Luka Yang Tak Biasa
Pas di sudut kanan di kelas X11 MIPA 1 seorang gadis hanya sibuk menelungkupkan kepalanya di sela tangan. Tanpa teman yang bisa di ajak bercerita. Namanya Gianna. Sesingkat namanya cerita hidupnya mungkin akan sesingkat namanya. Tidak ada yang spesial dan bisa dibanggakan darinya. wajah yang biasa saja, tidak putih dan manjung seperti gadis yang dipuja kebanyakan orang.
Dari awal menginjak SMA dia tidak memiliki teman yang sering dikatakan sebagai sahabat. Kehidupan SMA yang katanya paling didambakan semua orang dengan segala pengalaman akan kenakalan dan pertemanan tidak dia rasakan. Jelas saja hidupnya hanya antara perpustakaan dan kelas. Waktu istirahat dihabiskan di dalam perpustakaan di pojok- pojok yang jarang terlihat siswa lainnya. Bukan untuk belajar melainkan membaca novel. Sungguh indah kehidupan di dalam novel seandainya bisa hidup di dalamnya.
Waktu pulang dari sekolah pun hidupnya lebih datar lagi. Kehangatan tidak pernah di rasa ketika menginjak rumah. Bukankah rumah adalah tempat ternyaman ketika segala macam rasa yang dipikul tak pisah dihindari. Tapi dia tidak merasa rumah yang dia tempati seperti itu.
Gianna punya satu saudara laki-laki yang sekarang sedang sibuk mengurus salah satu usaha keluarganya dalam bidang perhotelan. Jadi sangat jarang untuk pulang ke rumah. Biasanya pada hari Sabtu Minggu saja dia pulang kalau memang ingin. Tidak seperti saudara bagi kebanyakan orang
Gianna dan Galang tidak pernah duduk bersama hanya untuk saling tukar cerita, tegur sapapun kakaknya itu sangat enggan untuk berlama-lama berada di dekatnya. Gianna pun tidak tau akan itu. Bukan cuma kakaknya tapi kedua orangtuanya juga dingin. terhadapnya. Ribuan sesak yang tiap hari mengisi kekosongan hatinya semakin bertambah saja. Tapi itu sudah biasa. ingin bertanya alasannya pun lidahnya keluh untuk memulai dan takut menerima kemungkinan yang semakin menyakitkan. Sudah cukup pertahanannya selama ini, ia tidak ingin hanya karena rasa penasaran dan ketidakadilan yang dia rasa, membuat hatinya remuk redam.
Dalam kehampaan yang selalu ingin pagi cepat datang hanya untuk menghindari malam yang dingin, kadang dalam siang yang ingin segera berlalu untuk menghindari sekolah. Kegelisahan seperti itu tidak ada akhirnya bahkan ujungnya . Hal itu justru semakin menjadi-jadi. Namun satu tahun lalu tepatnya ketika ia menginjak kelas XI, satu harapan membuatnya memiliki setidaknya sedikit tujuan. Ya , dia merasa bermanfaat di sekolah. Dari sekian banyak yang berada di kelasnya, hanya ada satu yang secara tiba-tiba berbicara kepadanya, meminta bantuannya.
Dari hal -hal kecil seperti meminta buku catatan, menyalin tugas membuat Gianna semakin giat memperbaiki catatannya. Bahkan ketika ia sakit hanya sosok itu yg memperhatikan Gianna dengan mengatakan hal- hal yang harus diperhatikan Gianna untuk menjaga pola hidupnya. Sesederhana itu kebahagiaan yang dirasa Gia. Sebelumnya tidak ada yang perhatian bahkan keluarganya sekalipun . Dan Gia merasa sangat terharu. Dari hal- hal kecil itu rasa yang tidak bisa dihindari akhirnya muncul. Diam- diam Gia memendam kekaguman yang nyata yang semakin hari menjadi perasaan cinta.
padahal bisa dikata hal- hal kecil itu hanya beberapa kali didapatkan tapi rasa itu sudah terlanjur tumbuh. Namun ,ketika memasuki kelas XII perhatian tersebut tidak pernah lagi di dapatkan, terlebih ketika ternyata sosok yang dikaguminya telah memiliki pasangan yang hampir semua orang mengenalnya dipenjuru sekolah. Siswi yang cantik terlebih dalam matematika. Mereka pasangan yang sangat serasi.
Jatuh cinta untuk pertama kalinya dan kemudian patah. Tapi setidaknya dia pernah merasa dibutuhkan. Cinta yang ia punya biar semakin dalam dengan keterdiamannya dan perlahan membuka luka baru.
Inilah awal dari rasa sakit yang ternyata begitu indah untuk dinikmati
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
saya laki-laki
Ceritanya seru, semangat author
2023-03-24
0