NovelToon NovelToon

The Sended

Chapter 1: An Offer To Take, A Decision To Make

Elf, Dwarf, dan semua fantasi itu sekejap hilang setelah aku membuka mataku. Adalah kipas angin yang berputar perlahan yang aku lihat saat ini, aku baru bangun dari tidur yang sangat enak itu dan dihadapkan dengan kenyataan pahit dengan kondisiku sekarang

Aku beranjak dari tempat tidurku, berjalan melewati ruangan yang sudah seperti kapal pecah yang mana tidak lain dan tidak bukan adalah kamarku. Kamarku ini penuh dengan sampah yang tertumpuk sedari aku tinggal disini, sehingga bisa dibayangkan saja aku yang sudah tinggal selama 3 tahun ini.

Untuk berjalan ke kamar mandi saja, aku harus melompat-lompat menghindari sampah yang ada. Bahkan sesekali aku menginjak sampah yang tajam dan bahkan terjatuh, tetapi aku dapat berdiri kembali dan melanjutkan perjalananku ke kamar mandi.

Beruntungnya aku memiliki kamar mandi dalam sehingga tidak perlu keluar untuk membersihkan diriku ini. Aku membasuh wajahku yang terlihat lemas karena begadang semalam, lalu aku menyikat gigiku secara perlahan.

Setelah itu, aku menyiram rambutku sambil memikirkan hal-hal apa yang akan kulakukan hari ini. Lalu aku teringat akan sebuah janji,

"Benar juga, hari ini adalah hari pertandinganku ya....."

Yap, pada hari inilah kemampuanku sebagai 'yang tidak terkalahkan' dalam game berjudul Old World, sebuah game dengan genre Grand Strategy yang basicnya sama seperti para pendahulunya. Aku adalah salah satu veteran dari game pendahulunya ini yang rilis bernama Total Empires yang berlatar kekaisaran Jepang pada masa Sengoku Jidai.

Lalu Grand Strategy adalah genre dimana player menjadi pemimpin sebuah negeri, player harus bisa mengatur negeri tersebut dengan sumber daya yang ada yang sudah dikelompokan seperti makanan, uang, dan tenaga manusia.

Yang terakhir adalah Game Old World sendiri, game ini bertema dunia sebelum abad masehi, yakni berlatar pada perang Punisia pertama dan akan tamat ketika sang player benar-benar menguasai dunia.

Pada game yang cukup realistis ini, membangun Romawi tentunya lebih mudah dibanding membangun suku Germania atau mungkin suku di Afrika, aku sendiri lebih suka dengan tantangan jadi biasanya aku memilih negeri dengan kesulitan paling tinggi.

Fitur yang diunggulkan adalah fitur pertempurannya, itu terasa sangat realistis bahkan jauh melebihi pendahulunya

Contohnya, bahkan hanya dengan unit kecilpun player bisa menghadapi lawan dengan jumlah yang lebih besar apabila digunakan dengan tepat. Banyak formasi unik yang dihadirkan berbeda oleh masing-masing negeri yang dipilih

Fiturnya memang begitu, tapi ada juga fitur custom battle dimana kita dapat menentukan pasukan apa yang akan kita pakai dan pasukan apa yang akan musuh pakai

Begitulah bagaimana cara turnamen ini berlangsung, custom battle.

Pertandingan kali ini adalah antara aku dan sang juara selama dua tahun ini, banyak sekali player yang berantusias melihat pertandingan kali ini. Bahkan website Old World sendiri akan menampilkan pertandinganku dengan sang juara secara langsung

Banyak juga siaran langsung di youtube tentang pertandingan ini. Hal itu sangat mungkin karena sang juara sudah bertahan selama dua tahun dengan gelar itu, namun gelar "yang tidak terkalahkan" milik ku ini sudah bertahan semenjak game pertama rilis.

Maka jika disimpulkan, juara bertahan Old World melawan juara bertahan game genre Grand Strategy. Bukankah itu sangat menarik? Diantara keduanya, pasti salah satu akan kehilangan gelar "juara bertahan"

Cara bertarung Old World dasarnya masih sama persis seperti pendahulunya, Infantry unggul atas Ranger, Kavaleri unggul atas Infantry, dan Ranger mereka unggul atas Kavaleri. Namun, semuanya juga perlu didukung kondisi yang tepat

Ranger akan diuntungkan jika melakukan serangan dari jauh, tetapi ketika Kavaleri menerjang mereka langsung maka keadaan akan berubah dengan cepat. Begitu juga dengan Kavaleri apabila mereka menerjang Infantry yang sudah berformasi maka tidak akan berguna, malah buang-buang unit namanya

Kondisi lain yang kumaksud adalah mental pasukan yang sangat berpengaruh dalam pertempuran. Hal ini sering aku manfaatkan dalam game grand strategy.

Tetapi untuk memahami formasi terbaik, aku membaca banyak buku tentang itu. Diantaranya adalah kisah Alexander agung, perang Punisia pertama sampai ketiga, dan kisah tiga kerajaan.

.

Aku kembali dari kamar mandi dengan handuk yang masih ada di kepalaku, lalu aku duduk di tengah ruangan dimana komputer ku berada. Komputer ini adalah komputer yang sama dengan saat aku bermain Total Empire dulu, aku hanya menambah komponen-komponen untuk mengimbangi game zaman sekarang

Kalau dipikir lagi, seluruh komponen mulai dari hardware hingga softwarenya sudah berbeda dari saat aku beli pertama kali, jadi apakah itu masih komputer yang sama atau komputer yang benar-benar berbeda? Itu adalah paradoks kapal Theseus.

Yang lebih penting, pertandingan akan segera dimulai. Sang juara memiliki akun youtube yang digunakannya untuk siaran langsung, biasanya ia sangat percaya diri kepada para penontonnya yang mencapai angka ribuan ketika siaran langsung, namun berbeda dengan sekarang

"Aku merasa sangat gugup saat menghadapinya,"

Kalimat itu baru pernah keluar dari mulut sang juara selama ia melakukan siaran langsung di youtube, dia mengusap kedua tangannya dan kemudian memegang mouse serta keyboardnya,

"Baiklah, mari kita lakukan,"

Pertandingan dimulai disebuah padang pasir tanpa tempat untuk bersembunyi, medan ini mengurangi kemampuan kejutan yang biasa aku gunakan. Tetapi begitu pula dengan sang juara, ia tidak akan dapat melakukan serangan Cavalry kejut seperti yang biasa ia lakukan

Sang juara sangat mahir dalam menggunakan Cavalry, benar-benar orang yang harus diakui dalam kemampuannya itu

Tetapi aku sudah menyiapkan rencana sebelumnya. Alasanku begadang semalaman adalah untuk mencoba menggunakan beberapa taktik melawan komputer dengan unit dominan Cavalry, akhirnya aku mendapat sebuah taktik terbaik

Kerajaan yang sang juara pilih adalah Macedonia, kerajaan ini dikenal karena formasi Infantry bernama Phalanx yang dapat menahan pergerakan musuh secara total. Namun sebenarnya Cavalry mereka lah yang menjadi kunci kemenangan Alexander Agung, Companion Cavalry

Raja Alexander agung tak diragukan lagi membawa infantry terbaik, kavaleri terbaik, dan ranger terbaik untuk melawan Persia. Akan tetapi dalam turnamen ini kami dibatasi dengan hanya boleh menggunakan 6.000 koin emas

Untuk mengerahkan banyak kavaleri companion, sang juara harus merelakan formasi Phalanx yang menjadi inti pasukan Macedonia. Sebenarnya ada empat jenis infantry Phalanx dengan harga yang berbeda di unit kerajaan itu dalam game, namun karena ia memakai terlalu banyak kavaleri Companion maka ia harus memakai pasukan Phalanx termurah

Meskipun begitu, Phalanx tetaplah sebuah formasi yang harus dihindari baik unit mahal maupun murah. Tetapi masalah utamanya ada pada Companion

Karena itu inilah rencananya, aku perlu unit Archery yang cukup banyak dengan jangkauan paling luas, lalu aku perlu pasukan Infantry bertipe Sword, dan untuk kavaleri aku perlu Range Cavalry

Untuk itu, aku harus menggunakan negara yang terkenal karena kemampuan Range Cavalry yang murah dan infantry swordsman yang terkenal. Begitulah aku memilih suku Lusitania, mereka hidup di semenanjung Iberia atau Hispania yang kini berdiri negara Spanyol dan Portugal

Mereka memang memiliki perlengkapan yang buruk seperti negara dengan trait suku lainnya, namun tetap saja, ini rencana sempurna

Kavaleri companion akan benar-benar dibatasi pergerakannya karena unit ini, formasi Phalanx memang kuat menahan Infantry namun tidak dengan serangan jarak jauh. Apalagi unit yang dipakai sang juara adalah unit termurah

Aku sudah menang sejak aku membeli pasukanku ya.....

Itu yang kupikirkan saat ini

Pertempuran berjalan seakan berada dibawah kendaliku, perlahan tapi pasti pasukan sang juara aku kikis jumlahnya. Dia juga berhasil mengepung satu unit berisi 120 prajurit swordman miliku, tapi itupun sesuai rencana

Ya.... sampai sang juara melakukan sebuah pergerakan yang nekat, ia mengirim semua kavaleri companionnya kearah unit range miliku. Ini merupakan taktik bodoh yang briliant, companion adalah kavalry dengan ketahanan yang baik sehingga dapat menerima beberapa gelombang panah sebelum mental mereka turun

Aku agak terkejut melihatnya, tapi sebenarnya ini cara terbaik untuk melawan formasiku, sayangnya semua hal sudah ku antisipasi

Komputer Easy juga melakukan hal yang sama saat berada pada posisi sang juara, ia tidak segan-segan mengerahkan semua unit companionnya pertama untuk menerjang unit range ku. Jadi aku sudah tahu cara untuk mengatasinya

Caranya yaitu dengan mengorbankan unit Range Cavalry ku dengan menghadapi Companion langsung mereka. Saat mereka bertarung maka unit range akan menembaki Companion dan unit Range Cavalry ku secara bersamaan.

Kehilangan sekitar 100 prajurit Range Cavalry untuk membungkam seluruh keunggulan Cavalry mereka bukanlah harga yang mahal kan?

"Checkmate."

Kehilangan Range Cavalry bukan berarti banyak bagiku, namun kehilangan Companion itu berarti segalanya bagi sang juara

Ada lagi satu fitur yang kumanfaatkan pada game Old World, yaitu tentang friendly fire. Disini, entah bagaimana anak panah dari unitku akan lebih rendah kemungkinan friendly fire nya daripada kemungkinan terkena musuh

Jadi meski pertahanan Range Cavalry lebih rendah dari Companion Cavalry, mereka gugur dalam waktu yang sama dibawah anak panah Ranger ku

Selanjutnya aku mengirim Infantry untuk membuat barisan dibelakang pembantaian itu, tujuannya untuk menahan Infantry musuh yang dibatalkan formasi Phalanx nya untuk membantu Companion mereka

Ketika tidak dalam formasi Phalanx, Infantry mereka akan bertarung menggunakan pedang. Itu berarti pasukan kami akan beradu ketangkasan dalam berpedang, dan bisa dibayangkan saja siapa yang akan menang, soalnya pasukanku ini khusus di bidang Swordman

Karena sudah pasti menang, aku melihat siaran langsung yang dilakukan sang juara. Dia hanya diam membisu tanpa mengatakan apapun bahkan tidak lagi menggerakan mousenya

Komentar yang ada pun sepertinya sudah tahu siapa pemenangnya, mereka mulai meninggalkan siaran langsung sang mantan juara itu

"Victory"

Tulisan itu muncul di tengah layarku, dengan ini maka satu lagi game Grand Strategy sudah ku kuasai dalam artian menjadi yang terbaik

Aku merenggangkan kedua tanganku ke atas dan mencoba untuk berdiri namun kakiku sangat kaku karena duduk terlalu lama, saat sudah bisa berdiri, aku menuju dapur untuk mencari makan bila masih tersisa

Ternyata hanya ada stok mi instan yang masih satu dus di lemari ya... kalau begitu aku akan memakannya

Setelah 3 menit ku rebus, aku meniriskannya dan menyajikannya dalam piring yang sering kugunakan, lalu aku mengaduknya agar bumbunya meresap

"Baiklah, untuk kemenangan ku!!"

.

Tiba-tiba saja semua benda maupun suara disekitarku terhenti, warna semua barang pun berganti hanya menjadi hitam dan putih. Lalu sebuah suara tidak jelas seperti saluran TV yang rusak muncul

Suara itu muncul sebelum akhirnya didampingi suara lain, kali ini suara manusia kurasa

"Kemampuan seperti itu akan lebih cocok kamu gunakan untuk kepentingan lainnya,"

Suara itu berasal dari segala arah dari ruanganku, aku menghadap kesana sini untuk mencari sumber suara yang pasti namun tidak kutemukan,

"Siapa kamu?"

"Aku adalah Dewa, tetapi bukan atas dunia ini. Aku kemari untuk memberimu pilihan menuju duniaku,"

Dia menawariku untuk berganti server huh? Tetapi kalau dipikir lagi dengan keras, memang dunia ini sepertinya sudah tidak lagi menerimaku. Aku tidak bisa menyalahkan dunia nya sih... Tapi memang terkadang ada orang yang tidak cocok saja

Telah lama rasanya aku dibuang oleh dunia, meski aku memiliki prestasi dalam bidang ini tapi rasanya sangat hampa. Namun apakah di dunia lain miliknya akan berbeda?

Apakah diriku juga dapat berubah?

Yah, kurasa hanya ada satu cara untuk mengetahuinya

"Baiklah aku menerima tawaranmu"

"Tidak seperti dugaanku, kamu lebih mudah dibujuk ternyata,"

Seluruh tubuhku tiba tiba terangkat melawan gravitasi dengan sendirinya sehingga saat ini aku sedang melayang diatas tumpukan sampah yang belum sempat kubersihkan

"Akan kujelaskan secara singkat mengenai peraturannya, kamu akan kuberi 5 kesempatan hidup kembali bila kamu mati dimana pada setiap kesempatan kamu boleh bertanya kepadaku sebanyak 3 kali"

"5? Memangnya apa tujuanku disana?"

Aku mulai memikirkan hal aneh-aneh, yang kumaksud adalah menguasai dunia itu. Lalu terlintas dipikiranku untuk menjadi seorang Dewa sepertinya, entah darimana pikiran itu berasal

"Maka dengan ini, namamu menjadi Archen Von Kageneck. Sampai jumpa hingga pertannyaan pertamamu"

"Tu-tunggu dulu!!"

Chapter 2: Desire that made this World on Fire

Yang semula aku melayang beberapa centimeter di udara, kini aku terjatuh secara perlahan kembali keatas tanah, namun di tempat yang benar-benar berbeda. Selama beberapa saat aku membeku di tempat, aku masih tidak percaya kalau ini nyata.

.

.

.

Sang Dewa memindahkan Archen ke sebuah jalan dimana di samping kanan dan kirinya terdapat lahan pertanian gandum yang sangat luas, jalan ini agak sepi dengan hanya beberapa kereta kuda saja yang berlalu-lalang.

Siapa yang tidak bingung pada situasi ini? begitulah juga yang dialami Archen, baru lah dia mengingat apa yang dirinya pikirkan beberapa saat yang lalu, soal menguasai dunia yang merupakan hobinya dalam game juga.

"Ehem! sebelum itu, mari kita nikmati dulu dunia fantasi ini,"

Ia berjalan menyusuri jalan ditengah lahan gandum yang luas itu, sembari berpikir atas fantasi yang ada pada mimpinya semalam yang kini menjadi kenyataan

"Ah! Mungkin itu sebuah pengelihatan ya?!" Katanya berbicara sendiri dengan semangat

Sebelumnya, dia bermimpi tentang dirinya yang dikerubungi banyak wanita cantik dari berbagai ras. Archen sangat berharap untuk dapat mewujudkannya disini, jadi dia ingin segera menemukan kota

Akan tetapi semakin lama dia berjalan, semakin luas pula ladang gandum di samping kanan dan kirinya. Dia mulai berjalan tidak beraturan karena sudah kehilangan semangat dan staminanya

"Bukankah seharusnya aku memiliki sebuah status yang kuat?! Apa-apaan stamina seorang neet ini?" dia mengutuk dirinya sendiri

sembari terus mengoceh, Archen melanjutkan jalannya, ia bahkan sudah tidak lagi menatap lurus ke depan karena sinar matahari membuat matanya sakit. dia melihat kearah kakinya, mencegah matanya terkena sinar matahari langsung

Tapi apapun yang dia lakukan saat ini tentu tidaklah cukup untuk menghilangkan panasnya matahari yang menjadi masalah utama bagi Archen. Sudah dua jam dirinya berjalan tanpa melihat objek selain gandum yang selalu menyertainya selama datang ke dunia ini

"Arggh!! Aku sudah muak! Ada apa dengan dunia fantasi ini?!"

ketika berteriak inilah Archen juga pada akhirnya kembali menatap kedepan, dan disana terdapat sebuah pos yang nampak seperti tempat istirahat. Oleh karena itu Archen berlari dan segera berteduh dibawah pos kecil disamping jalan tersebut

Napasnya sangat berat, keringatnya keluar deras dari sekujur tubuhnya, pandangannya menjadi buram akibat terkena sinar matahari terlalu lama. Benar-benar pengalaman pertama dan buruk baginya

Selama beberapa saat Archen duduk diam memikirkan apa yang dirinya rencanakan tadi, ia bahkan tidak sadar sama sekali bahwa ada sebuah kereta kuda yang berhenti didepan pos tersebut

Seorang pria paruh baya turun dari kereta itu, nampaknya dia adalah sendirian ingin mengantar beberapa hasil panen ke kota terdekat

"Anak muda, ini hari yang panas ya...."

Archen sontak terkejut karena sejak tadi dia masih melamun memikirkan masa depannya.

"Y-ya...." jawabnya gugup

Kakek itu tertawa dan mengingat masa mudanya, dia mulai bercerita bahwa pada masa mudanya dulu dirinya sangat senang karena dapat menjadi seorang petani di negara itu

Cuaca yang hangat membuat negara itu makmur dalam segala bidang. Semua pekerjaan menjadi lebih mudah sehingga banyak juga lowongan pekerjaan yang ada

"Dahulu menjadi petani bukanlah hal yang sulit, tetapi sekarang sudah lain lagi ceritanya," katanya

Archen terus menatapnya, mendengarkan ceritanya sembari memahami sebenarnya apa yang terjadi pada dunia fantasi ini.

Negara bangkit dan hancur seperti halnya kastil pasir di tepi pantai. Setiap kali sebuah sesuatu berjaya, yang lain melihatnya dengan penuh iri dan menginginkan kejayaan ini untuk diri mereka sendiri, negara juga seperti itu

Peperangan berkobar di seluruh dunia guna merampas kejayaan dan kemakmuran tersebut, yang menjadi target utama tentu adalah negara dengan tingkat kemakmuran tinggi seperti negara tempat Archen berada sekarang

Akibatnya perang sudah berlangsung selama 17 tahun lamanya dan akan terus ada hingga entah kapan, hingga manusia terakhir dikerahkan mungkin. Banyak sekali sumber daya yang terkuras untuk perang ini, memaksa para petani dan pekerjaan serupa untuk bekerja lebih keras dengan hasil yang jauh dari kata normal

"Tanpa mempertimbangkan kalau perang membuat udara menjadi terlalu panas untuk menanam sesuatu, banyak tumbuhan yang mengalami gagal panen dan mereka masih menuntut harga murah untuknya," lanjut keluh nya

Kakek itu bercerita sambil mengipasi dirinya sendiri menggunakan topi jerami yang ia pakai

"Meskipun pemerintah terus mengeluarkan surat kabar perihal kemenangan di banyak pertempuran, tapi semua orang tahu bahwa perang ini adalah sesuatu yang tidak dapat kami menangkan," lanjutnya lagi

Dan sepertinya apa yang kakek ini ceritakan memang benar adanya. Karena kemakmuran negara ini, ada 4 negara di 3 front yang berbeda, ingin merebut kemakmuran itu

Negara ini membagi tiga pasukannya ke masing-masing front yang berbeda dan meski begitu mereka dapat bertahan selama 17 tahun ini

saat mendengar cerita itu, Archen punya ide

"Kek, biarkan aku membantumu," kata Archen

Archen hanya ingin menumpang untuk dapat pergi ke kota tanpa berjalan lagi, tapi dia tidak mau meminta bantuan begitu saja

"Baiklah anak muda, naiklah ke belakang," jawab sang kakek

Mereka melanjutkan perjalanan ke tujuan yang sama dimana Archen tidak tahu sama sekali, tapi yang pasti adalah mereka sedang menuju kota

Perjalanan ke kota tujuan rupanya memakan banyak waktu menggunakan kereta kuda ini, sekitar 5 jam untuk sampai ke gerbang kota. Archen yang memang sangat kelelahan itu pun tertidur diatas jerami dibelakang kereta kuda, jadi sang kakek membangunkannya

"Anak muda, kita hampir sampai," kata sang kakek, mengagetkan Archen

"Hwahh....!"

Archen menguap dan dengan mata yang setengah terturup itu dia melihat ke depan. Nampak sebuah kota yang cukup besar sedang mereka tuju, ini adalah tujuan akhir kakek tersebut

"Baiklah anak muda, saatnya bekerja,"

"Ah sial....."

Pekerjaan yang menggunakan kekuatan sangat tidak cocok untuk Archen. Karena kemampuannya sama seperti pada dunia sebelumnya, dia tidak dapat melakukan pekerjaan berat. Mulutnya hanya asal berbicara untuk dapat tumpangan kesana.

Namun apa yang dia tabur harus dia tuai, dengan susah payah dirinya mengangkat karung demi karung hasil panen kakek tersebut

"ah..... ini sangat berat...." kata Archen setelah hanya menurunkan dua karung

Sang kakek hanya tertawa, dia juga menjelaskan bahwa inilah perbedaannya masa muda dulu dengan Archen. Kakek itu bersikap sangat baik pada Archen seperti pada cucunya sendiri

Bahkan setelah selesai melakukan sedikit pekerjaan di kota, ia membayar Archen dengan beberapa lembar kertas bertuliskan angka 2 sebanyak lima lembar. Padahal bantuan Archen tidak berarti apapun

Setelah berterimakasih, Archen meminta pertolongan terakhir kepada sang kakek

"Tolong jelaskan mengenai kota ini," sebelum dia pergi

Sang kakek tentunya cukup terkejut, karena rupanya jalan sebelumnya adalah jalan untuk menuju kota ini, jadi dia menyadari kalau Archen berjalan tanpa tujuan saat itu

Kakek itu berusaha menjelaskan sedetail mungkin

Kota ini bernama Riga, salah satu kota pesisir di Utara yang memiliki ekonomi cukup baik. Kakek itu sering menjual hasil panennya di kota ini karena disinilah harga terbaik yang dapat ia terima diantara kota-kota terdekat lainnya

Archen dapat memahami perkataan kakek itu dengan mudah, dirinya segera berterimakasih untuk yang kedua kalinya sebelum bertanya lagi yang membuat sang kakek kali ini sangat terkejut mendengar pertantaannya

"Eto.... apa nama negara ini?" tanya Archen

"A-anak muda, apa kamu kehilangan ingatanmu? Atau jangan-jangan panas matahari yang menghilangkannya?" kata kakek itu khawatir

Namun Archen menatap kakek itu serius, dan melihatnya membuat Kakek tidak bertanya lebih jauh dan menjawab pertanyaan Archen.

Germanica, sebuah negeri yang berada di tengah berdua dan diapit empat negara besar di segala mata angin, serta beberapa negara kecil lainnya. Lokasinya membuat cuaca disana tidak terlalu dingin, tetapi juga membuat negara sekitarnya iri

Faktanya dari semua tetangga Germanica, hanya satu yang tidak bergabung dalam aliansi untuk melawan Germanica

Pertama ada Francia di Barat, kerajaan tua yang berdiri kokoh selama ratusan tahun. Kedua ada Dacia di Utara, menghantui perbatasan Germanica. Yang ketiga adalah yang paling serius yakni Federasi Nonna di Timur

Mereka memiliki luas wilayah paling besar begitu juga dengan kekuatan militer berdasarkan personir, tapi negara itu belum stabil karena merupakan negara baru yang berdiri dibawah seorang diktator kejam

Satu lagi adalah Kerajaan Britannia, meski tidak memiliki perbatasan langsung namun angkatan laut Britania adalah yang terkuat dari semuanya, hal ini membuat Germanica tidak bisa melakukan perdagangan dengan baik dengan dunia luar.

"Begitu rupanya.... kalau begitu sekali lagi aku berterimakasih," kata Archen untuk yang ketiga kalinya

Kali ini dia menunduk kepada sang kakek, membuatnya lagi-lagi tertawa dan segera pergi meninggalkan Archen karena urusan mereka telah selesai

Archen melihat kereta kuda sang kakek pergi menjauh dan tak lagi terlihat diantara luasnya lahan gandum.

Setelah kepergian sang kakek ini, Archen berjalan-jalan di sekitar kota Riga. Yang ia pikirkan adalah ramainya kota itu bahkan nampak dari setiap sudutnya, meski perang berkobar pun beberapa kota masih dapat memiliki Kemauan hidup yang tinggi di Dunia Dalam Api ini.

Setelah berkeliling kesana kemari, ada satu yang Archen pahami,

"Sepertinya, ini bukan dunia fantasi yang ada dalam mimpiku,"

Archen mengambil napas dalam-dalam dan melepaskannya yang diiringi nada putus asa, tanpa sadar matahari sudah berada diatas kepalanya lagi. Hari itu tidak jauh berbeda dengan kemarin, hanya ada panas

Karena terik matahari yang sama, Archen kembali berjalan tidak jelas dan hanya bisa menatap kakinya lagi untuk menghindari sinar

Archen tak menyadari adanya suara gelombang yang terpecah akan sebuah benda yang mendekat, dan itu adalah sebuah kapal perang yang akan berlabuh di dermaga tersebut

Saat jarak kapal sudah sangat dekat dengan dirinya, Archen baru melihat ke samping kanan dan berteriak terkejut melihat kapal yang sangat besar didepan matanya. Ia menyangka bahwa kapal itu akan menabraknya padahal kapalnya sudah berhenti

Di samping dermaga, turunlah kru dari kapal tersebut menggunakan sebuah tangga. Mereka mulai mendirikan sebuah tenda di salah satu dermaga, didepan tenda itu mereka pasangi sebuah papan bertuliskan, "Perekrutan Awak Kapal"

"Hah? Memangnya ini tahun berapa?!"

Chapter 3: The Only Ones who Have Enemy is a Nation

Sudah lama semenjak kedamaian pergi dari dunia ini, mulai banyak orang yang mendambakannya kembali. Tak terkecuali para generasi muda yang terus dipaksa untuk mengabdi kepada negara mereka masing-masing

Mulai muncul demonstrasi besar di tiap-tiap negara yang berperang, dimana berakhir pada kekerasan oleh pihak pemerintah. Disisi lain, Germanica merupakan sebuah negara Demokrasi, bukan sebuah monarki seperti musuh-musuhnya

Sebuah sistem pemerintahan yang baru hadir saat revolusi dulu di Germanica. Dulu, Germanica merupakan salah satu kerajaan yang berdiri dari banyaknya kerajaan di benua Barat.

Lalu pada suatu saat, terjadi sebuah gelombang revolusi di seluruh benua karena munculnya ideologi baru ini, demokrasi. Beberapa negara besar pada akhirnya menyerah pada ideologi monarki lama mereka seperti Germanica dan Federasi Nonna, sementara Britannia mencapai kesepakatan pembagian kekuasaan antara Raja dan parlemen. Disisi lain, yang masih mempertahankan ideologi monarki mereka adalah Francia.

Revolusi besar yang terjadi kala itu membuat kedudukan raja Germanica saat lengser bersama kerajaannya.

Demokrasi, sebuah sistem pemerintahan baru yang dipilih untuk menggantikan sistem monarki saat itu oleh para petinggi revolusi. Ternyata sistem ini membuat negara Germanica lebih makmur lagi dan salah satu kekuatan dunia yang baru.

Melihat keadaan ini, Raja Britannia merancang sebuah cara untuk menghancurkan kekuatan baru tersebut. Ia menciptakan sebuah konspirasi besar yang berakhir pada perang tiada akhir ini

Bahkan ketika dia sudah meninggal, rencananya masih terus berjalan sesuai kehendaknya dan bawahannya

Britannia, merupakan musuh terkuat Germanica di lautan. Meski tidak berbatasan langsung dengan Germanica, Britannia merupakan kerajaan dengan angkatan laut terbaik di dunia

Setelah Britannia ada Francia, sebuah kerajaan yang berbatasan langsung dengan Germanica di Barat. Kerajaan ini sudah menjalani hubungan yang buruk dengan pendahulu Germanica sejak lama, mereka adalah bangsa yang tangguh di daratan

Meski beberapa kali dikalahkan pendahulu Germanica, mereka percaya dapat mengalahkan Germanica yang sekarang karena dinilai lemah. Apalagi dengan sistem Demokrasinya yang dianggap remeh oleh mereka karena mereka berhasil menghancurkan revolusi besar dulu, Francia yakin akan menang dalam perang ini bersama sekutu-sekutunya.

Dacia merupakan negara yang berada di Utara Germanica, kerajaan ini sudah menjadi kerajaan boneka Britania sejak lama. Raja mereka setuju untuk bersama Britania dan Francia melawan Germanica yang secara militer tidak memiliki sekutu

Yang terakhir adalah Federasi Nonna di Timur yang merupakan negara dengan wilayah terbesar di dunia, mereka adalah musuh tersulit Germanica. Saat ini ada sekitar 200.000 tentara yang bertarung di front Timur, sementara hanya ada 100.000 tentara yang terbagi di front Barat dan front Utara

Jumlah yang sangat besar itu juga alasan mengapa kota yang ditempati Archen saat ini hanya berisikan orang-orang tua

.

.

.

Aku menaruh cangkir teh ku dan membaca koran kembali. Saat ini aku berada di sebuah restoran dekat pelabuhan dan sedang menikmati makan siang termewah sejauh ini

Hmm, jadi Lucca di Selatan juga tidak ikut melawan Germanica

Sebenarnya aku masih bingung tentang perekrutan yang terjadi tadi, bukankah seharusnya tidak ada yang namanya perekrutan seperti ini? Jadi aku memikirkannya sambil makan siang. Aku duduk di dekat jendela dan melihat kearah tenda perekrutan itu

Sebuah barisan panjang sudah terlihat sedang mengantri untuk masuk dalam tenda tersebut, tentu saja aku terkejut dan sampai tersedak makananku, Untung saja aku juga memesan secangkir teh

Huh?! Apa itu?!

Memangnya banyak yang berniat masuk dalam militer ya? Bukankah sudah banyak terjadi demonstrasi dimana-mana?

Pertanyaan-pertanyaan mulai muncul dikepalaku, apakah rakyat benar-benar ingin perang berhenti?

Tiba-tiba seorang pria duduk didekatku dan dirinya mulai mengobrol bersamaku. Ia memberitahu tentang apa yang terjadi sebenarnya

"Memangnya kamu berasal dari negara seperti apa sampai tidak tahu tentang perang ini?", ia mulai mengejek ku

Aku hanya tertawa canggung menanggapinya

"Dalam perang ini, kita bertindak sebagai pihak yang bertahan. Kita bukan pihak yang menyatakan perang lebih dahulu"

Itu membuat sebuah perbedaan dalam pikiranku. Ya benar saja, memangnya ada negara yang menyerahkan negaranya secara begitu saja ketika diserang? Bahkan negara kecil sekalipun pasti akan melawan walaupun diserang oleh negara besar sekalipun.

Kasus serupa juga dialami oleh negara Finlandia saat masih menjadi negara baru. Perang Musim Dingin atau Winter War dilancarkan Soviet yang kala itu sudah menjadi negara besar

Meskipun sangat lemah jika dibandingkan Soviet, Finlandia tetap berusaha bertahan.

Tapi... Kalau dipikir-pikir lagi Austria menyerah kepada Jerman tanpa perlawanan sedikitpun ya...?

Ugh... Ya sudah lah, yang penting itu maksudku adalah semua negeri punya kehormatannya masing-masing.

"Apa kamu tertarik ikut dalam militer?", pertanyaan itu tiba-tiba keluar dari mulut pria tadi selagi aku memikirkan jawaban sebelumnya

Aku yang kala itu sedang minum teh, spontan saja menyemburkan tehku di dalam cangkirku, membuat wajahku penuh dengan cipratan cairan teh itu

Untung saja ada sebuah kain yang diberi pihak restoran untuk membersihkan mulut sehabis makan, aku menggunakannya untuk mengelap wajahku

"Hah? Kenapa kamu berpikir seperti itu?", tanyaku

"Yah.. kamu masih muda, biasanya anak muda senang hal-hal seperti ini", jawabnya

Memangnya ada yang senang dengan peperangan?

.

.

Dalam pikiran Archen masih ada hasrat untuk menjadi Dewa, untuk mencapainya ada beberapa jalan yang mungkin bisa dipilih oleh Archen. Untuk mengetahuinya, Archen menggunakan kesempatan bertanya miliknya yang pertama

"Aku ingin bertanya, Dewa!"

Situasi yang sama seperti yang terjadi di kamar Archen sebelumnya terulang lagi, kegiatan dan waktu terhenti, semua warna dunia berubah menjadi hitam-putih

"Ya, tanyakan saja", suara dengan nada datar yang sudah dua hari Archen tidak dengar itu muncul kembali

Kala itu, Archen benar-benar sudah membulatkan tekadnya untuk menjadi Dewa. Namun sepertinya jalan yang harus dilaluinya tidak lah enteng, mungkin saja dirinya harus mengalahkan Dewa yang sekarang terlebih dahulu

"Aku ingin bertanya, bagaimana caraku agar dapat menjadi seorang Dewa?", tanya Archen langsung pada intinya

Sang Dewa diam selama beberapa saat, suasana hening mulai menyelimuti sekitaran Archen. Kali ini tidak ada suara seperti saluran tv rusak yang mengiringi suara Dewa, jadi saat itu benar-benar hening

Setelah beberapa saat, sang Dewa akhirnya menjawab pertanyaan itu

"Ada sebuah cara.... Kuasai Dunia Ini, itu cara yang paling mungkin untuk kamu lakukan saat ini", jawabnya masih dengan nada datar

Archen tersenyum mendengarnya, ia mulai memikirkan cara-cara yang mungkin dalam waktu yang singkat itu

"Terima kasih", kata ini menjadi akhir kesempatan pertama Archen untuk menemui Dewa

Setelah itu, keadaan kembali lagi seperti sedia kala.

"Hei nak, apa kepalamu baik-baik saja?" tanya pria itu

Semua orang di restoran juga menatap kearah Archen. Tentu saja kan? Soalnya dia tiba-tiba berseru, "Aku ingin bertanya, Dewa!" begitu.

Archen menjadi malu sendiri.

Lalu pria didekat Archen itu mulai mengoceh tentang jabatan di militer dan keadaan disana menjadi normal kembali.

Archen berhenti makan dan memperhatikan pria itu saat dirinya membicarakan tentang jabatan angkatan laut

Laksamana adalah jabatan tertinggi dari pasukan angkatan laut, ialah orang yang memimpin seluruh unit laut milik negara Germanica. Archen mendengarkan itu dan melihat ke arah kapal perang yang bersandar di dermaga

"5 kali kesempatan hidup huh..? Kenapa tidak kucoba saja..", hati kecilnya mulai tertarik dengan menjadi prajurit angkatan laut, dan cara tercepat adalah melalui perekrutan itu

Saat itu hari sudah sore, matahari yang sangat panas tadi mulai kembali sejuk seperti pada pagi hari yang membuat Archen memutuskan keluar dari restoran dan menuju ke tenda perekrutan

Seperti yang dilihat Archen dari dalam restoran, antrian itu memang sangat panjang. Tetapi selama Archen mengantri, ia terus melihat wajah putus asa keluar dari tenda itu. Mungkin mereka semua ditolak oleh sang kapten

Waktu yang dibuang Archen untuk mengantri adalah sekitar dua jam, selama ini pula warna langit mulai berubah menjadi jingga. Lalu, giliran Archen tiba untuk melakukan wawancara dalam tenda itu.

Saat membuka tirai pertama, Archen disambut oleh seorang marinir yang kelihatan ramah namun sudah kelelahan mengurusi banyaknya orang yang mendaftar. Archen dimintai tanda tangan dan ditunjukan arah untuk wawancaranya.

Tira kedua pun dilewati oleh Archen. Saat itu, Archen sudah berpikir bahwa ada sesuatu yang tidak beres

Aura yang sangat mengintimidasi keluar dari seseorang yang adalah kapten dari kapal itu. Ia memiliki rambut hitam panjang yang berantakan, menggunakan topi dan memiliki lencana di bajunya

Ia duduk dibalik meja dan terus menatap Archen dengan tatapan mengerikan itu yang membuat Archen tidak tenang, dari perawakannya dapat dipastikan bahwa dirinya seorang wanita. Meskipun begitu, ia tetap saja mengerikan

Archen menelan ludahnya sendiri. dengan seluruh kekuatannya, Archen melangkah maju mendekati kapten mengerikan itu

"Berhenti disana prajurit!!"

Bulu kuduk Archen seketika berdiri semua, tubuhnya langsung tegap dan memandang lurus kedepan

"Yes ma'am", kata itu spontan keluar dari mulut Archen

Tetapi nampaknya sang kapten tidak terlalu senang dengan jawaban spontan ini, mengira bahwa Archen adalah mata-mata Britannia, jadi dia mengambil pistol di laci meja dan mengarahkannya kepada Archen

"Sialan, apa kamu mata-mata Britania?", kata kapten membentak

"Tidak-tidak, A-aku... Bu-bukan", Archen tidak bisa berkata-kata dengan jelas saat itu

Lalu Archen menarik napas dalam-dalam dan melepaskannya, dia terlalu banyak bernapas seperti itu akhir-akhir ini. Namun berkat hal itu, Archen dapat berbicara normal lagi dan meluruskan kejadian tadi

"Aku mempelajarinya dari buku, kurasa ini akan berguna untuk karir militerku nantinya", jawab Archen

Si kapten nampaknya menyukai jawaban Archen, ia menurunkan pistolnya dan duduk kembali. Lalu ia mengambil sebuah kertas di laci lainnya dan mulai menuliskan sesuatu di atasnya

Kemudian dia memanggil ajudannya yang ada didepan untuk menyerahkan surat itu kepada akademi militer di dalam kota

"Selamat, kamu kuterima di dalam kapalku. Sekarang istirahatlah, besok adalah keberangkatan kita"

"Baik terimakasih kapten"

Dari sini, usaha pertamaku untuk menjadi Dewa dimulai... Tapi bukankah ini terlalu mudah?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!