NovelToon NovelToon

BiRahi Cinta Milikku

Obrolan Kurang Berfaedah

Malam minggu..

Malam yang begitu syahdu dengan raungan motor yang slalu padat d setiap sisi jalan, malam yang selalu di nanti setiap semua orang, mengakhiri rutinitas melelahkan yang disebut kerja dalam satu minggu.

Dengan ditemani sang kuda besi, Seorang wanita cantik nan aduhai sedikit menekan gasnya agar lebih cepat melesat sampai tujuan.

Tidak lama terdengar ponsel miliknya bergetar buruh buruh dia menepikan motornya.

"Hmmm iya?"

"Dimana? lama banget"

Tanya perempuan di seberang sana, sedikit meninggikan intonasi suaranya.

"Masih dijalan mungkin sebentar lagi"

Jawab wanita yang tengah fokus dengan kuda besinya, sesekali melihat jam di pergelangan tangannya.

"Buruan ewok.. " mode galak.

clik, seraya panggilan yang terputus

iish !

Dia pikir aku punya kekuatan super dede wuuuusss 💨 melesat tanpa repot dengan antrian orang yang setia dengan lampu 3 warna 🚥 batin wanita itu dalam hati.

Nyatanya memang selalu sama melihat barisan kuda besi yang hampir penuh, sedikit membuat sesak entah mau kemana meraka menghabiskan waktunya.

Terlihat banyak pasangan muda dalam posisi yang sedikit alay, bahkan acap kali terlihat remaja yang disinyalir sebagai cabe cabean 🌶 dengan suara khasnya.

woii .. biasa aja dong kalo bawah motor, duit masih minta aja belagu.

 

_________________

Blue Cafe

Pukul 20.45

Sudah menjadi agenda rutin berkumpul dengan teman seperti ini, selain bisa menghilangkan stres yang berlebih hal semacam ini juga bisa menjadi sugesti baik untuk diri sendiri dan orang disekitar kita.

" Hmmm sendiri aja Tante yang lain mana?"

Tanya seseorang yang baru datang, sambil duduk begitu saja dihadapan perempuan yang disinyalir berstatus Janda tersebut.

Perempuan yang dimaksud hanya diam acuh sambil melirik sebentar setelahnya lanjut dengan kegiatannya.

Si kampret kayak gak punya tanggungan dosa, untung temen kalau bukan udah gue lubangin nih

Batin perempuan itu.

"Lagi ke ATM depan, tuh .. loe pesan aja dulu.. kita tadi udah pesen duluan"

Jelas Mira.

Pekerjaan yang tiada habisnya membuat sebagian dari mereka membuang seluruh beban dengan berkumpul bersama teman sahabat keluarga bangkan teman rasa enak. my be

Menghilangkan rasa penat dengan obrolan obralan yang kadang kurang berfaedah (Gibah). Oh God ! bisa gitu yaa makhluk bernama perempuan.

Dan disinilah mereka tempat tongkrongan lumayan nyaman, cukup membuat kantong dompet bisa tersenyum hingga akhir bulan.

Walau terkadang harus menelan pil pahit lantaran gajian harus diundur, tapi yakinlah cuma indomie yang menjadi penyelamat para penghuni rumah petak persegi.

Nampak dari kejauhan dua perempuan yang bejalan kearah meja kami, terlihat sedikit lelah dari gestur tubuhnya tapi mereka tetap terlihat masih cantik seperti biasa meskipun baru pulang kerja.

Cih ! dasar perempuan cukup touch up dan praatt.. preettt.. semprot minyak wangi bisa mengembalikan aura kecantikannya.

"Kesel deh punya bos minim akhlak...

...gimana bisa cari cowok kalau di bikin sibuk terus padahal lahan cery gue lama gak di siram" Lanjutnya.

Seru perempuan yang terlihat sedikit tertutup dari cara bepakaiannya, sesaat dia dan satu temannya sudah iku bergabung didalam satu meja.

Dia Nina satu satunya wanita berhijab diantara kami, itu pun kadang lepas pakai sedikit lugu tapi percayalah, isi otaknya sungguh persis rumus matematika yang semakin d pikir semakin ggrrrr.

Cih obrolan tidak befaedah di mulai !

"Memang lelaki yang waktu itu kemana ? gak jadi lagi "

Tanya Lily yang satu juga berstatus sama dengan Mira, janda.

"Nope, pusing gue"

"Hmmm.. memang kenapa ?"

Tanya Lily seraya mengerutkan keningnya.

"Lupa arah lubangnya kali ? apa pipa paralonya mampet jadi gak bisa nyembur itu air"

Seru Mira tergelak geli.

Ish.!

Janda yang punya tubuh sedikit pendek tapi Ia selalu bangga akan aset masa depannya. WOW ! segede apa sih?

Begitupun dengan Lily, wanita berparas cantik berkulit putih yang selalu bikin bagian bawah para lelaki nyeri dibuatnya, tapi ia serasa masa bodoh dengan itu.

Hidup matinya hanya untuk keluarga khususnya untuk putra tampannya Albi.

Cantik dan seksi, bukanlah jaminan hidup bahagia, bahkan di usia 27 tahun dia harus di takdir kan menjadi janda.

It's ok Lily gak butuh di kasihani, dia cukup kuat kok

Bahkan Mira aja yang berbeda setahun dari Lily udah jadi janda tiga kali.

"Yaaaaa Bereng...sek!"

Seru lantang Caca dengan gebrakan kuat diatas meja, dengan mata yang mulai merah menyala dan tangan yang terkepal kuat.

Astaga tuh mulut.. belum perna di masukin Terong dua ribuan kali

Oh god

"Dasar tua bangkotan, mau coba main main.. belum perna ngerasain di patahin itu batang tombaknya"

Lanjutnya dengan deruh nafas berapi api, bak seperti banteng yang siap menyerang.

"Kenapa.. si daddy jajan lagi ?"

Tanya Mira dengan sudut bibir yang terangkat tipis.

Oh shi..t

Sial.! berani berulah gue blender itu tombaknya !!

Rutuk Caca dalam hati kemudia dia mulai mencoba berdiri dari duduknya dengan perasaan yang masih mendidih ingin begegas menemui sang kekasih.

"Eeh.. mau kemana?"

Cegah Nina sambil mencekal pergelangan tangan Caca.

Tanpa perduli dengan temannya, Caca melepaskan cekalanya dan melesat pergi begitu saja dari sana dengan diikuti oleh Nina yang nampak panik dibuatnya.

Cih ! dasar bucin

Apa enaknya sih ? main sama bandot tua memang bisa tahan lama, kalau nanti pas lagi enak enaknya tiba tiba turn off uwaaaaa....

Aku fikir Caca memang punya fantasi yang berbeda, jadi sangsi sendiri cara mainnya

Yaah Mira, apa sih yang loe fikirin.

"Lo jadi kunjungan ke kantor pusat ? kata Pak Hari setiap divisi harus ada wakilnya, gue fikir Bu Ika bakal milih loe buat pergi"

Ujar Mira sambil menyisir tempat parkir sesaat setelah ke pergian dua temannya, mereka memutuskan untuk pulang juga.

"Belum tahu, kemungkinan Pak Hari juga punya pilihan sendiri"

Lily menjawab sembari tangannya meraba isi dalam tasnya, mencari kunci motor miliknya.

"Oke langsung balik nih ?"

"Hmmm iyaa capek gue pengen rebahan"

"Buruh buruh banget yakin rebahan saja.. gak sambil mainin yang di bawakan"

Seru Mira diiringi gelak tawa.

"Anjaaaaiii.. !! bisa aja lo baca pikiran gue hahaha"

Aahh sial.!

Batin Lily sambil memasang benda bulat berstandard SNI, dan mulai menyalakan kuda besinya.

"Lo pikir gue buta, dari tadi mata lo gak lepas dari meja nomer enam, cowok hot made lokal"

Jawab Mira seraya menaik turunkan alisnya.

"Sure baby, buat bunga sebelum tidur biar nyenyak boboknya"

Hiisss... dasar Janda jala.ng gat.el lo"

Gerutu lirih Mira.

"Gue denger ewok ! sepertinya lain kali gue harus nyobain tuh minum susu dalam toilet"

Seru lantang Lily di atas kuda besinya yang mulai perlahan berjalan menjauh sampai hilang di persimpangan jalan.

Hah.! kok bisa dia tahu? apa tadi gue.. tapi kan tadi..

Batin Mira.

 

_________________

EPILOG.

*S**esaat sebelum Lily bertemu temannya..

Di dalam toilet*

" Sialan tuh mobil, buta apa supirnya"

Gerutu Lily sambil membersikan bajunya yang kotor terkena cipratan air.

"Awas aja kalau sam.. ."

Ucapan Lily terhenti seketika saat dirinya mendengarkan sesuatu, dia fikir suara apa itu?"

Sambil mencoba menajamkan pendengarannya seraya menaikkan ujung alisnya.

"Hmm yaa.. terus sayang.. aahh"

"Hmm ini begitu membuat gila baby.. oh.."

"Ssstt sayang.. aahh jangan di gigit"

Oh shi.t

Umpat Lily.

 

Sesaat sebelumnya...

Tidak jauh dari depan meja Order here.

" Upss maaf"

Kata Laki laki tersebut.

"Yaaa it's oke "

Ucap Mira cepat.

"Itu kamu, hemm jadi basah"

Kata LeLaki itu sambil menelan salivanya, pandangnya ke arah da..da Mira yang basah karna tumpahan minumannya.

"Hmmhh basah.. karna kamu"

Ucap Mira lirih bagaikan gerak slow motion, Mira membersikan bajunya yang semakin di tekan semakin terlihat jelas si bulat nan waw ! itu.

Hah.

Apa dia sengaja melakukannya

Hm itu membuat aku gila

Oh shi.t

Resah Melanda

Kantor Cabang

AR Grup

09.15

Kebutuhan hidup semakin kesini semakin menggila dibuatnya, apalagi harga sembako saat ini Oh God.

Bener bener gilaaaa... parah sih !

Dampak melejitnya harga itu seketika membuat barisan mak mak duduk antri di depan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dengan gejala yang sama, tekanan darah tinggi.

Dan kabar buruknya lagi, jika tidak segera ditangani dengan benar itu bisa menyebabkan serangan penyakit stroke.

What ?

Yang bener saja ! aku masih muda ini

Pekik Lily dalam hati.

Gak bisa.. gak bisa.. Lily harus semangat bekerja bila perlu lembur tiap hari, bertindak loyalitas demi mencari muka.

Bukankah semuanya demi cuan

Batin Lily.

"Hei.. bengong aja"

Tiba tiba teman satu tim Lily datang mengejutkan nya, dengan membawa setumpuk kertas yang disinyalir akan membuat otak meraka lumpuh untuk beberapa waktu kedepan.

"Sialan ! apa sih ganggu aja"

Jawab Lily cepat.

"Ada panggilan noh, dari Bu Ika cepet gih samperin"

"Oh, oke"

Lily bicara cepat seraya bejalan menuju pintu persegi yang akan membawanya ke ruang bosnya dilantai tiga.

Terdengar suara seseorang dari dalam ruangan yang mepersilakan masuk, sesaat setelah Lily beberapa kali mengetuk pintu.

"Permisi ibu panggil saya?"

Tanya Lily basa basi seraya melangkah kan kakinya lebih dalam sampai tepat di hadapan bosnya.

"Hem silakan duduk Lii"

Eh?

"Terimah kasih Bu"

Tumben di kasih duduk biasanya dikasih kotbah batin Lily.

"Lii kamu pasti sudah mendengar kalau beberapa staf pekerja di beberapa divisi akan diutus salah satunya pergi kekantor pusat untuk membahas mengenai laporan perusahaan akhir akhir ini, jadi saya fikir akan menunjuk kamu sebagai perwakilan dari divisi kamu"

Ah mukanya serius gitu, mana berani nih mulut bersua, Tidaaak !!

"Biak Bu"

Jawab Lily cepat.

Hening.!

Sebelum melanjutkan bicaranya, terdengar wanita paruh baya itu menghela kasar nafasnya.

"Kamu tahu, saya sendiri juga belum paham kenapa sampai kita harus kesana Lii, tapi satu hal yang harus kamu tahu, pembahasan kali ini akan sedikit lebih rumit karna langsung dibawah kendali pemilik AR Grup"

Hmmm jadi begitu alasannya

Wanita paruh baya itu sedikit memperbaiki posisi duduknya untuk bersandar di kursi kerja seraya melipat kedua tangannya.

"Saya harap laporan kamu beserta tim tidak mendapatkan masalah saat di sana, kita akan berangkat nanti sore jadi kamu cepatlah berkemas"

Pungkasnya cepat pertanda perintah tidak ada penolakan.

"Baik Bu saya akan siapkan semuanya, saya pastikan semuanya sesuai dengan harapan Ibu"

"Hmmm kembali lah"

"Baik kalau begitu saya permisi Bu"

Belum sempat jari tangan lentik milik Lily menyentuh hendle pintu terdengar suara intruksi dari belakang.

"Setelah makan siang kamu tidak perlu kembali ke kantor, pulanglah persiapkan keberangkatan kamu"

Hah.!

"Ah i..iya Bu"

Dengan langkah yang sedikit oleng Lily kembali ketempat kebesaranya yang selama ini telah berhasil membuat tebal isi kartu atm nya.

Keresahan jelas terlihat menyelimuti hati Lily saat ini bekerja keluar kota meninggalkan putranya.

Aaaah... gimana nih??

Sambil meremas rambut nya sesekali mengacak acak, sekali difikir dua kali berfikir dan tiga kali.. pikirannya seketika koma dan butuh penanganan

Hah

Untuk sesaat Lily hanya bisa menghela kasar nafasnya.

Batinnya jelas ingin menolak karena tidak mau meninggalkan barang seharipun putranya.

Tapi realitanya menjadi single parent membuat dia berani mengambil keputusan demi memberi kehidupan layak untuk putranya.

Walau acap kali banyak mulut pantat panci yang salalu mengatainya yang bukan bukan, padahal mata peliharaannya lah yang selalu membuat Lily merasa jijik dibuatnya.

Apa mereka gak sadar diri, orang laki lakinya gak ada bagus bagusnya lemak dimana mana sampek nungging tuh perut.

Ish jangankan melihat ngelirik aja nih mata gak sanggup

oke stop ! fokus kerja

Nikmati kesendirian dengan kebebasan

Yaaaaa semangat

Pekik Lily dalam hati.

 

 ______________________

Mansion Arbianzu

Jakarta xxxxxxx

pukul 15.15

...Hanya visual guys...

Terlihat seorang laki laki tengah menuangkan minuman ke dalam gelas kaca setelah sedikit menggeser ke arah laki laki yang tengah duduk didepan yang tengah sibuk dengan pekerjaanya.

Dengan gaya dan aura khasnya, laki laki itu secara pelahan mengangkat gelasnya menyesap minumanya terlihat sesekali mengerutkan keningnya bahkan memijat pelan ujung pelipisnya.

"Aku fikir bukankah itu sedikit berlebihan ?"

Laki laki itu bicara sembari melemparkan bekas ke atas meja, sedikit menggeser tubuhnya agar bisa bersandar dipunggung kursi sofa.

Lelah.!

Iya.. dia lelah yang luar biasa karna baru satu jam yang lalu Ia tiba di Indonesia, dan langsung di sibukan dengan masalah perusahaan.

"Sudah bisa aku tebak laki laki tua itu sengaja mengirim aku kesini"

Lanjutnya sembari memejamkan matanya.

"Tuan tidak perlu cemas, saya yang akan mengurus semuanya"

Jawab laki laki yang berdiri disisi kanan sofa.

"Hmmm.. Apa gadis itu sudah datang ?

Laki laki itu bertanya seraya mengendurkan dasinya.

"Belum Tuan mungkin sebentar lagi, Apa Tuan memerlukan sesuatu ?"

Ujar Laki laki satunya.

Alih alih perduli, Laki laki itu bangkit dari duduknya, melangkah menjauh mendekati anak tangga tepat di ujung dengan sang asisten yang senantiasa berada di sisinya.

...Hanya visual guys...

Dengan gagah penuh kharisma Arzu mengayunkan kaki menaiki satu persatu anak tangga.

Tepat diujung anak tangga ketiga Arzu menghentikan langkahnya dengan suara bariton khas seorang Tuan muda mengintruksi sang asisten pribadi.

"Kembalilah, istirahatkan tubuh mu barang sejenak aku tidak akan keluar lagi sebelum waktu makan malam tiba"

Setelah berkata nada perintah Arzu melanjutkan langkahnya ke atas menuju kamar pribadinya.

"Baik Tuan muda, selamat beristirahat"

Jawab cepat sang asisten seraya membungkukan tubuhnya.

Begitulah resiko menjadi sekretaris merangkap asisten pribadi, tiada waktu barang sejenak untuk Me Time.

Harus selalu siaga setiap saat karna itu syarat mutlak menjabat asisten pribadi bos besar.

Ingin rasanya Dikhal kembali saat masih remaja, mengulang watu menikmati menjadi anak SMA.

Bagaimana rasanya bolos sekolah, dihukum lari keliling lapangan dan banyak lagi yang bisa Ia lakukan.

Tapi realitanya tidak seperti angannya saat kecil, berkat kepintaran yang Dikhal miliki, dia dijadikan murid beasiswa yang dinaungi oleh Arbianzu R grub.

Menjalankan pendidikan nya hingga mendapat gelar Master disalah satu Universitas di Benua Eropa, suatu prestasi yang tidak perna Ia impikan sebelumnya.

Hah.

Akhirnya aku bertemu dengan permadani empuk 🛌 nikmatnya

Masih terus tenggelam dengan kenikmatanya tiba tiba ponsel berbunyi, dengan sedikit malas Dikhal menggeser tubuhnya merai ponsel di atas nakas.

Tiba tiba dirinya mengerutkan keningnya saat melihat siapa yang tengah menghubunginya.

"Hallo Nona"

"Kal katakan ke Arzu aku akan tiba dirumah sebelum jam makan malam"

Ucap gadis diseberang sana.

"Hmm apa ada masalah?"

"Aku lupa harus ke bandara, bukankah mereka akan tiba sore ini ?"

"Baiklah, apa kamu sendiri?"

"Nope.. aku bersama uncle Shan"

Yaa

"What ? siapa kamu bilang, uncle Shan"

Pekik Kal dengan nada terkejut.

"Hmm iya apa ada masalah?"

Jawab gadis di seberang sana dengan nada bingung.

"No, cepat selesaikan tugasmu dan kembalilah sebelum makan malam"

Clik. tanpa menunggu gadis itu menjawab dia langsung memutuskan sambungan teleponya.

Dia fikir kenapa terasa begitu sangat tiba tiba sekali dia disini, apa ini yang di maksud oleh Tuan besar.

Mencurigakan.!

Batin Kal seraya melangkah ke kamar mandi untuk membersikan diri dengan fikiran tidak menentu.

Tidak Bisa Dipercaya

Setelah jam makan malam...

Hotel xxxxx

Jakarta

Bisa diliat hotel mewah dengan segala fasilitas menyerupai rumah sultan yang perna Ia lihat di media online.

Mulai dari kamar tamu kamar tidur bahkan kamar mandi semuanya begitu membuat matanya tidak mampu berkedip.

Seketika membuat jiwa miskin janda satu anak itu meronta ronta, bayangkan dirinya tidur disini bukankah ini seperti mimpi.

Wooaaaaa

This is Amazing !

Batin Lily seraya menggeleng gelengkan kepalanya.

"Gue bersih bersih dulu iya, udah lengket banget nih badan"

"Hmm jangan terlalu lama"

Jawab Mira cepat.

Memafaatkan sesuatu kesempatan yang tidak datang dua atau tiga kali adalah satu hal yang patut disyukuri.

Karena pada hakikatnya yang gratis selalu digemari semua orang termasuk dirinya.

Bahkan Lily tidak habis fikir berapa jumlah kekayaan big bosnya, yang mampu memberikan fasilitas mewah selama tiga hari pada karyawannya secara cuma cuma.

Bukankah itu terdengar gila, bisa bisanya dia melakukanya horang kaya ma bebas

Sesaat setelah membersihkan diri dan bergantian dengan Mira, dirinya mencoba mempersiapkan beberapa berkas pekerjaannya.

Sedikit mempelajari kalau kalau ada sesuatu yang kurang untuk audit keesokkan harinya.

Sambil sesekali dirinya berselfi ria,

Cekrek.. cekrek.. cekrek.. hmmm kapan lagi yaa kann

Punya moment kesempatan yang bagus, posting foto di media sosial belagak sedikit sombong, menjadi horang kaya bukan masalah kaannn.

Gila bisa bisanya aku gak tahu malu kayak gini

Rutuk Lily dalam hati.

"Kenapa lo senyum senyum sendiri, otak mulai oleng"

Cih ! ganggu aja

"Gue hanya merasa kapan jadi Nyonya muda AR Grup"

Dan seketika sebuah bantal menghantam wajah Lily, dia yang begitu terkejut tidak siap untuk menghindar dari serangan, hanya bisa mengumpati temannya yang selalu saja membuat dirinya keki setengah mati.

Oh shi.t

"Bisa bisanya dia gak tahu malu, emang lo siapa punya apa lo dasar Janda gak tahu diri"

Omel Mira sesaat melihat temannya yang lagi lagi masah bodoh dengan perkataannya.

Walau terkadang selalu bersitegang dengan temannya tapi dirinya punya cara tersendiri dengan cara pertemanan mereka.

Karna Mira tahu antara dirinya dan Lily mempunyai sesuatu hal yang tidak bisa dipahami oleh orang lain.

Begitu saling membutuhkan dan saling ketergantungan, bolehkah dirinya merasa bersyukur memiliki teman sepertinya?

Disaat dirinya begitu hancur akan hidupnya, masa depan yang jauh dari impiannya nasehat nasehat Lily lah yang selalu ada di setiap langkahnya.

Kita sama, loe gak perna sendiri, loe pasti bisa

Hiduplah dengan baik, gue selalu nemenin loe, kita sama sama melawan kehidupan yang memuakkan ini

Perempuan itu selalu ada untuk dirinya, walupun dirinya tahu hidupnya tidak lebih berat dari perempuan itu.

Hanya saja Lily mampu membawa hatinya begitu baik, sampai dirinya acapkali dibuat heran dengan sikapnya.

Kamu perempuan hebat, dan selalu mempunyai cara membuat aku kagum dan iri hati

Batin Mira.

"Kita lihat saja, dia tidak akan bisa menolak pesona Janda ini"

Ucap Lily dengan banggah seraya merebahkan tubuhnya bersiap berlayar ke pulau mimpi.

"Hmmm..

Semoga kamu mendapatkan kebahagianmu kali ini, teman

Gumam Mira setelahnya memejamkan matanya dan mengikuti Lily berlayar ke pulau mimpi.

__________

Masih di jam makan malam...

Masion Utama

Arbianzu

Derap langkah kaki seorang laki laki terdengar begitu kontras seirama menuju ruang tengah.

Dimana disana terdapat sebuah meja besar dikelilingi beberapa kursi serta terlihat berbagai macam hidangan tertata begitu apik dan rapi di meja tersebut.

...

...Hanya visual ya huys...

Dengan pelan dan pasti laki laki itu menghempaskan tubuhnya duduk dengan begitu berkarisma di kursi meja makan paling ujung.

Meraih kain merah di sisi kanan tangannya, dengan gerakkan cepat menghempaskan nya lalu menutupi bagian bawahnya.

Sesaat kemudian salah satu pelayan perempuan yang sedikit berumur mulai mendekat, mulai menuangkan minuman kedalam gelas kaca disisi kanannya.

"Kamu sudah membereskan semuanya?"

Tanyanya pada laki laki yang berdiri disisi kirinya sebelum dirinya memulai acara makan malamnya.

"Sudah Tuan, sesuai keinginan anda"

Jawab laki laki itu cepat.

"Hmmm duduklah Kal, kita bisa mendapatkan makan malam bersama"

Perintahnya kepada laki laki yang benama Kal.

"Baik Tuan"

Jawab Dikhal ragu ragu tapi tak urung juga dirinya mendudukkan tubuhnya disisi kiri tuannya.

"Dimana Safira?"

Tanya sang tuan.

Alih alih menjawab, suara seseorang mengejutkan dirinya dari arah belakang.

"Aku ada disini"

Ucap seorang gadis melangkah kan kakinya perlahan ke depan membuat pandangan kedua laki laki yang berada di meja makan seketika mengarah padanya.

"Apa kamu begitu merindukanku sayang"

Tanya gadis itu seraya melesatkan ciuman dipipi kiri dan kanan kepada laki laki yang dipanggilnya sayang.

"Kamu sedikit terlambat Baby"

"Ah aku minta maaf untuk itu, bisa kita mulai makan malamnya"

Gadis bernama Safira berbicara cepat kearah dua laki laki yang ada di hadapannya seraya duduk disisi kanan laki laki tersebut.

Dengan sedikit menjentikan jari tangannya beberapa pelayan mulai mendekat dan mulai melanyani ketiga orang yang berada di meja makan.

Mereka bertiga memulai makan malamnya dengan nikmat dan dalam keheningan.

Pasalnya sang Tuan muda tidak menyukai pembahasan apapun saat sedang menikmati makanannya.

Karna itu sama halnya dirinya tidak bersyukur dan tidak meghargai rizki yang sudah Tuhan berikan.

Bahkan makan sambil berbicara juga kurang baik karna bisa mengakibatkan seseorang tersedak dengan apa yang tengah di makannya.

Sesaat setelah mendapatkan makan malam ketiganya terlihat duduk santai sambil menikmati hidangan penutup dan segelas hot chocolate.

Sesekali terlihat perbincangan kecil layaknya sebuah keluarga.

"Apa Daddy yang membuat Kak Arzu membuang waktu hanya untuk say miss you denganku?"

Tanya sang adik sambil menyesap pelan minumannya.

"Hmmm Daddy begitu mengetahui bagaimana keadaan anaknya Baby, bukankah itu sebuah bentuk dari perhatian?"

Gadis didepannya seketika tertawa geli mendengar jawaban Kakaknya.

"Oh aku merasa cemburu"

Dan gadis itu semakin keras menertawakan sang kakak.

"Apa ini sebuah ejekan, dia begitu pandai menertawakan seseorang"

Pekik kesal laki laki tampan bernama Arzu, karna melihat sang adik menertawakan sikap orang tuanya yang terlalu ikut campur masalah pribadinya.

"Tidak sayang, aku hanya merasa kesal karna tidak mendapatkan perhatian yang sama"

Jawab Safira cepat seraya menggeleng gelengkan kepalanya.

Ish, dia begitu puas melihat aku dikendalikan seperti ini

Kamu belum tahu ke gilaan Daddy yang di persiapkan untuk kamu sayang

Batin Arzu.

"Apa masalah karyawan sudah selesai semua, aku fikir ini begitu buruk saat mengetahui laporannya"

"Hmmm semua sudah clear, untung ada uncle Shan"

Jawab Safira cepat.

Mendengar nama uncle Shan seketika membuat Arzu mengerutkan keningnya seraya mengalihkan pandangannya.

Menatap sang asisten yang duduk di sebelah kirinya berharap dirinya bisa mendapatkan penjelasan dari asisten pribadinya.

Tapi ternyata respon Dikhal juga sama seperti dirinya.

"Aku rasa aku sedikit salah pendengaran, karna kamu tiba tiba menyebut nama uncle Shan"

Arzu bertanya seraya pandangannya menatap gadis yang duduk di depannya, sambil menaikkan ujung alisnya.

Hah.!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!