Bab 4 - Terpaksa menerima

Dua hari berlalu setelah acara lamaran dadakan untuk Freeya. Hari ini Freeya berencana akan menemui sahabatnya karena hampir satu bulan ini mereka belum bertemu. Maklum si kembar Adel dan Adelio setelah resmi sarjana langsung bekerja di perusahaan ayahnya.

Adelio yang sekarang menggantikan ayahnya menjadi CEO dan Adel sebagai sekretarisnya dengan alasan agar Lio tidak punya ruang untuk berbohong. Maklum seorang Adelio memiliki sifat yang bebas dan sekarang harus terikat menjadi seorang CEO. Perusahaan mereka hanya tergolong perusahaan kecil namun terbilang sukses.

Freeya sampai di cafe jam 4 sore dan di sana sudah ada kedua sahabatnya.

"Hai gengs hehehe sorry aku telat".

"Udah biasa kok, Lo kan ratunya telat". Sahut Adel

"Hua gue rindu banget sama Lo, teriak bapak CEO sembari merentangkan tangannya ingin dipeluk tapi Freeya justru memeluk Adel"

"Hahahaha Lo bukan teman kita jadi nggak bisa di ajak pelukan. Wleee. Sahut Adel meledek kembarannya.Lio hanya memberenggut ditempatnya.

"Kok Sindi nggak ikutan?" Tanya Freeya

"Ayang beb lagi ke rumah tantenya katanya ada acara keluarga gitu".

Sindi merupakan pacar Adelio. Berhubung si Lio kalau sama pacarnya posesifnya hampir akut, jadi hampir setiap bareng sama sahabatnya Sindi juga ikut .

Setelah satu jam di cafe mereka memutuskan untuk pulang. Freeya kemudian diantar oleh si kembar.

"Makasih ya, udah dianterin, Adel mau mampir nggak".

"Kok cuma si perkedel yang di tawarin gue nggak?"

"Ya kan kalau kamu ditawarin atau nggak juga tergantung si Adel". Balas Freeya.

" Nggak dulu deh Fre gue capek mau langsung rebahan. Hehehe".

"Ya udah kalian hati-hati.

Ceklek

"Kamu dari mana aja, ini udah hampir magrib kamu masih keluyuran di luar. Bagus kalau keluyuran kamu itu ngasilin uang ini justru ngabisin uang . Contoh tu Adek kamu Jennie lagi belajar di kamarnya mana pernah dia keluyuran nggak jelas kecuali kerja tugas atau ada kegiatan".

"Maaf Bu, Freeya keluarnya tadi juga udah sore kok, cuma satu jam itupun ketemu sama sahabatnya Freeya".

"Terus kamu dapat apa dari ketemuan itu. Ini udah mau malam kamu belum masak . Mau makan apa kita nanti"

"Dapat kebahagiaan"jawab Freeya dalam hati.

"Ini Freeya mau langsung ke dapur kok Bu"

Makan malam pun tiba. Makan malam romantis bagi tiga orang

"Jennie kok sedikit banget makannya, kamu sakit sayang"? Tanya ibunya

"Nggak kok Bu cuma masih kenyang aja, tadi dari kampus jennie singgah makan bakso hehehe".

Dibalas gelengan dari ayahnya.

"Kamu kalau mau makan di luar itu harus cari tempat yang bersih jangan asal makan nak, anak ayah harus perhatiin kesehatannya".

"Siap yah" balas Jennie

Freeya yang ada di meja makan serasa berpindah kedunia lain. Ingin ikut nimbrung pun nggak tau mau ngomong apa. Nanti kalau salah bisa kena tegur ibunya. Sebenarnya Freeya bingung dengan hubungannya dan Jennie sebagai saudara. Hampir setiap makan Freeya memperhatikan bagaimana Jennie diperlakukan layaknya bocah yang masih ingusan.

Sedangkan ia hanya ikut membantu menghabiskan makanan tanpa diajak bercengkrama. Ada sisi lain dibalik hatinya yang mengatakan sangat menyayangi Jennie seperti saat mereka masih kecil dulu. Hampir setiap hari selalu bermain bersama, walaupun ketika Jennie menangis Freeya yang kena marah ibunya. Tapi itu serasa menyenangkan tidak seperti sekarang. Jangankan bermain bersama dia dan Jennie sekarang bahkan hanya seperti manusia yang berlindung satu atap dengan sapa yang seperlunya.

Freeya kadang ingin memulai mendekat tapi terhenti setiap melihat tatapan bengis ibunya. Ia takut menyakiti atau menyinggung Jennie yang berdampak dengan kemarahan sang ibu. Menunggu Jennie untuk memulai pun rasanya tak mungkin. Selama ini Jennie bahkan mungkin lupa bahwa dia memiliki kakak seperti Freeya.

Bu, Yah Freeya udah kenyang mau langsung ke kamar.

Di angguki oleh ayahnya

"Setelah ayah dan ibu makan nanti kamu turun beresin dan cuci piring biar nggak numpuk" Sahut ibunya.

***

Menit,Jam dan Hari berlalu. Hari ini merupakan batas waktu yang diberikan pak Wibowo untuk Freeya namun sampai sekarang tidak ada jawaban yang bisa meringankan hatinya. Mengatakan tidak sudah pasti makian dan cacian dari ibunya akan terus menerus menggema, mengatakan iapun sangat membuatnya berat terlebih yang dijodohkan dengannya telah memiliki kekasih.

Tepat pukul 19:30 keluarga Wibowo menyambangi rumah Bagus ayah Freeya.

" Selamat malam bapak Agus dan Bu Iris".

Selamat malam juga pak Wibowo, ibu Manda dan Axel silahkan duduk"

"Apa kabar jeng"? Sapa ibu Freeya

"Alhamdulillah baik jeng, Freeya masih di atas Jeng?"

"Iya Jeng Freeya mungkin masih siap-siap, bentar ya saya panggil dulu".

Tok tok tok

"Freeya kamu udah selesai belum, lama amat sih. Tamunya udah nunggu tuh. Heran ibu tuh kamu lelet banget".

"Iya Bu ini udah selesai, udah mau turun juga"

"Ya sudah, kamu tunggu ibu depan pintu kita turun barengan, ibu mau panggil Jennie dulu".

Tok tok tok

"Sayang, lagi sibuk nggak "

"Nggak Bu, ibu masuk aja nggak aku kunci pintunya ". Ibu Freeya pun masuk ke kamar Jennie.

" Sayang, ayo turun calon Freeya udah di bawah tu. Nggak enak kalau kamu nggak ikut turun".

"Ckck malas Bu, emang calonnya kak Freeya siapa sih?". Tanyanya dengan wajah yang dibuat cemberut.

"Makanya ayo ke bawah, nanti kamu liat langsung calonnya ".

"Ya udah, Jennie ganti baju dulu bentar ya".

Setelah hampir 10 menit menunggu Jennie akhirnya mereka bertiga turun. Jennie bersama dengan Freeya turun dibelakang ibunya.

Dibawah semua mata memandang ke tangga. Mungkin sebagai tatapan takjub melihat dua gadis yang sangat cantik. Tapi berbeda dengan satu orang yang hanya menatap datar ke tangga . Siapa lagi kalau bukan Axel.

Belum sampai di sofa Freeya sudah mendapat ancaman dari ibunya.

" Fre, ingat ya kamu harus bilang iya. Jadi anak berbakti sama orang tua tidak membuatmu rugi".

"Selamat malam om Tante maaf lama". Ucap Freeya dengan mencium tangan kedua orang tua Axel

"Nggak lama kok, wajar kan dandan dulu harus tampil cantik. Kan di sini ada calonnya. Goda mama Axel yang hanya dibalas senyuman oleh Freeya.

"Jeng, ini yang dibelakang Freeya yang namanya Jennie ya?

"Iya jeng, ini Jennie. Salam sama Tante nak". Perintah ibunya.

"Hallo Tante om kak saya Jennie. salam kenal".

"Hallo Jennie, cantik ya anak-anak kamu jeng, jadi pengen punya anak cewek de". Sahut mama Axel.

"Kan mama bentar lagi punya anak cewek, jadi tenang aja semua akan terkabul". Sahut ayah Axel.

Mendengar hal itu semakin beratlah Freeya untuk menolak lamaran Minggu lalu. Terlihat jelas kedua orang tua Axel sangat menginginkan dia menjadi calon Axel.

"Sudah-sudah ceritanya nanti dilanjut aja, sekarang kita makan malam dulu. Lerai ayah Freeya.

Setelah makan malam mereka kemudian kembali berkumpul di ruang tamu.

"HM, jadi bagaimana Freeya apakah kamu sudah memutuskan?"Tanya om Wibowo

Tangan Freeya kembali gugup, perlahan ia mengangkat wajahnya untuk melihat orang-orang yang menanti jawabannya di sana. Dan pas sekali matanya langsung bertatapan dengan mata hitam pekat itu. Seolah mengatakan untuk menolak bagaimana pun caranya.

Freeya kemudian melihat ibunya dan sama ia mendapat pelototan, melihat ke arah ayahnya yang hanya tersenyum. Dan terakhir melihat ke arah adiknya berharap untuk mendapat dukungan agar bisa menolak tetapi Jennie justru asik dengan dunianya sendiri dengan terus memperhatikan Axel.

kenapa kak Freeya bisa dijodohin sama cowok yang ganteng kayak gini. kalau dijodohin model gini mau aku juga mau. Ucap Jennie dalam hatinya yang masih terus memperhatikan Axel tanpa melihat situasi.

Freeya kemudian mengatur nafasnya yang seakan semakin sesak. Setelah jawaban yang keluar dari mulutnya maka saat itu kehidupannya mungkin kembali berputar entah seperti apa.

"Freeya menerima lamaran Axel om". Ucap Freeya dengan satu tarikan nafas tanpa berani melihat Axel.

kekhawatiran jelas terlihat di wajahnya. Apalagi sebelumnya dia telah berjanji terhadap Axel akan menolak tapi justru ia menerimanya.

mendengar jawaban dari Freeya, tanpa diketahui tangan Axel mengepal, ia sangat ingin mencekik Freeya yang saat ini tidak ingin melihatnya.

"Kurang ajar, dasar cewek tidak tau malu.Cihhh sudah ku duga tidak mungkin kucing yang diberikan ikan akan menolaknya. Dasar murahan. Awas kau". Ucap Axel dalam hatinya

Episodes
1 BAB 1
2 Bab 1-Perjodohan
3 Bab 2 - Perjodohan 2
4 Bab 3- Ayah
5 Bab 4 - Terpaksa menerima
6 Bab 5- Sekedar menikah
7 Bab 6- Berusaha menjadi istri yang baik
8 Bab 7- Ditekan keluarga
9 Rasa yang tumbuh
10 Ulang tahun Jennie dan perubahan suami
11 Ulang tahun Jennie dan perubahan suami 2
12 Ternyata aku masih yang kedua
13 Masih yang kedua
14 Harapan
15 Ingin pergi
16 Mengadu kepada orang tua
17 Kembali mencoba bertahan
18 Bertemu Sahabat
19 Terbongkar
20 Terbongkar 2
21 Fisik yang babak belur
22 Biasa saja
23 Menyenangkan diri sendiri
24 Axel, Kristal dan Freeya
25 Freeya
26 Kecurigaan mertua
27 Pertunangan Lio
28 Pertunangan Lio
29 Lanjutan setelah pertunangan Lio
30 Surat dari author
31 Keputusan Freeya
32 Hadiah dari ayah dimasa lalu
33 Rencana Kristal
34 Rencana Kristal 2
35 Kehancuran Freeya
36 Kenyataan dari Kai
37 pengumuman
38 Proses perceraian
39 Resmi Berpisah
40 Kenyataan dari orang tua
41 Memulai hidup baru
42 Kai sakit?
43 Pengumuman
44 Memulai usaha
45 Hamil
46 Gugurkan?
47 Kai dan Lio
48 Hari pertama jualan
49 Kerja sama Kai dan Lio
50 Posisi Axel diganti
51 Emosi Kai
52 Mencari tau
53 Awal mula kehancuran Axel
54 kekecewaan ayah Axel
55 Kekecewaan mama Axel
56 Awal pembalasan Lio
57 Lio dan Sindi menikah
58 pertemuan Lio dan Freeya
59 Ketahuan hamil
60 Kepergian Freeya
61 Kehidupan baru Freeya
62 Lio, Adel dan Sindi menuju tempat Freeya
63 Surat dari Freeya
64 Cucu ibu Rosma?
65 Memang cucuku
66 Penyesalan ibu Rosma
67 Axel akan menikah
68 Pernikahan Axel dan Kristal
69 Sedikit kenyataan
70 Kemarahan Freeya
71 Kedatangan ibu Hamidah
72 Kai menemukan Freeya
73 Pertemuan
74 Isi hati Freeya
75 Permintaan maaf
76 Sedikit Kekacauan
77 Kram Perut
Episodes

Updated 77 Episodes

1
BAB 1
2
Bab 1-Perjodohan
3
Bab 2 - Perjodohan 2
4
Bab 3- Ayah
5
Bab 4 - Terpaksa menerima
6
Bab 5- Sekedar menikah
7
Bab 6- Berusaha menjadi istri yang baik
8
Bab 7- Ditekan keluarga
9
Rasa yang tumbuh
10
Ulang tahun Jennie dan perubahan suami
11
Ulang tahun Jennie dan perubahan suami 2
12
Ternyata aku masih yang kedua
13
Masih yang kedua
14
Harapan
15
Ingin pergi
16
Mengadu kepada orang tua
17
Kembali mencoba bertahan
18
Bertemu Sahabat
19
Terbongkar
20
Terbongkar 2
21
Fisik yang babak belur
22
Biasa saja
23
Menyenangkan diri sendiri
24
Axel, Kristal dan Freeya
25
Freeya
26
Kecurigaan mertua
27
Pertunangan Lio
28
Pertunangan Lio
29
Lanjutan setelah pertunangan Lio
30
Surat dari author
31
Keputusan Freeya
32
Hadiah dari ayah dimasa lalu
33
Rencana Kristal
34
Rencana Kristal 2
35
Kehancuran Freeya
36
Kenyataan dari Kai
37
pengumuman
38
Proses perceraian
39
Resmi Berpisah
40
Kenyataan dari orang tua
41
Memulai hidup baru
42
Kai sakit?
43
Pengumuman
44
Memulai usaha
45
Hamil
46
Gugurkan?
47
Kai dan Lio
48
Hari pertama jualan
49
Kerja sama Kai dan Lio
50
Posisi Axel diganti
51
Emosi Kai
52
Mencari tau
53
Awal mula kehancuran Axel
54
kekecewaan ayah Axel
55
Kekecewaan mama Axel
56
Awal pembalasan Lio
57
Lio dan Sindi menikah
58
pertemuan Lio dan Freeya
59
Ketahuan hamil
60
Kepergian Freeya
61
Kehidupan baru Freeya
62
Lio, Adel dan Sindi menuju tempat Freeya
63
Surat dari Freeya
64
Cucu ibu Rosma?
65
Memang cucuku
66
Penyesalan ibu Rosma
67
Axel akan menikah
68
Pernikahan Axel dan Kristal
69
Sedikit kenyataan
70
Kemarahan Freeya
71
Kedatangan ibu Hamidah
72
Kai menemukan Freeya
73
Pertemuan
74
Isi hati Freeya
75
Permintaan maaf
76
Sedikit Kekacauan
77
Kram Perut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!