Menikah Dengan Duda

Menikah Dengan Duda

Prolog

Joseph menghembuskan nafasnya dengan kasar.

“Saya langsung to the point aja ya kalau saya ingin kamu merawat anak-anak saya.”

“Apa?” pekik Winda dengan keras, sehingga menarik perhatian pengunjung lain yang ada di restoran itu.

“Nggak usah lebay gitu juga kali, kamu nggak malu apa dilihatin banyak orang?” kata Joseph.

Winda langsung menatap ke sekitarnya dan benar saja. Banyak orang yang sedang melihat ke arahnya dan Winda sangat malu saat ini. Ia lupa jika sekarang ia sedang berada di restoran mahal, yang pastinya akan ada orang-orang berkelas di sini. Mungkin mereka merasa terganggu dengan suara Winda.

Winda kembali melihat Joseph. “Saya nggak salah dengar kan? Kamu mau saya merawat anak-anak kamu?”

Joseph menganggukan kepalanya.

“Kamu enak banget ya kalau ngomong. Saya ini seorang guru, bukan seorang pengasuh anak.” Ujar Winda.

“Saya juga tau kalau kamu itu seorang guru bukan pengasuh anak. Tapi saya mohon jangan tolak keinginan saya.” Kata Joseph.

“Atas dasar apa kamu seenaknya suruh-suruh saya? Kita aja baru kenal tadi. Lagian, kan kamu punya banyak pelayan di rumah. Pastinya mereka bisa merawat anak-anak kamu dong.” Kata Winda.

“Tapi saya pengennya itu kamu yang merawat mereka. Kamu juga udah dekat sama anak-anak saya.” Ucap Joseph.

“Ralat, saya cuma dekat sama Arka aja. Dan kayanya Varrel nggak suka deh sama saya.” Ucap Winda.

“Itu gampang, kamu hanya melakukan pendekatan saja dan seiring berjalannya waktu Varrel akan dekat sama kamu.” Jelas Joseph.

“Nggak, saya tetap nggak mau. Kamu pikir saya nggak punya kerjaan apa?” kata Winda.

“Saya tau kamu punya kerjaan, tapi kamu bisa ngelakuinnya habis kerja kan.” Sahut Joseph.

“Sekali enggak tetap enggak.” Tolak Winda.

“Kamu jangan nolak keinginan saya. Saya janji akan memberikan kamu apapun yang kamu mau sebagai imbalannya adalah uang, apartemen, mobil mewah, rumah, atau semuanya. Terserah kamu, apapun itu aku berikan deh.” Bujuk Joseph.

Ada rasa sakit yang dirasakan Winda saat ini. Apakah karena Joseph yang menilainya seperti itu.

“Kamu pikir dengan uang kamu itu, kamu bisa melakukan apapun? Saya nggak butuh uang atau kekayaan kamu itu.” Ujar Winda.

“Oh ya? Tapi semua orang butuh uang, itu termasuk salah satu kamu kan?” kata Joseph dengan sombong.

“Saya memang butuh dengan uang untuk kebutuhan saya. Tapi saya sudah punya jaminan yang cukup, sebagai seorang guru. Lebih baik kamu kasih aja uang kamu buat orang yang lebih membutuhkannya.” Ucap Winda dengan kesal.

“Pliss Win, bantu aku ya.” Kata Joseph dengan memohon.

“Nggak.” Ucap Winda.

“Ayolah Win, kamu mau ya. Apapun yang kamu minta, aku akan kabulkan deh. Plisss” ucap Joseph dengan memohon lagi.

“Nggak, sekali nggak tetap nggak. Kalau begitu aku permisi dulu.” Ucap Winda.

Winda langsung mengambil tasnya dan pergi dari tempat itu, meninggalkan Joseph. Masa bodo dengan tagihan makanannya. Laki-laki itu yang mengajaknya, maka laki-laki itu juga yang harus mentraktirnya.

Joseph hanya diam saja melihat kepergian Winda, ia tidak mencegahnya sama sekali. Ia yakin jika Winda akan berubah pikiran nantinya. Karena baginya, uang akan menyelesaikan segalanya.

Jangan lupa dukungannya ya teman-teman semua. Biar Author bisa lanjut lagi.

Terima kasih🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!