"Tapi walaupun dia memang kejam dan sombong juga dingin tapi, dia memberikan uang ke aku gaji penuh sebulan padahal kan aku baru bekerja di kafe itu selama seminggu" ucap Hana.
"Dia yang memberimu uang?" tanya Deo.
"Hmm"
"Arogan bener dia. Dasari gila! Andai saja aku udah gede dan sesukses dia, aku akan bikin perhitungan sama dia" sahut Deo geram.
Hana terkekeh geli, "Amin, aku doakan kamu lebih sukses dari cowok arogan itu"
"Dan bisa menikahimu?" keseriusan terdengar di nada bicaranya Deo, namun Hana menanggapinya sebagai candaan dan berucap, "Kalau kamu sukses, kamu akan bertemu wanita yang lebih baik dari aku dan akan menikahinya bukan aku"
Deo menatap Hana dan berkata di dalam hatinya, Tapi, aku hanya menginginkanmu, Hana.
Di sebuah kondominium atau Kondo mewah berlantai lima yang dimiliki secara pribadi atas nama Ares Laco terjadi keributan. Seorang wanita muda berumur dua puluh tiga tahun, dengan masih mengenakan jubah mandi, berlari mengejar Ares Laco dengan berteriak, "Jangan buang aku! Kalau kau membuangku, lebih baik aku mati!"
Ares Laco menghentikan langkahnya di depan lift yang ada di lantai satu Kondo mewahnya, berputar badan dengan pelan dan langsung menatap tajam wanita yang berdiri di depannya.
Wanita itu memegang pisau dapur dan menaruh pisau itu di atas pergelangan tangannya.
"Aku tidak peduli jika kau bunuh diri dan mati di sini. Ada CCTV yang akan merekam semua tindakanmu. Jadi, percuma saja jika kau mati, aku tidak akan rugi apa-apa. Yang rugi justru kau. Kau akan mendapatkan malu dan reputasi kamu hancur"
"Dasar brengsek kau Ares! Aku mencintaimu tapi kau malah membuangku begitu saja!" Wanita itu berteriak dengan keras dan dengan wajah frustasi.
"Dari awal kesepakatan kita, aku kan sudah bilang, jangan jatuh cinta!" sahut Ares dengan nada dingin.
"Kau gila!"
Ares diam, namun ia masih menatap tajam wanita itu.
"Kenapa kau membuangku? Padahal aku sudah sangat baik padamu, aku juga sudah menuruti semua mau kamu, aku bahkan mengikuti semua permainan gila kamu dan aku sudah berikan semua hatiku padamu, kenapa Ares?! kenapa!!!!" Wanita itu berteriak kencang lalu menangis dan jatuh bersimpuh di atas lantai.
"Perjanjian kontrak kita tertulis bahwa kita hanya akan berpacaran selama tiga bulan. Kau lupa itu? Ini sudah tepat tiga bulan jadi, aku tidak menginginkan kamu lagi. Ambil cek yang aku kasih dan pilih mobil yang kamu suka. Aku akan ke kantor. Dan setelah kau keluar dari Kondo ini, jangan harap kau bisa masuk kembali ke sini dengan seenaknya!" Ares lalu berbalik badan meninggalkan wanita muda yang telah ia kencani selama tiga bulan dengan santainya.
Wanita muda itu hanya bisa tertunduk pasrah dan terus menangis histeris.
Handoko asisten sekalian supir pribadinya Ares membantu wanita muda itu untuk pergi dari Kondo mewahnya Ares kemudian ia pergi menyusul Ares ke perusahaannya Ares yang bergerak di bidang properti dan telekomunikasi. Ares juga melakukan investasi di bidang pangan. Tangan dingin, kepandaian bernegosiasi dan kecerdasan otaknya, membuat Ares menjadi konglomerat di usianya yang masih terbilang sangat muda yakni dua puluh tujuh tahun.
Ares Laco memiliki adik perempuan, putri kandung dari pasangan Dokter Laco. Christian Laco dan Elizabeth Laco. Meskipun memiliki putri kandung, namun kasih sayang Dokter Christian Laco dan istrinya terhadap Ares Laco tidak berbeda. Ares Laco merasakan kehangatan kasih sayang sebuah keluarga yang sempurna, namun jiwanya sudah terlanjur tersakiti dan terluka saat ia masih berumur lima tahun dan luka batin itulah yang membuat Ares Laco tumbuh menjadi laki-laki yang senang bermain wanita yang tampak lemah dan bodoh seperti almarhum Mama kandungnya.
Ares ingin menghukum semua wanita yang lemah dan bodoh, wanita yang tampak mirip dengan almarhum Mama kandungnya. Dan akibat dari luka batin yang ia peroleh saat ia belia, membuat Ares tidak pernah mengijinkan wanita manapun menyentuhnya.
Hanya Elizabeth Laco dan Nancy Laco yang ia ijinkan menyentuhnya. Nancy Laco adalah adik perempuan yang sangat Ares sayangi begitu pula sebaliknya, Nancy Laco sangat menyayangi kakak laki-lakinya itu walaupun mereka bukan saudara kandung. Ares bisa bersikap lembut dan hangat hanya kepada dua wanita di dunia ini yakni Elizabeth Laco dan Nancy Laco.
"Tuan, Nona Manda sudah keluar dari Kondo Anda" Handoko memberikan laporan ke tuan besarnya.
"Bagus" Sahut Ares tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop yang ada di depannya.
"Kode akses masuk ke Kondo Anda juga sudah diganti" sahut Handoko.
"Hmm" Sahut Ares sembari mengetikkan beberapa kata menggunakan keyboard laptopnya.
"Apakah Anda berniat mencari wanita pengganti, Tuan?" tanya Handoko.
Ares mengangkat wajahnya, menatap Handoko dan berkata, "Aku malas berburu. Aku rasa, untuk waktu yang cukup lama, aku tidak akan berkencan dan mencari wanita lagi"
"Baik Tuan. Saya permisi kalau begitu" Sahut Handoko.
Hana mematung di balik tembok saat ia mendengar obrolan teman-teman sekelasnya, "Jangan ajak Hana! Dia tidak pernah membalas traktiran kita"
"Iya benar. Hana juga pasti menolak kalau kita undang makan-makan. Kalau mau, pasti salah satu dari kita yang membayar semua yang ia makan atau yang ia beli"
"Dia juga nggak asyik diajak ngobrol. Dia pemurung dan pendiam"
"Iya benar"
Hana menempelkan kepalanya di tembok dengan menghela napas panjang. Karena kemiskinannya, dia tidak bisa bersosialisasi dengan benar, tidak pernah bisa membalas traktiran teman-temannya dan fokus dia untuk bisa mengubah takdir hidupnya yang menyedihkan dengan cara belajar giat dan bekerja keras, membuat dirinya dinilai teman-temannya tidak asyik.
Hana terus mengelus dadanya dengan bergumam lirih, "Yang bakoh ya hatiku! Jangan cengeng dan jangan keluarkan air mata!"
Hana lalu beranjak pergi dari sana meninggalkan teman-teman sekelasnya yang masih asyik menggunjingkan dirinya. Hana lalu memilih ke perpustakaan untuk menyembunyikan keberadaannya dari kenyataan hidup yang sangat kejam padanya. Bagi dia, hanya dengan cara membaca buku, dia bisa terbang ke mana pun ia inginkan dan bisa mengekspresikan dirinya dengan bebas sebebas-bebasnya.
Tiba-tiba dari arah belakang, rambut kucir ekor kudanya ditarik oleh seseorang. Hana mengaduh sembari bangkit dan memajukan kepalanya ke depan lalu menoleh ke belakang.
Plak! tamparan keras mendarat di pipi mulusnya. Hana langsung mengusap pipi dan berputar badan. Seorang gadis berambut lurus berponi menatapnya dengan berkacak pinggang dan mata melotot.
"Kenapa kau tiba-tiba menamparku?" tanya Hana.
"Pramono. Kau kenal Pramono?"
Hana mengerutkan alisnya dan menggelengkan kepalanya.
"Jangan bohong kamu! Pramono memutuskan aku dan kata temenku, dia melihat Pramono nembak kamu. Dasar gadis murahan tidak tahu malu!" Gadis itu berteriak kencang dan di saat ia melayangkan tangan untuk menampar Hana lagi, seorang pemuda memeluk gadis itu dan mendekapnya erat sambil berkata, "Sudahlah! Jangan salahkan orang lain. Aku minta putus denganmu karena aku memang udah capek dengan sifat pemarah kamu"
Gadis berponi itu meronta dan berteriak, "Tapi, kau nembak dia, kan? Seminggu yang lalu? jawab!"
Pemuda itu bersitatap dengan Hana. Memang benar dia jatuh cinta pada kecantikan juga kecerdasannya Hana. Dia memang meminta Hana untuk mau menjadi pacarnya tapi, Hana menolaknya dengan alasan kalau Hana masih ingin fokus sekolah dan belum ingin berpacaran.
Pemuda itu laku berkata, "Maafkan aku, Hana!" Lalu ia menarik gadis itu untuk pergi meninggalkan Hana.
Hana menghela napas panjang dan hanya bisa bergumam, "Kenapa harus aku lagi yang disalahkan?"
Waktu bergulir dengan cepat, Hana bergegas menyuapi neneknya makan dan memberikan obat saat ponsel jadulnya menayangkan pesan text yang bertuliskan, Ada lowongan di hotel Prince. Aku tunggu di lobi hotel (Deo).
"Nek, Hana pergi sebentar ke rumah temen, ya?"
"Hati-hati" Nenek Hana mencium kening cucu kesayangannya itu.
Hana memutuskan naik taksi biar cepat sampai di hotel Prince. Sesampainya di sana, Hana yang belum pernah masuk ke dalam hotel berbintang lima, celingukkan mencari Deo.
Dia kemudian memutuskan untuk bertanya ke resepsionis, "Apa ada orang yang bernama Deo menunggu di lobi?"
Resepsionis tampak kebingungan dengan pertanyannya Hana.
"Ini hotel Prince, kan?" tanya Hana.
"Maaf Mbak, Anda salah alamat kayaknya, ini hotel Freed, Diamond Freed"
Hana langsung panik. Ternyata supir taksi yang tadi ia tumpangi, salah dengar ucapannya dan membawanya ke hotel Freed alih-alih ke hotel Prince. Hana lalu menelepon Deo. Deo berkata, "Aku tahu tempatnya. Tunggu aku di lobi jangan ke mana-mana! Aku akan ke sana menjemputmu"
Hana lalu duduk di sofa yang ada di lobi.
Beberapa menit kemudian, datang tiga orang laki-laki mendekati Hana dan berkata, "Apa kau wanita pesanan kami? Wah! masih muda banget dan tampak orisinil" salah satu dari ketiga pemuda itu berkata sambil menarik tangannya Hana.
Hana menarik tangannya dan berkata, "Anda salah orang. Saya menunggu teman saya"
"Mana ada salah orang. Kata induk semang kamu, kamu menunggu di lobi dan memakai dress biru tua" sahut laki-laki yang satunya lagi.
Hana menunduk dan mengumpat di dalam hatinya. Dia memang memakai dress biru tua.
Salah satu dari laki-laki tersebut lalu menarik tangannya Hana untuk ia ajak masuk ke dalam lift. Hana berteriak tapi mulutnya langsung dibungkam dan salah satu dari ketiga laki-laki itu berbisik, "Kalau kau berteriak, kami akan bertindak kejam padamu! Bahkan kami bisa nekat membunuhmu!"
Hana seketika itu bagai tersambar petir. Jantungnya berdegup kencang karena ketakutan dan keringat dingin mulai keluar di sekujur tubuhnya. Dia terpaksa ikut masuk ke dalam lift dan dibawa ke lantai lima.
Ketiga laki-laki asing itu membawa paksa Hana masuk ke bar yang ada di hotel tersebut dan saat minuman pesanan mereka datang, mereka memaksa Hana meminum satu gelas jumbo berisi penuh bir.
"Saya masih SMA dan saya tidak pernah minum bir" kata Hana dengan suara bergetar ketakutan.
"Jangan sok suci" Salah satu dari laki-laki itu mencekoki Hana dengan bir itu.
Sementara itu Deo mengebut di jalan raya dengan motornya karena Deo tahu hotel Freed Diamond itu hotel bintang lima tapi sarangnya para eksekutif muda yang gila perempuan. Deo semakin menambah kecepatan laju motornya sambil terus berdoa, semoga Hana baik-baik saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
indah-yt27🍒
ya Ampun saking serunya baca smpe lupa ninggalin jejak..q Mampir thor...ku sajikan se cangkir kopi untuk mu..🥰
2023-03-14
0
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •
duh tegang nih semoga hana baik2 saja
2022-11-09
0
Senajudifa
kutukan cinta mampir lg numpang baca thor
2022-05-17
0