Azahra adalah seorang gadis yang malang. Ia sampai ke pesantren karena keadaan. Ia di bawa oleh paman dan bibi dari adik kandung ayahnya. Ayahnya meninggal pada saat Azahra berusia 14 tahun di karenakan ayahnya punya penyakit komplikasi. Ia sedih harus di tinggalkan sesosok ayahnya yang membesarkan dirinya dari lahir hingga dewasa. Ibunya Azahra telah meninggal pasca melahirkan Azahra karena pendarahan hebat yang mengakibatkan Ibunya tercinta meninggal dunia.
Ayahnya tak pernah menikah lagi semenjak Ibunya Azahra pergi. Ia akan setia pada almarhum istrinya sampai ajal menjemput. Walau berat harus mengurus si kecil Azahra pada saat itu. Apalagi ia harus bekerja untuk menghidupi ia dan si buah hatinya. Dan ia juga harus berat hati untuk menitipkan sang putri kepada tetangga setiap ayahnya bekerja. Ia tak tega harus meninggalkan sang putri. Namun lebih tak tega jika ia harus bawa ke kebun. Sungguh pengorbanan sang Ayah. Tapi ia tetap semangat dan selalu tersenyum walau terkadang lelah yang di rasakan. Tapi ia tunjukan itu semua hanya teruntuk putrinya tercinta.
Tapi Ajal lah yang harus memperpisahkan sang Ayah dengan sang anak. Ia menyimpan penyakitnya sendiri. Tanpa pernah bilang kepada sang anak. Tanpa ia periksa ke dokter. Sungguh miris ketika Ayahnya pergi ke alam kekal. Azahra hanya menangis dalam diam melihat ayahnya sudah tiada. Ayahnya akan bangga pastinya jika melihat sang putri tegar ketika mendapat cobaan. Karena ayahnya selalu mengajarkan tentang ketegaran, kesabaran, keikhlasan, dan kecintaanya dari dirinya sang ayah terhadap putrinya.
Setelahnya kepergian ayahnya. Ia dibawa sang Paman Imron dan Bibi Nur ke kota di salah satu daerah. Setahun Berlalu saat ia lulus SMP. Paman dan bibi membawaku ke salah satu pesantren di daerah Malang. Alasan Paman dan Bibi membawaku ke pesantren adalah keadaan yang rumit .
Karena Ilham anak satu-satunya dari Paman dan Bibinya seorang lelaki yang lebih tua dari ku 2 tahun. Karena selama aku tinggal di rumah Paman dan Bibi. Azahra dan Anak puteranya selalu di gosipkan yang tidak-tidak oleh para tetangga sekitar. Karena kami tinggal satu atap, dan juga kami sedang beranjak dewasa. Alhasil 1 tahun Azahra tinggal, Paman dan Bibinya memutuskan Azahra untuk tinggal di Pesantren. Bukan mereka tidak sayang terhadap Azahra apalagi sampai mengusir atau beban bagi mereka. Justru sebaliknya, mereka berdua sangat sedih harus meninggalkan keponakannya di pesantren demi kebaikan kami bersama.
Azahra tak keberatan dengan keputusan sang Paman dan Bibinya untuk mengantarkan Azahra ke pesantren. Ia memaklumkan dengan keadaan sang Paman dan Bibinya. Ia pun tak mau merepotkan mereka lagi. Ia memutuskan tak melanjutkan pendidikannya. Dan ia akan fokus untuk memperdalam ilmu agama islan di pesantren yang akan ia tinggali. Azahra ikhlas dengan keputusan yang ia buat. Sang Paman dan Bibi pun tak bisa menolak keinginan Azahra.
Hingga tiba saatnya. Pada pagi hari sekali. Aku, Paman Imron beserta Bibi Nur pergi ke salah satu pesantren yang ada di kota Malang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Qiza Khumaeroh
nyimak dulu
2022-02-20
1
resia
sedih nya
2022-01-29
0
Sabna Rianti
Ma syaa Allah bagus ceritanya🥰 saya suka cerita yg berbau islami dan pesantren
2021-07-19
0