"Turun kamu!" Ucap Merlin pada Naura dengan marah setelah melihat sekelilingnya tidak ada orang. Ia juga harus menjaga nama baiknya.
Naura pun membuka pintu mobil dan turun. Begitu Naura turun, Merlin langsung menariknya masuk kedalam rumah.
Aaron yang melihat Naura ditarik paksa oleh Merlin masuk kedalam rumah, dia membuka kaca jendela mobilnya. "Kakak ipar, aku akan menunggumu disini!" Teriak Aaron sambil mengeluarkan kepalanya.
Merlin mendengar teriakan Aaron yang memanggil Naura "kakak ipar". Ia semakin merasa ingin memaki Naura. Ia terus manarik Naura hingga masuk kedalam rumah lalu menghempaskan tangannya dan menatap dingin Naura.
Naura menundukkan wajahnya dan menggigit bibir bawahnya.
Dia memang sangat menyebalkan!
Gumam Naura dalam hati memarahi 'Samuel'.
Merlin bersedekap dan menatap sinis Naura. "Tadi laki-laki yang bersamamu itu memanggilmu kakak ipar, apa dia adiknya Aaron?"
"Iya. Dia adik sepupu Aaron." Jawab Naura sambil menganggukkan kepalanya.
'PLAK!'
Merlin langsung menampar wajah Naura dengan kuat membuat telinga Naura berdengung dan wajahnya kesemutan.
"Kamu benar-benar tidak tau malu! Ini hari pertamamu setelah menikah, Naura! Kamu datang kemari bersama adik sepupu Aaron dan kalian...." Merlin tidak melanjutkan kata-kata terakhirnya. Ia menghela nafasnya panjang dan bicara lagi. "Kalau kamu memang mau cari mati, jangan bawa-bawa keluarga Affandi! Mengerti?!" Ucap Merlin penuh emosi membentak Naura.
Naura memejamkan matanya dan mengusap wajahnya yang terasa sakit. Lalu ia menatap Merlin dengan tatapan dingin. "Kenapa Ibu tidak bertanya dulu, apa semua ini atas kemauanku atau bukan?" Tanya Naura dengan menahan kemarahannya.
Sejak dulu, Ibu kandungnya selalu seperti ini. Dia langsung marah kepadanya dan menyalahkannya lalu menghajarnya lebih dulu setiap kali ada masalah tanpa bertanya alasannya.
"Ternyata kamu hebat juga ya! Sudah menikah tapi masih menggoda adik sepupu dari suamimu?"
Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita yang begitu lembut dan manja tapi penuh dengan kebencian pada Naura.
Dia berjalan turun dari tangga dengan anggun kearah Naura dan menatap sinis padanya. "Tidak heran sih. Yang satu laki-lakinya jelek dan impoten sangat tidak berguna. Dan yang satunya lagi sangat tampan, normal dan sehat. Laki-laki normal pasti akan tau harus memilih siapa. Jangan bilang kalau semalam dimalam pengantinmu, kamu juga tidur dengannya?"
Naura masih diam dan hanya menatapnya saja.
Merlin melihat Marsha langsung tersenyum penuh perhatian. "Marsha, kenapa kamu tidak beristirahat saja dikamar?"
"Aku sudah merasa baikan Bu." Jawabnya dengan tersenyum lembut pada Merlin lalu menatap Naura dengan sinis. "Naura! Aku tau bagaimana perasaanmu! Tapi seharusnya kamu juga punya rasa malu dan tau diri sedikit! Apa setelah menjadi bagian dari keluarga Ardinata, kamu sudah tidak lagi memikirkan nasib keluargamu sendiri atas kelakuanmu itu?!"
Marsha adalah kakak perempuan Naura. Tadi dari jendela kamarnya, dia sempat melihat Naura berpelukan dan berciuman didalam mobil dengan seorang laki-laki. Dia hanya tidak menyangka saja. Naura yang jelek dan bodoh ini ternyata bisa menggoda dan membuat laki-laki terpikat kepadanya.
Marsha pun menoleh kearah Merlin meminta pendapatnya. "Bu, apa semua yang aku katakan tadi itu benar?" Tanyanya dengan manja.
"Tentu saja benar sayang." Jawab Merlin dengan tersenyum lembut kepada Marsha.
Naura masih diam membisu tapi dia mengepalkan kedua tangannya menahan emosinya.
Orang-orang diluar yang tidak tau, pasti akan mengira kalau Merlin dan Marsha adalah ibu dan anak kandung.
Tapi, memang begitulah Merlin. Sejak awal masuk kedalam keluarga Affandi, dia selalu berusaha mencari perhatian dengan cara mengambil hati putri kesayangan keluarga Affandi yaitu Marsha. Dia selalu memberi kasih sayang penuh dan memanjakan Marsha melebihi putri kandungnya sendiri supaya dia diakui sebagai anggota keluarga Affandi. Dan Naura Yang jelas-jelas adalah anak kandungnya diperlakukan seperti anak pungut.
Merlin kembali menatap Naura dengan dingin dan serius. "Naura! Karena kamu sudah menjadi bagian dari keluarga Ardinata, maka kamu harus bisa menjaga nama baik keluargamu sendiri! Jangan membuat malu keluarga!"
Naura yang sejak tadi hanya diam. Ia menundukkan kepalanya dan menghela nafasnya panjang berusaha tenang dan bersikap santai. "Terimakasih karena Ibu dan juga kakak sudah mengingatkan aku. Lain kali jika aku merasa tidak senang dan membuat kesalahan, aku tidak tau apa keluarga Ardinata akan marah sampai melibatkan seluruh keluarga Affandi?"
Merlin dan Marsha tampak terkejut mendengar Naura. Mereka tidak menyangka, Naura yang selama ini sangat bodoh dan penurut bisa bicara seperti itu.
"Apa maksud kamu Naura?" Tanya Marsha dengan mengerutkan keningnya.
"Maksud aku seperti yang sudah kakak dengar." Jawab Naura dengan tenang dan tersenyum.
"Kamu!" Pekik Marsha merasa sangat geram hingga melotot pada Naura karena dia sudah terbiasa memarahi Naura, tapi ini pertama kalinya dia melihat Naura bisa melawan.
Mereka pikir, Naura masih sama seperti sebelumnya? Yang selalu bisa diperintah sesuka hati mereka seperti seorang pembantu.
Sejak dulu, Naura selalu berharap Merlin Ibu kandungnya bisa bersikap baik dan manis kepadanya. Tapi setelah dia dipaksa menikah menggantikan Marsha kakaknya, Naura pun menjadi sangat kecewa dan tidak akan lagi berharap apapun kepadanya.
"Bu, kamu lihat? Aku sudah sangat baik menasehati dia. Tapi dia malah seperti itu kepadaku!" Seru Marsha dengan manja.
Merlin dapat mengerti ucapan Naura yang sedang mengancamnya. Tapi dia sudah sangat mengenal bagaimana Naura. Sejak kecil hingga dewasa, Naura selalu tunduk dan patuh kepadanya.
Dengan sikap keibuannya, Merlin berjalan mendekati Naura. "Naura, cepat minta maaflah kepada kakakmu." Ucap Merlin dengan serius menatap Naura.
Mendengar itu, Naura pun menatap Merlin dengan dingin. "Kenapa aku harus minta maaf? Aku tidak mau!"
Merlin terkejut mendengarnya. Dia masih sangat ingat saat Naura masih kecil. Naura adalah anak yang sangat cantik dan juga pintar. Tapi semakin dewasa, Naura malah menjadi semakin jelek dan juga bodoh.
Yang membuat Merlin merasa terkejut, dia baru pertama kali ini melihat Naura sangat berani dengan tatapan dingin dan tajamnya. Bahkan tatapan Naura bisa membuat tubuhnya gemetar.
Merlin pun merasa kesulitan untuk menelan ludahnya. Ia berbalik dan mendekati Marsha. "Marsha sayang, sebaiknya untuk kali ini kamu mengalah saja. Ibu takut kalau memaksanya, nanti dia akan..." Ucap Merlin dengan berbisik membujuk Marsha.
Marsha pun mendengus kesal dan merasa sangat tidak rela. Tapi dia tetap harus mengalah. Dia juga merasa takut dengan ancaman Naura tadi.
Kalau saja Naura sampai melakukan kesalahan sedikit saja dan membuat keluarga Ardinata marah lalu akan membawa dampak buruk bagi keluarga Affandi. Marsha tidak bisa membayangkan harus melepas kehidupannya yang seperti seorang putri raja.
Melihat wajah keterkejutan mereka, Naura merasa puas. Dia tidak ingin banyak bicara lagi. Dia berbalik dan segera naik keatas menuju kamarnya untuk membereskan barang-barangnya yang ingin dia bawa.
...__________...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Mr.VANO
marli bodoh anak sendiri di anak tirikan,anak tiri di kandungkan,,
2023-09-04
0
Syhr Syhr
Eh eh....Tunggu dulu, Anda sepertinya salah paham.
2022-08-05
1
Ignas Suryadi
Wow
2022-04-26
1