"Bekerja? Wah, kebetulan sekali anak saya sedang menganggur." Bu Gianti menyambut tawaran itu dengan gembira.
"Apa anda setuju?" Mata Pak Rozak memandang Anuradha, menuntut jawaban.
"Iya, saya setuju." Jawabannya pelan.
"Selama bekerja, Bu Sandra juga akan menyediakan tempat tinggal. Nanti saat keluar dari rumah sakit ini bisa langsung saya antarkan ke sana."
"Wah, terima kasih Pak Rozak."
"Baiklah, kalau begitu saya pamit dulu. Untuk masalah biaya dan semacamnya akan saya urus semua." Pria itu kemudian pergi.
Anuradha dan ibunya saling berpandangan. Mereka merasa sangat beruntung bisa bertemu dengan orang baik seperti Bu Sandra.
"An, ibu sepertinya tidak bisa terus menjagamu di sini. Tadi ayahmu menelepon, katanya besok dia akan datang bersama calon pembeli rumah kita."
"Iya, Bu. Ibu jangan khawatir, nanti An akan minta tolong Pak Rozak kalau butuh sesuatu."
Bu Gianti mengangguk dan mengelus kepala anaknya. Kemudian wanita itu merapikan barang-barangnya. Nanti siang dia akan pulang ke rumahnya.
*****
Dua hari kemudian Anuradha sudah diizinkan pulang. Rozak menjemputnya setelah makan siang. Anuradha diantar untuk menemui Bu Sandra di rumahnya yang terletak di sebuah kawasan elit di tengah kota.
Seorang pelayan wanita dengan ramah membuka pintu setinggi tiga meter yang terbuat dari kayu jati. Kemudian dia mengantar Anuradha ke ruang kerja Bu Sandra yang terletak di sebelah tangga ulir.
"Tok..tok..tok..!" Anuradha mengetuk pintu ruangan itu.
"Masuk!" Terdengar suara dari dalam.
"Permisi, Bu Sandra."
"Duduklah Anuradha. Apa kau sudah dijelaskan oleh Rozak tentang pekerjaanmu?" Bu Sandra tersenyum ramah.
"Belum, Bu." Jawab Anuradha setelah dia duduk di hadapan Bu Sandra.
"Saya ingin kamu mengawasi anak saya di sekolahnya." Ucap Bu Sandra dengan mimik serius.
"Maksud ibu, saya nanti bekerja sebagai baby sitter?" Tanya Anuradha untuk memastikan tentang pekerjaannya.
"Bukan, anak saya itu sudah delapan belas tahun. Sudah SMA!" Bu Sandra agak tergelak ketika berbicara.
Anuradha melongo heran. Bagaimana mungkin dia harus mengawasi seorang remaja?
"Begini. Sebenarnya dia sedang menjalani rehabilitasi narkoba. Dia tertekan karena selama di sekolah sering di bully oleh teman-temannya."
Raut wajah wanita paruh baya itu berubah suram. Jarinya yang lentik menghapus sebutir air mata yang jatuh di pipinya. Terlihat jelas bahwa sebenarnya masalah ini sangat mempengaruhi emosinya.
"Nah, saya mau kamu mengawasi dia dan mencari bukti pembullyan itu supaya bisa saya laporkan pada pihak sekolah."
Bibirnya agak gemetar ketika berbicara. Bu Sandra berusaha menekan emosinya.
"Tapi, apa saya boleh berkeliaran bebas di sana, Bu?"
"Nah, itu dia maksud saya. Kamu saya daftarkan sebagai siswa di sana untuk melaksanakan misi rahasia ini. Anak saya tidak tahu kalau saya menyuruh kamu untuk mengawasi dia. Jadi jangan sampai ketahuan ya!"
Anuradha menelan ludah. Bingung mencerna perkataan Bu Sandra.
"Tapi usia saya 27 tahun, Bu. Wajah saya juga sudah kelihatan tua!" Keluhnya.
"Tidak, kamu salah. Kamu adalah kandidat yang tepat untuk tugas ini karena wajahmu masih seperti remaja." Bu Sandra terlihat sangat antusias.
Apa benar? Anuradha meraba wajahnya yang dipenuhi jerawat.
"Nanti kamu ikut Rozak ke dokter kulit untuk mengobati jerawatmu. Lalu kamu juga harus ke salon agar penampilanmu kelihatan lebih muda." Kata Bu Sandra bersemangat.
Apa ini mimpi? Selama ini Anuradha hanya bisa berhayal bahwa suatu hari nanti jerawatnya akan sembuh secara ajaib. Karena untuk ke dokter kulit biayanya sangat mahal.
"Bagaimana? Apa kamu sanggup?" Tanya Bu Sandra dengan tatapan penuh harap.
"Baik, Bu. Lagipula, ibu sudah membayar biaya pengobatan saya." Anuradha mengangguk setuju, meskipun tidak yakin dengan keputusannya.
"Oke, kalau begitu sekarang kamu pergi bersama Rozak. Dia nanti yang akan mengurus semua keperluanmu." Bu Sandra menggenggam tangannya.
Anuradha pamit undur diri, lalu melangkah keluar. Di luar, Anuradha sudah di tunggu oleh Pak Rozak. Pria itu membukakan pintu mobil untuknya.
Pak Rozak mengantar Anuradha ke sebuah rumah sederhana yang terlihat indah. Pak Rozak membuka pintunya sambil membawa masuk barang-barang pribadi milik Anuradha.
"Mulai sekarang anda akan tinggal di sini. Lokasi rumah ini sangat dekat dengan sekolah anda nantinya." Kata pria itu dengan bahasa yang selalu formal.
"Terima kasih, Pak." Ucap Anuradha dengan tulus.
Anuradha sangat menyukai rumah itu, meskipun kecil dan hanya memiliki satu kamar tidur. Tapi menurutnya rumah itu sangat pas untuknya.
"Dan ini ponsel baru untuk anda. Ada nomer saya dan Bu Sandra di situ. Tapi sebaiknya jangan menghubungi Bu Sandra jika tidak urgent. Cukup telepon saya, nanti saya akan bantu." Kata pria itu sambil memberikan ponsel model terbaru.
Anuradha menerimanya dengan takjub. Dengan gajinya yang dulu, dia mungkin harus menabung setahun jika ingin membeli ponsel ini.
Setelah menaruh semua barang-barang milik Anuradha, pria itu kemudian pamit. Dia mengatakan bahwa besok akan menjemputnya dan mengantar Anuradha ke sebuah klinik kecantikan.
Malam itu Anuradha tidur dengan nyenyak. Dia tidak sabar menunggu esok hari. Menanti perubahan pada hidupnya.
Besoknya, Pak Rozak datang jam sepuluh pagi untuk menjemput Anuradha. Tak lama kemudian mobil yang dikendarai Pak Rozak berhenti di area parkir sebuah klinik kecantikan yang sangat mewah.
Ada gambar seorang artis cantik yang sedang naik daun yang menjadi Brand Ambassador klinik ini di banner yang diletakkan di dekat ruang tunggu.
Pak Rozak segera menemui seorang resepsionis yang berada di belakang mejanya yang tinggi dengan sentuhan marmer di atasnya.
Rupanya Pak Rozak sudah membuat janji temu dengan salah seorang dokternya. Kebetulan dokter itu yang biasa menangani Bu Sandra jika ke sana.
Dokter kulit yang ditemuinya adalah seorang wanita cantik berusia hampir setengah abad, namun wajah dan tubuhnya masih terlihat sangat muda.
Dokter itu kemudian memeriksa kondisi kulitnya lalu segera memberikan perawatan yang diperlukan.
Untuk pertemuan pertama ini kulit Anuradha hanya dibersihkan dan semua jerawatnya dikeluarkan dengan alat khusus.
Awalnya gadis itu takut kalau nanti rasanya sakit. Namun ternyata dia salah, wajahnya di beri semacam gel yang memberi efek dingin di kulit dan mengurangi peradangan
Setelah wajahnya selesai dibersihkan, dokter itu memberikannya salep untuk dioleskan pada wajahnya dan sebungkus obat untuk diminum.
Anuradha selalu mematuhi saran dokternya untuk menjaga pola makan, istirahat yang cukup dan berolahraga. Dia juga rutin mencuci wajahnya dan memakai salepnya. Dalam waktu kurang dari seminggu, jerawatnya mengering dan mengelupas.
Pada pertemuan berikutnya, dokter itu terlihat sangat puas dengan hasilnya. Dia kemudian mulai memberikan perawatan kulit yang membuat wajahnya terlihat lebih cerah, lebih halus dan lebih muda.
Anuradha bahkan mendapatkan treatment laser untuk menghilangkan bekas jerawat dan bekas luka di tubuhnya.
Belum pernah Anuradha begitu menyukai wajahnya seperti sekarang. Selama ini, dia menganggap bahwa dirinya adalah wanita terjelek di dunia ini.
"Nanti saya akan memeriksa hasilnya lagi pada pertemuan berikutnya." Kata dokter itu.
Pak Rozak terlihat senang melihat perubahan pada diri Anuradha. Gadis berjerawat yang tidak memiliki kepercayaan diri itu kini menjelma menjadi pribadi yang baru.
Anuradha diturunkan di sebuah salon kecantikan ternama. Pegawai salon segera membawanya duduk di depan sebuah kaca yang besar dan memiliki lampu-lampu di pinggirnya.
Seorang pria berwajah cantik mulai mencuci dan memotong rambutnya. Rambut pirang pria itu diikat asal menggunakan karet gelang. Beberapa kali Anuradha melirik wajah pria itu. Anuradha yakin pasti banyak wanita yang minder karena kalah cantik dari pria itu.
Dengan cekatan, pria yang memperkenalkan diri bernama Baby itu, mengolesi rambutnya dengan berbagai krim yang dia tidak tahu fungsinya.
Rambutnya beberapa kali dikeramas dan dikeringkan. Rambutnya juga dicatok dan disemprot beberapa kali. Kegiatan panjang itu membuatnya agak mengantuk.
Lalu setelah beberapa jam, Anuradha terbelalak sambil menutup mulutnya karena melihat rambutnya berubah menjadi sangat indah. Penampilannya sekarang mirip seorang model iklan shampo.
"Ingat, jangan sampai kena air selama 24 jam!" Pria itu tersenyum manis sekali.
Anuradha tersenyum dan mengucapkan terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
ummy setiawati
dan ugly duck pun mulai berubah jadi beautiful swan🤗🤗
semangat update nya ya author
2022-02-07
1