Part 3

...Happy Reading❤...

Saat ini Winda dan Arka sedang duduk di kursi yang berada di samping toko pakaian pria. Mereka sedang menunggu kedatangan daddy dan abangnya Arka.

"Mom, Arka takut." Ucap Arka sambil memainkan tangannya.

Winda yang tadinya melihat ke arah depan langsung menoleh ke Arka.

"Kenapa takut sih? Kan bentar lagi kamu bakal ketemu sama daddy dan abang kamu." Ucap Winda.

"Pasti nanti daddy marah sama Arka. Arka takut kalau daddy sampai marah." Balas Arka.

"Nak, daddy kamu nggak akan marah sama kamu. Nanti kita jelasin sama dia ya." Ujar Winda sambil mengelus puncak kepala Arka.

Arka langsung memeluk Winda. "Janji ya, Mom. Nanti mommy bantuin Arka buat ngejelasin ke daddy mu."

"Iya."

Winda tau apa yang dirasakan Arka saat ini. Dia mencoba untuk meyakinkan Arka jika daddynya tidak akan marah.

"Arka!" Panggil seorang laki-laki yang entah dari kapan sudah berdiri tak jauh di depan Winda dan Arka.

Winda dan Arka menoleh ke arah asal suara.

"Daddy." Ucap Arka dengan pelan.

Arka langsung melepaskan pelukannya dengan Winda dan menghampiri daddynya. Arka hanya menunduk, tidak berani melihat daddynya.

Winda hanya melihat adegan yang sedang berlangsung di depannya.

"Ganteng pisan euyy." Batin Winda.

Laki-laki itu langsung membawa Arka ke pelukannya.

"Kamu kemana aja sih, daddy dan abang kamu benar-benar khawatir." Ucap laki-laki itu.

"Maaf, dad. Arka tadi mau ice cream, makanya Arka pergi." Sahut Arka di dalam pelukan daddynya.

Daddynya menghela nafas kasar. "Kamu kan bisa bilang ke daddy atau abang kamu. Nggak harus pergi sendiri kan? Kamu udah buat daddy khawatir."

Mendengar ucapan daddynya, mata Arka mulai berkaca-kaca.

Winda yang merasakan hawa yang kurang enak ini langsung berbicara. "Maaf jika saya lancang, pak. Tapi sebaiknya Anda memberi tahunya dengan pelan-pelan, karena dia masih kecil."

Laki-laki itu melihat Winda dari ujung rambut sampai ujung kaki. "Kamu yang tadi telpon saya kan? Makasih ya, karena kamu sudah temuin Arka dan telpon saya. Saya jadi nggak enak udah ngerepotin kamu."

Winda hanya tersenyum kikuk. "Nggak ngerepotin kok, Pak."

"Jangan panggil saya bapak, karena saya belum setua itu. Nama saya Joseph dan kamu nggak perlu kasih nasihat ke saya. Saya tau apa yang terbaik untuk anak saya. Jadi, sebaiknya kamu simpan saja nasihat kamu buat orang yang lebih membutuhkannya." Jelas laki-laki bernama Joseph itu.

"Daddy jangan marahin mommy. Arka janji nggak akan pergi sendiri lagi." Ucap Arka.

"Mommy?" Ujar Joseph dan Varrel serempak.

"Iya, mommy Winda." Balas Arka sambil memegang tangan Winda.

"Arka apa-apaan sih. Kok panggil dia mommy. Dia kan bukan mommy kita." Sahut Varrel.

"Iya, Arka. Kamu nggak boleh sembarangan panggil mommy ke orang lain." Kata Joseph sambil menarik tangan Arka.

"Sekarang kita pulang."

Joseph dan kedua anaknya pun pergi meninggalkan Winda seorang diri.

"Ganteng sih, tapi kelakuannya gak banget. Di kasih tau benar-benar, eh malah ngatain." Batin Winda.

Winda akhirnya memutuskan untuk pulang ke apartement nya, karena hari sudah semakin sore.

***

Sesampainya di rumah, Arka langsung masuk ke dalam kamarnya. Joseph yang melihat itu, hanya bisa mengacak rambutnya frustasi.

"Daddy nggak kenapa-napa kan? Kok acak-acak rambut sih?" Tanya Varrel.

"Daddy nggak kenapa-napa kok. Kamu ke kamar sana, langsung mandi terus istirahat." Sahut Joseph.

Varrel mengangguk dan langsung masuk ke kamarnya. Setelah itu, Joseph masuk ke kamarnya untuk mandi dan istirahat.

19.00 WIB

Joseph dan Varrel sudah berada di ruang makan untuk makan malam.

"Varrel, kemana adik kamu?" Tanya Joseph.

"Arka masih di kamar, dad. Dari tadi dia nggak keluar." Jawab Varrel.

"Daddy mau panggil Arka dulu, kalau kamu udah lapar kamu makan aja duluan ya." Ucap Joseph pada putra sulungnya.

Joseph naik ke lantai dua, tepatnya kamar putranya.

Tok... Tok... Tok...

"Arka, buka pintunya! Ayo makan malam sayang, kamu udah lapar kan. Tadi siang juga kamu nggak makan." Ucap Joseph.

"Arka nggak lapar. Tadi Arka udah makan sama mommy." Sahut Arka dari dalam kamar.

"Ya udah kalau gitu, tapi kamu bukain pintunya ya. Daddy mau ngomong sama kamu." Bujuk Joseph.

Tak berapa lama, pintu kamar Arka pun terbuka. Tampak Arka dengan tampilan yang berantakan. Bajunya belum diganti, matanya sembab dan hidungnya merah.

"Sayang kamu kenapa jadi gini sih? Ayo sekarang daddy bantuin kamu ganti baju." Kata Joseph sambil menuntun Arka ke dalam kamar.

Setelah selesai mengganti baju. Joseph dan Arka duduk di pinggir kasur.

"Sekarang bilang sama daddy, apa yang buat kamu nangis tadi, hm?" Tanya Joseph.

"Ini gara-gara daddy." Jawab Arka.

"Loh kok daddy sih, emang daddy ngapain kamu?"

Mata Arka mulai berkaca-kaca. "Daddy tadi marahin Arka di mall."

"Ya ampun sayang. Tadi daddy nggak marahin kamu, daddy cuma khawatir sama kamu. Sekarang kamu jangan nangis lagi ya, nanti ganteng nya berkurang loh."

"Biarin." Ucap Arka sesegukkan.

Joseph yang melihat putranya menangis langsung memeluknya.

"Daddy juga tadi marahin mommy, padahal mommy kan nggak salah." Lanjut Arka.

"Arka, udah daddy bilang kan. Jangan panggil dia mommy! Dia bukan mommy kamu." Ujar Joseph sambil mencium puncak kepala anaknya.

"Terus mana mommy Arka? Kok nggak pernah kesini buat ngeliat Arka. Mommy nggak sayang kan sama Arka." Kata Arka.

"Sayang, daddy kan pernah bilang ke kamu kalau mommy itu kerja ke luar negeri. Jadi nggak sempat buat kesini." Balas Joseph.

"Nggak, daddy pasti bohong kan? Mommy itu udah nggak sayang sama kita. Makanya dia pergi tinggalin kita." Arka menarik nafas sebelum melanjutkan ucapannya. "Salah ya dad, kalau Arka pengen punya mommy? Arka nggak mau terus diejek sama teman-teman Arka. Tadi juga mommy Winda nggak keberatan kok jadi mommynya Arka." Ujar Arka pada daddynya.

"Kamu nggak salah sayang. Tapi, kenapa kamu pengen banget panggil dia mommy?" Sahut Joseph.

Arka melepaskan pelukan dari daddynya. "Namanya Winda, dad. Jadi jangan panggil dia dia dia lagi."

"Iya.. iya.. terserah kamu deh. Jadi sekarang jelasin ke daddy."

"Sebenarnya Arka nggak tau alasannya, dad. Waktu di mall, mommy Winda baik banget. Dia juga nggak marah waktu Arka nggak sengaja nabrak dia."

Arka melihat ekspresi daddynya saat mendengar ucapannya. Sedangkan Joseph hanya diam mendengar penjelasan putranya.

Arka melanjutkan ucapannya, "Mommy Winda juga tadi perhatian banget sama Arka. Mommy kasih Arka ice cream dan juga traktir Arka makan di mall. Mommy juga cantik, tiba-tiba Arka pengen aja panggil mommy."

"Ya udah, daddy minta maaf sama kamu ya. Kamu boleh panggil mommy kok ke tante Winda." Kata Joseph.

"Beneran, dad?"

Joseph hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Oke, kalau gitu besok kita ketemu sama mommy. Daddy juga harus minta maaf sama mommy ya. Pasti tadi mommy juga sedih." Sahut Arka.

"Iya, sekarang kamu berhenti dong nangisnya." Ucap Joseph.

Arka langsung menghapus air matanya. "Arka mau ditemenin sama daddy tidurnya."

"Iya, sekarang kamu tidur. Ini udah malam, pasti abang kamu juga udah tidur."

...Jangan lupa dukung karya ini dengan Like, comment, gift 🌹 dan vote ya....

...Bantuan jempol kalian membantu Author untuk semangat menulis🤗...

...Terima kasih🙏...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!