Mulai Memahami

"Hmmm apa pekerjaan ini menguras banyak waktumu, kenapa harus melibatkan orang luar di dalamnya"

Arzu bertanya pada gadis yang di depannya, jujur dirinya begitu merasa ada sesuatu yang aneh saat ini.

Dia fikir memang akhir akhir ini perusahaan sedang mengalami penurunan grafik saham, yang mengakibatkan para pemegang saham sedikit berseteru.

Walaupun begitu dirinya mencoba bersikap tenang karena itu hal yang bisa didalam dunia bisnis.

Tapi setelah teringat bahwa sang Daddy sengaja mengirimnya kesini membuat dirinya mulai berfikir tentang banyak hal.

"Hanya kebetulan Kak, bukankah uncle Shan memiliki saham 15% dalam pembangunan proyek di Surabaya"

"Aku fikir itu sudah jelas menjadi jawaban kenapa dia mau terlibat dalam hal ini"

Mendengar jawaban Safira, Arzu hanya menghela nafasnya secara perlahan, tiba tiba fikiranya menjadi begitu buruk.

Apa ada masalah dengan pembangunan nya, kalau iya.. kenapa terjadi dalam situasi seperti ini.

Oh Tuhan

Sepertinya ketakutan terbesarnya yang dia rasakan beberapa bulan ini akan menunjukkan eksitensinya, pasalnya saat ini memang perusahaan sedang berkembang dengan begitu sangat baik.

Apalagi perusahaan yang berada di Indonesia yang sudah mulai dilirik para investor luar negeri, tapi tiba tiba saja semua menjadi sedikit ricuh.

Sepertinya dia sudah harus mulai bergerak saat ini, menyeselaikan semua permasalahan nya dari awal.

"Hmmm entalah hanya saja ini begitu tiba tiba, apalagi saat seseorang yang tadinya hanya berada di balik meja seketika bergerak melakukannya sendiri, itu cukup mengganggu ?"

Mendengar kata demi kata yang keluar dari mulut laki laki didepanya, membuat gadis itu terlihat mengerutkan keningnya sambil menatap wajah kakaknya tersebut.

"Jangan bilang Kakak mencurigainya?"

Tebak gadis itu seolah mengerti apa yang tengah dimaksud kakaknya.

"Itu cukup sulit Safira, Kakak jadi sedikit punya firasat buruk tentang hal ini"

"Hmmm tapi Kak.."

"Berhati hatilah untuk saat ini, jangan percaya dengan hal apapun yang ada di depan kita sebelum mendapatkan kebenarannya.

Arzu sedikit menegakkan tubuh untuk sesaat dan mulai berdiri dari duduknya.

"Beristirahat lah, kita akan selesaikan semuanya mulai besuk pagi"

Tanpa nunggu jawaban gadis tersebut Arzu melangkah menjauh meninggal kedua orang yang masih terdiam ditempatnya dengan fikiran masing masing.

__________

Di Suatu Tempat...

Setelah jam makan malam

Terlihat sebuah mobil mewah secara perlahan memasuki garasi kaca rumah dengan model klasik tersebut, memakirkan dengan begitu hati hati dan sempurna.

Hanya visual ya guys

Nampak seorang laki laki berusia 38 tahun mulai turun keluar dari mobilnya, dan mulai bergerak melangkah masuk kedalam.

Dari kejauhan nampak seorang perempuan yang usianya dibawah sedikit dari dirinya mengembangkan senyum manisnya seraya menata beberapa hidangan di atas meja.

"Kamu terlambat lagi, makan malamnya sudah mulai dingin karna terlalu lama menunggu"

Dengan nada ketus perempuan itu berbicara seolah menunjukkan begitu kesal dirinya karna sudah beberapa hari ini selalu terlambat makan malam karna menunggu laki laki tersebut.

Laki laki itu hanya merespon dengan senyum tipis di balik bibirnya seraya mendekati perempuan depannya.

Memberi pelukkan begitu hangat serta melesatkan ciuman di keningnya seolah menjadi jawaban perminta maafannya.

"Lain kali aku akan datang tepat waktu"

Jawab laki laki tersebut setelah melepaskan pelukkan nya, dan menatap bola mata perempuan yang ada dihadapannya dengan begitu dalam.

"Tidak ada lain kali, besuk kamu harus datang lebih awal Shan"

Tukas perempuan itu seraya membiarkan laki laki yang di panggil Shan itu duduk dikursi meja makan dan mulai melayaninya dengan begitu cekatan.

"Baiklah terima kasih dengan makannya, sekarang mari makan bersama aku sudah sangat lapar"

"Hemmm"

Setelahnya mereka makan dengan begitu nikmat, wanita itu fikir hanya disaat seperti inilah dirinya bisa memiliki waktu bersama dengan sang suami.

Pasalnya sang suami akhir akhir ini begitu sibuk dengan urusan pekerjaannya, apalagi dia berkata kalau ingin pergi ke Indonesia secepatnya demi melihat perkembangan proyeknya secara langsung.

Dirinya yang begitu terkejut dengan rencana suaminya yang begitu mendadak, jelas membuat dia merasa bingung dan bertanya tanya.

Bukankah ini sedikit mencurigakan, kenapa sangat tiba tiba sekali

Hatinya terus di penuhi dengan pertanyaan pertanyaan seperti itu.

Tapi tak urung juga dirinya tetap mengikuti suaminya pergi ke Indonesia, karna dia tidak mau berjauhan barang sedikitpun dengan sang suami.

Siapa tahu dengan begitu secara perlahan dia bisa mencari tahu sebenarnya apa yang tengah terjadi.

"Apa semua baik baik saja, aku fikir kamu begitu sibuk selepas kita tiba disini?"

Akhirnya satu pertanyaan terlontar dari mulut perempuan tersebut, sesaat setelah hampir menyeselaikan makan malamnya.

Nampak sang suami menghentikan gerakkan tangannya menjatukan sendok serta garbu makannya.

Memijat kedua pelipisnya sambil memejamkan matanya barang sejenak setalah nya mengalihkan pandangannya menatap sang istri.

"Apa kamu fikir aku begitu banyak waktu untuk bermain main, aku tidak perna memaksa kamu untuk ikut aku kemari Monic"

Dengan perasaan sedikit kesal, Shan terlihat menghela kasar nafasnya untuk meredam emosinya yang tiba tiba datang menguasai dirinya.

"Aku sudah bilang bukan jangan selalu ikut campur terlalu jauh masalah perkerjaan aku"

"Cukup diam dan lakukan tugasmu"

Monic begitu terkejut dengan reaksi suaminya akan pertanyaannya tadi, dirinya tidak menyangka kalau suaminya akan marah seperti ini.

"Maaf.. aku tidak ada maksud seperti itu, aku hanya khawatir dengan kesehatan kamu saja"

Monic berkata seraya menurunkan mandangannya kebawah dengan tangan yang sedikit gemetar meremas ujung baju kemejanya.

Bukankah terlihat sedikit berlebihan dengan jawaban yang diucapkan suaminya.

Apakah dirinya salah bersikap perhatian terhadap suami sendiri?

Monic hanya bersikap layaknya seorang istri pada umumnya bukan?

Dirinya hanya tidak mau kalau suaminya sampai sakit karna terlalu menfosir pekerjaannya.

Kenapa harus semarah itu

Pekik Monic dalam hati.

"Berhenti bersikap berlebihan, aku cukup tahu apa yang dibutuhkan oleh tubuhku"

"Hmmm baiklah"

Jawab Monic cepat.

Melihat Shan yang berdiri dari duduknya tiba tiba perasaanya menjadi serba salah, karna bisa di pastikan kalau suaminya sudah tidak bernaf.su makan.

"Aku sudah selesai"

Tanpa menunggu jawaban sang istri, Shan melesat pergi naik kelantai atas menuju kamarnya.

Seketika ingatan Monic kembali ke masa lalu, saat dirinya begitu bahagia mendengar papanya menjodohkan dirinya dengan Shan.

Laki laki yang sejak lama berhasil memenuhi seluru hati dan pikirannya, dia mencintai Shan begitu dalam.

Tapi dia harus dihantam satu hal yang menyakitkan bahwa ternyata Shan, laki laki itu ternyata tidak menyetujui perjodohan pada saat itu.

Di malam pertemuan kedua keluarga laki laki itu menolak dengan mentah mentah, dirinya berkata dia tidak bisa menikah dengan gadis yang tidak Ia cintai.

"Aku sudah memiliki gadis pilihanku sendiri, Papa tidak perlu bersusah payah melakukan hal ini"

Shan berbicara di depan orang tuanya, Monic dan orang tua Monic juga.

Mendengar penolakkan dari anaknya, Tuan Miller seketika mengeratkan rahangnya seraya mengepalkan kedua tangannya.

"Papa tidak memintamu memilih Shan, kamu harus menikahi Monic untuk bisa mengantikan posisi Papa di Perusahaan"

Alih alih merespon ucapan papanya, Shan mengalikan padangannya ke arah Monic dengan sorot mata yang sulit di mengerti.

"Kamu menginginkan pernikahan ini, sejak tadi aku tidak mendengar nada penolakkan keluar dari mulut kamu?"

Monic bingung harus menjawab apa, jujur dirinya bahagia mendengar akan menikah dengan Shan tapi penolakkan dari laki laki yang dia cintai jelas membuat dirinya dilema.

Shan yang melihat reaksi Monic seketika paham akan keadaan saat ini.

"*B**aiklah, lakukan pernikahan sesuai keinginan kalian*, tapi jangan menuntut dan mengharapkan apapun kedepannya untuk pernikahan ini"

Setelah berkata seperti itu Shan melesat pergi meninggal kan semua orang.

Kamu begitu sulit untuk di pahami Shan, apa belum ada cinta di hatimu untuk aku ?

Batin Monic.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!