#4

“Apa kamu berlatih di sini?” Tanya Al pada Bianca. Bianca menganggukkan kepalanya. Ia begitu terpesona melihat sosok Alessandro yang begitu tampan dan gagah. Matanya seakan tak berkedip melihat sosok pria itu.

“Apa yang kamu latih?”

“Karate, Muay Thai dan Krav Maga,” jawab Bianca tanpa mengalihkan pandangannya. Alessandro ntah mengapa ingin sekali tersenyum melihat tingkah Bianca yang sangat menggemaskan menurutnya. Apalagi ia sangat menyukai warna mata biru yang dimiliki oleh Bianca.

Bianca awalnya cukup kaget saat Alessandro berada tepat di belakangnya, ia hanya tersenyum memamerkan giginya. Namun, Alessandro menyapanya dengan ramah. Hal itu membuatnya semakin kagun dengan sosok pria itu.

“Apa kamu mau mengajariku?” Tanya Alessandro.

“A-aku … me-mengajarimu?” Alessandro mengangguk sambil tersenyum.

“Kenapa? Apa ada yang salah dengan permintaanku?”

“Tidak, tidak, bukan begitu. Tapi aku ini bukanlah seorang pelatih. Aku juga belajar di sini.”

“Aku hanya akan belajar dasar-dasarnya dulu dan kurasa aku tidak memerlukan seorang profesional untuk itu,” kata Alessandro.

“Dan aku akan membayarmu mahal untuk itu,” lanjut Alessandro.

“Tidak perlu, aku tidak memungut bayaran. Hanya saha aku hanya bisa melakukannya setiap hari Sabtu dan Minggu.”

“Tidak mengapa. Aku membayarmu untuk waktu yang akan kamu sisihkan untuk mengajariku. Bukankah waktu adalah uang?” Alessandro tersenyum di hadapan Bianca, membuat jantung Bianca berdetak dengan cepat.

“Baiklah, aku setuju,” mereka berdua pun berjabat tangan tanda sepakat.

“Apakah kita bisa mulai minggu depan?” Bianca mengangguk.

“Kalau begitu sekarang aku pulang dulu. Oya, berikan nomor ponselmu padaku, agar aku mudah menghubungimu.

Mereka pun saling bertukar nomor ponsel. Bianca memegang dadanya selepas kepergian Al, untuk menahan detak jantungnya yang terus saja mengeluarkan suara keras.

Ia tak percaya bisa berdekatan dengan sosok pria yang begitu tampan dan gagah. Bianca memegang pipi dengan kedua tangannya. Ia bisa merasakan kedua pipinya memerah dan terasa panas. Ia pun mengipas wajahnya dengan tangan, berusaha menghilangkan rasa panas dalam dirinya.

**

“Buatlah kerjasama dengan perusahaan Costa,” kata Alessandro.

“Apa kamu yakin? Tapi perusahaan mereka bergerak di bidang yang sangat berbeda dengan kita,” jawab Javer.

“Bukankah kita bisa membuka bidang baru untuk kita kembangkan. Tak ada yang salah.”

Javer merasa sedikit ragu dengan keputusan Alessandro. Ia merasa kali ini Al bertindak sedikit gegabah. Membuka bidang baru itu artinya mereka harus mengeluarkan dana yang cukup besar.

“Apa kamu ada masalah dengan perusahaan Costa, Al?” Alessandro menghentikan gerakan tangannya kemudian menatap ke arah Javer.

“Lakukan saja perintahku, jangan banyak bertanya. Aku tidak suka.”

Javer hanya bisa menghela nafasnya sedikit kasar. Baru kali ini juga Alessandro tak mendengarkan perkataan dan pendapatnya. Hal itu sedikit menjelaakan bahwa apa yang Alessandro lakukan saat ini, benar-benar keluar dari jalur mereka. Namun, Javer hanya bisa mengikuti semua perintah atasannya itu.

Aku akan membuatmu hancur satu persatu, Raymond Costa. Aku akan tertawa dengan keras saat semuanya terlaksana. - batin Alessandro sambil mengeluarkan senyum sinisnya.

**

1 minggu berlalu,

“Apa kamu sudah siap?” tanya Bianca yang sudah berdiri di sebelah Alessandro. Alessandro mengangguk.

“Ini sama dengan gerakan kickboxing, seharusnya akan lebih mudah bagimu.”

Dengan menggunakan celana berwarna hitam dan tanktop dengan warna yang sama, membuat Bianca terkesan begitu seksi karena bentuk tubuhnya benar-benar terlihat.

Bianca mengajarkan teknik memukul berupa jab, strike, hook, dan uppercut. Dengan cepat Alessandro bisa melakukannya karena tak jauh berbeda dengan kickboxing. Ia juga mengajari teknik memiting dan teknik menendang, mulai dari high kick, low kick, middle kick, hingga push kick.

“Kamu benar-benar cepat belajar, sepertinya kamu akan menjadi lebih mahir dariku,” goda Bianca sambil tertawa.

“Tentu saja aku akan lebih mahir darimu, dalam segala hal,” Alessandro mencondongkan tubuhnya mendekati Bianca, membuat jarak di antara mereka hanya beberapa cm saja.

Bianca bisa merasakan hembusan nafas Alessandro, begitu juga sebaliknya. Detak jantung Bianca serasa berhenti tiba-tiba.

Fuhhh …

Alessandro meniup wajah Bianca, “bernafaslah. Aku belum ingin kamu mati saat ini, karena aku sudah membayar pelatihan ini untuk sebulan.”

Bianca yang tersadar langsung memegang dadanya dan bernafas dengan cepat, serasa oksigen di sekitarnya hanyalah miliknya. Hal itu membuat Alessandro tertawa karena melihat wajah Bianca. Ia pun mencubit pipi Bianca, “Kamu tahu, kamu itu sangat menggemaskan.”

Deghhh …

Bianca merasa kaget dan merasa bahwa kinu wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus. Ia segera menepuk pipinya berulang kali untuk menghilangkan kegugupannya. Alessandro semakin tertawa melihat tingkah Bianca yang seperti anak kecil. [tentu saja masih kecil, Bianca kan baru 17 tahun, Al 😒]

“Oya, besok aku tak bisa datang karena ada hal yang harus kulakukan,” kata Alessandro.

“Baiklah, tidak masalah. Aku akan pergi berjalan-jalan saja dengan Daddy,” ungkap Bianca dengan ceria. Kebahagiaan itu jelas terlihat di mata birunya.

“Aku pulang dulu. Kamu juga segeralah pulang,” Alessandro turun dari posisi duduk mereka di pinggir ring, kemudian menghadap ke arah Bianca.

Cuppp …

Alessandro mengecup kening Bianca, membuat gadis itu kembali tersipu malu dan wajahnya kembali memerah. Ia hanya terdiam atas perlakuan Alessandro, bahkan ia sampai tak tahu bahwa Alessandro telah meninggalkan tempat itu.

Sepertinya aku harus meminta Daddy untuk membawaku ke dokter. Kalau tidak, aku tidak akan tahu sampai kapan jantungku ini bisa bekerja dengan baik. Ia bisa tiba-tiba berhenti kapanpun. - batin Bianca sambil memegang dadanya.

**

Alessandro masuk ke dalam ruang kerjanya. Ia menghubungi Javer agar segera melaksanakan apa yang ia minta seminggu yang lalu.

“Al, membuka bidang baru bukanlah hal yang mudah,” kata Javer.

“Tak ada yang tak bisa kulakukan.”

“Iya aku tahu. Kalau begitu bagaimana kalau kita berinvestasi saja pada perusahaannya?” tanya Javer.

“Idemu tidak buruk. Tapi bisakah kamu melakukan satu hal lagu untukku?”

“Katakanlah …”

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Naura Kamila

Naura Kamila

othornya kereeennnn

2023-12-03

1

Naura Kamila

Naura Kamila

setelah km tertawa keras, , q yakin km akan nangis jungkir balik salto", , kalo udh mengetahui pengorbanan sahabat mu itu

2023-12-03

0

Melya Siena Siena

Melya Siena Siena

duh kamu Al, main nyosor aja😒😒😒nanti dikata pedofil loh itu anak bocil tau

2023-11-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!