Bab. 4

Setelah beberapa hari berusaha untuk mencari pelanggan akhirnya Sela mendapatkan pelanggan untuk laundry dari teman-teman kerjanya. Sedangkan untuk pelanggan kue sudah mulai banyak mulai dari teman kerja dan beberapa pelanggan dari hasil online.

Namun Sela tetap giat bekerja di perusahaan tempat ia bekerja. Rasa lelah ia abaikan demi mengumpulkan pundi-pundi rupiah.

" Zaqi coba lihat apa yang ibu bawa untukmu " ucap Sela setelah sampai dirumahnya.

" Ye ... asik ibu bawa hadiah ... " ucap Zaqi dengan penuh semangat.

Setelah menerima bungkusan tersebut Zaqi langsung membukanya dengan bersenandung.

" Ye ... asik ... sekarang Zaqi punya mobil-mobilan remote. " ucap Zaqi sambil berlari-lari kecil di dalam rumahnya.

Sela menatap wajah putranya yang berseri-seri, perlahan terukir senyum di wajah Sela.

" Benar kata orang, uang bukan jaminan untuk bisa hidup bahagia namun tanpa uang jangankan untuk hidup bahagia, mengukir senyum dari wajah anak sekecil Zaqi aja susah banget. " batin Sela.

" Terima kasih ibu." ucap Zaqi sambil memeluk tubuh Sela.

" Iya sayang." jawab Sela sambil membalas pelukan Zaqi.

" Ibu seandainya ayah tau, bahwa ibu bisa membelikan Zaqi mainan. " Zaqi menggantung ucapannya.

" Apakah Zaqi merindukan ayah ?" tanya Sela tanpa melepas pelukannya.

" Tidak ibu Zaqi tidak mau bersama ayah, ayah jahat." jawab Zaqi kemudian menangis dalam pelukan Sela.

" Zaqi yang sabar ya nak, selama kita selalu bersama yakinkanlah bahwa semua akan baik-baik saja." ucap Sela mencoba menenangkan Zaqi.

" Maafkan ibu ya nak, ibu tau seberapa ibu mencoba tidak akan mampu menggantikan peran ayah dalam dirimu, tapi ibu akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuatmu hidup bahagia." batin Sela

" Zaqi sayang sekarang Zaqi boleh mencoba mainannya, sementara ibu akan membuat kue pesanan dan juga mau mulai pencuci pakaian yang ibu bawa dari pelanggan. Zaqi tidak marah jika ibu tidak bisa menemani Zaqi bermain ?" tanya Sela.

" Tidak ibu Zaqi bisa bermain sendiri, Zaqi tidak marah. Kelak saat Zaqi sudah besar ibu tidak perlu lagi bersusah payah untuk mencari uang, biar Zaqi yang mencarinya untuk ibu." ucap Zaqi dengan polosnya.

Sela menatap wajah putranya kemudian mengecup kening dan perlahan bangkit untuk memulai aktivitasnya.

Setelah beberapa saat beraktivitas, Terdengar suara ponselnya bergetar.

" Assalamualaikum ... ibu bagaimana kabarnya " ucap Sela setelah menerima telpon tersebut.

" Ibu baik nak bagaimana kabar kalian ?" tanya Bu Nur.

" Kami baik-baik saja Bu " jawab Sela.

" Ibu beberapa kali mimpi tentang kamu dan Zaqi, besok ibu berencana mengunjungimu, Ibu merasa khawatir setiap hari." jelas Ibu Nur.

" Iya Bu besok kalau sudah sampai telpon Sela ya, Sela sudah pindah rumah Bu." jawab Sela.

Setelah berbincang sebentar kemudian Sela mematikan telpon tersebut dan melanjutkan aktivitasnya. Setelah selesai ia menemani Zaqi yang sudah mulai mengantuk.

Keduanya melangkah menuju kamar untuk beristirahat setelah seharian dengan aktivitas masingmasing.

" Kalau ibu mau alangkah lebih baik jika ibu ada disini, selain aku bisa merawat dan menemani dimasa tuanya, Zaqi juga ada yang mengawasi setidaknya ada yang menemani hari-hari disaat aku sibuk bekerja. " batin Sela.

" Tapi bagaimana aku menjelaskan tentang hubunganku dengan Mas Dani." Sela mencoba berfikir untuk menjelaskan semua tentang Dani.

" Mungkin ini yang dinamakan insting seorang ibu meskipun aku mencoba menutupi tetap saja beliau bisa merasakan apa yang aku alami."

" Ah sudahlah semua akan baik-baik saja." ucap Sela mencoba untuk tenang.

Setelah pulang bekerja Sela mengantarkan pesanan kue sekaligus mengantar pakaian ke para pelanggan setianya.

" Ternyata istri kamu sekarang menjadi tukang cuci." ucap seorang wanita yang tiba-tiba muncul dihadapannya.

" Salah sendiri jadi wanita tidak mau menuruti perintah suami." ucap Dani yang berdiri di samping istri mudanya.

" Maaf jangan menghalangi jalanku. " ucap Sela mencoba melanjutkan perjalanannya.

" Kenapa ? apakah sekarang kamu menyesal ? atau sekarang kamu sudah menjadi gembel sehingga memilih menjadi buruh cuci." ejek istri muda Dani.

" Atau mungkin kamu sudah di usir dari kontrakan itu kemudian mengemis tempat tinggal dengan orang-orang kaya. " Lanjut Dani.

" Cukup ! hentikan semua omong kosong kalian. " ucap Sela sambil menahan amarahnya.

" O gembel ini sudah berani membentak rupanya. " ucap Dani kemudian mendekat dan menatap Sela dengan emosi.

" Apa masih kurang kalian menyakiti aku ? sampai kalian tega mengucapkan kalimat itu." jawab Sela sambil menatap wajah kedua orang yang ada di depannya.

Plak ... !!

Tiba-tiba Dani menampar wajah Sela.

" Itu sebagai pengingat agar kamu lebih sopan terhadap orang yang lebih kaya, Dasar gembel." ucap Dani setelah menampar wajah Sela.

Sela memegang pipinya, panas sakit tetapi hatinya lebih terasa sakit saat mengingat semua perlakuan Dani terhadap dirinya dan juga anaknya.

" Tampar aku mas ! " teriak Sela sambil menadahkan pipinya.

" Tampar aku ! agar semua orang bisa melihat bahwa kamu, lebih memilih lumpur dari pada berlian. "

" Agar semua tau bahwa kau adalah lelaki yang tidak punya perasaan dan seorang lelaki ... ."

Plak ... !!

Wanita di samping Dani langsung menampar wajah Sela sebelum Sela menyelesaikan ucapannya.

" Itu sebuah hadiah dariku untuk mulut busuk mu itu." ucap istri muda Dani.

Plak ... ! Plak ... !

Sela langsung membalas tamparan wanita di depannya dengan penuh amarah.

" Itu untuk mengingatkan agar kamu bisa sadar bahwa merebut milik orang lain adalah sebuah kesalahan dan Dosa. " ucap Sela sambil menatap wanita di depannya.

" Kau." ucap Dani menggantung karena Sela sudah menahan tangannya sebelum menyentuh wajahnya.

" Aku memang sudah salah menilai semua tentangmu mas. " ucap Sela sambil menahan air matanya.

Hahaha ... Dani tertawa terbahak-bahak.

" Sekarang kamu mulai berani melawanku." ucap Dani sambil mencengkram wajah Sela.

" Seekor semut sekalipun akan melawan jika di sakiti." jawab Sela.

Tolong ... Tolong ... Tolong ... Ada perampok.

Teriak Zaqi dari kejauhan saat dia melihat ibunya disakiti. Seketika banyak warga yang keluar dan mendekat ke arah mereka.

Zaqi berlari dan memeluk tubuh ibunya.

Tolong ... tolong ... ini perampoknya. Zaqi berteriak kembali sehingga para warga berlarian kearah mereka.

Dengan Panik Dani menarik istri mudanya dan segera berlari meninggalkan Sela dan juga Zaqi.

" Kalian tidak apa-apa. " tanya salah satu warga.

" Tidak pak ... kami tidak apa-apa. " jawab Sela.

" Lain kali hati-hati karena kita tidak tau apa yang akan terjadi " ucap warga yang lainnya.

" Baik ... terimakasih atas bantuannya " ucap Sela sambil tersenyum.

Setelah memastikan Sela dan Zaqi baik-baik saja para warga mulai bubar meninggalkan Sela dan Zaqi.

" Ibu ibu tidak apa-apa ?" tanya Zaqi sambil menangis.

" Tidak nak terimakasih atas bantuannya, kalau tidak ada Zaqi ibu tidak tau apa yang terjadi selanjutnya. " jawab Sela sambil memeluk tubuh mungil Zaqi.

" Sela ! Zaqi ! apa yang terjadi " tiba-tiba ada suara yang mengejutkan mereka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!