Ugly Duck

Ugly Duck

Bab 1 Kisah Kelam

Anuradha menghembuskan napas panjang. Langkahnya tertatih mendorong troli berisi sampah kardus. Lalu setelah sampai di tempat sampah, gadis itu menumpuknya agar besok mudah diambil oleh petugas kebersihan.

Anuradha adalah gadis yang tidak terlalu tinggi dan wajahnya penuh jerawat besar-besar seperti bisul. Umurnya 27 tahun dan belum menikah. Dia bekerja sebagai kasir di sebuah minimarket yang buka 24 jam.

Hari ini, dia kebagian jatah sift siang. Oleh karena itu, sekarang sudah waktunya dia pulang. Pukul 22:20, lagi-lagi melewati jam pulangnya.

Tadi dia harus mengecek hasil penjualan selama sift-nya berdua dengan temannya, Lisa. Namun gadis itu langsung pergi begitu mereka selesai menghitung uang.

Sedangkan Anuradha, dia dengan sukarela membereskan nota-nota dan merapikan barang-barang di rak sendirian. Kemudian tak lupa dia juga harus menyingkirkan kardus-kardus tempat paket-paket yang tadi sudah dikeluarkan isinya.

"Di, aku pulang dulu ya?" Gadis itu berpamitan dengan teman yang menggantikan sift-nya, Adi.

"Ya, hati-hati di jalan ya! Kalau jatuh bangun sendiri ya! ha..ha.." Adi tertawa geli dengan leluconnya sendiri.

Anuradha hanya tersenyum tipis, dia sudah terbiasa dengan lelucon garing dari pemuda tampan berusia 25 tahun itu. Pemuda itu adalah juniornya, dia bekerja di sini setelah Anuradha genap bekerja 1 tahun.

Gadis itu berjalan sambil membuka pesan di ponselnya yang layarnya retak. Ada pesan masuk dari Dinar, sahabatnya. Dinar mengirimkan tautan undangan reuni SMA mereka.

Anuradha menghela napas. Membayangkan apa yang akan terjadi di pesta reuni itu jika dia datang.

"Tidak...tidak! Aku tidak akan datang!" Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya.

Dia pernah bersumpah tidak akan datang ke reuni atau pertemuan apapun dengan teman-teman SMA-nya. Ada kenangan menyakitkan dan trauma mendalam yang menggoresnya saat sekolah dulu.

Anuradha mempercepat langkahnya menuju halte bus. Dia berdoa semoga masih ada bus jurusan ke rumahnya yang lewat.

Setelah menunggu hampir 15 menit, sebuah bus berwarna merah berhenti. Beberapa orang turun di halte itu. Anuradha segera naik begitu pintu bus sudah lega.

Gadis itu duduk di sebelah jendela, belakang sopir. Penumpang yang ada tinggal 5 orang, termasuk dirinya.

Tanpa sengaja matanya tertuju pada seorang pria yang sedang duduk memandang ke luar jendela. Ada perasaan sesak yang tiba-tiba menyerangnya. Dengan sekuat tenaga dia berusaha untuk menenangkan diri.

Mau tak mau otaknya dipaksa untuk membuka kembali kenangan 10 tahun yang lalu.

*****

Sepuluh tahun yang lalu...

Anuradha berjalan menuju kelasnya, saat mendengar sorak-sorai dari arah lapangan. Beberapa siswa berlari ke sana untuk melihat.

Tiba-tiba tangannya ditarik oleh seorang gadis manis dengan rambut lurus sebahu. Gadis itu adalah Dinar, sahabatnya.

"Ayo, kita lihat! Aku dengar, Silvi lagi menyatakan cinta sama Angga!" Dinar berbicara sambil memeluk tangan Anuradha.

Dada gadis itu seketika berguncang mendengarnya. Angga adalah temannya sejak kecil, mereka bertetangga. Diam-diam Anuradha menyukai pemuda itu.

Dengan langkah gontai Anuradha berjalan bersama sahabatnya menuju lapangan. Di sana terlihat sepasang siswa yang sedang berdiri berhadapan dengan dikerumuni teman-temannya yang berteriak-teriak memberi dukungan.

"Terima! Terima! Terima!"

Anuradha menatap Angga dengan raut sedih. Pemuda itu menoleh padanya dan melemparkan senyum canggung. Sedangkan gadis di depannya yang bernama Silvi, melayangkan tatapan permusuhan pada Anuradha.

Rasanya dunia ini seketika runtuh ketika Angga menganggukkan kepalanya dan menerima boneka Teddy Bear pemberian Silvi. Sorak-sorai semakin membahana. Dan ucapan selamat membanjiri pasangan baru itu.

Angga dan Silvi tenggelam dalam kerumunan. Diam-diam Anuradha melepaskan pegangan sahabatnya, kemudian meninggalkan tempat itu dengan hati terluka. Gadis itu pergi ke toilet dan menangis di sana.

Cinta pertamanya kandas bahkan sebelum terucapkan. Anuradha merutuki kebodohannya selama ini yang mengira kalau Angga memiliki perasaan yang sama dengannya.

Hari itu, Anuradha menghabiskan sisa jam pelajarannya dengan muram. Beberapa kali dia ditegur oleh guru karena kedapatan melamun.

*****

Setelah hari itu, kedekatannya dengan Angga semakin renggang. Pemuda itu sering menghabiskan waktu dengan pacar barunya. Kelihatannya Angga sedang mabuk kepayang.

Suatu pagi di hari minggu, Angga tiba-tiba menelponnya dan menyuruhnya datang ke rumahnya. Ada sesuatu yang gawat telah terjadi.

Gadis itu segera berlari menuju rumah teman masa kecilnya itu begitu mendengar kata gawat. Dia mengetuk-ngetuk pintu rumah bercat abu-abu itu berkali-kali. Dia takut terjadi apa-apa pada Angga.

Begitu pintu dibuka, tangan gadis itu langsung diseret ke dalam oleh Angga. Pemuda itu membawanya ke kamarnya.

"Ada apa, Ga?" Tanya Anuradha kebingungan.

"Tolong masuk, plis!" Angga membujuknya untuk masuk ke kamarnya dengan wajah kacau.

Ketika masuk, Anuradha melihat seorang gadis tergolek di kasur. Rambutnya awut-awutan dan pakaiannya terserak, hampir telanjang.

Anuradha terbelalak sambil menutup mulutnya dengan telapak tangan. Dia tidak percaya kalau pemuda baik-baik yang selama ini dikenalnya, mampu melakukan hal kotor semacam ini.

"Dia mabuk, An. Sumpah bukan aku yang bikin dia mabuk!"

"Terus, kamu memanfaatkan dia yang sedang gak sadar?"

"Maaf, An. Aku khilaf!" Angga menatapnya dengan sayu.

Entah mengapa, rasa sakit hatinya agak berkurang melihat kondisi gadis itu. Gadis sombong itu terlihat menjijikkan. Namun pikiran jahat itu segera ditepisnya.

Segera dipungutnya pakaian Silvi yang terserak dan memakaikannya lagi. Dicucinya wajah dan leher gadis itu. Lalu disisirnya rambut berwarna coklat keemasan itu.

Setelah itu dibersihkannya kasur Angga. Seprei yang bernoda cairan pria itu digulungnya dan dimasukkan kedalam mesin cuci.

"Sudah selesai!" Ucapnya. Seolah dia adalah orang yang bertugas melenyapkan bukti kejahatan.

Tak lama kemudian gadis itu sadar. Dia memandang tajam ke arah Anuradha.

"Kenapa kamu di sini? Kepo ya?" Silvi langsung melontarkan makian.

"Udah, sayang. Kamu jangan gitu! Dia yang sudah membereskan kekacauan semalam!" Angga berusaha menjelaskan pada gadis yang baru sadar itu.

"Kekacauan? Maksud kamu, kita bercinta semalam itu sebuah kesalahan?" Gadis itu melirik tajam ke arah Angga.

"Sshuut!" Angga menaruh telunjuknya di bibir Silvi, dia takut ada orang yang mendengar.

"Aku gak mau tahu, yang penting mulai detik ini kamu gak boleh dekat-dekat lagi dengan cewek lain! Termasuk cewek jelek itu!" Silvi mengacungkan telunjuknya pada Anuradha.

"Dan satu lagi, kamu jangan pernah mengatakan hal ini pada siapapun!" Ancamnya pada Anuradha.

Anuradha segera keluar, disusul oleh kedua orang itu. Ketika mereka sampai di ruang tamu, tiba-tiba kedua orang tua Angga datang. Ternyata semalam mereka tidak pulang karena harus berjaga di rumah sakit. Damar, adik Angga dirawat karena terkena radang tenggorokan akut.

Orang tua Angga tidak curiga bahwa Silvi menginap di rumah mereka karena ada Anuradha. Mereka sudah kenal gadis itu sejak kecil. Anuradha gadis yang baik.

Ketika Anuradha berjalan menuju rumahnya, tiba-tiba Angga menarik tangannya. Dia tahu gadis itu marah padanya.

"Makasih ya, udah nolongin aku. Aku janji gak akan ngrepotin kamu lagi!"

Anuradha hanya diam, dia malas untuk berdebat. Angga yang berdiri di depannya sekarang, sudah bukan Angga yang dulu.

*****

Entah siapa yang pertama kali menyebarkan gosip itu. Tiba-tiba seluruh teman-teman di sekolahnya bergunjing dan mengatakan bahwa Anuradha menjadi wanita panggilan.

Bahkan ada yang berani bersumpah telah melihatnya masuk ke hotel dengan seorang pria dewasa.

Karena gosip semakin santer, akhirnya Anuradha dipanggil ke ruang Kepala Sekolah.

"Bapak memanggil kamu ke sini karena adanya kabar meresahkan tentang kamu!"

"Maaf Pak, saya tidak bersalah. Gosip yang beredar itu tidak benar!"

"Bapak akan selidiki masalah ini, dan akan memanggil orang tua kamu!"

Anuradha tertunduk lemas. Dia takut ibunya marah. Ibunya adalah seorang single parent sejak bercerai dengan ayahnya 2 tahun lalu. Sejak saat itu ibunya menjadi bertemperamen tinggi.

Besoknya ibunya datang ke kantor Kepala Sekolah. Kemudian dilakukan penyelidikan terhadap tuduhan yang ditujukan kepada Anuradha.

Setelah tim investigasi sekolah menyelidiki dengan seksama, ternyata apa yang dituduhkan kepada gadis itu tidak terbukti.

Pihak sekolah meminta maaf kepada Anuradha dan ibunya. Mereka juga menjelaskan semua kebenarannya kepada para murid. Namun gosip itu tak pernah benar-benar hilang.

Bahkan sejak saat itu, Anuradha menjadi sasaran bully oleh beberapa siswa, terutama Silvi dan Angga. Teman masa kecilnya itu ikut mengejeknya dan tanpa sedikitpun berusaha membantunya.

Karena stres, jerawat mulai bermunculan di wajahnya. Teman-temannya menjulukinya monster. Bahkan ada yang mengatakan bahwa dia terkena azab.

Anuradha menghabiskan sisa masa SMA-nya dengan mengenaskan. Hanya Dinar yang masih setia menjadi sahabatnya.

Terpopuler

Comments

Erni Fitriana

Erni Fitriana

thorrrr...salam kenal😘😘😘😘😘😘..cerita yg bagus...👍🏾👍🏾👍🏾👍🏾

2024-07-08

1

Flouie

Flouie

kasian banget :(

2022-10-08

1

Lina Zascia Amandia

Lina Zascia Amandia

Kasian Anuradha. Semangat Thor!

2022-04-21

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kisah Kelam
2 Bab 2 Nasib Malang
3 Bab 3 Sebuah Tawaran
4 Bab 4 Make Over
5 Bab 5 Back To School
6 Bab 6 Makan Siang Gratis
7 Bab 7 Terlambat Masuk
8 Bab 8 Aku Yang Baru
9 Bab 9 Bertemu Dewi
10 Bab 10 Bekal
11 Bab 11 Penindasan
12 Bab 12 Ajakan Leo
13 Bab 13 Siasat
14 Bab 14 Kerja Bakti
15 Bab 15 Ulah Lana
16 Bab 16 Bersama Pak Guru Galak
17 Bab 17 Menghindar
18 Bab 18 Ketahuan
19 Bab 19 Jarak
20 Bab 20 Kenangan
21 Bab 21 Kenangan 2
22 Bab 22 Kejadian Tak Terduga
23 Bab 23 Sebuah Rasa
24 Bab 24 Patah Hati
25 Bab 25 Menghindar
26 Bab 26 Menghabiskan Malam Bersama
27 Bab 27 Ghibah
28 Bab 28 Pengakuan
29 Bab 29 Jadian?
30 Bab 30 Teman Curhat
31 Bab 31 Salah Paham
32 Bab 32 Baikan
33 Bab 33 Menghadapi Masa Lalu
34 Bab 34 Berwisata
35 Bab 35 Mengungkap Kebenaran
36 Bab 36 Di Tempat Baru
37 Bab 37 Awal Baru Di Negeri Orang
38 Bab 38 Sulit Melupakan
39 Bab 39 Teman Baru
40 Bab 40 Rencana
41 Bab 41 Hari Yang Menyenangkan
42 Bab 42 Orang Ketiga
43 Bab 43 Liburan Dimulai
44 Bab 44 Teman Yang Menyimpan Rahasia
45 Bab 45 Rencana Gagal
46 Bab 46 Sambutan Yang Hangat
47 Bab 47 Bertemu Kembali
48 Bab 48 Pergi Bersama
49 Bab 49 Di Balik Badai
50 Bab 50 Cinta Bersemi Kembali
51 Bab 51 Di Akhir Kencan
52 Bab 52 Menjenguk Belinda
53 Bab 53 Wanita Dari Masa Lalu
54 Bab 54 Rencana Belinda
55 Bab 55 Kabur?
56 Bab 56 Mencari Jean
57 Bab 57 Bertemu Jean
58 Bab 58 Di Pesta Tahun Baru
59 Bab 59 Pertengkaran Kecil
60 Bab 60 Bertemu Eiji
61 Bab 61 Kejutan Di Hari Minggu
62 Bab 62 Sehari Bersama Calon Mertua
63 Bab 63 Berpamitan
64 Bab 64 Bertemu Ayah
65 Bab 65 Hari Pernikahan
66 Bab 66 Malam Pertama
67 Bab 67 Memulai Kehidupan Rumah Tangga
68 Bab 68 Hidup Sebagai Seorang Istri
69 Bab 69 Gangguan
70 Bab 70 Kecurigaan
71 Bab 71 Orang Aneh
72 Bab 72 Pembunuhan
73 Bab 73 Paranoid
74 Bab 74 Tidak Salah Sangka
75 Bab 75 Menemukan Si Penguntit
76 Bab 76 Bingung
77 Bab 77 Wajah Sang Pembunuh
78 Bab 78 Penyesalan
79 Bab 79 Moving on
80 Bab 80 Lingkungan Baru
81 Bab 81 Pertemuan Dengan Pembunuh
82 Bab 82 Penemuan Kepala Para Korban
83 Bab 83 Petunjuk Kedua
84 Bab 84 Temuan
85 Bab 85 Menonton Latihan
86 Bab 86 Wanita Di Sebelah
87 Bab 87 Tantangan Dari Remy Ries
88 Bab 88 Apa Aku Gila?
89 Bab 89 Pengalaman Supranatural
90 Bab 90 Mencari Informasi
91 Bab 91 Runyam
92 Bab 92 Wanita Yang Koma
93 Bab 93
94 Bab 94 Tertangkap
95 Bab 95 Melawan
96 Bab 96 Anuradha Hilang
97 Bab 97 Kalut
98 Bab 98 Dalang di Balik Layar
99 Bab 99 Perkelahian
100 Bab 100 Insiden
101 Bab 101 Kado Tahun Baru
102 Bab 102 Ibu
103 Bab 103 Penyesuaian
104 Bab 104 Di Rumah Sakit
105 Bab 105 Kabar
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1 Kisah Kelam
2
Bab 2 Nasib Malang
3
Bab 3 Sebuah Tawaran
4
Bab 4 Make Over
5
Bab 5 Back To School
6
Bab 6 Makan Siang Gratis
7
Bab 7 Terlambat Masuk
8
Bab 8 Aku Yang Baru
9
Bab 9 Bertemu Dewi
10
Bab 10 Bekal
11
Bab 11 Penindasan
12
Bab 12 Ajakan Leo
13
Bab 13 Siasat
14
Bab 14 Kerja Bakti
15
Bab 15 Ulah Lana
16
Bab 16 Bersama Pak Guru Galak
17
Bab 17 Menghindar
18
Bab 18 Ketahuan
19
Bab 19 Jarak
20
Bab 20 Kenangan
21
Bab 21 Kenangan 2
22
Bab 22 Kejadian Tak Terduga
23
Bab 23 Sebuah Rasa
24
Bab 24 Patah Hati
25
Bab 25 Menghindar
26
Bab 26 Menghabiskan Malam Bersama
27
Bab 27 Ghibah
28
Bab 28 Pengakuan
29
Bab 29 Jadian?
30
Bab 30 Teman Curhat
31
Bab 31 Salah Paham
32
Bab 32 Baikan
33
Bab 33 Menghadapi Masa Lalu
34
Bab 34 Berwisata
35
Bab 35 Mengungkap Kebenaran
36
Bab 36 Di Tempat Baru
37
Bab 37 Awal Baru Di Negeri Orang
38
Bab 38 Sulit Melupakan
39
Bab 39 Teman Baru
40
Bab 40 Rencana
41
Bab 41 Hari Yang Menyenangkan
42
Bab 42 Orang Ketiga
43
Bab 43 Liburan Dimulai
44
Bab 44 Teman Yang Menyimpan Rahasia
45
Bab 45 Rencana Gagal
46
Bab 46 Sambutan Yang Hangat
47
Bab 47 Bertemu Kembali
48
Bab 48 Pergi Bersama
49
Bab 49 Di Balik Badai
50
Bab 50 Cinta Bersemi Kembali
51
Bab 51 Di Akhir Kencan
52
Bab 52 Menjenguk Belinda
53
Bab 53 Wanita Dari Masa Lalu
54
Bab 54 Rencana Belinda
55
Bab 55 Kabur?
56
Bab 56 Mencari Jean
57
Bab 57 Bertemu Jean
58
Bab 58 Di Pesta Tahun Baru
59
Bab 59 Pertengkaran Kecil
60
Bab 60 Bertemu Eiji
61
Bab 61 Kejutan Di Hari Minggu
62
Bab 62 Sehari Bersama Calon Mertua
63
Bab 63 Berpamitan
64
Bab 64 Bertemu Ayah
65
Bab 65 Hari Pernikahan
66
Bab 66 Malam Pertama
67
Bab 67 Memulai Kehidupan Rumah Tangga
68
Bab 68 Hidup Sebagai Seorang Istri
69
Bab 69 Gangguan
70
Bab 70 Kecurigaan
71
Bab 71 Orang Aneh
72
Bab 72 Pembunuhan
73
Bab 73 Paranoid
74
Bab 74 Tidak Salah Sangka
75
Bab 75 Menemukan Si Penguntit
76
Bab 76 Bingung
77
Bab 77 Wajah Sang Pembunuh
78
Bab 78 Penyesalan
79
Bab 79 Moving on
80
Bab 80 Lingkungan Baru
81
Bab 81 Pertemuan Dengan Pembunuh
82
Bab 82 Penemuan Kepala Para Korban
83
Bab 83 Petunjuk Kedua
84
Bab 84 Temuan
85
Bab 85 Menonton Latihan
86
Bab 86 Wanita Di Sebelah
87
Bab 87 Tantangan Dari Remy Ries
88
Bab 88 Apa Aku Gila?
89
Bab 89 Pengalaman Supranatural
90
Bab 90 Mencari Informasi
91
Bab 91 Runyam
92
Bab 92 Wanita Yang Koma
93
Bab 93
94
Bab 94 Tertangkap
95
Bab 95 Melawan
96
Bab 96 Anuradha Hilang
97
Bab 97 Kalut
98
Bab 98 Dalang di Balik Layar
99
Bab 99 Perkelahian
100
Bab 100 Insiden
101
Bab 101 Kado Tahun Baru
102
Bab 102 Ibu
103
Bab 103 Penyesuaian
104
Bab 104 Di Rumah Sakit
105
Bab 105 Kabar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!