Love My Enemy’S Daughter

Love My Enemy’S Daughter

#1

hi, perkenalkan namaku Pansy. Aku sedang belajar membuat novel. Mudah-mudahan suka ya, soalnya masih dalam tahap belajar. Boleh minta saran dan kritiknya ya kakak semua, supaya saya bisa lebih berkembang ke depannya.

Jangan lupa buat selalu like dan tinggalin komen di setiap bab. Saya akan selalu usahakan up setiap hari (selain weekend), tapi ga janji karena ada kerjaan juga di real life 😁

Selamat membaca ya kakak semua!

🌸🌸🌸

Love has no limit, size, age, weight, height, Color of skin, distance, different likes in something, nothing matters, its LOVE.

**

Bandara Internasional Leonardo da Vinci yang dikenal juga sebagai Bandara Internasional Fiumicino adalah bandar udara terbesar di Italia yang melayani lebih dari 34 juta penumpang per tahunnya. Bandara ini terletak di Fiumicino dan melayani Kota Roma. Bandara ini menjadi pusat operasi maskapai penerbangan Alitalia bersama dengan Bandara Internasional Malpensa yang berada di Kota Milan.

Seorang pria muda berusia 17 tahun berjalan dengan semangat dan senyum yang terukir di wajahnya. Ia adalah Alessandro Romano. Ia baru saja pergi selama 1 minggu ke Perancis untuk menemui neneknya yang kini tinggal di Paris bersama dengan keluarga besarnya.

Awalnya, Alessandro akan berada di Kota Paris selama 2 minggu. Namun, karena kerinduannya kepada kekasihnya, ia pun tak ingin terlalu lama terpisah, apalagi ia baru menjalin kasih selama 3 bulan.

Aurora Frederica, seorang gadis Italia bermanik mata cokelat selalu menjadi pengisi hatinya sejak 2 tahun yang lalu saat ia pertama kali masuk ke jenjang sekolah atas.

Alessandro berencana langsung pergi ke apartemen Aurora. Aurora memiliki apartemen di kawasan tak jauh dari tempat mereka sekolah bersama. Aurora hanya tinggal seorang diri karena kedua orang tuanya tinggal di Kota Turin yang berjarak sekitar 7 jam dari Kota Roma.

Ia berjalan keluar dari bandara sambil membawa kopernya. Di sana, ia telah melihat asisten pribadi kepercayaan ayahnya, Javer Rossi, telah menunggunya. Alessandro langsung menaiki kursi penumpang mobil Maserati berwarna hitam dengan wajah yang terus tersenyum.

“Antarkan aku ke apartemen Pallazo, setelah itu Uncle bisa langsung pulang,” kata Alessandro.

“Apa kamu tak ingin pulang dulu, Al?” tanya Javer.

“Tidak Uncle, aku mau menemui seseorang dulu,” kata Al sambil terus tersenyum.

“Baiklah kalau begitu. Uncle akan langsung kembali ke perusahaan setelah mengantar kopermu.”

“Apa Daddy masih di kantor, Uncle?” Tanya Al.

“Ya, hari ini jadwal meeting sangat padat. Karena itu juga Uncle harus segera kembali.”

“Uncle langsung ke kantor saja. Koperku tidak mengapa diantar malam hari, tidak ada yang terlalu penting di dalamnya.”

“Baiklah kalau begitu,” Javer mengantarkan Alessandro ke apartemen Pallazo seperti permintaannya. Setelah menurunkan anak atasannya itu, ia segera melajukan mobilnya menuju ke perusahaan Romano.

**

Alessandro memasuki apartemen tersebut. Sang resepsionis sudah mengenalinya karena Al pernah beberapa kali datang ke sana untuk menjemput Aurora.

Al menaiki lift dan menekan angka 20, lantai tempat unit apartemen yang ditempati oleh Aurora. Dengan menekan password yang sudah ia ketahui di luar kepala, ia memasuki apartemen tersebut.

“Ra, apa kamu di dalam?” Alessandro melangkahkan kakinya memasuki unit apartemen tersebut. Suasana begitu sunyi dan tenang, membuat Al sedikit mengernyitkan dahinya.

Apa kamu masih tidur, ra? batin Alessandro. Ia pun melangkahkan kaki menuju kamar tidur kekasihnya itu. Dengan perlahan ia membuka pintu karena ia tak mau sampai Aurora terbangun.

Baru saja ia masuk, matanya langsung membulat saat melihat apa yang terpampang di hadapannya. Kekasihnya yang baru dipacarinya selama 3 bulan, kini sedang tertidur dengan seorang pria. Ia bisa melihat tubuh bagian atas keduanya yang polos karena hanya tertutupi selimut sampai batas dada.

Hatinya seakan diiris-iris kembali ketika tahu bahwa pria yang ada di samping kekasihnya adalah sahabatnya sendiri, Raymond Costa.

“Aurora Frederica!” Suara Alessandro yang keras seketika membangunkan Aurora dan juga Raymond. Aurora yang melihat kedatangan Alessandro seketika kaget. Ia juga sangat bingung saat melihat bahwa yang berada di sampingnya adalah Raymond Costa.

“Al, aku bisa jelaskan. Tidak ada yang terjadi antara aku dengan Ray, ini semua salah paham. Semalam aku ….,” Aurora terus berusaha membela dirinya, sementara Raymond hanya melihat dengan tenang apa yang sedang terjadi.

“Tak ada yang perlu dijelaskan, karena aku sudah melihat semuanya. Mulai detik ini, jangan pernah lagi muncul di hadapanku. Dan kamu, Raymond Costa, persahabatan kita hanya sampai di sini,” Alessandro segera pergi meninggalkan unit apartemen tersebut tanpa menoleh ke belakang.

Sementara itu di dalam kamar,

“Apa yang kamu lakukan di sini?” Tanya Aurora heran. Seingatnya ia pulang bersama pria lain, ia sangat yakin akan hal itu. Ia juga sudah menyuruh pria itu segera pulang setelah pergulatan panas mereka karena ia tak mau sampai Alessandro memergoki hubungannya dengan pria lain.

Raymond tersenyum sinis memandang Aurora, “Aku di sini untuk membongkar kebusukanmu. Meskipun Al sekarang memutuskan persahabatannya denganku, tapi aku berhasil melepaskannya dari jerat perempuan iblis sepertimu.”

Raymond membuka selimut yang menutupi tubuh bagian bawahnya. Di sana terlihat ia masih menggunakan celana lengkap. Raymond segera memakai kemeja yang ia letakkan secara sembarangan.

“K-kamu menjebakku?” tanya Aurora.

“Tak ada yang menjebakmu. Bukankah semalam kamu memang bersama dengan seorang pria? Aku hanya memperlihatkannya pada sahabatku.”

Ck… Aurora berdecak kesal.

“Aku tahu kamu hanya ingin menjerat Al karena Al adalah anak pengusaha sukses di Kota Roma. Aku juga tahu bagaimana liciknya dirimu, karena itulah aku harus mengorbankan diriku sendiri. Jangan berpikir bahwa aku sengaja berada di sini karena tertarik padamu … cihhh!!! Menjijikkan!” Raymond langsung memakai kembali jas nya dan keluar dari apartemen, meninggalkan Aurora yang mengeram kesal dan mengepalkan tangannya.

Sampai di luar apartemen, Raymond menghela nafasnya pelan. Raut wajahnya menyiratkan kesedihan, namun saat ia menoleh ia kembali tersenyum.

“Kamu sudah berada di sini?” Tanya Raymond.

“Tentu saja. Aku ingin menjemputmu. Aku tak ingin kamu berlama-lama bersama perempuan itu … atau jangan jangan kamu masih ingin bersamanya?”

“Jangan seperti itu. Aku mencintaimu dan menyayangimu. Baiklah, mari kita pergi.”

Aku sangat berharap kamu bahagia Al. Meskipun kini kamu menganggapnya berkhianat dan memutuskan persahabatan kita, tapi percayalah bahwa aku sama sekali tidak membencimu. Aku mengerti perasaanmu. Sampai nanti kita berjumpa lagi … aku pergi …

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

3sna

3sna

al umur 17 lha itu temnnya umur brp udh pake jas

2024-08-13

0

Susi Di

Susi Di

msh di bab 1, tp kau thooorrrr udh bikin jadi baper ma Reymond...sakit ma persahabatan yang tulus.rela berkorban dan di benci best frien y😭😭😭nyesek maaaakkkkk

2024-01-22

2

Ing

Ing

mampir, mulia hatimu Raymond

2023-12-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!