshan anurany,,jg merasa bersala dia
2023-09-04
0
Syhr Syhr
Iya... Dasar mulut laki-laki. 😏
Aku pun kesel kalau jadi Naura. Huu.
2022-07-27
1