" Nak apakah kamu keberatan jika beberapa barang milik kita, akan ibu jual ?" Tanya Sela sambil menatap Zaqi.
" Tidak ibu Zaqi tidak keberatan, tetapi mengapa harus kita jual Bu ?" tanya Zaqi kemudian.
" Karena kita mau pindah jadi beberapa barang harus kita jual, agar pada saat kita pindah nanti kita tidak keberatan dengan barang bawaan kita." ucap Sela mencoba menjelaskan.
Zaqi hanya mengangguk sebagai jawaban. Setelah beberapa saat Sela dan Zaqi sudah selesai mengemas barang-barangnya.
Kemudian Sela keluar rumah untuk menawarkan beberapa perabotan yang masih layak untuk dijual.
Setelah berhasil terjual Sela kembali ke rumah, untuk bersiap-siap pergi bekerja, bagaimanapun ia harus tetap bekerja agar ia bisa mencukupi kebutuhan keluarganya.
" Zaki ibu berangkat bekerja dulu ya nak, jangan nakal ya nanti ibu jemput untuk pindah ke rumah yang baru. " ucap Sela setelah menitipkan Zaqi.
" Iya ibu hati-hati dijalan dan jangan lupa jemput Zaqi." ucap Zaqi seolah tak ingin ditinggalkan oleh ibunya.
" Zaqi jangan sedih apapun yang terjadi ibu tidak akan pernah meninggalkan Zaqi sendiri." ucap Sela sambil mengecup kening Zaqi, kemudian melangkah menuju ketempat kerja.
Setelah beberapa jam bekerja akhirnya waktu istirahat tiba. Sela menarik nafas dalam-dalam kemudian ia melangkah menuju tempat istirahat.
" Sela kenapa kamu dari tadi diam aja ?, saya panggil dari tadi tidak menjawab. " ucap Desi sambil duduk di hadapan Sela.
" Woi ! di ajak ngomong malah bengong." ucap Desi sambil menggoyangkan tubuh Sela.
" I Iya ada apa ya ?" tanya Sela gugup.
" Ada Maslah apa ? saya perhatikan dari pagi kamu banyak melamun ? " tanya Desi sambil menatap wajah sahabatnya.
" Mas Dani meninggalkan kami demi wanita lain. " ucap Sela sambil menunduk.
" Sudah jangan sedih sebenarnya saya sudah tau hal ini sejak lama, tapi saya takut untuk mengucapkan sekarang kamu sudah tau yang sebenarnya lalu apa rencana mu ?" ucap Desi sambil menggenggam tangan Sela.
" Aku tidak tau Des. " jawab Sela sambil menangis.
" Sudah jangan sedih kamu harus kuat demi Zaqi, lupakan Dani dan tatap lah masa depanmu. " ucap Desi mencoba menguatkan hati sahabatnya.
" O ya hari ini, adalah hari terakhir aku bekerja." ucap Desi kemudian.
" Maksudmu ?" tanya Sela kemudian.
" Ya aku harus kembali ke kampung halaman, keluarga tunangan ku meminta kami segera menikah dan calon suamiku tidak mengijinkan aku untuk bekerja lagi " jelas Desi.
Sela menatap Desi sambil menelan ludah, ia bahkan belum sempat untuk mengucapkan bahwa ia ingin menginap beberapa hari di rumah Desi sampai ia mendapatkan tempat tinggal yang baru, namun keinginan itu harus ia kubur dalam-dalam.
" Sela kamu dengar apa yang aku ucapkan ?" tanya Desi. Sela hanya menggeleng.
" Sela aku tau kamu begitu banyak masalah, aku hanya ingin kamu mau menempati rumahku kontrakan itu sudah aku bayar 1 tahun penuh, sementara baru aku tempati selama 6 bulan, artinya masih ada waktu 6 bulan lagi. Dari pada uangku hangus tidak bisa kembali maukah kamu menempati rumah itu ?" ucap Desi.
" Des apakah kamu serius ?" tanya Sela.
" Iya aku serius. " ucap Desi.
" Terimakasih Desi." ucap Sela sambil menangis.
" Sudah jangan menangis lagi. Bukankah lebih baik kamu ijin untuk mempersiapkan barang-barang mu." ucap Desi.
" Iya Des kamu benar, aku akan ijin agar nanti malam aku sudah bisa pindah. " jawab Sela dengan senyum kebahagiaan.
Desi hanya mengangguk menatap kepergian sahabatnya.
" Sela hanya ini yang bisa aku lakukan untuk membantumu, semoga dengan ini aku bisa membantu sedikit beban hidupmu." ucap Desi setelah kepergian Sela.
Sementara Sela langsung mengemas barang-barang dan segera memesan ojek untuk membawanya ke rumah Desi setelah itu Sela segera menjemput Zaqi.
Setelah mereka sampai di rumah Desi, Sela membersihkan rumah tersebut setelah selesai ia memandikan Zaqi dan menunggu Desi pulang dari tempat kerja.
Setelah lama menunggu akhirnya Desi sampai dirumahnya.
" Sela silakan kemas barang-barang bawaan mu, pakailah semua perabotan yang ada disini, aku hanya mengambil koper ini yang lain sudah dibawa oleh tunangan ku. " ucap Desi.
"Desi ini semua, tidak ada yang kamu bawa ?" tanya Sela.
" Tidak gunakanlah sebaik mungkin, cuma ini yang bisa aku lakukan untuk sahabat terbaikku. " ucap Desi kemudian memeluk sahabatnya.
" Terimakasih Desi aku tidak tau bagaimana caranya untuk membalas kebaikanmu. " ucap Sela sambil terisak-isak.
" Zaqi titip ibu ya, jangan buat ibu menangis lagi, kasian ibu ya nak. " ucap Desi sambil mengusap-usap kepala Zaqi.
" Iya Tante Zaqi janji." ucap Zaqi sambil menari jari kelingkingnya.
" Sela aku berangkat ya gunakanlah semua yang ada di rumah ini, anggaplah semua itu milikmu. " ucap Desi.
" Terimakasih atas semuanya, hati-hati dijalan, maaf tidak bisa mengantarmu. " ucap Sela sambil memeluk sahabatnya.
Setelah itu Desi melangkah meninggalkan Sela dan Zaqi. Setelah kepergian Desi, Sela membereskan pakaiannya dan memasukkan kedalam lemari.
Setelah selesai membereskan semua, ia kemudian membeli makanan untuk mereka berdua. Setelah itu mereka beristirahat di kamar.
" Ibu rumah ini lebih nyaman dari rumah kita sebelumnya, dan tempat tidurnya lebih hangat." ucap Zaqi sambil tersenyum bahagia.
" Iya apakah Zaqi menyukainya ?" tanya Sela.
" Tentu Zaqi suka banget tapi apakah kita bisa membayarnya ?" tanya Zaqi sambil menatap Sela.
" Zaqi tidak perlu khawatir sebab untuk 6 bulan ke depan kita tidak perlu membayar lagi, karena sudah dibayar." Jelas Sela.
" Benarkah ?" tanya Zaqi dengan penasaran.
" Tentu, ini adalah anugerah untuk anak Sholeh seperti Zaqi." jawab Sela kemudian memeluk tubuh anaknya.
Setelah berbincang-bincang sebentar Zaqi akhirnya terlelap dalam dekapan Sela. Sela menatap wajah putranya, kemudian ia mengecup kening Zaqi kemudian membaringkan tubuh mungil itu dan kemudian menyelimutinya.
Setelah itu Sela memeriksa beberapa perabotan yang ditingkatkan Desi.
" Aku bisa membuka laundry dengan mesin cuci ini." ucap Sela sambil memeriksa mesin cuci yang ada didepannya.
" Aku tinggal pesan banner untuk di pasang didepan agar orang sekitar bisa melihatnya." ucap Sela dengan penuh semangat.
Kemudian ia memeriksa perabot yang ada dalam lemari.
" Jualan kue " ucap Sela kemudian.
" Ya aku harus bekerja lebih keras untuk mengumpulkan uang, agar kejadian seperti ini tidak akan terjadi dikemudian hari. Selama enam bulan uang jatah kontrakan harus aku tabung." ucap Sela dengan penuh semangat.
Kemudian Sela menghitung uang hasil jualan perabotan yang ia jual, setelah itu ia memesan banner untuk di pasang didepan rumahnya.
Setelah semua selesai ia harus segera beristirahat agar besok bisa tetap bekerja dan mencari penghasilan tambahan, dengan berjualan kue sekaligus menerima jasa laundry.
" Rupiah aku harus segera menaklukkan mu dan kau harus segera tunduk dalam genggamanku. " ucap Sela sebelum ia tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
DEWA HAREM
....
2022-03-17
0