Resah Melanda

Kantor Cabang

AR Grup

09.15

Kebutuhan hidup semakin kesini semakin menggila dibuatnya, apalagi harga sembako saat ini Oh God.

Bener bener gilaaaa... parah sih !

Dampak melejitnya harga itu seketika membuat barisan mak mak duduk antri di depan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dengan gejala yang sama, tekanan darah tinggi.

Dan kabar buruknya lagi, jika tidak segera ditangani dengan benar itu bisa menyebabkan serangan penyakit stroke.

What ?

Yang bener saja ! aku masih muda ini

Pekik Lily dalam hati.

Gak bisa.. gak bisa.. Lily harus semangat bekerja bila perlu lembur tiap hari, bertindak loyalitas demi mencari muka.

Bukankah semuanya demi cuan

Batin Lily.

"Hei.. bengong aja"

Tiba tiba teman satu tim Lily datang mengejutkan nya, dengan membawa setumpuk kertas yang disinyalir akan membuat otak meraka lumpuh untuk beberapa waktu kedepan.

"Sialan ! apa sih ganggu aja"

Jawab Lily cepat.

"Ada panggilan noh, dari Bu Ika cepet gih samperin"

"Oh, oke"

Lily bicara cepat seraya bejalan menuju pintu persegi yang akan membawanya ke ruang bosnya dilantai tiga.

Terdengar suara seseorang dari dalam ruangan yang mepersilakan masuk, sesaat setelah Lily beberapa kali mengetuk pintu.

"Permisi ibu panggil saya?"

Tanya Lily basa basi seraya melangkah kan kakinya lebih dalam sampai tepat di hadapan bosnya.

"Hem silakan duduk Lii"

Eh?

"Terimah kasih Bu"

Tumben di kasih duduk biasanya dikasih kotbah batin Lily.

"Lii kamu pasti sudah mendengar kalau beberapa staf pekerja di beberapa divisi akan diutus salah satunya pergi kekantor pusat untuk membahas mengenai laporan perusahaan akhir akhir ini, jadi saya fikir akan menunjuk kamu sebagai perwakilan dari divisi kamu"

Ah mukanya serius gitu, mana berani nih mulut bersua, Tidaaak !!

"Biak Bu"

Jawab Lily cepat.

Hening.!

Sebelum melanjutkan bicaranya, terdengar wanita paruh baya itu menghela kasar nafasnya.

"Kamu tahu, saya sendiri juga belum paham kenapa sampai kita harus kesana Lii, tapi satu hal yang harus kamu tahu, pembahasan kali ini akan sedikit lebih rumit karna langsung dibawah kendali pemilik AR Grup"

Hmmm jadi begitu alasannya

Wanita paruh baya itu sedikit memperbaiki posisi duduknya untuk bersandar di kursi kerja seraya melipat kedua tangannya.

"Saya harap laporan kamu beserta tim tidak mendapatkan masalah saat di sana, kita akan berangkat nanti sore jadi kamu cepatlah berkemas"

Pungkasnya cepat pertanda perintah tidak ada penolakan.

"Baik Bu saya akan siapkan semuanya, saya pastikan semuanya sesuai dengan harapan Ibu"

"Hmmm kembali lah"

"Baik kalau begitu saya permisi Bu"

Belum sempat jari tangan lentik milik Lily menyentuh hendle pintu terdengar suara intruksi dari belakang.

"Setelah makan siang kamu tidak perlu kembali ke kantor, pulanglah persiapkan keberangkatan kamu"

Hah.!

"Ah i..iya Bu"

Dengan langkah yang sedikit oleng Lily kembali ketempat kebesaranya yang selama ini telah berhasil membuat tebal isi kartu atm nya.

Keresahan jelas terlihat menyelimuti hati Lily saat ini bekerja keluar kota meninggalkan putranya.

Aaaah... gimana nih??

Sambil meremas rambut nya sesekali mengacak acak, sekali difikir dua kali berfikir dan tiga kali.. pikirannya seketika koma dan butuh penanganan

Hah

Untuk sesaat Lily hanya bisa menghela kasar nafasnya.

Batinnya jelas ingin menolak karena tidak mau meninggalkan barang seharipun putranya.

Tapi realitanya menjadi single parent membuat dia berani mengambil keputusan demi memberi kehidupan layak untuk putranya.

Walau acap kali banyak mulut pantat panci yang salalu mengatainya yang bukan bukan, padahal mata peliharaannya lah yang selalu membuat Lily merasa jijik dibuatnya.

Apa mereka gak sadar diri, orang laki lakinya gak ada bagus bagusnya lemak dimana mana sampek nungging tuh perut.

Ish jangankan melihat ngelirik aja nih mata gak sanggup

oke stop ! fokus kerja

Nikmati kesendirian dengan kebebasan

Yaaaaa semangat

Pekik Lily dalam hati.

 

 ______________________

Mansion Arbianzu

Jakarta xxxxxxx

pukul 15.15

...Hanya visual guys...

Terlihat seorang laki laki tengah menuangkan minuman ke dalam gelas kaca setelah sedikit menggeser ke arah laki laki yang tengah duduk didepan yang tengah sibuk dengan pekerjaanya.

Dengan gaya dan aura khasnya, laki laki itu secara pelahan mengangkat gelasnya menyesap minumanya terlihat sesekali mengerutkan keningnya bahkan memijat pelan ujung pelipisnya.

"Aku fikir bukankah itu sedikit berlebihan ?"

Laki laki itu bicara sembari melemparkan bekas ke atas meja, sedikit menggeser tubuhnya agar bisa bersandar dipunggung kursi sofa.

Lelah.!

Iya.. dia lelah yang luar biasa karna baru satu jam yang lalu Ia tiba di Indonesia, dan langsung di sibukan dengan masalah perusahaan.

"Sudah bisa aku tebak laki laki tua itu sengaja mengirim aku kesini"

Lanjutnya sembari memejamkan matanya.

"Tuan tidak perlu cemas, saya yang akan mengurus semuanya"

Jawab laki laki yang berdiri disisi kanan sofa.

"Hmmm.. Apa gadis itu sudah datang ?

Laki laki itu bertanya seraya mengendurkan dasinya.

"Belum Tuan mungkin sebentar lagi, Apa Tuan memerlukan sesuatu ?"

Ujar Laki laki satunya.

Alih alih perduli, Laki laki itu bangkit dari duduknya, melangkah menjauh mendekati anak tangga tepat di ujung dengan sang asisten yang senantiasa berada di sisinya.

...Hanya visual guys...

Dengan gagah penuh kharisma Arzu mengayunkan kaki menaiki satu persatu anak tangga.

Tepat diujung anak tangga ketiga Arzu menghentikan langkahnya dengan suara bariton khas seorang Tuan muda mengintruksi sang asisten pribadi.

"Kembalilah, istirahatkan tubuh mu barang sejenak aku tidak akan keluar lagi sebelum waktu makan malam tiba"

Setelah berkata nada perintah Arzu melanjutkan langkahnya ke atas menuju kamar pribadinya.

"Baik Tuan muda, selamat beristirahat"

Jawab cepat sang asisten seraya membungkukan tubuhnya.

Begitulah resiko menjadi sekretaris merangkap asisten pribadi, tiada waktu barang sejenak untuk Me Time.

Harus selalu siaga setiap saat karna itu syarat mutlak menjabat asisten pribadi bos besar.

Ingin rasanya Dikhal kembali saat masih remaja, mengulang watu menikmati menjadi anak SMA.

Bagaimana rasanya bolos sekolah, dihukum lari keliling lapangan dan banyak lagi yang bisa Ia lakukan.

Tapi realitanya tidak seperti angannya saat kecil, berkat kepintaran yang Dikhal miliki, dia dijadikan murid beasiswa yang dinaungi oleh Arbianzu R grub.

Menjalankan pendidikan nya hingga mendapat gelar Master disalah satu Universitas di Benua Eropa, suatu prestasi yang tidak perna Ia impikan sebelumnya.

Hah.

Akhirnya aku bertemu dengan permadani empuk 🛌 nikmatnya

Masih terus tenggelam dengan kenikmatanya tiba tiba ponsel berbunyi, dengan sedikit malas Dikhal menggeser tubuhnya merai ponsel di atas nakas.

Tiba tiba dirinya mengerutkan keningnya saat melihat siapa yang tengah menghubunginya.

"Hallo Nona"

"Kal katakan ke Arzu aku akan tiba dirumah sebelum jam makan malam"

Ucap gadis diseberang sana.

"Hmm apa ada masalah?"

"Aku lupa harus ke bandara, bukankah mereka akan tiba sore ini ?"

"Baiklah, apa kamu sendiri?"

"Nope.. aku bersama uncle Shan"

Yaa

"What ? siapa kamu bilang, uncle Shan"

Pekik Kal dengan nada terkejut.

"Hmm iya apa ada masalah?"

Jawab gadis di seberang sana dengan nada bingung.

"No, cepat selesaikan tugasmu dan kembalilah sebelum makan malam"

Clik. tanpa menunggu gadis itu menjawab dia langsung memutuskan sambungan teleponya.

Dia fikir kenapa terasa begitu sangat tiba tiba sekali dia disini, apa ini yang di maksud oleh Tuan besar.

Mencurigakan.!

Batin Kal seraya melangkah ke kamar mandi untuk membersikan diri dengan fikiran tidak menentu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!