Melihat Angga lagi, seolah menabur garam pada lukanya. Meski sepuluh tahun sudah berlalu, namun dia belum bisa beranjak dari masa lalunya.
Dilihatnya Angga turun di sebuah halte. Untunglah dia tidak harus melihatnya lebih lama lagi. Baru kali ini dia melihatnya lagi sejak kelulusan sekolah.
Beberapa saat kemudian, Anuradha turun dari bus. Gadis itu melirik arlojinya, waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam. Tubuhnya terasa sangat letih.
Ketika sedang membuka pintu kontrakannya, tiba-tiba ada seorang wanita yang menghampirinya. Wajah wanita itu sangat pucat dan seluruh tubuhnya gemetar.
"Maaf, ibu ini siapa?"
"Tolong saya! Ada orang yang mengejar saya." Tubuh wanita itu gemetaran.
Dengan panik Anuradha membuka pintu dan menyuruhnya masuk. Wanita itu terlihat sangat syok.
"Diminum dulu tehnya!" Anuradha menyiapkan teh hangat dan menaruhnya di meja.
"Terima kasih." Dengan kedua tangan gemetar wanita itu meraih cangkir teh dan menyesapnya.
"Maaf, bisakah saya pinjam telponnya?"
"Iya, silakan." Anuradha menyerahkan ponselnya kepada wanita itu.
Terlihat jari-jarinya yang lentik mengetik angka-angka di layar ponsel. Kemudian setelah terdengar nada sambung, dia mulai berbicara.
"Ini Bu Sandra, tolong jemput saya sekarang! Lokasinya saya shareloc." Wanita itu kemudian mengetik lagi.
"Ini ponselnya, terima kasih ya. Kenalkan saya Bu Sandra." Dia mengulurkan tangannya kepada Anuradha.
"Saya Anuradha." Gadis itu menjabat tangan Bu Sandra sambil tersenyum.
"Terima kasih ya, sudah membantu saya."
"Sama-sama, Bu. Maaf, sebenarnya tadi Ibu kenapa?"
"Saya tadi dirampok! Saya naik taksi tapi ternyata taksi gadungan. Untung saja saya masih selamat. Soalnya tadi sopirnya masih mengejar saya, padahal dia sudah mengambil tas saya!" Bu Sandra masih terlihat ketakutan.
Anuradha terbelalak. Ternyata Bu Sandra baru saja mengalami hal yang mengerikan.
"Tok... tok... tok...!"
"Itu mungkin jemputan saya." Bu Sandra berdiri dan menghampiri pintu lalu segera membukanya.
Di depan pintu berdiri seorang pria yang mengenakan setelan jas yang rapi.
"Mobilnya sudah siap, Bu." Ucap pria itu.
"Terima kasih, Rozak."
Bu Sandra kemudian menoleh pada Anuradha. Wanita itu tersenyum sambil menggenggam tangan Anuradha.
"Terima kasih atas semua kebaikanmu, saya tidak akan pernah melupakannya."
Anuradha mengangguk. Diantarnya Bu Sandra sampai di depan pagar.
Wanita itu melambai dari jendela mobilnya yang dibuka separuh. Anuradha menatap kepergiannya sampai mobil itu menghilang di tikungan.
*****
Siang itu saat Anuradha sedang bekerja, ada seorang wanita cantik dengan pakaian super ketat dengan potongan dada rendah masuk.
Tapi anehnya wanita itu memperhatikannya dengan seksama dari atas ke bawah. Anuradha terkesiap ketika dia menyadari bahwa wanita itu adalah Silvi. Bagaimana bisa Silvi bisa ada di sini?
"Ternyata kamu kerja di sini?" Silvi mendekat dengan tatapan meremehkan.
"Iya, Sil" Jawab Anuradha.
"Ternyata kamu belum berubah, ya? Masih jelek!" Ucapnya menghina.
Anuradha diam saja. Dia menyadari bahwa Silvi ingin mencari gara-gara dengannya.
"Kenapa kok cuma bengong? Apa selain jelek, kamu juga bego ya?" Silvi menyeringai.
"Kamu juga belum berubah, Sil! Masih murahan!" Jawab Anuradha.
"Eh, hati-hati kamu kalo ngomong ya? Ngatain orang murahan, padahal semua orang juga tahu kalo kamu cewek murahan yang suka jalan sama om-om!" Terisak Silvi marah. Wajahnya yang putih dan glowing menjadi merah padam.
"Jangan bicara sembarangan!" Balas Anuradha.
"Ada apa ini, kok ribut-ribut?" Seorang pria berkemeja putih datang mendekat.
"Perempuan ini sudah menghina saya! Sebagai pembeli di sini, saya enggak terima!" Silvi berbicara dengan berteriak.
"Apa betul kamu menghina, mbak ini?" Tanya pria itu yang menjabat sebagai manager toko.
"Iya, Pak. Tapi dia duluan yang mulai menghina saya!" Anuradha mencoba membela diri.
"Kelamaan! Tinggal pecat aja Napa sih? Mana bos kalian?" Teriak Silvi seperti orang kesurupan.
"Saya manager di sini" Jawab manager tadi.
"Oh, bagus dong. Saya mau komplain dengan pelayanan kasir ini. Dia tidak sopan dan menghina saya murahan!"
Manager itu memperhatikan penampilan Silvi yang super seksi sambil menelan ludah. Dalam hati sebenarnya dia sependapat dengan Anuradha. Tapi karena wanita itu adalah seorang pembeli, maka dia tetap harus menghargainya.
"Anu, kamu cepetan minta maaf!" Perintah pria itu.
"Aku mint maaf Silvi" Anuradha dengan ikhlas meminta maaf.
"Saya enggak butuh permintaan maaf dari kamu!" Jawab Silvi ketus. Dia malah mengambil ponsel dan merekam Anuradha serta manager itu.
" Mbak mau apa? Kenapa merekam saya tanpa izin?" Tanya manager itu.
"Mau saya viralkan, bahwa di toko ini karyawannya tidak ramah dan suka menghina!"
"Mbak, jangan seperti itu! Dia kan sudah minta maaf."
"Saya maunya dia dipecat!" Teriak Silvi sambil berkacak pinggang.
"Jangan seperti itu dong, mbak! Kasihan dia kalau dipecat."
"Saya enggak peduli ya, anda pilih pecat dia atau toko ini saya viralkan!" Ancamnya.
"Oke..oke..tenang,mbak! Dia akan saya pecat sekarang juga!"
Anuradha terbelalak tak percaya. Silvi membuatnya dipecat gara-gara masalah sepele.
"Tapi Pak, ini tidak adil" Teriak Anuradha, tak terasa air mata sudah membasahi pipinya.
"Hidup ini memang tidak adil, Anu!" Jawab manager itu. Dia memberikan gaji Anuradha tanpa pesangon.
Silvi tersenyum puas melihat Anuradha dipecat. Setelah itu dia pergi begitu saja tanpa berbelanja.
Anuradha berjalan pulang dengan langkah gontai. Entah kenapa nasibnya begitu sial. Sekarang dia harus mencoba melamar kerja lagi.
Di rumah kontrakannya, dia hanya mengurung diri di kamar. Rasanya dia sudah lelah dengan hidupnya yang selalu diremehkan dan dipandang hina.
"Drrt..drrt ..drrt..!"
Ponselnya yang terletak di meja bergetar. Dilihatnya foto ibunya di layar.
"Halo, Bu. Ada apa?" Tanya Anuradha.
"Kapan kamu pulang? Ibu mau bicara penting!" Suara ibunya terdengar di ujung sana.
"Sementara ini belum bisa, Bu."
"Jangan banyak alasan, pokoknya hari ini Ibu tunggu!" Ibunya kemudian mematikan sambungan telepon.
Mau tidak mau akhirnya Anuradha segera berkemas. Dia akan pergi ke terminal bus untuk mencari bus jurusan ke kotanya. Segera dipesannya ojek online. Setelah pengemudi berjaket hijau itu datang, Anuradha segera memboncengnya.
Di terminal ternyata Anuradha segera mendapat tiket dan kebetulan busnya langsung berangkat. Sepanjang perjalanan gadis itu melamun.
Mulanya bus yang ditumpanginya berjalan dengan kecepatan normal. Namun lama-lama sopir bus mengemudi dengan ugal-ugalan. Bus itu ngebut di atas batas kecepatan padahal jalanan sangat ramai.
Tubuh Anuradha terguncang-guncang, perutnya terasa mual. Dia agak menyesal sudah menaiki bus ini.
Tiba-tiba di sebuah tikungan sopir mengerem mendadak. Di depan mereka ada sebuah minibus yang mogok. Naas sopir bus tidak bisa mengendalikan laju bus yang dikendarainya. Akhirnya bus yang ditumpangi Anuradha menabrak pembatas jalan dan melompat jatuh ke jurang.
Bus itu berguling-guling beberapa kali sebelum akhirnya mendarat di dasar jurang. Tubuh Anuradha terhempas keluar lewat jendela yang pecah. Tubuhnya yang penuh luka dan berdarah, hanya diam tak bergerak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Erni Fitriana
ya Allah setelah 10thn keremu mantan plus temen kencan mantan yg mulut soak😠😠😠😠😠😠
ya Allah Anu....semoga selamat
2024-07-08
1
Flouie
silvi aneh banget ya, dia lebih kayak iri ke anuradha ...
2022-10-08
1
ummy setiawati
waduuuh, jadi pinisirin. kami tunggu up nya author sayang🤗🤗
2022-02-04
1