Part 4

Happy Reading🤗

Joseph sudah rapi dengan setelan jas kerjanya, yang membuat ketampanannya semakin bertambah. Pagi ini Joseph ada rapat penting, sehingga dia harus pergi ke kantor lebih awal.

Joseph pergi ke kamar anak-anaknya untuk mengecek apakah mereka sudah bangun atau belum. Ia pergi ke kamar Varrel terlebih dahulu.

Joseph langsung masuk ke kamar Varrel, karena tidak di kunci dan ia melihat putranya sudah siap dengan seragam sekolahnya.

"Daddy kira kamu belum bangun, nak. Daddy baru aja mau bangunin kamu." Ucap Joseph.

Varrel menoleh ke arah daddynya. "Aku udah biasa bangun sendiri, dad. Jadi daddy nggak perlu bangunin aku."

Joseph tersenyum mendengar jawaban putra sulungnya. "Iya iya, terserah kamu. Terus siapa yang bangunin kamu minggu lalu? Waktu kamu kesiangan gara-gara nonton bola."

Varrel memutar bola matanya jengah. "Itu udah lama, dad. Itu juga karena daddy kan yang ngajakin Varrel buat nonton."

"Ya udah, terserah kamu aja deh." Balas Joseph yang membuat Varrel tersenyum menang.

"Daddy bangunin aja Arka, pasti dia belum bangun. Sebentar lagi Varrel turun." Ujar Varrel.

Joseph menganggukkan kepalanya dan berjalan ke kamar putra bungsunya. Sesampainya disana, dia membuka pintu kamar anaknya. Joseph melihat putra bungsunya itu masih tidur. Joseph menghampiri Arka dan duduk di pinggir kasurnya.

"Sayang, bangun yuk. Udah pagi ini, nanti kamu terlambat loh sekolahnya." Ucap Joseph sambil membuka selimut yang di pakai Arka.

Dia menepuk lembut pipi putranya dan merasakan suhu tubuh yang panas. "Ya ampun, badan kamu panas banget."

Arka hanya menggumam tidak jelas yang langsung membuat Joseph panik dan segera menelpon dokter pribadinya.

Setelah 30 menit, dokter yang di telponnya sudah sampai dan langsung memeriksa keadaan Arka.

"Gimana keadaannya, dok?" Tanya Joseph dengan tidak sabaran.

"Arka hanya demam biasa. Dia hanya butuh istirahat, dan ini resep obatnya. Jangan lupa untuk mengompres Arka, agar panasnya turun." Ucap dokter pribadinya sambil menyodorkan resep obatnya.

Joseph mengambil resep itu dan mengantar dokter itu ke depan.

"Bi, tolong bilang ke Pak Joko untuk nebus resep obat ini di apotek ya. Ini uangnya." Ucap Joseph sambil memberikan resep dan uang pada Bi Suri yang merupakan kepala pelayan yang ada di rumahnya.

"Iya, tuan." Sahut Bi Suri.

"Selesai itu, tolong ambilkan air hangat dan handuk kecil ya bik." Perintah Joseph.

"Iya, tuan. Kalau gitu saya permisi dulu."

Varrel mendekati daddynya. "Daddy, Arka sakit ya? Berarti dia gak sekolah dong."

"Iya, adik kamu harus istirahat dulu. Kamu udah sarapan?" Tanya Joseph yang langsung di balas anggukan oleh Varrel.

"Sekarang kamu ke sekolahnya diantar sama sopir ya. Soalnya daddy harus jagain Arka." Ujar Joseph.

"Oke, dad."

Akhirnya Varrel berangkat sekolah dengan sopir. Joseph naik ke lantai 2 rumahnya untuk menuju kamar putranya. Dia merogoh handphone di kantong celananya dan menelpon sekretarisnya.

"Hallo, Hen."

"Iya, pak. Ada yang bisa saya bantu?"

"Tolong kamu batalkan rapat hari ini. Karena saya tidak bisa pergi ke kantor saat ini."

"Loh, bukannya rapat ini sangat penting pak?"

"Iya, saya tahu. Tapi sekarang Arka lagi sakit dan saya nggak mungkin tinggalin dia."

"Oke, pak. Semoga Arka cepat sembuh ya."

"Iya, makasih."

Joseph memutuskan panggilan telponnya. Tak lama, Bi Suri datang membawa air hangat dan handuk kecilnya. Joseph langsung mengompres dahi putra kesayangannya itu.

"Bi, tolong buatin bubur sama siapin obatnya! Supaya nanti kalau dia bangun, langsung di makan." Perintah Joseph pada Bi Suri.

***

Winda sudah bangun dan langsung bersiap-siap untuk pergi bekerja. Tapi sebelum itu dia sudah menyiapkan sarapan untuk dirinya.

Winda sudah selesai bersiap-siap. Dia memutuskan menggunakan dress batik selutut yang berwarna biru.

Dia tidak mengikat rambutnya, hanya menyisirnya agar rapi. Winda juga memoleskan sedikit make up di wajahnya. Setelah itu dia mengambil tas dan keluar dari kamarnya. Winda sarapan dan kemudian langsung pergi ke tempat kerjanya.

Hanya memerlukan waktu 15 menit untuk sampai di sekolah tempat Winda bekerja. Dia langsung memarkirkan mobilnya dan masuk ke dalam ruangannya yang berada di lantai dua.

Winda bersiap-siap untuk masuk ke dalam kelas dan siap untuk mengajar.

Bersambung...

...Jangan lupa dukung karya ini dengan Like, comment, gift 🌹 dan vote ya....

...Bantuan jempol kalian membantu Author untuk semangat menulis🤗...

...Terima kasih🙏...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!