Hari ini adalah hari pertama Anuradha mulai berangkat ke sekolah. Dia mengenakan seragam putih abu-abu khas siswa SMA. Rambutnya yang panjang digerai bebas, sebuah jepit rambut tersemat di rambutnya. Penampilannya benar-benar mirip seorang remaja.
Kini dia menggunakan identitas baru. Mulai hari ini namanya adalah Annabelle Judiatmoko. Ayahnya adalah Rozak Judiatmoko alias Pak Rozak. Umurnya 18 tahun. Dia tinggal bersama neneknya sejak kecil di kampung. Sekarang dia pindah sekolah karena neneknya baru saja meninggal.
Dipandangnya selembar foto seorang gadis cantik yang diberikan oleh Pak Rozak semalam. Namanya Dewi Nugroho. Dia adalah anak perempuan Bu Sandra. Gadis yang harus diawasi oleh Annabelle. Mereka nanti akan sekelas.
Dengan gugup Annabelle melangkahkan kakinya memasuki gerbang SMA Bunga Bangsa. Gedung sekolah bercat putih itu sangat megah dan terdiri dari 5 lantai. Sekolah ini adalah sekolah swasta elit yang siswanya kebanyakan adalah anak para pengusaha dan pejabat daerah.
Oleh karena itu sekolah ini memiliki beberapa fasilitas unggulan. Seperti kolam renang, Gedung Olahraga, Mini Gym, Lab Science, Lab Musik, Lab Bahasa dan Teater.
Seorang pria muda yang tampaknya seorang guru sedang berdiri di gerbang. Mengangguk dan menjawab salam dari para murid yang datang.
Guru muda itu menyuruhnya berhenti. Dengan tajam guru itu memperhatikan penampilan Annabelle dari atas ke bawah.
"Kamu murid baru?"
"I-iya Pak."
Annabelle mengangguk. Dia menundukkan kepalanya. Badannya gemetar dan merasa sangat ketakutan. Jangan-jangan guru ini mengetahui kalau dia sedang menyamar. Mungkinkah mukanya terlihat seperti tante-tante?
"Kamu kok sampai gemetaran seperti itu sih? Kamu takut ya, sama saya? Tenang saja saya tidak galak kok!" Guru itu memegang bahunya dan mendekatkan wajahnya untuk melihat ekspresi murid baru itu.
Annabelle mengangkat wajahnya dan langsung bertatapan dengan sepasang mata elang yang sangat indah. Guru itu tersenyum manis membuat dada Annabelle tiba-tiba berdebar kencang. Annabelle terpesona melihat wajahnya yang sangat tampan. Tanpa sadar gadis itu jadi senyum-senyum sendiri.
"Kamu kenapa, kok senyum-senyum gitu?"
Suara guru itu membuyarkan lamunannya. Bisa-bisanya dia langsung terpesona dengan gurunya sendiri disaat baru menginjakkan kaki di sekolah.
"Tidak..tidak! Aku tidak boleh naksir orang ini! Fokus Anuradha!" Annabelle mengepalkan tangannya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kamu kenapa?" Tanya guru itu lagi karena bingung melihat gadis itu geleng-geleng kepala.
"Ah, enggak Pak. Saya cuma lagi bingung. Letak kelas saya dimana, ya?" Annabelle tersenyum sambil garuk-garuk kepala karena gugup.
"Oh ya, kamu ikut saya!" Perintahnya.
Annabelle mengekori guru tampan itu. Sepanjang jalan banyak murid perempuan yang menyapa guru tampan itu. Tapi mereka semua melirik judes padanya.
"Siapa sih dia?"
"Genit banget sih deket-deket Pak Yoga?"
Bisik mereka, tapi masih terdengar di telinga Annabelle. Mereka memandangnya dengan tatapan tak suka.
Melihat mereka berbisik-bisik di depannya, gadis itu seakan terlempar ke masa sepuluh tahun yang lalu. Di saat semua orang mengejek dan membully dirinya. Perasaan cemas dan rendah diri kembali menghinggapinya.
Tanpa sadar dia hanya berdiri termangu di koridor dengan pandangan kosong. Trauma itu masih membekas. Setetes air mata mengalir di pipinya.
"Hei, kamu kenapa? Sakit?" Tiba-tiba wajah guru tadi sudah ada di hadapannya. Pria itu memandangnya dengan cemas.
Annabelle menggeleng pelan. Diusapnya pipinya yang basah.
"Ayok!" Akhirnya guru itu menggandeng tangan Annabelle.
Mereka akhirnya sampai di kantor Kepala Sekolah. Seorang pria berusia lima puluhan duduk di belakang meja. Ada papan nama bertuliskan Burhanuddin terpampang di atas mejanya.
"Dia murid baru, Pak"
"Terima kasih, Pak Yoga. Bapak bisa kembali ke kelas." Ucap Pak Burhan, Kepala Sekolah.
Pak Yoga menggangguk. Sebelum pergi dia sempat melirik murid baru itu, kemudian segera menghilang di balik pintu.
"Kamu yang bernama Annabelle Judiatmoko?" Tanya Pak Burhan sambil membaca selembar kertas di hadapannya.
"Iya, Pak." Jawab Annabelle.
"Kamu masuk di kelas XII IPS 2. Yang tadi itu Pak Yoga, wali kelas kamu. Kalau ada kesulitan kamu bisa langsung konsultasi dengan Pak Yoga. Oh, ya. Kemarin bapakmu sudah menyerahkan semua dokumen yang diperlukan, jadi hari ini kamu bisa langsung mengikuti pelajaran." Pak Burhan berbicara panjang lebar.
Kemudian Annabelle undur diri setelah mengucapkan terima kasih. Setelah di luar gadis itu celingukan, bingung mencari letak kelasnya.
"Kamu murid baru ya? " Sebuah suara menyapa.
"Iya."
Annabelle tersenyum ke arah seorang gadis cantik berambut pendek. Sebuah jam tangan Casio berwarna putih, melingkar di tangan kirinya.
"Kelas berapa?" Tanya gadis itu lagi.
"XII IPS 2."
"Beneran? Kita satu kelas, dong? Ayo, ikut!" Gadis itu bersorak. Tangannya meraih lengan Annabelle dan menggamitnya.
Annabelle tersenyum, dia teringat sahabatnya Dinar. Mereka sering berjalan bergandengan di sekolah seperti ini.
"Oh ya, kenalin nama aku Alice." Gadis itu menyodorkan tangannya.
"Annabelle." Annabelle membalas jabatan tangan gadis itu.
"Kebetulan bangku sebelahku kosong, nanti kamu duduk di sana aja ya?"
Annabelle mengangguk senang. Mereka kemudian masuk ke kelas, sesaat setelah bel masuk berbunyi.
Beberapa murid menyapanya dan mengajak berkenalan. Dengan ramah Annabelle memperkenalkan dirinya.
Annabelle menaruh tasnya di loker yang terletak di bagian belakang kelas. Sesuai jadwal, gadis itu mengambil buku bahasa Indonesia. Kemudian dia duduk di sebelah Alice.
Pak Yoga masuk ke dalam kelas, sekilas dia melirik Annabelle yang duduk di bangku paling belakang. Pak Yoga kemudian duduk di belakang mejanya.
"Selamat pagi, Anak-anak." Sapanya.
"Selamat pagi, Pak!" Jawab mereka serempak.
"Hari ini kalian kedatangan murid baru. Sudah kenalan?" Tanya Pak Yoga.
"Sudah Pak!" Jawab sekelompok murid laki-laki yang duduk di dekat Annabelle.
"Tapi bapak belum. Ayo, kamu maju ke depan dan perkenalkan diri!" Perintah Pak Yoga.
Annabelle berjalan ke depan kelas dan dengan canggung memperkenalkan dirinya.
"Selamat pagi, teman-teman. Kenalkan saya Annabelle Judiatmoko , biasa dipanggil Anna. Usia 18 tahun."
"Sudah punya pacar belum?" Teriak seorang anak laki-laki yang rambutnya agak panjang.
Dengan tersipu malu, gadis itu menggeleng membuatnya terlihat sangat imut. Tanpa sadar Pak Yoga memandangnya tanpa berkedip.
"Huuuu...!"
Teriakan murid-murid yang mengejek anak laki-laki tadi kembali menyadarkan Pak Yoga.
"Ya sudah, kamu boleh kembali ke bangkumu!" Pak Yoga menyuruh gadis itu tanpa melihatnya. Dia pura-pura sibuk membuka-buka buku di depannya.
Pelajaran Pak Yoga berakhir saat bel istirahat berbunyi. Guru itu membereskan mejanya lalu bersiap-siap pergi ke ruang guru. Namun tiba-tiba dia berhenti di depan pintu. Dia berbalik dan menatap ke arah Annabelle.
"Anna, nanti temui bapak di kantor! Kamu perlu mengisi formulir data siswa di kelas saya." Setelah mengatakan hal itu, Pak Yoga segera keluar.
Seluruh siswa kemudian berhamburan. Mereka pergi ke kantin untuk makan.
"Ke kantin, yuk!" Alice menyeret lengan Annabelle.
Gadis itu mengikuti langkah teman barunya ke kantin. Ternyata kantin di sekolah ini luas sekali dan tampak seperti restoran. Ruangan di sana berpendingin. Meja-meja kotak berderet rapi dan sudah banyak diisi oleh siswa yang makan.
Mereka berdua pergi mengantri di depan counter. Masing-masing siswa memberikan kartu seperti ATM yang akan discan oleh petugas kantin.
"Kartu MC mu mana?"
"Kartu MC?"
Seingatnya, Pak Rozak tidak memberikannya kartu itu. Dia hanya mendapatkan uang saku sebesar 500 ribu untuk seminggu.
"Meal Card! Kamu belum dapat?" Tanya Alice.
Annabelle menggelengkan kepalanya.
"Coba kamu temui Pak Yoga dan minta padanya!"
"Oke."
Annabelle segera berlari menuju ke ruang guru. Karena terburu-buru, tanpa sengaja dia menabrak seseorang. Hal itu membuatnya terhuyung dan hampir jatuh. Sebuah tangan segera menangkap lengannya.
"Kamu enggak apa-apa?"
Seorang siswa tampan bertampang bule bertanya dengan raut cemas.
"Ganteng banget sih..!" Tanpa sadar Annabelle memandangi wajah pemuda itu dengan terkagum-kagum.
"Hei! Sadar, Woy!"
Sebuah tangan mengibas-ngibas di depan wajahnya. Sontak wajah Annabelle berubah semerah kepiting rebus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Flouie
hahahah
2022-10-11
0
ummy setiawati
mantaap seru, lanjut thor
2022-02-08
1