Setelah Dokter memeriksa Duchess Alexsa dan menyatakan kondisi sudah membaik. Duchess Alexsa pun mengatakan, bahwa ada beberapa hal yang ia tidak ingat. Sehingga Dokter kediaman Duke itu memeriksa bahwa Duchess Alexsa mengalami Amnesia sementara. Sedangkan pelayan Anne ada rasa senang dan sedih, satu sisi ia senang Duchess Alexsa sadar. Namun satu sisi ia sedih karena Duchess Alexsa tidak sepenuhnya ingat.
"Terima kasih Dokter," ujar pelayan Anne. Ia mengantar Dokter itu sampai di depan pintu kamar Duchess Alexsa, lalu masuk ke dalam untuk melihat sang majikan. "Nyonya!"
"Anne, kenapa kamu sangat takut kalau aku memegang mawar."
Hah
Pelayan Anne merenung, "Sebelum Nyonya pergi, dia berpesan. Nyonya Duchess harus di jauhkan dari bunga mawar."
"Aneh! bunga mawar tidak beracun, kenapa aku harus menjauh?" tanya Duchess Alexsa bingung, dahinya berkerut. Ia tidak terima pemikiran itu. Bunga mawar, baginya melambangkan seorang wanita pemberani, meskipun indah. Namun sulit untuk di dekati.
"Saya tidak tahu Nyonya," seru pelayan Anne.
"O iya Nyonya, saya keluar dulu membawakan jus untuk Nyonya," ujar pelayan Anne di angguki oleh Duchess Alexsa.
Duchess Alexsa turun dari ranjangnya, ia kembali ke teras. Jari telunjuknya mengetuk pagar pembatas itu, berpikir perjalanan kehidupannya nanti. Entah bagaimana ia akan menjalani sebagai status sebagai seorang istri. Kalau dia pergi? artinya dia kalah. Ia tidak suka di nyatakan kalah. Kalau ia tetap tinggal di sini, kehidupannya akan ribet dan harus mengalami bentrokan setiap harinya. Di tambah lagi, setiap harinya akan berpapasan dengan suaminya itu.
"Nyonya! sebelum Nyonya pergi, dia sempat berpesan. Bahwa suatu hari akan menemui Nyonya."
"Benarkah? kapan? kenapa tidak muncul. Tahukah dia, bahwa putrinya menderita."
"Ibu Nyonya juga menderita, jauh penderitaan itu. Dia di rendahkan di kalangan bangsawan karena telah berani menjebak Tuan Marquess, dan Tuan Marquess pun terpaksa menikahinya. Di dalam kediaman Marquess, semua orang tidak menganggap ibu Nyonya."
Pikirannya berkabut, ia kasihan. Namun ia tidak suka, ibu pemilik tubuh ini meninggalkannya. "Lalu, kapan dia akan datang?" tanya Duchess Alexsa datar.
tok
tok
tok
Pelayan Anne membukakan pintu itu, terlihat ketua pelayan berbadan gemuk dengan wajah datarnya. "Saya ingin memeriksa kesehatan Nyonya," ujarnya tanpa ekspresi, bagaikan patung es.
"Nyonya sudah sehat."
"Aku akan melihatnya,"
"Tidak perlu, Nyonya sedang beristirahat." Sanggah pelayan Anne, bukannya istirahat, Duchess Alexsa pasti akan di sindir dan membuatnya sedih kembali.
"Apa kamu melanggar perintah dari Tuan Duke?"
"..." Pelayan Anne bingung.
"Siapa Anne?" langkah kakinya mendekat dan melihat di luar pintu, wanita bertubuh gemuk, ekspresi datar dan dua orang wanita di belakangnya.
"Saya memeriksa kesehatan Nyonya."
"Apa kamu kira aku sudah mati?" Duchess Alexsa melangkah maju, sedangkan pelayan Anne mundur.
"Saya hanya di suruh memeriksa dan jaga sopan santun Nyonya. Beruntunglah Tuan masih mengasihi Nyonya."
Duchess Alexsa berdecak pinggang, seraya mendekat. Wajahnya menunduk, melihat tajam wanita gempal itu yang tingginya sampai di bawah dagunya. "Katakan padanya bahwa aku belum mati dan wanita yang tidak berguna ini tidak perlu di kasihani."
"Memang anak orang liar akan sama seperti ibunya yang juga orang liar."
Dada Duchess Alexsa naik turun, bagaikan di pompa dengan kecepatan tinggi. Ia tidak suka ada orang yang menghina ibunya. Iya, ia mengakliem ibu dari pemilik tubuh ini adalah ibunya, karena dirinyalah yang telah menguasai pemilik tubuh ini.
plak
"Duchess Alexsa!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Sandisalbiah
semoga jiwa baru di tubuh Alexsa adalah sosok tangguh...
2024-01-31
4
seokjin-ja
seperti yg diharapkan
2023-12-31
2
kutu kupret🐭🖤🐭
mammpuuuusss dasar begundalll babiiibusiiuuukkkkk💩💩🐽🐽
2023-12-18
0