A Dominant

A Dominant

Hana Prakas

Hana sudah menjadi anak yatim piatu sejak ia masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak. Kedua orang tuanya Hana, meninggal di dalam kebakaran yang menimpa sebuah pabrik kulit yang memproduksi berbagai model tas berbahan kulit. Kebakaran tersebut, menewaskan semua karyawan pabrik termasuk kedua orang tuanya Hana.

Hana kemudian diasuh dan dibesarkan oleh neneknya yang hanyalah seorang penjual nasi uduk di pasar tradisional.

Sejak kecil Hana sudah terbiasa hidup sederhana dan selalu bersyukur masih memiliki rumah kecil untuk berteduh dari teriknya sinar matahari dan dinginnya air hujan, ia juga selalu mengucap syukur, masih bisa makan sehari tiga kali, dan masih bisa bersekolah.

Hana Prakas adalah gadis yang tampak lemah secara fisik karena, dengan berat badan 48kg dan tinggi badan 165 cm, dia terbilang kurus. Rambutnya yang tidak terurus karena tidak pernah mengenal perawatan lengkap di salon mahal, berwarna kecokelatan. Dengan wajah tirus, hidung mungil dan lancip menjulang ke atas, memiliki gigi seperti kelinci, Hana cukup menarik.

Andaikan ia berpipi tembem, dia akan tampak sangat cantik dan menggemaskan. Namun, meskipun kurus kering, Hana Prakas masih terbilang cantik dengan rambut berombak panjang sebahu dan berwarna kecokelatan, membuat garis rahangnya Hana tampak semakin sempurna dan kulit putih bersihnya Hana tampak semakin memesona.

Banyak kaum Adam yang mendekatinya dan menyatakan perasaan mereka, namun Hana menolak semuanya dengan halus. Hana tidak pernah tertarik untuk berpacaran. Dia hanya ingin terus hidup berdua dengan neneknya yang semakin renta dan mulai sakit-sakitan. Selain itu, sebagian besar waktunya Hana terpakai untuk bekerja menggantikan neneknya berjualan di pasar sepulang sekolah dan di malam harinya waktu yang tersisa sedikit, Hana pakai untuk belajar.

Hana masuk dalam jajaran siswa berprestasi karena tekun belajar. Hana ingin merubah takdir hidupnya dengan belajar giat dan berusaha sekuat tenaga untuk meraih cita-citanya menjadi dokter. Entah apakah suatu saat cita-citanya akan terwujud ataukah tidak tapi yang pasti, ia terus memakai waktunya yang tersisa untuk belajar dengan keras dan tekun tanpa mengenal lelah.

Neneknya Hana sering menatap Hana dengan haru. Dan sering menegur Hana, "Ini sudah jam dua belas malam, Nduk. Tidurlah!"

"Nggih Nek. Sebentar lagi Hana tidur" Sahut Hana sambil terus menggoreskan tintanya di buku tulisnya.

Hana Prakas adalah keturunan Jawa. Papanya orang Jawa asli dan Mamanya berasal dari Manado. Karena, dibesarkan oleh neneknya, Ibu dari Papanya maka, Hana dididik dengan tata krama Jawa yang sangat kental..

Lembut, selalu menjaga sopan santun, selalu ramah kepada siapapun, sederhana, tidak neko-neko dan kalem, itulah ciri khas tata krama Jawa yang biasanya melekat pada karakter gadis keturunan Jawa.

Kalem yang seringkali membuat orang luar memandang gadis Jawa itu lemah padahal kalem itu berbeda dengan lemah. Kalem itu adalah salah satu karakter yang memilih untuk menghindari konflik yang tidak berarti dengan tenang.

Keesokan harinya, Hana pergi bersekolah setelah selesai menyiapkan nasi uduk dan pelengkapnya untuk ia jual sepulang sekolah nanti. Dia pergi ke sekolah dengan pesan, "Nenek nggak boleh keluar rumah, ya!"

Neneknya Hana mengelus rambut bergelombangnya Hana dengan senyuman dan anggukkan kepala.

Hana pun tidak lupa mampir ke rumah tetangga untuk menitipkan neneknya, "Bu, kalau nenek kenapa-kenapa, tolong hubungi ponselnya Hana, ya?!"

Bu Sri tetangganya Hana tersenyum dan berkata, "Iya Hana. Fokus sekolah aja, Nenek kamu akan Ibu jaga"

Hana mencium punggung tangan Bu Sri dan setelah mengucapkan kata terima kasih, ia pergi ke sekolah.

Sesampainya di sekolah, Hana dipanggil oleh kepala sekolah.

Hana duduk di depan meja kepala sekolah dengan wajah tenang, namun hatinya berdebar-debar. Dia merasa tidak pernah melakukan kesalahan tapi, siapapun yang duduk di depan meja kepala sekolah biasanya memiliki masalah.

"Kau tahu kenapa Ibu memanggilmu?" tanya kepala sekolahnya Hana yang adalah seorang wanita dengan wajah dingin, keras dan tegas.

Hana menggelengkan kepalanya dan menjawab dengan sangat sopan, "Saya tidak tahu, Bu"

"Berkat ketekunanmu dalam belajar dan berkat kegigihanmu dalam mengajukan beasiswa, akhirnya salah satu universitas negeri di kota ini, memberikan beasiswa untuk kamu. Selamat Hana!" Kepala sekolahnya Hana yang bernama Leonida itu, mengulas senyum tulus untuk Hana.

Hana secara otomatis menarik rahang bawahnya lalu dengan cepat ia menutup mulutnya yang ternganga dengan tangan kanannya dan menatap kepala sekolahnya dengan tatapan tidak percaya.

"Ini berkasnya kalau kamu masih belum percaya dan karena kamu ikut akselerasi maka mulai Minggu depan kau sudah bisa mulai kuliah di sana sesuai dengan jurusan yang kau inginkan" Bu Leonida menyerahkan amplop cokelat besar ke Hana.

Hana menerima amplop tersebut membuka dan mengeluarkan isinya. Ada surat pemberitahuan pemberian beasiswa penuh sampai Hana lulus kuliah dan beberapa pernak-pernik penting lainnya seperti kartu mahasiswa dan lain-lainnya.

Hana memasukkan kembali semuanya ke dalam amplop cokelat besar yang masih ia pegang lalu ia menatap Kepala Sekolahnya yang telah berdiri di depannya dan tengah mengulurkan tangan kanannya.

Hana tersenyum senang, ia bangkit lalu menerima uluran tangan dari Kepala Sekolahnya tersebut dan setelah mengucapkan kata terima kasih ia keluar dari dalam ruang Kepala Sekolah dengan langkah ringan dan senyum bahagia.

Doa dia di setiap malam dan kerja kerasnya dalam belajar, membuat Hana akhirnya diterima di fakultas kedokteran dan bisa mulai kuliah Minggu depan. Hana seolah ingin terbang membumbung ke angkasa saking gembiranya.

Namun, sinar cerah di wajah Hana seketika berganti mendung kala ia pulang dari berjualan nasi uduk dan mendapati neneknya jatuh pingsan. Tetangganya Hana yang memiliki mobil, segera membantu Hana membawa neneknya ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, neneknya Hana langsung dibawa ke UGD untuk segera mendapatkan penanganan yang tepat dari dokter yang berjaga di UGD petang itu.

Dokter jaga UGD lalu menemui Hana yang masih berdiri dengan ditemani Bu Sri, tetangganya yang sangat baik. "Nenek kamu harus dioperasi. Ada masalah di jantungnya"

Hana hampir saja jatuh terjerembab ke lantai mendengar perkataan dari dokter UGD, namun dengan sigap Bu Sri menangkap tubuhnya Hana lalu menopang Hana untuk bisa berdiri tegak kembali.

"Berapa biayanya Dok?" Tanya Hana.

"Kalau pakai tipe kamar tiga ditambah biaya operasi plus obat akan memakan biaya sekitar sepuluh juta rupiah"

Kuping Hana terasa.kebas mendengar jumlah uang sebanyak itu.

"Tapi, saya belum punya biayanya, Dok" sahut Hana.

"Rumah sakit bisa menunggu selama lima hari sampai biayanya siap jika kamu ingin Nenek kamu dirawat di sini sekarang juga tapi, Jika ingin kamu bawa pulang, ya nggak papa. Aku akan kasih obat jalan tapi, jika tidak membaik, harus segera dibawa ke sini lagi"

Hana mematung dan membisu di depan meja dokter UGD itu.

Dari mana aku bisa dapatkan uang sebanyak itu untuk biaya operasinya Nenek? uang di celenganku apa ada sebanyak itu? Paling cuma ada satu juta atau bahkan nggak sampai satu juta. Batin Hana.

"Jika bisa bertahan dengan obat jalan, berapa waktu yang dimiliki oleh Nenek saya sampai batas waktu mau tidak mau harus dioperasi, Dok?" tanya Hana.

"Paling lama dua bulan tapi, jika sebelum dua bulan keadaan Nenek kamu mulai memburuk, harus segera kamu bawa ke sini untuk dioperasi"

Hana hanya bisa.menggangguk lemas dalam kegamangannya.

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

like plus favorit keren banget awal kisahnya

2024-03-12

0

ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •

ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •

masih nyimak🥰

2022-10-31

1

Syhr Syhr

Syhr Syhr

Mampir lagi kak.

Sukses selalu buat kak Elizabeth ☺️☺️

2022-09-30

1

lihat semua
Episodes
1 Hana Prakas
2 Takdir Yang Kejam
3 Ares Laco
4 Dipecat
5 Hana Dalam Bahaya
6 Kepangan Rambut
7 Kenapa Saya?
8 A Dominant dan Submissive
9 Syarat Dari Ares
10 Aku Akan Mengejarnya
11 Graha Laco
12 Menuju Ke Pernikahan
13 Hana Pingsan
14 Nyonya Macarena
15 Aturan-aturan
16 Kejutan
17 Dia Istriku
18 Dia Mencintaiku atau Tidak?
19 Senyum Bahagia
20 Hati Yang Terasa Hangat
21 Bergidik Ngeri
22 Rasa Asing
23 Akar Kepahitan
24 Rasa Bersalah
25 Bertemu Mama Mertua
26 Perasaan Hangat
27 Mas Ares
28 Mengenal Cinta
29 Hangat
30 Terima Kasih, Sayang
31 Indah
32 Ares Tampak Menakutkan
33 Pemainan Dimulai
34 Dasi dan Kemeja Favorit
35 Merindu
36 Menunggu
37 Senyuman dan Anggukkan Kepala
38 Gantungan Tas Couple
39 Berhenti Merokok
40 Aku Suka Wangi Kamu
41 Andai
42 Wanita Asing
43 Sorot Mata Ambigu
44 Ketakutan Hana
45 Gedung Bioskop
46 Ares Marah Besar
47 Terang dan Kegelapan
48 Terbalik
49 Ares Menangis
50 Tiga Tahun Kemudian
51 Saingan
52 Belah Dadaku!
53 Kejutan
54 Cemburu
55 Pujaan Hati
56 Alergi
57 Selamat Tidur, Cintaku
58 Berdesir
59 Maafkan Aku
60 Memperjuangkan Cinta
61 Mati Lampu
62 Cerita di Masa Lalu
63 Hati yang Gembira
64 Deo
65 Luapan Emosi
66 Luapan Rindu
67 Menikah
68 Indah
69 Senyum Penuh Cinta
70 Merajuk
71 Kejutan
72 Ancaman
73 Memulai Penyelidikan
74 Aku Mencintainya, Ma
75 Asyik
76 Erick dan Macarena Tertangkap
77 Anak
78 A Dominant Versi Hana
79 Unik Tapi Asyik
80 Waspada
81 Hana Pucat
82 Kobra
83 Pembawa Cahaya
84 # Season 2 # Nora Laco
85 Debaran Jantung
86 Merona Malu
87 Terpesona
88 Ares Cemburu
89 Menggemaskan
90 Senyum Penuh Arti
91 Lebih Dari Teman.
92 Persimpangan Hati
93 Kaget
94 Sulit
95 Mas Bojo
96 A Dominant ala Nora Laco
97 Aku Mencintaimu
98 Romantis
99 Amara
100 Buket Cokelat
101 Kenyataan Mengejutkan
102 Perpisahan
103 Mistletoe
104 Buah Berry
105 Nora Laco Diculik
106 Kenyataan Pahit
107 Menikah
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Hana Prakas
2
Takdir Yang Kejam
3
Ares Laco
4
Dipecat
5
Hana Dalam Bahaya
6
Kepangan Rambut
7
Kenapa Saya?
8
A Dominant dan Submissive
9
Syarat Dari Ares
10
Aku Akan Mengejarnya
11
Graha Laco
12
Menuju Ke Pernikahan
13
Hana Pingsan
14
Nyonya Macarena
15
Aturan-aturan
16
Kejutan
17
Dia Istriku
18
Dia Mencintaiku atau Tidak?
19
Senyum Bahagia
20
Hati Yang Terasa Hangat
21
Bergidik Ngeri
22
Rasa Asing
23
Akar Kepahitan
24
Rasa Bersalah
25
Bertemu Mama Mertua
26
Perasaan Hangat
27
Mas Ares
28
Mengenal Cinta
29
Hangat
30
Terima Kasih, Sayang
31
Indah
32
Ares Tampak Menakutkan
33
Pemainan Dimulai
34
Dasi dan Kemeja Favorit
35
Merindu
36
Menunggu
37
Senyuman dan Anggukkan Kepala
38
Gantungan Tas Couple
39
Berhenti Merokok
40
Aku Suka Wangi Kamu
41
Andai
42
Wanita Asing
43
Sorot Mata Ambigu
44
Ketakutan Hana
45
Gedung Bioskop
46
Ares Marah Besar
47
Terang dan Kegelapan
48
Terbalik
49
Ares Menangis
50
Tiga Tahun Kemudian
51
Saingan
52
Belah Dadaku!
53
Kejutan
54
Cemburu
55
Pujaan Hati
56
Alergi
57
Selamat Tidur, Cintaku
58
Berdesir
59
Maafkan Aku
60
Memperjuangkan Cinta
61
Mati Lampu
62
Cerita di Masa Lalu
63
Hati yang Gembira
64
Deo
65
Luapan Emosi
66
Luapan Rindu
67
Menikah
68
Indah
69
Senyum Penuh Cinta
70
Merajuk
71
Kejutan
72
Ancaman
73
Memulai Penyelidikan
74
Aku Mencintainya, Ma
75
Asyik
76
Erick dan Macarena Tertangkap
77
Anak
78
A Dominant Versi Hana
79
Unik Tapi Asyik
80
Waspada
81
Hana Pucat
82
Kobra
83
Pembawa Cahaya
84
# Season 2 # Nora Laco
85
Debaran Jantung
86
Merona Malu
87
Terpesona
88
Ares Cemburu
89
Menggemaskan
90
Senyum Penuh Arti
91
Lebih Dari Teman.
92
Persimpangan Hati
93
Kaget
94
Sulit
95
Mas Bojo
96
A Dominant ala Nora Laco
97
Aku Mencintaimu
98
Romantis
99
Amara
100
Buket Cokelat
101
Kenyataan Mengejutkan
102
Perpisahan
103
Mistletoe
104
Buah Berry
105
Nora Laco Diculik
106
Kenyataan Pahit
107
Menikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!