NovelToon NovelToon

Jejak Pemburu Rupiah

Bab.1

" Ibu apa salah kita sehingga kita miskin ?" tanya Zaqi kepada ibunya.

" Dengarkan ibu Nak miskin itu bukan suatu kesalahan, tetapi sebuah jalan hidup yang di atur oleh Allah, untuk kita jalani dengan ikhlas dan sabar. " jawab Sela sambil menatap anaknya.

Sementara Zaqi menatap ibunya dan mencoba memahami apa yang diucapkan oleh ibunya.

" Mengapa Zaqi bertanya seperti itu ? " tanya Sela sambil memangku anaknya.

" Tadi Zaqi mau pinjam mobil-mobilan punya Riko, tetapi tidak boleh. Kata mamanya Riko salah Zaqi miskin jadi tidak bisa beli mainan, mau makan aja susah. " jawab Zaqi dengan polosnya

" Kalau Zaqi mau beli mobil-mobilan nanti tunggu ibu gajian, nanti ibu belikan ya. " ucap sela sambil tersenyum getir

" Benarkah ... apa ibu tidak bohong ? lalu kapan ibu gajiannya ?" tanya Zaqi dengan semangat

" Nanti pas ibu sudah gajian langsung ibu belikan, Zaqi mau warna apa mobil-mobilannya ?" ucap sela mencoba mengalihkan pertanyaan Zaqi

" Mau yang warna merah ya ... yang ada remotnya. " jawab Zaqi

" Oke nanti ibu belikan ya, sekarang Zaqi bantu ibu dengan do.a supaya cepat bisa beli mainan untuk Zaqi. " ucap Sela

" Ya Allah ... semoga ibu cepat gajian biar Zaqi cepat di belikan Mainan, Aamiin. " ucap Zaqi sambil sambil mengangkat kedua tangannya

Sela memeluk tubuh mungil anaknya dengan perasaan sedih, terharu dan entah perasaan apa semua bercampur menjadi satu dan tanpa terasa air matanya menetes, ia segera menghapus air matanya agar Zaqi tidak melihatnya.

Sela harus kuat dan tegar dihadapan anaknya, agar anaknya tidak merasa sedih.

" Nak seandainya ayahmu lebih bertanggung jawab, mungkin nasib kita tidak seburuk ini." batin Sela

Sela dengan susah payah mencari nafkah untuk menghidupi anaknya seorang diri, setelah suaminya dipecat dari pekerjaannya dan pergi meninggalkan mereka berdua untuk mencari pekerjaan di kota lain.

Padahal mereka meninggalkan kampung halaman dengan tujuan mencari kehidupan yang lebih baik. Namun takdir berkata lain. Setelah keduanya sama-sama memiliki pekerjaan dan baru memulai kehidupan baru, suaminya terbawa arus negatif sehingga terpaksa dikeluarkan dari pekerjaannya.

Dengan berat Sela melepaskan suaminya pergi ke kota lain dengan harapan bisa mendapat pekerjaan yang lebih baik.

Namun lagi-lagi nasib tidak memihak kepadanya, sudah beberapa tahun suaminya tidak memberikan biaya untuk anaknya dan juga dirinya. Dengan alasan uangnya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

Sementara Sela hanya seorang buruh yang mendapat gaji sebesar UMK di kota X, uang tersebut harus ia gunakan untuk membayar kontrakan, biaya pengasuh anaknya dan juga kebutuhan sehari-hari.

" Ibu mengapa ibu menangis ?" tanya Zaqi sambil mengusap air mata Sela

" Ibu bangga karena mempunyai anak sehebat kamu makanya ibu menangis karena bahagia. " jawab sela sambil mencoba tersenyum menatap Zaqi

" Memangnya orang bahagia juga menangis ?" tanya Zaqi

" Iya menangis itu terkadang untuk mengungkapkan perasaan yang bahagia." jawab sela sambil memeluk tubuh mungil anaknya.

" Sekarang Zaqi mainan dulu ibu mau masak, Zaqi mau makan apa ? Telur atau yang lainnya ?" tanya Sela

" Aku mau makan nasi goreng aja." jawab Zaqi

" Untung kamu tidak pernah meminta makanan yang mahal-mahal nak. " batin Sela

Kemudian Sela meninggalkan Zaqi dan mulai sibuk di dapur untuk membuat nasi goreng. Setelah beberapa saat Nasi goreng permintaan Zaqi sudah siap.

" Nak sini makan dulu ! " ucap sela

" Mau makan sendiri atau mau di suapi ?" tanya Sela setelah Zaqi mendekat

" Disuapi !" jawab Zaqi

" Ibu kapan ayah pulangnya ?" tanya Zaqi sambil mengunyah makanannya

" Nanti setelah belajar kita telpon ayah biar Zaqi tau kapan ayah pulangnya. " jawab Sela

" Tapi setiap Zaqi telpon ayah selalu bilang nanti kalau sudah dapat muatan yang ke sini " jawab Zaqi dengan polosnya

Dan itu membuat Sela mencoba menahan tangisnya lagi. Dia bingung harus bagaimana menjelaskan kepada anaknya yang masih kecil, tentang persoalan yang dihadapi oleh orang tuanya.

" Zaqi yang sabar ya nak. " ucap Sela mencoba menghibur anaknya.

Setelah selesai makan Zaqi kembali melanjutkan mainannya sedangkan Sela melanjutkan beres-beres rumah.

Setelah selesai sholat Sela menemani Zaqi belajar, meskipun hanya sebentar namun Sela berharap Zaqi tidak kehilangan banyak waktu dengannya.

" Ibu Zaqi sudah capek. " ucap Zaqi

" Ya sudah bukunya dibereskan, lalu kita tidur biar capeknya hilang dan besok kita bangun dengan sehat dan segar. " ucap Sela

" Ibu kenapa kita tidak mempunyai selimut yang tebal dan hangat ?" tanya Zaqi ketika berbaring dan diselimuti kain yang tipis.

" Memangnya Zaqi masih dingin ?" tanya Sela

" Iya Zaqi masih dingin. " jawab Zaqi

" Sini tidurnya sambil ibu peluk." jawab Sela kemudian memeluk tubuh anaknya agar lebih hangat

" Ibu orang-orang kalau tidur pakai selimut yang hangat sehingga tidak masuk angin karena dingin. " ucap Zaqi

" Zaqi tau dari mana ?" tanya Sela

" Dari temen-temen Zaqi. " jawab Zaqi santai

" Nak terkadang selimut yang tebal, kasur yang empuk dan rumah yang bagus belum tentu bisa memberikan kehangatan dan kenyamanan jika hati pemiliknya tidak bisa bersyukur tetapi selimut yang tipis dan rumah yang sederhana bisa memberikan kehangatan dan kenyamanan jika pemiliknya selalu bersyukur. " ucap Sela

" Benarkah ?" tanya Zaqi lagi

" Tentu saja benar, jika kita selalu bersyukur semua akan menjadi lebih baik anakku." ucap Sela lagi

" Tapi Bu ?" ucap Zaqi berhenti seolah-olah sedang berfikir.

" Sudah lebih baik kita tidur dulu besok baru kita bicarakan setelah ibu pulang kerja. " ucap Sela sambil mengecup kening anaknya .

Perlahan Zaqi mulai terlelap karena ia tidak pernah tidur siang, karena orang yang mengasuh Zaqi tidak seberapa perhatian terhadap Zaqi. Mungkin karena Sela hanya membayar biaya pengasuhan anaknya dengan tidak seberapa hal ini ia lakukan karena memang penghasilannya hanya sedikit.

Setelah Zaqi tertidur Sela bangkit dan mencoba mencari informasi untuk bisa ia mendapatkan uang tambahan.

Setelah beberapa saat ia membuka dan mencari informasi tentang online shop, setelah membaca beberapa referensi akhirnya Sela mendownload aplikasi tersebut.

Setelah berhasil ia mencoba mempelajari tentang aplikasi tersebut.

" Bisa membeli secara kredit ?" batin Sela

Untuk menghilangkan rasa penasarannya, Sela kembali mencari informasi terkait tentang itu. Dan setelah itu ia mencoba mencari mainan anak yang sesuai dengan kemampuannya.

Setelah menemukan mobil-mobilan yang sesuai dengan kriteria Zaqi dan juga sesuai kemampuan finansial, Sela akhirnya membeli mainan tersebut dengan 3 X cicilan.

Setelah itu ia berbaring di samping Zaqi sambil berfikir apa yang bisa ia lakukan untuk mencari tambahan penghasilan. Agar bisa mencukupi kebutuhan dia dan anaknya dan yang pasti ia ingin sekali membahagiakan anaknya, agar anaknya tidak merasa sedih saat mendengar caci maki dari lingkungan sekitar.

" Selamat malam. " terdengar suara orang mengetuk pintu

Bab. 2

Setelah pintu terbuka Sela melihat suaminya berdiri di depan pintu sementara disampingnya berdiri seorang wanita yang berpenampilan begitu seksi.

" Masuk mas !" ucap Sela sambil memperhatikan suaminya. Kemudian kedua orang tersebut masuk.

" Jangan repot-repot membuat minuman, kami hanya mampir sebentar. " Ucap Dani

" Kenapa buru-buru mas ? tidakkah mas kangen sama Zaqi ? Setidaknya temanilah dia meskipun hanya sehari. " ucap Sela

" Maaf tapi kami tidak bisa." jawab perempuan di samping suaminya.

" Kenapa ?" Tanya Sela penasaran

" Karena kedatangan kami kesini bukan untuk kalian berdua melainkan untuk kami berdua. " jawab wanita itu sinis

" Apa maksudnya mas ?!" tanya Sela

" Maaf Sela aku kembali kali ini untuk meminta tanda tanganmu sebagai bukti persetujuan atas pernikahan kami dan bukti perceraian kita. " jawab Dani sambil mengeluarkan selembar kertas.

" Apa ? menikah lagi ?!" ucap Sela seakan tak percaya dengan apa yang diucapkan oleh suaminya.

" Tidak mas aku tidak akan pernah menandatangani surat itu. " jawab Sela dengan menahan gejolak di hatinya.

" Terlepas kamu mau tanda tangan atau tidak, itu tidak dapat merubah keadaan." ucap Dani.

Sela menatap wajah lelaki yang ada di hadapannya, dengan segudang kecewa.

" Tidakkah kau teringat akan Zaqi ? apa salah dia hingga mas tega meninggalkan dia disaat dia membutuhkan seorang ayah. " belum sempat Sela menyelesaikan ucapannya, ada tangan kecil yang menghapus air matanya.

" Ibu jangan menangis, Zaqi tidak akan meninggalkan ibu, Zaqi tidak menginginkan ayah, Zaqi hanya ingin ibu. " ucap Zaqi sambil memeluk tubuh Sela yang bergelar karena menangis.

" Baiklah, kalau kalian tidak mau menuruti keinginan kami, maka jangan harap kami akan membantu kesulitan yang kalian hadapi. " ucap Dani tanpa perasaan

" Pergilah dari sini ! Pergi ... !!" ucap Sela sambil memeluk tubuh Zaqi

" Baik ! jika itu keinginanmu tapi mulai detik ini jangan pernah meminta bantuan ku apapun yang terjadi." ucap Dani sambil berdiri.

Kemudian ia melangkah sambil menggandeng tangan wanita yang datang bersamanya, meninggalkan istri dan anaknya dalam keadaan yang menyedihkan.

Sementara Sela dan Zaqi saling memeluk untuk saling menguatkan. Setelah lama keduanya menangis kemudian Sela menggendong Zaqi kembali ke kamar.

" Mari nak tidur lagi jangan bersedih, ibu akan membuat Zaqi bahagia meskipun tanpa ayah disini. " ucap Sela sambil tersenyum mencoba untuk tegar dihadapan Zaqi

" Iya ibu kita akan selalu bersama." jawab Zaqi

Kemudian Sela memeluk Zaqi agar anak itu segera terlelap dan segera melupakan apa yang telah terjadi.

Setelah Zaqi tidur kembali, Sela melangkah untuk memeriksa pintu dan jendela. Setelah memastikan semuanya telah terkunci ia kembali menuju ke kamarnya.

" Assalamu'alaikum." terdengar suara dari luar

" Wa'alaikumsalam. " jawab Sela kemudian ia membuka pintu kembali.

" eh ... Bu Rosma, silakan masuk Bu. " ucap Sela sambil mempersilakan wanita paruh baya yang berdiri di depannya.

" Sela sudah 6 bulan kamu belum bayar kontrakan, jadi saya kesini ingin menagih uang tersebut. " ucap Bu Rosma tanpa Basa-basi setelah masuk ke dalam rumah.

" Maaf Bu beri saya waktu, saat ini saya belum punya uang. " jawab Sela sambil memohon

" Bukankah kamu dan suamimu sama-sama bekerja." ucap Bu Rosma

" Maaf Bu suami saya telah meningkatkan saya demi wanita lain." ucap Sela sambil terisak-isak

" Itu bukan urusan saya, kalau kamu tidak bisa segera membayar uang kontrakan, Besok malam segera tinggalkan rumah ini. Karena ada yang mau mengontrak. " ucap Bu Rosma tanpa memperdulikan tangisan Sela.

" Bu saya mohon kasihanilah kami Bu, Zaqi masih kecil mau tinggal di mana kami Bu." ucap Sela sambil memohon dan bersimpuh di kaki Bu Rosma.

" Sela saya tidak perduli akan hal itu, karena saya kasian sama Zaqi makanya saya ijinkan malam ini kalian masih tinggal disini tetapi tidak untuk besok malam." ucap Bu Rosma.

" Bu saya mohon beri saya waktu satu Minggu lagi Bu, saya akan usahakan untuk melunasi uang kontrakan ini Bu." Rosma memohon sambil menangis.

Namun Bu Rosma seakan tidak perduli, dia menghempaskan tubuh Sela kelantai kemudian bangkit dan melangkah keluar rumah.

" Saya ingatkan lagi jika besok malam kamu tidak segera membayar kontrakan, silakan tinggalkan tempat ini jangan paksa saya melakukan hal yang lebih dari ini !" ucap Bu Rosma sambil melangkah meninggalkan Sela yang menangis dilantai.

Sementara Zaqi ikut menangis melihat kejadian yang menimpa ibunya. ia ingin membela ibunya tetapi ia tidak berani, ia ingin memeluk ibunya tapi ia takut akan semakin membuat ibunya sedih.

Setelah beberapa saat Zaqi kembali berbaring dan menutupi tubuhnya mencoba tegar dan berusaha menyembunyikan air matanya dari ibunya.

Sementara Sela masih menangis tersedu-sedu dilantai. Dia merasa dunianya sudah berakhir, ia membayangkan Zaqi yang masih kecil harus hidup dikolong jembatan karena tidak mempunyai tempat tinggal.

Ia ingin kembali ke kampung halamannya tetapi takut menambah beban orang tuanya. Sela hanya bisa menangis meratapi nasib yang harus ia jalani.

Setelah mencoba menenangkan pikiran, Sela bangkit menuju kamar dimana Zaqi masih terlelap.

Sela menatap tubuh mungil Zaqi yang meringkuk dan sesekali terdengar Isak tangisnya, Zaqi menangis sebelum tidur karena perlakuan ayahanya.

Sela semakin merasa hancur dan tak terasa air matanya menetes kembali, kemudian ia melangkah ke kamar mandi untuk membasuh mukanya setelah itu ia berbaring di samping Zaqi sambil memeluk tubuh mungil Zaqi.

Sepanjang malam Sela menangis sambil memeluk tubuh Zaqi. Sakit dihatinya begitu luar biasa karena perbuatan lelaki yang ia cintai tega meninggalkan ia dalam keadaaan yang serba kekurangan dan harus menanggung semua beban hidup sendirian.

Perlahan Sela bangun dan mulai mengemas barang-barang yang bisa ia bawa dan memilih beberapa perabot rumah yang masih laku untuk dijual.

Mungkin dengan menjual beberapa perabotan ia bisa menyewa rumah untuk tempat tinggal mereka.

" Ibu mari Zaqi bantu ." ucap Zaqi tiba-tiba sudah ada di samping Sela.

" Zaqi mengapa sudah bangun nak ?" tanya Sela.

" Iya ibu Zaqi sudah tidak ngantuk. " jawab Zaqi.

" Ibu kita akan tinggal dimana ?" tanya Zaqi sambil menatap Sela.

" Kita akan pindah dari sini, kita akan mencari tempat tinggal yang baru, yang lebih dekat dengan tempat ibu bekerja. " jawab Sela sambil menggenggam tangan mungil Zaqi.

" Zaqi tidak keberatan jika kita pindah dari sini ?" tanya Sela kemudian.

" Tidak Bu kemanapun ibu pergi Zaqi akan ikut ibu. " jawab Zaqi kemudian memeluk tubuh Sela.

Keduanya berpelukan dengan derai air mata.

" Zaqi maafkan ibu ya nak." ucap Sela disela tangisannya.

" Kenapa ibu minta maaf ? Bukankah ibu bilang, kemiskinan itu bukan suatu kesalahan. Melainkan sebuah takdir hidup yang harus kita lalui dengan ikhlas dan sabar." ucap Zaqi sambil mengingat kalimat yang di ucapkan Sela menjelang tidurnya.

Bab. 3

" Nak apakah kamu keberatan jika beberapa barang milik kita, akan ibu jual ?" Tanya Sela sambil menatap Zaqi.

" Tidak ibu Zaqi tidak keberatan, tetapi mengapa harus kita jual Bu ?" tanya Zaqi kemudian.

" Karena kita mau pindah jadi beberapa barang harus kita jual, agar pada saat kita pindah nanti kita tidak keberatan dengan barang bawaan kita." ucap Sela mencoba menjelaskan.

Zaqi hanya mengangguk sebagai jawaban. Setelah beberapa saat Sela dan Zaqi sudah selesai mengemas barang-barangnya.

Kemudian Sela keluar rumah untuk menawarkan beberapa perabotan yang masih layak untuk dijual.

Setelah berhasil terjual Sela kembali ke rumah, untuk bersiap-siap pergi bekerja, bagaimanapun ia harus tetap bekerja agar ia bisa mencukupi kebutuhan keluarganya.

" Zaki ibu berangkat bekerja dulu ya nak, jangan nakal ya nanti ibu jemput untuk pindah ke rumah yang baru. " ucap Sela setelah menitipkan Zaqi.

" Iya ibu hati-hati dijalan dan jangan lupa jemput Zaqi." ucap Zaqi seolah tak ingin ditinggalkan oleh ibunya.

" Zaqi jangan sedih apapun yang terjadi ibu tidak akan pernah meninggalkan Zaqi sendiri." ucap Sela sambil mengecup kening Zaqi, kemudian melangkah menuju ketempat kerja.

Setelah beberapa jam bekerja akhirnya waktu istirahat tiba. Sela menarik nafas dalam-dalam kemudian ia melangkah menuju tempat istirahat.

" Sela kenapa kamu dari tadi diam aja ?, saya panggil dari tadi tidak menjawab. " ucap Desi sambil duduk di hadapan Sela.

" Woi ! di ajak ngomong malah bengong." ucap Desi sambil menggoyangkan tubuh Sela.

" I Iya ada apa ya ?" tanya Sela gugup.

" Ada Maslah apa ? saya perhatikan dari pagi kamu banyak melamun ? " tanya Desi sambil menatap wajah sahabatnya.

" Mas Dani meninggalkan kami demi wanita lain. " ucap Sela sambil menunduk.

" Sudah jangan sedih sebenarnya saya sudah tau hal ini sejak lama, tapi saya takut untuk mengucapkan sekarang kamu sudah tau yang sebenarnya lalu apa rencana mu ?" ucap Desi sambil menggenggam tangan Sela.

" Aku tidak tau Des. " jawab Sela sambil menangis.

" Sudah jangan sedih kamu harus kuat demi Zaqi, lupakan Dani dan tatap lah masa depanmu. " ucap Desi mencoba menguatkan hati sahabatnya.

" O ya hari ini, adalah hari terakhir aku bekerja." ucap Desi kemudian.

" Maksudmu ?" tanya Sela kemudian.

" Ya aku harus kembali ke kampung halaman, keluarga tunangan ku meminta kami segera menikah dan calon suamiku tidak mengijinkan aku untuk bekerja lagi " jelas Desi.

Sela menatap Desi sambil menelan ludah, ia bahkan belum sempat untuk mengucapkan bahwa ia ingin menginap beberapa hari di rumah Desi sampai ia mendapatkan tempat tinggal yang baru, namun keinginan itu harus ia kubur dalam-dalam.

" Sela kamu dengar apa yang aku ucapkan ?" tanya Desi. Sela hanya menggeleng.

" Sela aku tau kamu begitu banyak masalah, aku hanya ingin kamu mau menempati rumahku kontrakan itu sudah aku bayar 1 tahun penuh, sementara baru aku tempati selama 6 bulan, artinya masih ada waktu 6 bulan lagi. Dari pada uangku hangus tidak bisa kembali maukah kamu menempati rumah itu ?" ucap Desi.

" Des apakah kamu serius ?" tanya Sela.

" Iya aku serius. " ucap Desi.

" Terimakasih Desi." ucap Sela sambil menangis.

" Sudah jangan menangis lagi. Bukankah lebih baik kamu ijin untuk mempersiapkan barang-barang mu." ucap Desi.

" Iya Des kamu benar, aku akan ijin agar nanti malam aku sudah bisa pindah. " jawab Sela dengan senyum kebahagiaan.

Desi hanya mengangguk menatap kepergian sahabatnya.

" Sela hanya ini yang bisa aku lakukan untuk membantumu, semoga dengan ini aku bisa membantu sedikit beban hidupmu." ucap Desi setelah kepergian Sela.

Sementara Sela langsung mengemas barang-barang dan segera memesan ojek untuk membawanya ke rumah Desi setelah itu Sela segera menjemput Zaqi.

Setelah mereka sampai di rumah Desi, Sela membersihkan rumah tersebut setelah selesai ia memandikan Zaqi dan menunggu Desi pulang dari tempat kerja.

Setelah lama menunggu akhirnya Desi sampai dirumahnya.

" Sela silakan kemas barang-barang bawaan mu, pakailah semua perabotan yang ada disini, aku hanya mengambil koper ini yang lain sudah dibawa oleh tunangan ku. " ucap Desi.

"Desi ini semua, tidak ada yang kamu bawa ?" tanya Sela.

" Tidak gunakanlah sebaik mungkin, cuma ini yang bisa aku lakukan untuk sahabat terbaikku. " ucap Desi kemudian memeluk sahabatnya.

" Terimakasih Desi aku tidak tau bagaimana caranya untuk membalas kebaikanmu. " ucap Sela sambil terisak-isak.

" Zaqi titip ibu ya, jangan buat ibu menangis lagi, kasian ibu ya nak. " ucap Desi sambil mengusap-usap kepala Zaqi.

" Iya Tante Zaqi janji." ucap Zaqi sambil menari jari kelingkingnya.

" Sela aku berangkat ya gunakanlah semua yang ada di rumah ini, anggaplah semua itu milikmu. " ucap Desi.

" Terimakasih atas semuanya, hati-hati dijalan, maaf tidak bisa mengantarmu. " ucap Sela sambil memeluk sahabatnya.

Setelah itu Desi melangkah meninggalkan Sela dan Zaqi. Setelah kepergian Desi, Sela membereskan pakaiannya dan memasukkan kedalam lemari.

Setelah selesai membereskan semua, ia kemudian membeli makanan untuk mereka berdua. Setelah itu mereka beristirahat di kamar.

" Ibu rumah ini lebih nyaman dari rumah kita sebelumnya, dan tempat tidurnya lebih hangat." ucap Zaqi sambil tersenyum bahagia.

" Iya apakah Zaqi menyukainya ?" tanya Sela.

" Tentu Zaqi suka banget tapi apakah kita bisa membayarnya ?" tanya Zaqi sambil menatap Sela.

" Zaqi tidak perlu khawatir sebab untuk 6 bulan ke depan kita tidak perlu membayar lagi, karena sudah dibayar." Jelas Sela.

" Benarkah ?" tanya Zaqi dengan penasaran.

" Tentu, ini adalah anugerah untuk anak Sholeh seperti Zaqi." jawab Sela kemudian memeluk tubuh anaknya.

Setelah berbincang-bincang sebentar Zaqi akhirnya terlelap dalam dekapan Sela. Sela menatap wajah putranya, kemudian ia mengecup kening Zaqi kemudian membaringkan tubuh mungil itu dan kemudian menyelimutinya.

Setelah itu Sela memeriksa beberapa perabotan yang ditingkatkan Desi.

" Aku bisa membuka laundry dengan mesin cuci ini." ucap Sela sambil memeriksa mesin cuci yang ada didepannya.

" Aku tinggal pesan banner untuk di pasang didepan agar orang sekitar bisa melihatnya." ucap Sela dengan penuh semangat.

Kemudian ia memeriksa perabot yang ada dalam lemari.

" Jualan kue " ucap Sela kemudian.

" Ya aku harus bekerja lebih keras untuk mengumpulkan uang, agar kejadian seperti ini tidak akan terjadi dikemudian hari. Selama enam bulan uang jatah kontrakan harus aku tabung." ucap Sela dengan penuh semangat.

Kemudian Sela menghitung uang hasil jualan perabotan yang ia jual, setelah itu ia memesan banner untuk di pasang didepan rumahnya.

Setelah semua selesai ia harus segera beristirahat agar besok bisa tetap bekerja dan mencari penghasilan tambahan, dengan berjualan kue sekaligus menerima jasa laundry.

" Rupiah aku harus segera menaklukkan mu dan kau harus segera tunduk dalam genggamanku. " ucap Sela sebelum ia tertidur.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!