Bab 3 Sebuah Tawaran

Suara sirene mobil ambulance meraung bersahut-sahutan memekakkan telinga. Tim SAR dan pihak kepolisian sudah berada di lokasi kecelakaan untuk mengevakuasi para korban kecelakaan. Ada beberapa penumpang yang tidak selamat dalam kecelakaan maut itu.

Tubuh Anuradha yang tergeletak tidak jauh dari bus, kini diangkat dan digotong dalam tandu. Mata gadis itu terpejam dan dalam keadaan tidak sadarkan diri. Seluruh tubuhnya penuh luka dan bersimbah darah. Kemudian tubuhnya dimasukkan ke ambulance dan dilarikan ke rumah sakit.

Para petugas medis berseragam putih sudah menunggu di depan rumah sakit. Sejak tadi mereka sudah menerima beberapa orang pasien dari lokasi kecelakaan.

Tubuh Anuradha dipindahkan ke atas brankar. Selang infus segera dipasangkan di pergelangan tangan kanannya. Kemudian mereka segera mendorong tempat tidur beroda itu ke dalam ruangan ICU.

Di dalam ruang ICU ternyata sudah banyak pasien yang sedang ditangani para dokter. Mereka memeriksa luka-luka di tubuh pasien dan memerintahkan para perawat untuk menjahitnya. Beberapa pasien yang parah, segera dipindahkan ke ruang operasi.

Anuradha ditangani oleh seorang dokter muda berkacamata. Dokter itu memeriksa seberapa parah luka-lukanya. Ada tulang rusuknya yang patah sehingga harus segera dioperasi karena dikhawatirkan akan menggores paru-parunya.

"Sudah ada yang menghubungi keluarganya?" Tanya dokter itu.

"Belum dok, kelihatannya ponselnya hilang. Di dalam tasnya ada tanda pengenal namun tidak ada nomer telpon!" Seorang perawat wanita melaporkan.

"Baik. Siapkan saja ruang operasi. Pasien kecelakaan dalam kondisi kritis, boleh diberikan tindakan medis meskipun tanpa izin keluarga!" Dokter itu segera berganti pakaian operasi dan mensterilkan tangannya.

Anuradha berbaring di meja operasi selama tiga jam. Ada dua orang dokter bedah dengan keahlian berbeda yang menanganinya. Mereka dibantu oleh beberapa asisten, seorang dokter magang dan dua orang perawat.

Setelah selesai operasi, Anuradha di bawa ke Ruang Pemulihan. Di sana ada beberapa perawat yang ditugaskan untuk memantau pasien pasca operasi.Karena efek obat bius saat operasi, Anuradha masih belum sadar.

Seorang polisi yang berhasil menemukan alamat ibunya, membawa wanita itu ke rumah sakit. Ibunya kini menunggu di depan Ruang Pemulihan dengan mata sembap. Berkali-kali dia menyalahkan dirinya sendiri karena memaksa anaknya pulang.

Dokter yang menangani Anuradha datang menemuinya. Dengan ramah, dokter itu menyapanya.

"Selamat malam, saya dokter Adrian yang tadi menangani anak Ibu." Dokter itu menjabat tangan ibu Anuradha.

"Bagaimana kondisi anak saya, dokter?"

"Operasi yang kami lakukan tadi berhasil. Namun kami masih harus memantau perkembangan pasien. Jadi ibu tunggu saja, jangan banyak pikiran. Ibu harus menjaga kesehatan agar bisa merawat anak ibu nantinya."

"Terima kasih, dokter!" Air mata kembali mengalir di pipinya. Merasa bersyukur karena nyawa anaknya selamat.

Setelah dokter itu pergi, wanita itu kembali duduk menunggu.

*****

Anuradha berada di Ruang Pemulihan selama dua hari. Dia langsung sadar begitu efek obat biusnya habis. Kondisi fisiknya masih terlihat memprihatinkan. Wajahnya lebam dan dibeberapa bagian tubuhnya terdapat luka sobek.

"Sus, pindahkan pasien ini ke ruang rawat inap!" Dokter Adrian berbicara pada seorang perawat, setelah memeriksa kondisi Anuradha.

Dua orang perawat membawa Anuradha keluar. Ibunya yang melihat segera ikut mendorong brankar tempat anaknya terbaring lemah.

"I-bu?" Suara Anuradha yang lemah memanggil ibunya.

"Ya, An. Ibu di sini, nak!" Tangannya menggenggam tangan anaknya penuh kasih sayang.

Seorang pria berpakaian formal yang sedang menelepon terlihat kaget melihat Anuradha yang terbaring melewatinya di lorong rumah sakit. Pria itu kemudian segera mematikan teleponnya dan diam-diam mengikutinya dari belakang.

Tak lama kemudian mereka tiba di bangsal yang berisi dua orang pasien. Perawat menempatkan Anuradha di ranjang pasien yang terletak paling ujung, di sebelah jendela.

"Terima kasih, suster." Ibunya tersenyum pada kedua perawat itu. Mereka kemudian pergi setelah mengatur infus dan mencatat identitas Anuradha di ujung ranjang.

Tak lama kemudian Anuradha kembali terlelap. Ibunya kemudian pergi untuk membersihkan diri.

Saat itulah datang seorang wanita dengan penampilan berkelas menghampiri ranjang Anuradha. Di belakangnya, seorang pria mengikutinya.

"Aku memilih gadis ini! Segera temui ibunya dan buatlah kesepakatan dengannya!" Ucap wanita itu, yang tak lain adalah Bu Sandra.

Pria di belakangnya mengangguk. Dia menunggu sampai Bu Sandra selesai menjenguk Anuradha, kemudian dia kembali mengekorinya dan mengantarnya sampai di depan rumah sakit. Setelah sebuah mobil klasik mewah datang menjemput wanita itu, dia kembali masuk ke dalam.

Dilihatnya ibu kandung Anuradha yang bernama Gianti sedang duduk menikmati teh panas di kantin rumah sakit. Pria itu kemudian mendekatinya.

"Selamat malam, Bu." Sapanya ramah.

"Selamat malam." Raut wajah Bu Gianti terlihat bingung karena merasa tidak mengenal pria di depannya.

"Nama saya Rozak. Majikan saya yang bernama Bu Sandra, mengenal anak ibu. Beliau mengutus saya untuk menawarkan bantuan pengobatan Anuradha."

"Tapi, anak saya sudah di tangani oleh dokter. Kata dokter, dia baik-baik saja!" Bu Gianti merasa sedikit curiga.

"Baiklah, ini ada kartu nama saya. Jika ibu membutuhkan bantuan, bisa segera hubungi saya."

Setelah memberikan kartu namanya, Rozak segera pamit. Bu Gianti memandangi kepergian pria itu dengan perasaan bingung. Disimpannya kartu itu di dalam dompetnya, berjaga-jaga jika suatu hari dia memerlukannya.

Setelah itu Bu Gianti kembali ke kamar dan duduk di kursi menunggui anaknya. Tak terasa, wanita itu terlelap. Kepalanya menyandar di pinggiran ranjang.

*****

Bu Gianti bangun ketika merasakan sentuhan di wajahnya. Dia melihat Anuradha berusaha tersenyum dengan bibirnya yang bengkak.

"Kamu haus?"

Anuradha mengangguk. Dengan cekatan ibunya mengambil gelas dan memberikannya pada Anuradha. Dengan gerakan perlahan gadis itu mulai minum.

"Semalam ada seorang pria menemui ibu. Katanya kau mengenal majikannya. Namanya Bu Sandra, benar?"

Anuradha berusaha mengingat nama itu beberapa saat, lalu segera menganggukkan kepalanya ketika teringat kepada seorang wanita yang datang ke rumahnya malam-malam.

"Dia bilang, wanita itu bersedia membantu pengobatanmu. Bagaimana menurutmu, An?"

"An sedang tidak ada uang untuk biaya rumah sakit, Bu. An barusan dipecat!" Wajahnya terlihat sedih.

"Itulah An, ibu juga berpikir bagaimana cara melunasi biaya rumah sakit dan menebus obatmu. Terus terang ibu sedang kesusahan. Sebenarnya ibu memanggilmu untuk membicarakan hal ini, tapi malah terjadi musibah seperti ini."

"Ada apa, Bu?"

"Ayahmu An, dia datang meminta bagian rumah. Usahanya bangkrut dan istrinya mengancam cerai." Wanita itu mulai menangis.

"Lalu ibu akan tinggal dimana jika rumah itu dijual?"

"Ibu ingin pergi ke rumah nenek di desa."

"Tidak apa-apa, Bu. Aku ikhlas. Biarkan ayah menjual rumah itu, asal ibu juga mendapat bagian!" Jawab Anuradha.

"Tapi bagaimana dengan biaya pengobatanmu? Ibu belum membayar biaya operasimu."

"Coba hubungi Bu Sandra, siapa tahu dia benar-benar mau menolong kita. Nanti An akan usahakan untuk melunasinya jika sudah kembali kerja."

Bu Gianti segera menghubungi nomor telepon yang tertera di kartu nama yang didapatnya semalam.

"Halo, maaf bisa bicara dengan Pak Rozak?"

"Ini Rozak. Ada yang bisa saya bantu?"

"Saya ibunya Anuradha."

"Anda sekarang ada di mana?"

"Saya masih di rumah sakit, Pak."

"Oke, Ibu tunggu di sana! Saya akan segera datang." Pria itu mematikan teleponnya.

"Bagaimana Bu?"

"Pak Rozak akan segera kemari."

Selang beberapa menit, laki-laki itu sudah datang. Dengan singkat dia mulai menjelaskan maksudnya.

"Saya akan segera melunasi seluruh biaya rumah sakit. Dan juga akan membiayai pengobatannya sampai sembuh."

"Tapi bagaimana saya melunasinya, Pak?" Tanya Anuradha.

Pak Rozak tersenyum tipis, dia memandang ke arah gadis itu.

"Bu Sandra ingin anda bekerja untuknya!"

Terpopuler

Comments

Flouie

Flouie

bagus banget tulisannya, pilihan katanya enak dibaca

2022-10-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kisah Kelam
2 Bab 2 Nasib Malang
3 Bab 3 Sebuah Tawaran
4 Bab 4 Make Over
5 Bab 5 Back To School
6 Bab 6 Makan Siang Gratis
7 Bab 7 Terlambat Masuk
8 Bab 8 Aku Yang Baru
9 Bab 9 Bertemu Dewi
10 Bab 10 Bekal
11 Bab 11 Penindasan
12 Bab 12 Ajakan Leo
13 Bab 13 Siasat
14 Bab 14 Kerja Bakti
15 Bab 15 Ulah Lana
16 Bab 16 Bersama Pak Guru Galak
17 Bab 17 Menghindar
18 Bab 18 Ketahuan
19 Bab 19 Jarak
20 Bab 20 Kenangan
21 Bab 21 Kenangan 2
22 Bab 22 Kejadian Tak Terduga
23 Bab 23 Sebuah Rasa
24 Bab 24 Patah Hati
25 Bab 25 Menghindar
26 Bab 26 Menghabiskan Malam Bersama
27 Bab 27 Ghibah
28 Bab 28 Pengakuan
29 Bab 29 Jadian?
30 Bab 30 Teman Curhat
31 Bab 31 Salah Paham
32 Bab 32 Baikan
33 Bab 33 Menghadapi Masa Lalu
34 Bab 34 Berwisata
35 Bab 35 Mengungkap Kebenaran
36 Bab 36 Di Tempat Baru
37 Bab 37 Awal Baru Di Negeri Orang
38 Bab 38 Sulit Melupakan
39 Bab 39 Teman Baru
40 Bab 40 Rencana
41 Bab 41 Hari Yang Menyenangkan
42 Bab 42 Orang Ketiga
43 Bab 43 Liburan Dimulai
44 Bab 44 Teman Yang Menyimpan Rahasia
45 Bab 45 Rencana Gagal
46 Bab 46 Sambutan Yang Hangat
47 Bab 47 Bertemu Kembali
48 Bab 48 Pergi Bersama
49 Bab 49 Di Balik Badai
50 Bab 50 Cinta Bersemi Kembali
51 Bab 51 Di Akhir Kencan
52 Bab 52 Menjenguk Belinda
53 Bab 53 Wanita Dari Masa Lalu
54 Bab 54 Rencana Belinda
55 Bab 55 Kabur?
56 Bab 56 Mencari Jean
57 Bab 57 Bertemu Jean
58 Bab 58 Di Pesta Tahun Baru
59 Bab 59 Pertengkaran Kecil
60 Bab 60 Bertemu Eiji
61 Bab 61 Kejutan Di Hari Minggu
62 Bab 62 Sehari Bersama Calon Mertua
63 Bab 63 Berpamitan
64 Bab 64 Bertemu Ayah
65 Bab 65 Hari Pernikahan
66 Bab 66 Malam Pertama
67 Bab 67 Memulai Kehidupan Rumah Tangga
68 Bab 68 Hidup Sebagai Seorang Istri
69 Bab 69 Gangguan
70 Bab 70 Kecurigaan
71 Bab 71 Orang Aneh
72 Bab 72 Pembunuhan
73 Bab 73 Paranoid
74 Bab 74 Tidak Salah Sangka
75 Bab 75 Menemukan Si Penguntit
76 Bab 76 Bingung
77 Bab 77 Wajah Sang Pembunuh
78 Bab 78 Penyesalan
79 Bab 79 Moving on
80 Bab 80 Lingkungan Baru
81 Bab 81 Pertemuan Dengan Pembunuh
82 Bab 82 Penemuan Kepala Para Korban
83 Bab 83 Petunjuk Kedua
84 Bab 84 Temuan
85 Bab 85 Menonton Latihan
86 Bab 86 Wanita Di Sebelah
87 Bab 87 Tantangan Dari Remy Ries
88 Bab 88 Apa Aku Gila?
89 Bab 89 Pengalaman Supranatural
90 Bab 90 Mencari Informasi
91 Bab 91 Runyam
92 Bab 92 Wanita Yang Koma
93 Bab 93
94 Bab 94 Tertangkap
95 Bab 95 Melawan
96 Bab 96 Anuradha Hilang
97 Bab 97 Kalut
98 Bab 98 Dalang di Balik Layar
99 Bab 99 Perkelahian
100 Bab 100 Insiden
101 Bab 101 Kado Tahun Baru
102 Bab 102 Ibu
103 Bab 103 Penyesuaian
104 Bab 104 Di Rumah Sakit
105 Bab 105 Kabar
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1 Kisah Kelam
2
Bab 2 Nasib Malang
3
Bab 3 Sebuah Tawaran
4
Bab 4 Make Over
5
Bab 5 Back To School
6
Bab 6 Makan Siang Gratis
7
Bab 7 Terlambat Masuk
8
Bab 8 Aku Yang Baru
9
Bab 9 Bertemu Dewi
10
Bab 10 Bekal
11
Bab 11 Penindasan
12
Bab 12 Ajakan Leo
13
Bab 13 Siasat
14
Bab 14 Kerja Bakti
15
Bab 15 Ulah Lana
16
Bab 16 Bersama Pak Guru Galak
17
Bab 17 Menghindar
18
Bab 18 Ketahuan
19
Bab 19 Jarak
20
Bab 20 Kenangan
21
Bab 21 Kenangan 2
22
Bab 22 Kejadian Tak Terduga
23
Bab 23 Sebuah Rasa
24
Bab 24 Patah Hati
25
Bab 25 Menghindar
26
Bab 26 Menghabiskan Malam Bersama
27
Bab 27 Ghibah
28
Bab 28 Pengakuan
29
Bab 29 Jadian?
30
Bab 30 Teman Curhat
31
Bab 31 Salah Paham
32
Bab 32 Baikan
33
Bab 33 Menghadapi Masa Lalu
34
Bab 34 Berwisata
35
Bab 35 Mengungkap Kebenaran
36
Bab 36 Di Tempat Baru
37
Bab 37 Awal Baru Di Negeri Orang
38
Bab 38 Sulit Melupakan
39
Bab 39 Teman Baru
40
Bab 40 Rencana
41
Bab 41 Hari Yang Menyenangkan
42
Bab 42 Orang Ketiga
43
Bab 43 Liburan Dimulai
44
Bab 44 Teman Yang Menyimpan Rahasia
45
Bab 45 Rencana Gagal
46
Bab 46 Sambutan Yang Hangat
47
Bab 47 Bertemu Kembali
48
Bab 48 Pergi Bersama
49
Bab 49 Di Balik Badai
50
Bab 50 Cinta Bersemi Kembali
51
Bab 51 Di Akhir Kencan
52
Bab 52 Menjenguk Belinda
53
Bab 53 Wanita Dari Masa Lalu
54
Bab 54 Rencana Belinda
55
Bab 55 Kabur?
56
Bab 56 Mencari Jean
57
Bab 57 Bertemu Jean
58
Bab 58 Di Pesta Tahun Baru
59
Bab 59 Pertengkaran Kecil
60
Bab 60 Bertemu Eiji
61
Bab 61 Kejutan Di Hari Minggu
62
Bab 62 Sehari Bersama Calon Mertua
63
Bab 63 Berpamitan
64
Bab 64 Bertemu Ayah
65
Bab 65 Hari Pernikahan
66
Bab 66 Malam Pertama
67
Bab 67 Memulai Kehidupan Rumah Tangga
68
Bab 68 Hidup Sebagai Seorang Istri
69
Bab 69 Gangguan
70
Bab 70 Kecurigaan
71
Bab 71 Orang Aneh
72
Bab 72 Pembunuhan
73
Bab 73 Paranoid
74
Bab 74 Tidak Salah Sangka
75
Bab 75 Menemukan Si Penguntit
76
Bab 76 Bingung
77
Bab 77 Wajah Sang Pembunuh
78
Bab 78 Penyesalan
79
Bab 79 Moving on
80
Bab 80 Lingkungan Baru
81
Bab 81 Pertemuan Dengan Pembunuh
82
Bab 82 Penemuan Kepala Para Korban
83
Bab 83 Petunjuk Kedua
84
Bab 84 Temuan
85
Bab 85 Menonton Latihan
86
Bab 86 Wanita Di Sebelah
87
Bab 87 Tantangan Dari Remy Ries
88
Bab 88 Apa Aku Gila?
89
Bab 89 Pengalaman Supranatural
90
Bab 90 Mencari Informasi
91
Bab 91 Runyam
92
Bab 92 Wanita Yang Koma
93
Bab 93
94
Bab 94 Tertangkap
95
Bab 95 Melawan
96
Bab 96 Anuradha Hilang
97
Bab 97 Kalut
98
Bab 98 Dalang di Balik Layar
99
Bab 99 Perkelahian
100
Bab 100 Insiden
101
Bab 101 Kado Tahun Baru
102
Bab 102 Ibu
103
Bab 103 Penyesuaian
104
Bab 104 Di Rumah Sakit
105
Bab 105 Kabar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!