Jejak Pemburu Rupiah
" Ibu apa salah kita sehingga kita miskin ?" tanya Zaqi kepada ibunya.
" Dengarkan ibu Nak miskin itu bukan suatu kesalahan, tetapi sebuah jalan hidup yang di atur oleh Allah, untuk kita jalani dengan ikhlas dan sabar. " jawab Sela sambil menatap anaknya.
Sementara Zaqi menatap ibunya dan mencoba memahami apa yang diucapkan oleh ibunya.
" Mengapa Zaqi bertanya seperti itu ? " tanya Sela sambil memangku anaknya.
" Tadi Zaqi mau pinjam mobil-mobilan punya Riko, tetapi tidak boleh. Kata mamanya Riko salah Zaqi miskin jadi tidak bisa beli mainan, mau makan aja susah. " jawab Zaqi dengan polosnya
" Kalau Zaqi mau beli mobil-mobilan nanti tunggu ibu gajian, nanti ibu belikan ya. " ucap sela sambil tersenyum getir
" Benarkah ... apa ibu tidak bohong ? lalu kapan ibu gajiannya ?" tanya Zaqi dengan semangat
" Nanti pas ibu sudah gajian langsung ibu belikan, Zaqi mau warna apa mobil-mobilannya ?" ucap sela mencoba mengalihkan pertanyaan Zaqi
" Mau yang warna merah ya ... yang ada remotnya. " jawab Zaqi
" Oke nanti ibu belikan ya, sekarang Zaqi bantu ibu dengan do.a supaya cepat bisa beli mainan untuk Zaqi. " ucap Sela
" Ya Allah ... semoga ibu cepat gajian biar Zaqi cepat di belikan Mainan, Aamiin. " ucap Zaqi sambil sambil mengangkat kedua tangannya
Sela memeluk tubuh mungil anaknya dengan perasaan sedih, terharu dan entah perasaan apa semua bercampur menjadi satu dan tanpa terasa air matanya menetes, ia segera menghapus air matanya agar Zaqi tidak melihatnya.
Sela harus kuat dan tegar dihadapan anaknya, agar anaknya tidak merasa sedih.
" Nak seandainya ayahmu lebih bertanggung jawab, mungkin nasib kita tidak seburuk ini." batin Sela
Sela dengan susah payah mencari nafkah untuk menghidupi anaknya seorang diri, setelah suaminya dipecat dari pekerjaannya dan pergi meninggalkan mereka berdua untuk mencari pekerjaan di kota lain.
Padahal mereka meninggalkan kampung halaman dengan tujuan mencari kehidupan yang lebih baik. Namun takdir berkata lain. Setelah keduanya sama-sama memiliki pekerjaan dan baru memulai kehidupan baru, suaminya terbawa arus negatif sehingga terpaksa dikeluarkan dari pekerjaannya.
Dengan berat Sela melepaskan suaminya pergi ke kota lain dengan harapan bisa mendapat pekerjaan yang lebih baik.
Namun lagi-lagi nasib tidak memihak kepadanya, sudah beberapa tahun suaminya tidak memberikan biaya untuk anaknya dan juga dirinya. Dengan alasan uangnya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
Sementara Sela hanya seorang buruh yang mendapat gaji sebesar UMK di kota X, uang tersebut harus ia gunakan untuk membayar kontrakan, biaya pengasuh anaknya dan juga kebutuhan sehari-hari.
" Ibu mengapa ibu menangis ?" tanya Zaqi sambil mengusap air mata Sela
" Ibu bangga karena mempunyai anak sehebat kamu makanya ibu menangis karena bahagia. " jawab sela sambil mencoba tersenyum menatap Zaqi
" Memangnya orang bahagia juga menangis ?" tanya Zaqi
" Iya menangis itu terkadang untuk mengungkapkan perasaan yang bahagia." jawab sela sambil memeluk tubuh mungil anaknya.
" Sekarang Zaqi mainan dulu ibu mau masak, Zaqi mau makan apa ? Telur atau yang lainnya ?" tanya Sela
" Aku mau makan nasi goreng aja." jawab Zaqi
" Untung kamu tidak pernah meminta makanan yang mahal-mahal nak. " batin Sela
Kemudian Sela meninggalkan Zaqi dan mulai sibuk di dapur untuk membuat nasi goreng. Setelah beberapa saat Nasi goreng permintaan Zaqi sudah siap.
" Nak sini makan dulu ! " ucap sela
" Mau makan sendiri atau mau di suapi ?" tanya Sela setelah Zaqi mendekat
" Disuapi !" jawab Zaqi
" Ibu kapan ayah pulangnya ?" tanya Zaqi sambil mengunyah makanannya
" Nanti setelah belajar kita telpon ayah biar Zaqi tau kapan ayah pulangnya. " jawab Sela
" Tapi setiap Zaqi telpon ayah selalu bilang nanti kalau sudah dapat muatan yang ke sini " jawab Zaqi dengan polosnya
Dan itu membuat Sela mencoba menahan tangisnya lagi. Dia bingung harus bagaimana menjelaskan kepada anaknya yang masih kecil, tentang persoalan yang dihadapi oleh orang tuanya.
" Zaqi yang sabar ya nak. " ucap Sela mencoba menghibur anaknya.
Setelah selesai makan Zaqi kembali melanjutkan mainannya sedangkan Sela melanjutkan beres-beres rumah.
Setelah selesai sholat Sela menemani Zaqi belajar, meskipun hanya sebentar namun Sela berharap Zaqi tidak kehilangan banyak waktu dengannya.
" Ibu Zaqi sudah capek. " ucap Zaqi
" Ya sudah bukunya dibereskan, lalu kita tidur biar capeknya hilang dan besok kita bangun dengan sehat dan segar. " ucap Sela
" Ibu kenapa kita tidak mempunyai selimut yang tebal dan hangat ?" tanya Zaqi ketika berbaring dan diselimuti kain yang tipis.
" Memangnya Zaqi masih dingin ?" tanya Sela
" Iya Zaqi masih dingin. " jawab Zaqi
" Sini tidurnya sambil ibu peluk." jawab Sela kemudian memeluk tubuh anaknya agar lebih hangat
" Ibu orang-orang kalau tidur pakai selimut yang hangat sehingga tidak masuk angin karena dingin. " ucap Zaqi
" Zaqi tau dari mana ?" tanya Sela
" Dari temen-temen Zaqi. " jawab Zaqi santai
" Nak terkadang selimut yang tebal, kasur yang empuk dan rumah yang bagus belum tentu bisa memberikan kehangatan dan kenyamanan jika hati pemiliknya tidak bisa bersyukur tetapi selimut yang tipis dan rumah yang sederhana bisa memberikan kehangatan dan kenyamanan jika pemiliknya selalu bersyukur. " ucap Sela
" Benarkah ?" tanya Zaqi lagi
" Tentu saja benar, jika kita selalu bersyukur semua akan menjadi lebih baik anakku." ucap Sela lagi
" Tapi Bu ?" ucap Zaqi berhenti seolah-olah sedang berfikir.
" Sudah lebih baik kita tidur dulu besok baru kita bicarakan setelah ibu pulang kerja. " ucap Sela sambil mengecup kening anaknya .
Perlahan Zaqi mulai terlelap karena ia tidak pernah tidur siang, karena orang yang mengasuh Zaqi tidak seberapa perhatian terhadap Zaqi. Mungkin karena Sela hanya membayar biaya pengasuhan anaknya dengan tidak seberapa hal ini ia lakukan karena memang penghasilannya hanya sedikit.
Setelah Zaqi tertidur Sela bangkit dan mencoba mencari informasi untuk bisa ia mendapatkan uang tambahan.
Setelah beberapa saat ia membuka dan mencari informasi tentang online shop, setelah membaca beberapa referensi akhirnya Sela mendownload aplikasi tersebut.
Setelah berhasil ia mencoba mempelajari tentang aplikasi tersebut.
" Bisa membeli secara kredit ?" batin Sela
Untuk menghilangkan rasa penasarannya, Sela kembali mencari informasi terkait tentang itu. Dan setelah itu ia mencoba mencari mainan anak yang sesuai dengan kemampuannya.
Setelah menemukan mobil-mobilan yang sesuai dengan kriteria Zaqi dan juga sesuai kemampuan finansial, Sela akhirnya membeli mainan tersebut dengan 3 X cicilan.
Setelah itu ia berbaring di samping Zaqi sambil berfikir apa yang bisa ia lakukan untuk mencari tambahan penghasilan. Agar bisa mencukupi kebutuhan dia dan anaknya dan yang pasti ia ingin sekali membahagiakan anaknya, agar anaknya tidak merasa sedih saat mendengar caci maki dari lingkungan sekitar.
" Selamat malam. " terdengar suara orang mengetuk pintu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
cus baca ya, thor
2023-09-06
0
DEWA HAREM
ok
2022-03-17
0