Bab 5 Back To School

Hari ini adalah hari pertama Anuradha mulai berangkat ke sekolah. Dia mengenakan seragam putih abu-abu khas siswa SMA. Rambutnya yang panjang digerai bebas, sebuah jepit rambut tersemat di rambutnya. Penampilannya benar-benar mirip seorang remaja.

Kini dia menggunakan identitas baru. Mulai hari ini namanya adalah Annabelle Judiatmoko. Ayahnya adalah Rozak Judiatmoko alias Pak Rozak. Umurnya 18 tahun. Dia tinggal bersama neneknya sejak kecil di kampung. Sekarang dia pindah sekolah karena neneknya baru saja meninggal.

Dipandangnya selembar foto seorang gadis cantik yang diberikan oleh Pak Rozak semalam. Namanya Dewi Nugroho. Dia adalah anak perempuan Bu Sandra. Gadis yang harus diawasi oleh Annabelle. Mereka nanti akan sekelas.

Dengan gugup Annabelle melangkahkan kakinya memasuki gerbang SMA Bunga Bangsa. Gedung sekolah bercat putih itu sangat megah dan terdiri dari 5 lantai. Sekolah ini adalah sekolah swasta elit yang siswanya kebanyakan adalah anak para pengusaha dan pejabat daerah.

Oleh karena itu sekolah ini memiliki beberapa fasilitas unggulan. Seperti kolam renang, Gedung Olahraga, Mini Gym, Lab Science, Lab Musik, Lab Bahasa dan Teater.

Seorang pria muda yang tampaknya seorang guru sedang berdiri di gerbang. Mengangguk dan menjawab salam dari para murid yang datang.

Guru muda itu menyuruhnya berhenti. Dengan tajam guru itu memperhatikan penampilan Annabelle dari atas ke bawah.

"Kamu murid baru?"

"I-iya Pak."

Annabelle mengangguk. Dia menundukkan kepalanya. Badannya gemetar dan merasa sangat ketakutan. Jangan-jangan guru ini mengetahui kalau dia sedang menyamar. Mungkinkah mukanya terlihat seperti tante-tante?

"Kamu kok sampai gemetaran seperti itu sih? Kamu takut ya, sama saya? Tenang saja saya tidak galak kok!" Guru itu memegang bahunya dan mendekatkan wajahnya untuk melihat ekspresi murid baru itu.

Annabelle mengangkat wajahnya dan langsung bertatapan dengan sepasang mata elang yang sangat indah. Guru itu tersenyum manis membuat dada Annabelle tiba-tiba berdebar kencang. Annabelle terpesona melihat wajahnya yang sangat tampan. Tanpa sadar gadis itu jadi senyum-senyum sendiri.

"Kamu kenapa, kok senyum-senyum gitu?"

Suara guru itu membuyarkan lamunannya. Bisa-bisanya dia langsung terpesona dengan gurunya sendiri disaat baru menginjakkan kaki di sekolah.

"Tidak..tidak! Aku tidak boleh naksir orang ini! Fokus Anuradha!" Annabelle mengepalkan tangannya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kamu kenapa?" Tanya guru itu lagi karena bingung melihat gadis itu geleng-geleng kepala.

"Ah, enggak Pak. Saya cuma lagi bingung. Letak kelas saya dimana, ya?" Annabelle tersenyum sambil garuk-garuk kepala karena gugup.

"Oh ya, kamu ikut saya!" Perintahnya.

Annabelle mengekori guru tampan itu. Sepanjang jalan banyak murid perempuan yang menyapa guru tampan itu. Tapi mereka semua melirik judes padanya.

"Siapa sih dia?"

"Genit banget sih deket-deket Pak Yoga?"

Bisik mereka, tapi masih terdengar di telinga Annabelle. Mereka memandangnya dengan tatapan tak suka.

Melihat mereka berbisik-bisik di depannya, gadis itu seakan terlempar ke masa sepuluh tahun yang lalu. Di saat semua orang mengejek dan membully dirinya. Perasaan cemas dan rendah diri kembali menghinggapinya.

Tanpa sadar dia hanya berdiri termangu di koridor dengan pandangan kosong. Trauma itu masih membekas. Setetes air mata mengalir di pipinya.

"Hei, kamu kenapa? Sakit?" Tiba-tiba wajah guru tadi sudah ada di hadapannya. Pria itu memandangnya dengan cemas.

Annabelle menggeleng pelan. Diusapnya pipinya yang basah.

"Ayok!" Akhirnya guru itu menggandeng tangan Annabelle.

Mereka akhirnya sampai di kantor Kepala Sekolah. Seorang pria berusia lima puluhan duduk di belakang meja. Ada papan nama bertuliskan Burhanuddin terpampang di atas mejanya.

"Dia murid baru, Pak"

"Terima kasih, Pak Yoga. Bapak bisa kembali ke kelas." Ucap Pak Burhan, Kepala Sekolah.

Pak Yoga menggangguk. Sebelum pergi dia sempat melirik murid baru itu, kemudian segera menghilang di balik pintu.

"Kamu yang bernama Annabelle Judiatmoko?" Tanya Pak Burhan sambil membaca selembar kertas di hadapannya.

"Iya, Pak." Jawab Annabelle.

"Kamu masuk di kelas XII IPS 2. Yang tadi itu Pak Yoga, wali kelas kamu. Kalau ada kesulitan kamu bisa langsung konsultasi dengan Pak Yoga. Oh, ya. Kemarin bapakmu sudah menyerahkan semua dokumen yang diperlukan, jadi hari ini kamu bisa langsung mengikuti pelajaran." Pak Burhan berbicara panjang lebar.

Kemudian Annabelle undur diri setelah mengucapkan terima kasih. Setelah di luar gadis itu celingukan, bingung mencari letak kelasnya.

"Kamu murid baru ya? " Sebuah suara menyapa.

"Iya."

Annabelle tersenyum ke arah seorang gadis cantik berambut pendek. Sebuah jam tangan Casio berwarna putih, melingkar di tangan kirinya.

"Kelas berapa?" Tanya gadis itu lagi.

"XII IPS 2."

"Beneran? Kita satu kelas, dong? Ayo, ikut!" Gadis itu bersorak. Tangannya meraih lengan Annabelle dan menggamitnya.

Annabelle tersenyum, dia teringat sahabatnya Dinar. Mereka sering berjalan bergandengan di sekolah seperti ini.

"Oh ya, kenalin nama aku Alice." Gadis itu menyodorkan tangannya.

"Annabelle." Annabelle membalas jabatan tangan gadis itu.

"Kebetulan bangku sebelahku kosong, nanti kamu duduk di sana aja ya?"

Annabelle mengangguk senang. Mereka kemudian masuk ke kelas, sesaat setelah bel masuk berbunyi.

Beberapa murid menyapanya dan mengajak berkenalan. Dengan ramah Annabelle memperkenalkan dirinya.

Annabelle menaruh tasnya di loker yang terletak di bagian belakang kelas. Sesuai jadwal, gadis itu mengambil buku bahasa Indonesia. Kemudian dia duduk di sebelah Alice.

Pak Yoga masuk ke dalam kelas, sekilas dia melirik Annabelle yang duduk di bangku paling belakang. Pak Yoga kemudian duduk di belakang mejanya.

"Selamat pagi, Anak-anak." Sapanya.

"Selamat pagi, Pak!" Jawab mereka serempak.

"Hari ini kalian kedatangan murid baru. Sudah kenalan?" Tanya Pak Yoga.

"Sudah Pak!" Jawab sekelompok murid laki-laki yang duduk di dekat Annabelle.

"Tapi bapak belum. Ayo, kamu maju ke depan dan perkenalkan diri!" Perintah Pak Yoga.

Annabelle berjalan ke depan kelas dan dengan canggung memperkenalkan dirinya.

"Selamat pagi, teman-teman. Kenalkan saya Annabelle Judiatmoko , biasa dipanggil Anna. Usia 18 tahun."

"Sudah punya pacar belum?" Teriak seorang anak laki-laki yang rambutnya agak panjang.

Dengan tersipu malu, gadis itu menggeleng membuatnya terlihat sangat imut. Tanpa sadar Pak Yoga memandangnya tanpa berkedip.

"Huuuu...!"

Teriakan murid-murid yang mengejek anak laki-laki tadi kembali menyadarkan Pak Yoga.

"Ya sudah, kamu boleh kembali ke bangkumu!" Pak Yoga menyuruh gadis itu tanpa melihatnya. Dia pura-pura sibuk membuka-buka buku di depannya.

Pelajaran Pak Yoga berakhir saat bel istirahat berbunyi. Guru itu membereskan mejanya lalu bersiap-siap pergi ke ruang guru. Namun tiba-tiba dia berhenti di depan pintu. Dia berbalik dan menatap ke arah Annabelle.

"Anna, nanti temui bapak di kantor! Kamu perlu mengisi formulir data siswa di kelas saya." Setelah mengatakan hal itu, Pak Yoga segera keluar.

Seluruh siswa kemudian berhamburan. Mereka pergi ke kantin untuk makan.

"Ke kantin, yuk!" Alice menyeret lengan Annabelle.

Gadis itu mengikuti langkah teman barunya ke kantin. Ternyata kantin di sekolah ini luas sekali dan tampak seperti restoran. Ruangan di sana berpendingin. Meja-meja kotak berderet rapi dan sudah banyak diisi oleh siswa yang makan.

Mereka berdua pergi mengantri di depan counter. Masing-masing siswa memberikan kartu seperti ATM yang akan discan oleh petugas kantin.

"Kartu MC mu mana?"

"Kartu MC?"

Seingatnya, Pak Rozak tidak memberikannya kartu itu. Dia hanya mendapatkan uang saku sebesar 500 ribu untuk seminggu.

"Meal Card! Kamu belum dapat?" Tanya Alice.

Annabelle menggelengkan kepalanya.

"Coba kamu temui Pak Yoga dan minta padanya!"

"Oke."

Annabelle segera berlari menuju ke ruang guru. Karena terburu-buru, tanpa sengaja dia menabrak seseorang. Hal itu membuatnya terhuyung dan hampir jatuh. Sebuah tangan segera menangkap lengannya.

"Kamu enggak apa-apa?"

Seorang siswa tampan bertampang bule bertanya dengan raut cemas.

"Ganteng banget sih..!" Tanpa sadar Annabelle memandangi wajah pemuda itu dengan terkagum-kagum.

"Hei! Sadar, Woy!"

Sebuah tangan mengibas-ngibas di depan wajahnya. Sontak wajah Annabelle berubah semerah kepiting rebus.

Terpopuler

Comments

Flouie

Flouie

hahahah

2022-10-11

0

ummy setiawati

ummy setiawati

mantaap seru, lanjut thor

2022-02-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kisah Kelam
2 Bab 2 Nasib Malang
3 Bab 3 Sebuah Tawaran
4 Bab 4 Make Over
5 Bab 5 Back To School
6 Bab 6 Makan Siang Gratis
7 Bab 7 Terlambat Masuk
8 Bab 8 Aku Yang Baru
9 Bab 9 Bertemu Dewi
10 Bab 10 Bekal
11 Bab 11 Penindasan
12 Bab 12 Ajakan Leo
13 Bab 13 Siasat
14 Bab 14 Kerja Bakti
15 Bab 15 Ulah Lana
16 Bab 16 Bersama Pak Guru Galak
17 Bab 17 Menghindar
18 Bab 18 Ketahuan
19 Bab 19 Jarak
20 Bab 20 Kenangan
21 Bab 21 Kenangan 2
22 Bab 22 Kejadian Tak Terduga
23 Bab 23 Sebuah Rasa
24 Bab 24 Patah Hati
25 Bab 25 Menghindar
26 Bab 26 Menghabiskan Malam Bersama
27 Bab 27 Ghibah
28 Bab 28 Pengakuan
29 Bab 29 Jadian?
30 Bab 30 Teman Curhat
31 Bab 31 Salah Paham
32 Bab 32 Baikan
33 Bab 33 Menghadapi Masa Lalu
34 Bab 34 Berwisata
35 Bab 35 Mengungkap Kebenaran
36 Bab 36 Di Tempat Baru
37 Bab 37 Awal Baru Di Negeri Orang
38 Bab 38 Sulit Melupakan
39 Bab 39 Teman Baru
40 Bab 40 Rencana
41 Bab 41 Hari Yang Menyenangkan
42 Bab 42 Orang Ketiga
43 Bab 43 Liburan Dimulai
44 Bab 44 Teman Yang Menyimpan Rahasia
45 Bab 45 Rencana Gagal
46 Bab 46 Sambutan Yang Hangat
47 Bab 47 Bertemu Kembali
48 Bab 48 Pergi Bersama
49 Bab 49 Di Balik Badai
50 Bab 50 Cinta Bersemi Kembali
51 Bab 51 Di Akhir Kencan
52 Bab 52 Menjenguk Belinda
53 Bab 53 Wanita Dari Masa Lalu
54 Bab 54 Rencana Belinda
55 Bab 55 Kabur?
56 Bab 56 Mencari Jean
57 Bab 57 Bertemu Jean
58 Bab 58 Di Pesta Tahun Baru
59 Bab 59 Pertengkaran Kecil
60 Bab 60 Bertemu Eiji
61 Bab 61 Kejutan Di Hari Minggu
62 Bab 62 Sehari Bersama Calon Mertua
63 Bab 63 Berpamitan
64 Bab 64 Bertemu Ayah
65 Bab 65 Hari Pernikahan
66 Bab 66 Malam Pertama
67 Bab 67 Memulai Kehidupan Rumah Tangga
68 Bab 68 Hidup Sebagai Seorang Istri
69 Bab 69 Gangguan
70 Bab 70 Kecurigaan
71 Bab 71 Orang Aneh
72 Bab 72 Pembunuhan
73 Bab 73 Paranoid
74 Bab 74 Tidak Salah Sangka
75 Bab 75 Menemukan Si Penguntit
76 Bab 76 Bingung
77 Bab 77 Wajah Sang Pembunuh
78 Bab 78 Penyesalan
79 Bab 79 Moving on
80 Bab 80 Lingkungan Baru
81 Bab 81 Pertemuan Dengan Pembunuh
82 Bab 82 Penemuan Kepala Para Korban
83 Bab 83 Petunjuk Kedua
84 Bab 84 Temuan
85 Bab 85 Menonton Latihan
86 Bab 86 Wanita Di Sebelah
87 Bab 87 Tantangan Dari Remy Ries
88 Bab 88 Apa Aku Gila?
89 Bab 89 Pengalaman Supranatural
90 Bab 90 Mencari Informasi
91 Bab 91 Runyam
92 Bab 92 Wanita Yang Koma
93 Bab 93
94 Bab 94 Tertangkap
95 Bab 95 Melawan
96 Bab 96 Anuradha Hilang
97 Bab 97 Kalut
98 Bab 98 Dalang di Balik Layar
99 Bab 99 Perkelahian
100 Bab 100 Insiden
101 Bab 101 Kado Tahun Baru
102 Bab 102 Ibu
103 Bab 103 Penyesuaian
104 Bab 104 Di Rumah Sakit
105 Bab 105 Kabar
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1 Kisah Kelam
2
Bab 2 Nasib Malang
3
Bab 3 Sebuah Tawaran
4
Bab 4 Make Over
5
Bab 5 Back To School
6
Bab 6 Makan Siang Gratis
7
Bab 7 Terlambat Masuk
8
Bab 8 Aku Yang Baru
9
Bab 9 Bertemu Dewi
10
Bab 10 Bekal
11
Bab 11 Penindasan
12
Bab 12 Ajakan Leo
13
Bab 13 Siasat
14
Bab 14 Kerja Bakti
15
Bab 15 Ulah Lana
16
Bab 16 Bersama Pak Guru Galak
17
Bab 17 Menghindar
18
Bab 18 Ketahuan
19
Bab 19 Jarak
20
Bab 20 Kenangan
21
Bab 21 Kenangan 2
22
Bab 22 Kejadian Tak Terduga
23
Bab 23 Sebuah Rasa
24
Bab 24 Patah Hati
25
Bab 25 Menghindar
26
Bab 26 Menghabiskan Malam Bersama
27
Bab 27 Ghibah
28
Bab 28 Pengakuan
29
Bab 29 Jadian?
30
Bab 30 Teman Curhat
31
Bab 31 Salah Paham
32
Bab 32 Baikan
33
Bab 33 Menghadapi Masa Lalu
34
Bab 34 Berwisata
35
Bab 35 Mengungkap Kebenaran
36
Bab 36 Di Tempat Baru
37
Bab 37 Awal Baru Di Negeri Orang
38
Bab 38 Sulit Melupakan
39
Bab 39 Teman Baru
40
Bab 40 Rencana
41
Bab 41 Hari Yang Menyenangkan
42
Bab 42 Orang Ketiga
43
Bab 43 Liburan Dimulai
44
Bab 44 Teman Yang Menyimpan Rahasia
45
Bab 45 Rencana Gagal
46
Bab 46 Sambutan Yang Hangat
47
Bab 47 Bertemu Kembali
48
Bab 48 Pergi Bersama
49
Bab 49 Di Balik Badai
50
Bab 50 Cinta Bersemi Kembali
51
Bab 51 Di Akhir Kencan
52
Bab 52 Menjenguk Belinda
53
Bab 53 Wanita Dari Masa Lalu
54
Bab 54 Rencana Belinda
55
Bab 55 Kabur?
56
Bab 56 Mencari Jean
57
Bab 57 Bertemu Jean
58
Bab 58 Di Pesta Tahun Baru
59
Bab 59 Pertengkaran Kecil
60
Bab 60 Bertemu Eiji
61
Bab 61 Kejutan Di Hari Minggu
62
Bab 62 Sehari Bersama Calon Mertua
63
Bab 63 Berpamitan
64
Bab 64 Bertemu Ayah
65
Bab 65 Hari Pernikahan
66
Bab 66 Malam Pertama
67
Bab 67 Memulai Kehidupan Rumah Tangga
68
Bab 68 Hidup Sebagai Seorang Istri
69
Bab 69 Gangguan
70
Bab 70 Kecurigaan
71
Bab 71 Orang Aneh
72
Bab 72 Pembunuhan
73
Bab 73 Paranoid
74
Bab 74 Tidak Salah Sangka
75
Bab 75 Menemukan Si Penguntit
76
Bab 76 Bingung
77
Bab 77 Wajah Sang Pembunuh
78
Bab 78 Penyesalan
79
Bab 79 Moving on
80
Bab 80 Lingkungan Baru
81
Bab 81 Pertemuan Dengan Pembunuh
82
Bab 82 Penemuan Kepala Para Korban
83
Bab 83 Petunjuk Kedua
84
Bab 84 Temuan
85
Bab 85 Menonton Latihan
86
Bab 86 Wanita Di Sebelah
87
Bab 87 Tantangan Dari Remy Ries
88
Bab 88 Apa Aku Gila?
89
Bab 89 Pengalaman Supranatural
90
Bab 90 Mencari Informasi
91
Bab 91 Runyam
92
Bab 92 Wanita Yang Koma
93
Bab 93
94
Bab 94 Tertangkap
95
Bab 95 Melawan
96
Bab 96 Anuradha Hilang
97
Bab 97 Kalut
98
Bab 98 Dalang di Balik Layar
99
Bab 99 Perkelahian
100
Bab 100 Insiden
101
Bab 101 Kado Tahun Baru
102
Bab 102 Ibu
103
Bab 103 Penyesuaian
104
Bab 104 Di Rumah Sakit
105
Bab 105 Kabar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!