BiRahi Cinta Milikku
Malam minggu..
Malam yang begitu syahdu dengan raungan motor yang slalu padat d setiap sisi jalan, malam yang selalu di nanti setiap semua orang, mengakhiri rutinitas melelahkan yang disebut kerja dalam satu minggu.
Dengan ditemani sang kuda besi, Seorang wanita cantik nan aduhai sedikit menekan gasnya agar lebih cepat melesat sampai tujuan.
Tidak lama terdengar ponsel miliknya bergetar buruh buruh dia menepikan motornya.
"Hmmm iya?"
"Dimana? lama banget"
Tanya perempuan di seberang sana, sedikit meninggikan intonasi suaranya.
"Masih dijalan mungkin sebentar lagi"
Jawab wanita yang tengah fokus dengan kuda besinya, sesekali melihat jam di pergelangan tangannya.
"Buruan ewok.. " mode galak.
clik, seraya panggilan yang terputus
iish !
Dia pikir aku punya kekuatan super dede wuuuusss 💨 melesat tanpa repot dengan antrian orang yang setia dengan lampu 3 warna 🚥 batin wanita itu dalam hati.
Nyatanya memang selalu sama melihat barisan kuda besi yang hampir penuh, sedikit membuat sesak entah mau kemana meraka menghabiskan waktunya.
Terlihat banyak pasangan muda dalam posisi yang sedikit alay, bahkan acap kali terlihat remaja yang disinyalir sebagai cabe cabean 🌶 dengan suara khasnya.
woii .. biasa aja dong kalo bawah motor, duit masih minta aja belagu.
_________________
Blue Cafe
Pukul 20.45
Sudah menjadi agenda rutin berkumpul dengan teman seperti ini, selain bisa menghilangkan stres yang berlebih hal semacam ini juga bisa menjadi sugesti baik untuk diri sendiri dan orang disekitar kita.
" Hmmm sendiri aja Tante yang lain mana?"
Tanya seseorang yang baru datang, sambil duduk begitu saja dihadapan perempuan yang disinyalir berstatus Janda tersebut.
Perempuan yang dimaksud hanya diam acuh sambil melirik sebentar setelahnya lanjut dengan kegiatannya.
Si kampret kayak gak punya tanggungan dosa, untung temen kalau bukan udah gue lubangin nih
Batin perempuan itu.
"Lagi ke ATM depan, tuh .. loe pesan aja dulu.. kita tadi udah pesen duluan"
Jelas Mira.
Pekerjaan yang tiada habisnya membuat sebagian dari mereka membuang seluruh beban dengan berkumpul bersama teman sahabat keluarga bangkan teman rasa enak. my be
Menghilangkan rasa penat dengan obrolan obralan yang kadang kurang berfaedah (Gibah). Oh God ! bisa gitu yaa makhluk bernama perempuan.
Dan disinilah mereka tempat tongkrongan lumayan nyaman, cukup membuat kantong dompet bisa tersenyum hingga akhir bulan.
Walau terkadang harus menelan pil pahit lantaran gajian harus diundur, tapi yakinlah cuma indomie yang menjadi penyelamat para penghuni rumah petak persegi.
Nampak dari kejauhan dua perempuan yang bejalan kearah meja kami, terlihat sedikit lelah dari gestur tubuhnya tapi mereka tetap terlihat masih cantik seperti biasa meskipun baru pulang kerja.
Cih ! dasar perempuan cukup touch up dan praatt.. preettt.. semprot minyak wangi bisa mengembalikan aura kecantikannya.
"Kesel deh punya bos minim akhlak...
...gimana bisa cari cowok kalau di bikin sibuk terus padahal lahan cery gue lama gak di siram" Lanjutnya.
Seru perempuan yang terlihat sedikit tertutup dari cara bepakaiannya, sesaat dia dan satu temannya sudah iku bergabung didalam satu meja.
Dia Nina satu satunya wanita berhijab diantara kami, itu pun kadang lepas pakai sedikit lugu tapi percayalah, isi otaknya sungguh persis rumus matematika yang semakin d pikir semakin ggrrrr.
Cih obrolan tidak befaedah di mulai !
"Memang lelaki yang waktu itu kemana ? gak jadi lagi "
Tanya Lily yang satu juga berstatus sama dengan Mira, janda.
"Nope, pusing gue"
"Hmmm.. memang kenapa ?"
Tanya Lily seraya mengerutkan keningnya.
"Lupa arah lubangnya kali ? apa pipa paralonya mampet jadi gak bisa nyembur itu air"
Seru Mira tergelak geli.
Ish.!
Janda yang punya tubuh sedikit pendek tapi Ia selalu bangga akan aset masa depannya. WOW ! segede apa sih?
Begitupun dengan Lily, wanita berparas cantik berkulit putih yang selalu bikin bagian bawah para lelaki nyeri dibuatnya, tapi ia serasa masa bodoh dengan itu.
Hidup matinya hanya untuk keluarga khususnya untuk putra tampannya Albi.
Cantik dan seksi, bukanlah jaminan hidup bahagia, bahkan di usia 27 tahun dia harus di takdir kan menjadi janda.
It's ok Lily gak butuh di kasihani, dia cukup kuat kok
Bahkan Mira aja yang berbeda setahun dari Lily udah jadi janda tiga kali.
"Yaaaaa Bereng...sek!"
Seru lantang Caca dengan gebrakan kuat diatas meja, dengan mata yang mulai merah menyala dan tangan yang terkepal kuat.
Astaga tuh mulut.. belum perna di masukin Terong dua ribuan kali
Oh god
"Dasar tua bangkotan, mau coba main main.. belum perna ngerasain di patahin itu batang tombaknya"
Lanjutnya dengan deruh nafas berapi api, bak seperti banteng yang siap menyerang.
"Kenapa.. si daddy jajan lagi ?"
Tanya Mira dengan sudut bibir yang terangkat tipis.
Oh shi..t
Sial.! berani berulah gue blender itu tombaknya !!
Rutuk Caca dalam hati kemudia dia mulai mencoba berdiri dari duduknya dengan perasaan yang masih mendidih ingin begegas menemui sang kekasih.
"Eeh.. mau kemana?"
Cegah Nina sambil mencekal pergelangan tangan Caca.
Tanpa perduli dengan temannya, Caca melepaskan cekalanya dan melesat pergi begitu saja dari sana dengan diikuti oleh Nina yang nampak panik dibuatnya.
Cih ! dasar bucin
Apa enaknya sih ? main sama bandot tua memang bisa tahan lama, kalau nanti pas lagi enak enaknya tiba tiba turn off uwaaaaa....
Aku fikir Caca memang punya fantasi yang berbeda, jadi sangsi sendiri cara mainnya
Yaah Mira, apa sih yang loe fikirin.
"Lo jadi kunjungan ke kantor pusat ? kata Pak Hari setiap divisi harus ada wakilnya, gue fikir Bu Ika bakal milih loe buat pergi"
Ujar Mira sambil menyisir tempat parkir sesaat setelah ke pergian dua temannya, mereka memutuskan untuk pulang juga.
"Belum tahu, kemungkinan Pak Hari juga punya pilihan sendiri"
Lily menjawab sembari tangannya meraba isi dalam tasnya, mencari kunci motor miliknya.
"Oke langsung balik nih ?"
"Hmmm iyaa capek gue pengen rebahan"
"Buruh buruh banget yakin rebahan saja.. gak sambil mainin yang di bawakan"
Seru Mira diiringi gelak tawa.
"Anjaaaaiii.. !! bisa aja lo baca pikiran gue hahaha"
Aahh sial.!
Batin Lily sambil memasang benda bulat berstandard SNI, dan mulai menyalakan kuda besinya.
"Lo pikir gue buta, dari tadi mata lo gak lepas dari meja nomer enam, cowok hot made lokal"
Jawab Mira seraya menaik turunkan alisnya.
"Sure baby, buat bunga sebelum tidur biar nyenyak boboknya"
Hiisss... dasar Janda jala.ng gat.el lo"
Gerutu lirih Mira.
"Gue denger ewok ! sepertinya lain kali gue harus nyobain tuh minum susu dalam toilet"
Seru lantang Lily di atas kuda besinya yang mulai perlahan berjalan menjauh sampai hilang di persimpangan jalan.
Hah.! kok bisa dia tahu? apa tadi gue.. tapi kan tadi..
Batin Mira.
_________________
EPILOG.
*S**esaat sebelum Lily bertemu temannya..
Di dalam toilet*
" Sialan tuh mobil, buta apa supirnya"
Gerutu Lily sambil membersikan bajunya yang kotor terkena cipratan air.
"Awas aja kalau sam.. ."
Ucapan Lily terhenti seketika saat dirinya mendengarkan sesuatu, dia fikir suara apa itu?"
Sambil mencoba menajamkan pendengarannya seraya menaikkan ujung alisnya.
"Hmm yaa.. terus sayang.. aahh"
"Hmm ini begitu membuat gila baby.. oh.."
"Ssstt sayang.. aahh jangan di gigit"
Oh shi.t
Umpat Lily.
Sesaat sebelumnya...
Tidak jauh dari depan meja Order here.
" Upss maaf"
Kata Laki laki tersebut.
"Yaaa it's oke "
Ucap Mira cepat.
"Itu kamu, hemm jadi basah"
Kata LeLaki itu sambil menelan salivanya, pandangnya ke arah da..da Mira yang basah karna tumpahan minumannya.
"Hmmhh basah.. karna kamu"
Ucap Mira lirih bagaikan gerak slow motion, Mira membersikan bajunya yang semakin di tekan semakin terlihat jelas si bulat nan waw ! itu.
Hah.
Apa dia sengaja melakukannya
Hm itu membuat aku gila
Oh shi.t
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments