Kakak Ipar Pengganti
Sebuah pernikahan yang sudah dinanti nantikan harus pupus begitu saja. Pupus bukan karena pembatalan pernikahan. Tetapi, pupus karena harus kehilangan orang yang dicintainya. Yang mana disaat itu juga dirinya harus kehilangan untuk selama lamanya.
Siapa orangnya yang mau kehilangan seseorang yang sangat dicintainya itu di waktu hari bahagia tengah menjemputnya, justru kematian lah yang menjemput kebahagiaan itu dihari bahagianya.
Nanney, perempuan berusia dua puluh delapan tahun. Gadis dewasa dengan penuh prestasi dimasa lalunya. Nanney gadis yang sederhana, tetapi tidak untuk membuatnya mengeluh dan putus asa untuk melewati hari harinya bersama paman dan tantenya.
Naas, saat selesai mengenyam pendidikannya, Nanney ditinggal pergi untuk selama lamanya oleh paman dan tantenya yang sudah dianggap sebagai kedua orang tuanya sendiri.
Perjuangan tidak hanya sampai di situ saja, Nanney harus memulai karirnya dari tahap ke tahap selanjutnya.
Dan ketika mendapatkan pekerjaan yang nyaman untuk ia jalani, Nanney telah menemukan dambattan hatinya. Hubungan berjalan cukup lama dan baik baik saja. Bahkan Nanney mendapatkan restu dari keluarga calon suaminya.
Waktu pun terus berjalan dengan seiringnya waktu. Akhirnya Nanney memutuskan untuk menerima lamaran dari orang yang dicintainya itu.
Restu pun telah ia dapatkan, tidak ada halangan apapun untuk mempersiapkan pernikahannya.
Dukungan tidak lepas untuk meyakinkan Nanney dan calon suaminya. Semangat membara di kala pernikahannya tidak ada lagi beban masalah apapun.
Senyum merekah terlihat begitu jelas pada wajah ayunya Nanney, kecantikannya tidak jauh beda dengan perempuan yang berkelas. Segala kekurangan dari seorang Nanney tidak membuatnya malu akan statusnya itu yang tidak mempunyai keluarga.
Pernikahan tengah berlangsung dan dijadikan momen untuk seumur hidupnya. Tidak hanya itu saja, Nanney menjadikan dirinya menjadi seorang istri dari seorang Pengusaha sukses, yakni Regar Huttama yang kini sudah sah menjadi suaminya.
Pernikahannya pun berlangsung dengan baik, tidak ada sesuatu kekurangan apapun dalam acara pernikahannya. Cukup mewah dan megah dekorasi didalam gedung yang cukup luas. Nanney sangat beruntung mendapatkan suami tanpa kekurangan apapun dari segi materi dan perhatian.
"Sayang, kita lanjut tidur saja ya. Malam ini kita harus beristirahat dengan cukup, karena kita akan melanjutkan perjalanan lagi ke Pulau terpencil. Tepatnya ada Villa, kita akan berbulan madu di sana." Ucap sang suami, Nanney pun mengiyakan.
Merasakan semua terasa pegal dan juga capek, Nanney dan suami memilih untuk beristirahat lebih awal. Jangankan untuk bercinta, bisa tidur nyenyak saja sudah lebih dari cukup, ujarnya.
Malam semakin larut, Nanney dan suami terlelap dari tidurnya. Drama percintaan pada umumnya untuk pengantin baru saja telah dilewatkan oleh mereka berdua begitu saja.
Kecupan saja tidak Nanney dapatkan oleh sang suami, keduanya sama sama lelah dan sudah tidak tertahan lagi rasa kantuknya.
****
Pagi yang cerah, secerah pagi yang bahagia tengah dirasakan oleh Nanney bersama sang suami.Ciuman mesra telah tercipta bersama mentari pagi yang hangat. Keduanya menikmati bahagianya diawal pernikahan. Bahkan, tidak ada satupun yang dapat menghalangi kemesraan Nanney dan Regar.
"Nanti kita terlambat, ayo kita bersiap siap. Kamu tidak perlu membawa baju ganti, di sana sudah disiapkan semuanya. Yang kita perlukan yaitu, kita cukup bersiap diri untuk berangkat." Ucap Regar pada istrinya.
"Ya, sayang." Jawab Nanney.
Karena tidak perlu membawa perlengkapan apapun untuk dibawa berlibur di Pulau terpencil, Nanney tidak perlu menyiapkan baju apapun.
"Sayang, kamu serius nih." Nanney masih serasa tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh suaminya. Namun, Nanney tidak dapat memungkirinya jika Suaminya orang yang kaya raya dan bisa melakukan apapun yang diinginkan.
"Serius, sayang. Sudahlah, ayo kita berangkat." Jawab Regar, kemudian mengajak istrinya untuk segera berangkat. Nanney yang sudah tidak sabar ingin berlibur menikmati kebersamaan bersama sang suami, Nanney begitu terlihat sangat ceria.
Tetapi, cerianya tiba-tiba berubah dengan kekhawatiran. Entah karena kebetulan, atau sebuah perasaan yang kuat pada sang istri.
"Sayang, kamu kenapa melamun? ada masalah?" tanya sang suami sembari menepuk punggung milik istrinya. Nanney pun kaget saat tersadar dari lamunannya itu.
"Tidak, aku tidak ada masalah apapun. Aku baik baik saja, dan aku hanya merasa tidak enak pikiran." Jawab Nanney setelah tersadar dari lamunannya.
"Kamu mikirin apa lagi sih, sayang? kita ini mau liburan. Bukankah kamu sangat menginginkan liburan?"
"Ya sih, tapi aku ngerasa tiba tiba tidak enak pikiran saja. Apa karena terbawa suasana mau liburan, mungkin." Kata Nanney, kemudian Regar langsung memeluk istri tercintanya.
"Sudah sudah, kamu tak perlu memikirkan sesuatu hal yang dapat mengganggu kesehatan kamu. Yang harus kamu lakukan adalah, siapkan diri untuk berangkat liburan." Ucap Regar, Nanney pun mengiyakan.
Sudah siap dan tidak ada lagi yang tertinggal, Nanney dan Regar segera berangkat untuk berlibur. Tepatnya untuk menikmati hari liburnya dengan tujuan berbulan madu.
"Regar, Nanney, selamat pagi ... kalian berdua sudah siap?" sapa seorang ibu paruh baya.
"Tante Sere, Paman, selamat pagi juga." Sahut Regar bersamaan dengan suaminya.
"Kita sarapan dulu." Ajak Bunda Sere, Regar dan Nanney mengiyakan dan berjalan menuju ruang makan.
Dengan penuh perhatian, Regar menarik kursi dan mempersilahkan istrinya untuk duduk. Kemudian, Regar duduk di sebelah istrinya. Sepasang matanya celingukan seakan ada yang kurang dalam formasi duduk di ruang makan.
"Tante, Kakak mana? David juga tidak kelihatan." Tanya Regar mencari keberadaan saudara laki lakinya.
"Mereka berdua masih berada di dalam kamar." Sahut sang paman ikut menimpali.
"Ooh, kirain tidak ada di rumah." Kata Regar sambil meraih mangkuk yang berisi bubur ayam.
Tidak lama kemudian, datang lah kedua lelaki yang tidak kalah tampannya dengan Regar. Yakni, Sang kakak dan saudara sepupu dari Regar.
Dengan sikap dinginnya yang sudah melekat pada diri dari sang kakak, sepatah kata pun tidak terucap dari mulutnya.
Nanney yang hanya berstatus orang baru di keluarga Huttama, Nanney hanya bisa memilih untuk diam. Berbicara pun hanya seperlunya saja.
"Kak Ganen, aku titipkan pekerjaan Kantorku sama kakak, ya. Tidak lama kok, palingan juga satu minggu saja." Ucap Regar meminta tolong pada sang kakak.
"Ya, kamu tidak perlu memikirkan kantor. Urus saja kebahagiaan kamu, puaskan waktumu bersama istrimu." Jawab Ganenta dengan sikap dinginnya dan tanpa menatap adik laki lakinya.
Meski dingin, kasih sayang dari seorang kakak sangat lah besar. Bahkan, sang kakak sendiri tidak akan menikah duluan sebelum sang adik menemukan kebahagiaannya.
Tanggung jawab sebagai seorang laki laki yang berstatus seorang kakak, lebih mengutamakan kebahagiaan sang adik sebagaimana pesan dari kedua orang tuanya sebelum pergi untuk selama lamanya.
Ganenta, seorang laki laki yang sudah cukup dewasa dengan usianya yang sudah memasuki usia ke 37 tahun. Cukup matang untuk membangun rumah tangga.
Sayang disayang, Ganenta lebih memilih menata karirnya dan membahagiakan adik laki laki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
marathon mbak Author
🏃♀️🏃♀️🙏
2023-01-04
0
Oh Dewi
mampir ah mana tau seru
Btw, pernah baca novel yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu. Itu juga seru banget, searchnya jangan lupa pakek tanda kurung
2022-08-24
0
faiza
visualny thooor
2022-02-11
0