Setelah jam makan malam...
Hotel xxxxx
Jakarta
Bisa diliat hotel mewah dengan segala fasilitas menyerupai rumah sultan yang perna Ia lihat di media online.
Mulai dari kamar tamu kamar tidur bahkan kamar mandi semuanya begitu membuat matanya tidak mampu berkedip.
Seketika membuat jiwa miskin janda satu anak itu meronta ronta, bayangkan dirinya tidur disini bukankah ini seperti mimpi.
Wooaaaaa
This is Amazing !
Batin Lily seraya menggeleng gelengkan kepalanya.
"Gue bersih bersih dulu iya, udah lengket banget nih badan"
"Hmm jangan terlalu lama"
Jawab Mira cepat.
Memafaatkan sesuatu kesempatan yang tidak datang dua atau tiga kali adalah satu hal yang patut disyukuri.
Karena pada hakikatnya yang gratis selalu digemari semua orang termasuk dirinya.
Bahkan Lily tidak habis fikir berapa jumlah kekayaan big bosnya, yang mampu memberikan fasilitas mewah selama tiga hari pada karyawannya secara cuma cuma.
Bukankah itu terdengar gila, bisa bisanya dia melakukanya horang kaya ma bebas
Sesaat setelah membersihkan diri dan bergantian dengan Mira, dirinya mencoba mempersiapkan beberapa berkas pekerjaannya.
Sedikit mempelajari kalau kalau ada sesuatu yang kurang untuk audit keesokkan harinya.
Sambil sesekali dirinya berselfi ria,
Cekrek.. cekrek.. cekrek.. hmmm kapan lagi yaa kann
Punya moment kesempatan yang bagus, posting foto di media sosial belagak sedikit sombong, menjadi horang kaya bukan masalah kaannn.
Gila bisa bisanya aku gak tahu malu kayak gini
Rutuk Lily dalam hati.
"Kenapa lo senyum senyum sendiri, otak mulai oleng"
Cih ! ganggu aja
"Gue hanya merasa kapan jadi Nyonya muda AR Grup"
Dan seketika sebuah bantal menghantam wajah Lily, dia yang begitu terkejut tidak siap untuk menghindar dari serangan, hanya bisa mengumpati temannya yang selalu saja membuat dirinya keki setengah mati.
Oh shi.t
"Bisa bisanya dia gak tahu malu, emang lo siapa punya apa lo dasar Janda gak tahu diri"
Omel Mira sesaat melihat temannya yang lagi lagi masah bodoh dengan perkataannya.
Walau terkadang selalu bersitegang dengan temannya tapi dirinya punya cara tersendiri dengan cara pertemanan mereka.
Karna Mira tahu antara dirinya dan Lily mempunyai sesuatu hal yang tidak bisa dipahami oleh orang lain.
Begitu saling membutuhkan dan saling ketergantungan, bolehkah dirinya merasa bersyukur memiliki teman sepertinya?
Disaat dirinya begitu hancur akan hidupnya, masa depan yang jauh dari impiannya nasehat nasehat Lily lah yang selalu ada di setiap langkahnya.
Kita sama, loe gak perna sendiri, loe pasti bisa
Hiduplah dengan baik, gue selalu nemenin loe, kita sama sama melawan kehidupan yang memuakkan ini
Perempuan itu selalu ada untuk dirinya, walupun dirinya tahu hidupnya tidak lebih berat dari perempuan itu.
Hanya saja Lily mampu membawa hatinya begitu baik, sampai dirinya acapkali dibuat heran dengan sikapnya.
Kamu perempuan hebat, dan selalu mempunyai cara membuat aku kagum dan iri hati
Batin Mira.
"Kita lihat saja, dia tidak akan bisa menolak pesona Janda ini"
Ucap Lily dengan banggah seraya merebahkan tubuhnya bersiap berlayar ke pulau mimpi.
"Hmmm..
Semoga kamu mendapatkan kebahagianmu kali ini, teman
Gumam Mira setelahnya memejamkan matanya dan mengikuti Lily berlayar ke pulau mimpi.
__________
Masih di jam makan malam...
Masion Utama
Arbianzu
Derap langkah kaki seorang laki laki terdengar begitu kontras seirama menuju ruang tengah.
Dimana disana terdapat sebuah meja besar dikelilingi beberapa kursi serta terlihat berbagai macam hidangan tertata begitu apik dan rapi di meja tersebut.
...
...Hanya visual ya huys...
Dengan pelan dan pasti laki laki itu menghempaskan tubuhnya duduk dengan begitu berkarisma di kursi meja makan paling ujung.
Meraih kain merah di sisi kanan tangannya, dengan gerakkan cepat menghempaskan nya lalu menutupi bagian bawahnya.
Sesaat kemudian salah satu pelayan perempuan yang sedikit berumur mulai mendekat, mulai menuangkan minuman kedalam gelas kaca disisi kanannya.
"Kamu sudah membereskan semuanya?"
Tanyanya pada laki laki yang berdiri disisi kirinya sebelum dirinya memulai acara makan malamnya.
"Sudah Tuan, sesuai keinginan anda"
Jawab laki laki itu cepat.
"Hmmm duduklah Kal, kita bisa mendapatkan makan malam bersama"
Perintahnya kepada laki laki yang benama Kal.
"Baik Tuan"
Jawab Dikhal ragu ragu tapi tak urung juga dirinya mendudukkan tubuhnya disisi kiri tuannya.
"Dimana Safira?"
Tanya sang tuan.
Alih alih menjawab, suara seseorang mengejutkan dirinya dari arah belakang.
"Aku ada disini"
Ucap seorang gadis melangkah kan kakinya perlahan ke depan membuat pandangan kedua laki laki yang berada di meja makan seketika mengarah padanya.
"Apa kamu begitu merindukanku sayang"
Tanya gadis itu seraya melesatkan ciuman dipipi kiri dan kanan kepada laki laki yang dipanggilnya sayang.
"Kamu sedikit terlambat Baby"
"Ah aku minta maaf untuk itu, bisa kita mulai makan malamnya"
Gadis bernama Safira berbicara cepat kearah dua laki laki yang ada di hadapannya seraya duduk disisi kanan laki laki tersebut.
Dengan sedikit menjentikan jari tangannya beberapa pelayan mulai mendekat dan mulai melanyani ketiga orang yang berada di meja makan.
Mereka bertiga memulai makan malamnya dengan nikmat dan dalam keheningan.
Pasalnya sang Tuan muda tidak menyukai pembahasan apapun saat sedang menikmati makanannya.
Karna itu sama halnya dirinya tidak bersyukur dan tidak meghargai rizki yang sudah Tuhan berikan.
Bahkan makan sambil berbicara juga kurang baik karna bisa mengakibatkan seseorang tersedak dengan apa yang tengah di makannya.
Sesaat setelah mendapatkan makan malam ketiganya terlihat duduk santai sambil menikmati hidangan penutup dan segelas hot chocolate.
Sesekali terlihat perbincangan kecil layaknya sebuah keluarga.
"Apa Daddy yang membuat Kak Arzu membuang waktu hanya untuk say miss you denganku?"
Tanya sang adik sambil menyesap pelan minumannya.
"Hmmm Daddy begitu mengetahui bagaimana keadaan anaknya Baby, bukankah itu sebuah bentuk dari perhatian?"
Gadis didepannya seketika tertawa geli mendengar jawaban Kakaknya.
"Oh aku merasa cemburu"
Dan gadis itu semakin keras menertawakan sang kakak.
"Apa ini sebuah ejekan, dia begitu pandai menertawakan seseorang"
Pekik kesal laki laki tampan bernama Arzu, karna melihat sang adik menertawakan sikap orang tuanya yang terlalu ikut campur masalah pribadinya.
"Tidak sayang, aku hanya merasa kesal karna tidak mendapatkan perhatian yang sama"
Jawab Safira cepat seraya menggeleng gelengkan kepalanya.
Ish, dia begitu puas melihat aku dikendalikan seperti ini
Kamu belum tahu ke gilaan Daddy yang di persiapkan untuk kamu sayang
Batin Arzu.
"Apa masalah karyawan sudah selesai semua, aku fikir ini begitu buruk saat mengetahui laporannya"
"Hmmm semua sudah clear, untung ada uncle Shan"
Jawab Safira cepat.
Mendengar nama uncle Shan seketika membuat Arzu mengerutkan keningnya seraya mengalihkan pandangannya.
Menatap sang asisten yang duduk di sebelah kirinya berharap dirinya bisa mendapatkan penjelasan dari asisten pribadinya.
Tapi ternyata respon Dikhal juga sama seperti dirinya.
"Aku rasa aku sedikit salah pendengaran, karna kamu tiba tiba menyebut nama uncle Shan"
Arzu bertanya seraya pandangannya menatap gadis yang duduk di depannya, sambil menaikkan ujung alisnya.
Hah.!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Alghifari Abidzar
nyimak..
2022-03-23
1