The Sended

The Sended

Chapter 1: An Offer To Take, A Decision To Make

Elf, Dwarf, dan semua fantasi itu sekejap hilang setelah aku membuka mataku. Adalah kipas angin yang berputar perlahan yang aku lihat saat ini, aku baru bangun dari tidur yang sangat enak itu dan dihadapkan dengan kenyataan pahit dengan kondisiku sekarang

Aku beranjak dari tempat tidurku, berjalan melewati ruangan yang sudah seperti kapal pecah yang mana tidak lain dan tidak bukan adalah kamarku. Kamarku ini penuh dengan sampah yang tertumpuk sedari aku tinggal disini, sehingga bisa dibayangkan saja aku yang sudah tinggal selama 3 tahun ini.

Untuk berjalan ke kamar mandi saja, aku harus melompat-lompat menghindari sampah yang ada. Bahkan sesekali aku menginjak sampah yang tajam dan bahkan terjatuh, tetapi aku dapat berdiri kembali dan melanjutkan perjalananku ke kamar mandi.

Beruntungnya aku memiliki kamar mandi dalam sehingga tidak perlu keluar untuk membersihkan diriku ini. Aku membasuh wajahku yang terlihat lemas karena begadang semalam, lalu aku menyikat gigiku secara perlahan.

Setelah itu, aku menyiram rambutku sambil memikirkan hal-hal apa yang akan kulakukan hari ini. Lalu aku teringat akan sebuah janji,

"Benar juga, hari ini adalah hari pertandinganku ya....."

Yap, pada hari inilah kemampuanku sebagai 'yang tidak terkalahkan' dalam game berjudul Old World, sebuah game dengan genre Grand Strategy yang basicnya sama seperti para pendahulunya. Aku adalah salah satu veteran dari game pendahulunya ini yang rilis bernama Total Empires yang berlatar kekaisaran Jepang pada masa Sengoku Jidai.

Lalu Grand Strategy adalah genre dimana player menjadi pemimpin sebuah negeri, player harus bisa mengatur negeri tersebut dengan sumber daya yang ada yang sudah dikelompokan seperti makanan, uang, dan tenaga manusia.

Yang terakhir adalah Game Old World sendiri, game ini bertema dunia sebelum abad masehi, yakni berlatar pada perang Punisia pertama dan akan tamat ketika sang player benar-benar menguasai dunia.

Pada game yang cukup realistis ini, membangun Romawi tentunya lebih mudah dibanding membangun suku Germania atau mungkin suku di Afrika, aku sendiri lebih suka dengan tantangan jadi biasanya aku memilih negeri dengan kesulitan paling tinggi.

Fitur yang diunggulkan adalah fitur pertempurannya, itu terasa sangat realistis bahkan jauh melebihi pendahulunya

Contohnya, bahkan hanya dengan unit kecilpun player bisa menghadapi lawan dengan jumlah yang lebih besar apabila digunakan dengan tepat. Banyak formasi unik yang dihadirkan berbeda oleh masing-masing negeri yang dipilih

Fiturnya memang begitu, tapi ada juga fitur custom battle dimana kita dapat menentukan pasukan apa yang akan kita pakai dan pasukan apa yang akan musuh pakai

Begitulah bagaimana cara turnamen ini berlangsung, custom battle.

Pertandingan kali ini adalah antara aku dan sang juara selama dua tahun ini, banyak sekali player yang berantusias melihat pertandingan kali ini. Bahkan website Old World sendiri akan menampilkan pertandinganku dengan sang juara secara langsung

Banyak juga siaran langsung di youtube tentang pertandingan ini. Hal itu sangat mungkin karena sang juara sudah bertahan selama dua tahun dengan gelar itu, namun gelar "yang tidak terkalahkan" milik ku ini sudah bertahan semenjak game pertama rilis.

Maka jika disimpulkan, juara bertahan Old World melawan juara bertahan game genre Grand Strategy. Bukankah itu sangat menarik? Diantara keduanya, pasti salah satu akan kehilangan gelar "juara bertahan"

Cara bertarung Old World dasarnya masih sama persis seperti pendahulunya, Infantry unggul atas Ranger, Kavaleri unggul atas Infantry, dan Ranger mereka unggul atas Kavaleri. Namun, semuanya juga perlu didukung kondisi yang tepat

Ranger akan diuntungkan jika melakukan serangan dari jauh, tetapi ketika Kavaleri menerjang mereka langsung maka keadaan akan berubah dengan cepat. Begitu juga dengan Kavaleri apabila mereka menerjang Infantry yang sudah berformasi maka tidak akan berguna, malah buang-buang unit namanya

Kondisi lain yang kumaksud adalah mental pasukan yang sangat berpengaruh dalam pertempuran. Hal ini sering aku manfaatkan dalam game grand strategy.

Tetapi untuk memahami formasi terbaik, aku membaca banyak buku tentang itu. Diantaranya adalah kisah Alexander agung, perang Punisia pertama sampai ketiga, dan kisah tiga kerajaan.

.

Aku kembali dari kamar mandi dengan handuk yang masih ada di kepalaku, lalu aku duduk di tengah ruangan dimana komputer ku berada. Komputer ini adalah komputer yang sama dengan saat aku bermain Total Empire dulu, aku hanya menambah komponen-komponen untuk mengimbangi game zaman sekarang

Kalau dipikir lagi, seluruh komponen mulai dari hardware hingga softwarenya sudah berbeda dari saat aku beli pertama kali, jadi apakah itu masih komputer yang sama atau komputer yang benar-benar berbeda? Itu adalah paradoks kapal Theseus.

Yang lebih penting, pertandingan akan segera dimulai. Sang juara memiliki akun youtube yang digunakannya untuk siaran langsung, biasanya ia sangat percaya diri kepada para penontonnya yang mencapai angka ribuan ketika siaran langsung, namun berbeda dengan sekarang

"Aku merasa sangat gugup saat menghadapinya,"

Kalimat itu baru pernah keluar dari mulut sang juara selama ia melakukan siaran langsung di youtube, dia mengusap kedua tangannya dan kemudian memegang mouse serta keyboardnya,

"Baiklah, mari kita lakukan,"

Pertandingan dimulai disebuah padang pasir tanpa tempat untuk bersembunyi, medan ini mengurangi kemampuan kejutan yang biasa aku gunakan. Tetapi begitu pula dengan sang juara, ia tidak akan dapat melakukan serangan Cavalry kejut seperti yang biasa ia lakukan

Sang juara sangat mahir dalam menggunakan Cavalry, benar-benar orang yang harus diakui dalam kemampuannya itu

Tetapi aku sudah menyiapkan rencana sebelumnya. Alasanku begadang semalaman adalah untuk mencoba menggunakan beberapa taktik melawan komputer dengan unit dominan Cavalry, akhirnya aku mendapat sebuah taktik terbaik

Kerajaan yang sang juara pilih adalah Macedonia, kerajaan ini dikenal karena formasi Infantry bernama Phalanx yang dapat menahan pergerakan musuh secara total. Namun sebenarnya Cavalry mereka lah yang menjadi kunci kemenangan Alexander Agung, Companion Cavalry

Raja Alexander agung tak diragukan lagi membawa infantry terbaik, kavaleri terbaik, dan ranger terbaik untuk melawan Persia. Akan tetapi dalam turnamen ini kami dibatasi dengan hanya boleh menggunakan 6.000 koin emas

Untuk mengerahkan banyak kavaleri companion, sang juara harus merelakan formasi Phalanx yang menjadi inti pasukan Macedonia. Sebenarnya ada empat jenis infantry Phalanx dengan harga yang berbeda di unit kerajaan itu dalam game, namun karena ia memakai terlalu banyak kavaleri Companion maka ia harus memakai pasukan Phalanx termurah

Meskipun begitu, Phalanx tetaplah sebuah formasi yang harus dihindari baik unit mahal maupun murah. Tetapi masalah utamanya ada pada Companion

Karena itu inilah rencananya, aku perlu unit Archery yang cukup banyak dengan jangkauan paling luas, lalu aku perlu pasukan Infantry bertipe Sword, dan untuk kavaleri aku perlu Range Cavalry

Untuk itu, aku harus menggunakan negara yang terkenal karena kemampuan Range Cavalry yang murah dan infantry swordsman yang terkenal. Begitulah aku memilih suku Lusitania, mereka hidup di semenanjung Iberia atau Hispania yang kini berdiri negara Spanyol dan Portugal

Mereka memang memiliki perlengkapan yang buruk seperti negara dengan trait suku lainnya, namun tetap saja, ini rencana sempurna

Kavaleri companion akan benar-benar dibatasi pergerakannya karena unit ini, formasi Phalanx memang kuat menahan Infantry namun tidak dengan serangan jarak jauh. Apalagi unit yang dipakai sang juara adalah unit termurah

Aku sudah menang sejak aku membeli pasukanku ya.....

Itu yang kupikirkan saat ini

Pertempuran berjalan seakan berada dibawah kendaliku, perlahan tapi pasti pasukan sang juara aku kikis jumlahnya. Dia juga berhasil mengepung satu unit berisi 120 prajurit swordman miliku, tapi itupun sesuai rencana

Ya.... sampai sang juara melakukan sebuah pergerakan yang nekat, ia mengirim semua kavaleri companionnya kearah unit range miliku. Ini merupakan taktik bodoh yang briliant, companion adalah kavalry dengan ketahanan yang baik sehingga dapat menerima beberapa gelombang panah sebelum mental mereka turun

Aku agak terkejut melihatnya, tapi sebenarnya ini cara terbaik untuk melawan formasiku, sayangnya semua hal sudah ku antisipasi

Komputer Easy juga melakukan hal yang sama saat berada pada posisi sang juara, ia tidak segan-segan mengerahkan semua unit companionnya pertama untuk menerjang unit range ku. Jadi aku sudah tahu cara untuk mengatasinya

Caranya yaitu dengan mengorbankan unit Range Cavalry ku dengan menghadapi Companion langsung mereka. Saat mereka bertarung maka unit range akan menembaki Companion dan unit Range Cavalry ku secara bersamaan.

Kehilangan sekitar 100 prajurit Range Cavalry untuk membungkam seluruh keunggulan Cavalry mereka bukanlah harga yang mahal kan?

"Checkmate."

Kehilangan Range Cavalry bukan berarti banyak bagiku, namun kehilangan Companion itu berarti segalanya bagi sang juara

Ada lagi satu fitur yang kumanfaatkan pada game Old World, yaitu tentang friendly fire. Disini, entah bagaimana anak panah dari unitku akan lebih rendah kemungkinan friendly fire nya daripada kemungkinan terkena musuh

Jadi meski pertahanan Range Cavalry lebih rendah dari Companion Cavalry, mereka gugur dalam waktu yang sama dibawah anak panah Ranger ku

Selanjutnya aku mengirim Infantry untuk membuat barisan dibelakang pembantaian itu, tujuannya untuk menahan Infantry musuh yang dibatalkan formasi Phalanx nya untuk membantu Companion mereka

Ketika tidak dalam formasi Phalanx, Infantry mereka akan bertarung menggunakan pedang. Itu berarti pasukan kami akan beradu ketangkasan dalam berpedang, dan bisa dibayangkan saja siapa yang akan menang, soalnya pasukanku ini khusus di bidang Swordman

Karena sudah pasti menang, aku melihat siaran langsung yang dilakukan sang juara. Dia hanya diam membisu tanpa mengatakan apapun bahkan tidak lagi menggerakan mousenya

Komentar yang ada pun sepertinya sudah tahu siapa pemenangnya, mereka mulai meninggalkan siaran langsung sang mantan juara itu

"Victory"

Tulisan itu muncul di tengah layarku, dengan ini maka satu lagi game Grand Strategy sudah ku kuasai dalam artian menjadi yang terbaik

Aku merenggangkan kedua tanganku ke atas dan mencoba untuk berdiri namun kakiku sangat kaku karena duduk terlalu lama, saat sudah bisa berdiri, aku menuju dapur untuk mencari makan bila masih tersisa

Ternyata hanya ada stok mi instan yang masih satu dus di lemari ya... kalau begitu aku akan memakannya

Setelah 3 menit ku rebus, aku meniriskannya dan menyajikannya dalam piring yang sering kugunakan, lalu aku mengaduknya agar bumbunya meresap

"Baiklah, untuk kemenangan ku!!"

.

Tiba-tiba saja semua benda maupun suara disekitarku terhenti, warna semua barang pun berganti hanya menjadi hitam dan putih. Lalu sebuah suara tidak jelas seperti saluran TV yang rusak muncul

Suara itu muncul sebelum akhirnya didampingi suara lain, kali ini suara manusia kurasa

"Kemampuan seperti itu akan lebih cocok kamu gunakan untuk kepentingan lainnya,"

Suara itu berasal dari segala arah dari ruanganku, aku menghadap kesana sini untuk mencari sumber suara yang pasti namun tidak kutemukan,

"Siapa kamu?"

"Aku adalah Dewa, tetapi bukan atas dunia ini. Aku kemari untuk memberimu pilihan menuju duniaku,"

Dia menawariku untuk berganti server huh? Tetapi kalau dipikir lagi dengan keras, memang dunia ini sepertinya sudah tidak lagi menerimaku. Aku tidak bisa menyalahkan dunia nya sih... Tapi memang terkadang ada orang yang tidak cocok saja

Telah lama rasanya aku dibuang oleh dunia, meski aku memiliki prestasi dalam bidang ini tapi rasanya sangat hampa. Namun apakah di dunia lain miliknya akan berbeda?

Apakah diriku juga dapat berubah?

Yah, kurasa hanya ada satu cara untuk mengetahuinya

"Baiklah aku menerima tawaranmu"

"Tidak seperti dugaanku, kamu lebih mudah dibujuk ternyata,"

Seluruh tubuhku tiba tiba terangkat melawan gravitasi dengan sendirinya sehingga saat ini aku sedang melayang diatas tumpukan sampah yang belum sempat kubersihkan

"Akan kujelaskan secara singkat mengenai peraturannya, kamu akan kuberi 5 kesempatan hidup kembali bila kamu mati dimana pada setiap kesempatan kamu boleh bertanya kepadaku sebanyak 3 kali"

"5? Memangnya apa tujuanku disana?"

Aku mulai memikirkan hal aneh-aneh, yang kumaksud adalah menguasai dunia itu. Lalu terlintas dipikiranku untuk menjadi seorang Dewa sepertinya, entah darimana pikiran itu berasal

"Maka dengan ini, namamu menjadi Archen Von Kageneck. Sampai jumpa hingga pertannyaan pertamamu"

"Tu-tunggu dulu!!"

Episodes
1 Chapter 1: An Offer To Take, A Decision To Make
2 Chapter 2: Desire that made this World on Fire
3 Chapter 3: The Only Ones who Have Enemy is a Nation
4 Chapter 4: There's reason why
5 Chapter 5: Luck! a little bit of Miracle.... but mostly Luck!!
6 Chapter 6: Back to School?
7 Chapter 7: They say its Reckless, I saw its a Thermopylae on the Seas
8 Chapter 8: New Enemy Beyond the Horizon
9 Chapter 9: What a Hell of a Shot
10 Chapter 10: Downgrade
11 Chapter 11: Sound of the Game Changer
12 Chapter 12: The End and Another Beginning
13 Chapter 13: Exactly The Same
14 Chapter 14: The Demon for Us All
15 Chapter 15: Back to where I Belong
16 Chapter 16: Fifteen Started, Eighty Returned
17 Chapter 17: D-Day
18 Chapter 18: Cowards Tactic? Nah, its Nomad's
19 Chapter 19: Resolute Resolution
20 Chapter 20: An Empire to Lead
21 Chapter 21: Change is Hard to do, yet a Must for Greater Good
22 Chapter 22: To Main Objective i Sail on my way Now
23 Chapter 23: With one Way or Another
24 Chapter 24: The Empire, long Divided, must United
25 Chapter 25: Ain't No One who can Expect this
26 Volume 2 : Like A Dream
27 Chapter 26: That Fantasy Dream of Mine
28 Chapter 27: Magic, Mana, and all Around it
29 Chapter 28: Until Death do us Part
30 Chapter 29: Even a Wonderland still has Shadow
31 Chapter 30: A Legacy to Last the Ages
32 Chapter 31: Until, in God's Good Time
33 Chapter 32: Third Piece of Eleven
34 Chapter 33: I Beg your Pardon
35 Chapter 34: How can man Die better than Facing its Fearful Odds?
36 Chapter 35: Those who Never change their Mind, Never change Anything
37 Chapter 36: Im but your Humble Servant
38 Chapter (-) : We have come Far
39 Chapter (-) : When the Colours Fade
40 Chapter (-) : Matter of Manner
41 Chapter (-) : Door into the Dark Room
42 Chapter (-) : Prima Causa
43 Chapter (-) : Green Light
44 Chapter (-) : Deal with the Devil
45 Chapter (-) : Resetting the World
46 Chapter 37: Spare no Effort
47 Chapter 38: One Step at a Time
48 Chapter 39: Deafening Silence
49 Chapter 40: Winning and Ruling aren't the Same
50 Chapter 41: We Shall Never Surrender!
51 Chapter 42: Shot Heard Round The World
52 Chapter 43: Superpower's Greatest Enemy
53 Chapter 44: There's no Trick, Unless you Saw it
54 Chapter 45: Death Before Disarmament? Granted.
55 Chapter 46: Pride that result in Betrayal
56 Chapter 47: Show of Strength
57 Chapter 48: Ex Terra, Scienta
58 Chapter 49: Divide and Conquer
59 Chapter 50: Engines of War
60 Chapter 51: One Small Step for Great Journey of Ours
61 Chapter 52: Every War is Different, Every War is the Same
62 Chapter 53: Painfully Slow
63 Chapter 54: Gathering the Storm
64 Chapter 55: The Backwater of Yesterday, The Superpower of Tomorrow
65 Chapter 56: Grand Battleplan
66 Chapter 57: War is Hell
67 Chapter 58: Death is like The Winters Chill
68 Chapter 59: Hence The Battle Start
69 Chapter 60: Fortune Favors The Bold
70 Chapter 61: Alea Iacta Est
71 Chapter 62: Fish Looking for the Ocean
72 Volume 3: Brightest Continent
73 Chapter 63: Shrimp Among Whales
74 Chapter 64: Si Vis Pacem, Para Bellum
75 Chapter 65: Wind and the Waves, Roaring in Angry Rages
76 Chapter 66: Quatrain of Seven Steps
77 Chapter 67: The Dragon and The Lion
78 Chapter 68: Place in The Sun
79 Chapter 69: Those Kingdom, They not more than a Sand Castle
80 Chapter 70: You can't Reason with a Tiger when your Head is in it's Mouth
81 Chapter 71: Conquer We Must, As Conquer We Shall
82 Chapter 72: For Without Victory, There Can Be No Survival
83 Chapter 73: Shameless Warrior, Great General
84 Chapter 74: Nobody Wants to Die a Hero's Death
85 Chapter 75: No More Autarky Soon
86 Chapter 76: What're a Sons of Men, But as Leaves that Drop at the Wind's Breath
87 Chapter 77: This But a Scratch
88 Chapter 78: Blood, Toil, Tears, and Sweat
89 Chapter 79: One Cannot Fight With Empty War Chest
90 Chapter 80: Ich Hab Die Nacht Geträumet
91 Chapter 81: He Travel The Fastest Who Travel Alone
92 Chapter 82: In The Footsteps of Great Men
93 Chapter 83: A House Divided Against Itself Cannot Stand
94 Chapter 84: There's no Shame in Deterrence
95 Chapter 85: Word to The Wise
96 Chapter 86: Someone From History
97 Chapter 87: Ah, Those Brave Souls...
98 Chapter 88: If You're Going Through Hell, Keep Going!
99 Chapter 89: Down to Gehenna or Up to The Throne
100 Chapter 90: Living at The Point of a Gun
101 Chapter 91: Above the Clouds
102 Chapter 92: In a Moment of Weakness We Stumbled, But Will Not Falter
103 Chapter 93: A Breakthrough Maybe
104 Chapter 94: Worst Scenario
105 Chapter 95: If Nothing is Impossible, One Knows no Limit
106 Chapter 96: If One Knows no Limit, One may Rule an Empire Someday
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Chapter 1: An Offer To Take, A Decision To Make
2
Chapter 2: Desire that made this World on Fire
3
Chapter 3: The Only Ones who Have Enemy is a Nation
4
Chapter 4: There's reason why
5
Chapter 5: Luck! a little bit of Miracle.... but mostly Luck!!
6
Chapter 6: Back to School?
7
Chapter 7: They say its Reckless, I saw its a Thermopylae on the Seas
8
Chapter 8: New Enemy Beyond the Horizon
9
Chapter 9: What a Hell of a Shot
10
Chapter 10: Downgrade
11
Chapter 11: Sound of the Game Changer
12
Chapter 12: The End and Another Beginning
13
Chapter 13: Exactly The Same
14
Chapter 14: The Demon for Us All
15
Chapter 15: Back to where I Belong
16
Chapter 16: Fifteen Started, Eighty Returned
17
Chapter 17: D-Day
18
Chapter 18: Cowards Tactic? Nah, its Nomad's
19
Chapter 19: Resolute Resolution
20
Chapter 20: An Empire to Lead
21
Chapter 21: Change is Hard to do, yet a Must for Greater Good
22
Chapter 22: To Main Objective i Sail on my way Now
23
Chapter 23: With one Way or Another
24
Chapter 24: The Empire, long Divided, must United
25
Chapter 25: Ain't No One who can Expect this
26
Volume 2 : Like A Dream
27
Chapter 26: That Fantasy Dream of Mine
28
Chapter 27: Magic, Mana, and all Around it
29
Chapter 28: Until Death do us Part
30
Chapter 29: Even a Wonderland still has Shadow
31
Chapter 30: A Legacy to Last the Ages
32
Chapter 31: Until, in God's Good Time
33
Chapter 32: Third Piece of Eleven
34
Chapter 33: I Beg your Pardon
35
Chapter 34: How can man Die better than Facing its Fearful Odds?
36
Chapter 35: Those who Never change their Mind, Never change Anything
37
Chapter 36: Im but your Humble Servant
38
Chapter (-) : We have come Far
39
Chapter (-) : When the Colours Fade
40
Chapter (-) : Matter of Manner
41
Chapter (-) : Door into the Dark Room
42
Chapter (-) : Prima Causa
43
Chapter (-) : Green Light
44
Chapter (-) : Deal with the Devil
45
Chapter (-) : Resetting the World
46
Chapter 37: Spare no Effort
47
Chapter 38: One Step at a Time
48
Chapter 39: Deafening Silence
49
Chapter 40: Winning and Ruling aren't the Same
50
Chapter 41: We Shall Never Surrender!
51
Chapter 42: Shot Heard Round The World
52
Chapter 43: Superpower's Greatest Enemy
53
Chapter 44: There's no Trick, Unless you Saw it
54
Chapter 45: Death Before Disarmament? Granted.
55
Chapter 46: Pride that result in Betrayal
56
Chapter 47: Show of Strength
57
Chapter 48: Ex Terra, Scienta
58
Chapter 49: Divide and Conquer
59
Chapter 50: Engines of War
60
Chapter 51: One Small Step for Great Journey of Ours
61
Chapter 52: Every War is Different, Every War is the Same
62
Chapter 53: Painfully Slow
63
Chapter 54: Gathering the Storm
64
Chapter 55: The Backwater of Yesterday, The Superpower of Tomorrow
65
Chapter 56: Grand Battleplan
66
Chapter 57: War is Hell
67
Chapter 58: Death is like The Winters Chill
68
Chapter 59: Hence The Battle Start
69
Chapter 60: Fortune Favors The Bold
70
Chapter 61: Alea Iacta Est
71
Chapter 62: Fish Looking for the Ocean
72
Volume 3: Brightest Continent
73
Chapter 63: Shrimp Among Whales
74
Chapter 64: Si Vis Pacem, Para Bellum
75
Chapter 65: Wind and the Waves, Roaring in Angry Rages
76
Chapter 66: Quatrain of Seven Steps
77
Chapter 67: The Dragon and The Lion
78
Chapter 68: Place in The Sun
79
Chapter 69: Those Kingdom, They not more than a Sand Castle
80
Chapter 70: You can't Reason with a Tiger when your Head is in it's Mouth
81
Chapter 71: Conquer We Must, As Conquer We Shall
82
Chapter 72: For Without Victory, There Can Be No Survival
83
Chapter 73: Shameless Warrior, Great General
84
Chapter 74: Nobody Wants to Die a Hero's Death
85
Chapter 75: No More Autarky Soon
86
Chapter 76: What're a Sons of Men, But as Leaves that Drop at the Wind's Breath
87
Chapter 77: This But a Scratch
88
Chapter 78: Blood, Toil, Tears, and Sweat
89
Chapter 79: One Cannot Fight With Empty War Chest
90
Chapter 80: Ich Hab Die Nacht Geträumet
91
Chapter 81: He Travel The Fastest Who Travel Alone
92
Chapter 82: In The Footsteps of Great Men
93
Chapter 83: A House Divided Against Itself Cannot Stand
94
Chapter 84: There's no Shame in Deterrence
95
Chapter 85: Word to The Wise
96
Chapter 86: Someone From History
97
Chapter 87: Ah, Those Brave Souls...
98
Chapter 88: If You're Going Through Hell, Keep Going!
99
Chapter 89: Down to Gehenna or Up to The Throne
100
Chapter 90: Living at The Point of a Gun
101
Chapter 91: Above the Clouds
102
Chapter 92: In a Moment of Weakness We Stumbled, But Will Not Falter
103
Chapter 93: A Breakthrough Maybe
104
Chapter 94: Worst Scenario
105
Chapter 95: If Nothing is Impossible, One Knows no Limit
106
Chapter 96: If One Knows no Limit, One may Rule an Empire Someday

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!