Anara & Oktara

Anara & Oktara

1. Laki-Laki Tak Mencintai

Hari ini adalah hari pertama pernikahan Anara, walaupun mungkin menjadi seorang Istri adalah idaman dari dulu sampai sekarang tapi ia merasa kalau misalkan pernikahan ini adalah bukan pernikahan kedua orang yang saling mencintai satu sama lain. 

Setelah akad nikah ia sudah resmi menjadi seorang Istri. Ia harus pindah ke rumah yang sudah mereka rencanakan ketika di awal pembicaraan sebelum menikah. Rumah yang sangat begitu besar dan megah membuat hidupnya menjadi aman dan nyaman, tapi ternyata itu hanya sekedar kiasan belaka banyak hal yang terjadi hari ini yang tidak diketahui oleh orang-orang di luaran sana. 

Ketika sudah membuatkan secangkir kopi di pagi hari Oktara yang seharusnya sebagai Suami yang menyambut seorang Istri yang baru saja membuatkan minum untuknya malah tidak meminum sama sekali. Ia malah menangis begitu saja tanpa berpamitan atau mengecup puncak kepala Anara. Bahkan masuk ke dalam mobil pun sama sekali enggak pamit. 

“Cie enggak nyangka banget ya lo udah menikah juga. Sekarang giliran gue yang belum menikah ya ampun kenapa waktu berjalan begitu cepat ya? Dan ternyata lo udah menemukan kebahagiaan lo setelah lo putus sama pacar lo yang dulu.” 

“Siapa bilang gue bahagia? Gue sama sekali nggak bahagia kok gue menikah karena terpaksa doang nggak ada maksud apa-apa buat bahagia. Ya dia sih gadis sederhana yang nggak nikah naik kok tapi gue sama sekali nggak cinta sama dia apalagi tertarik,” ucapnya yang begitu percaya diri masuk ke dalam ruangan kerja. 

“Dari dulu sampai sekarang lo nggak pernah berubah selalu aja menyepelekan apa yang ada di sekitar lo. Kenapa sih kayak gitu banget jadi orang seharusnya lo beruntung dapatin orang yang beneran cinta sama lo!” Akbar hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala dengan sikap sahabatnya yang dari dulu sampai sekarang nggak pernah berubah selalu saja memikirkan diri sendiri dan selalu saja egois tentang apa yang ada di dalam dirinya tidak pernah memikirkan orang-orang yang benar-benar peduli kepadanya dan sekarang di saat menikah pun seperti ini juga sikapnya. 

Anara sudah bisa melakukan pekerjaan rumah dari dulu sebelum menikah kedua orang tua mengajarkannya untuk menjadi anak yang mandiri dan tidak tergantung dengan siapapun. Rasanya lelah banget merapikan setiap sudut di rumah ini karena tenaganya begitu kecil dengan rumah yang begitu besar tidak sebanding. 

Oktara melihat rumah yang begitu rapi malah biasa aja dan menyuruh Anara untuk membuatkan minum untuknya. “Ini Mas,” ujarnya yang duduk di samping Oktara. Kedua matanya menyuruh untuk menjauh darinya ia menyalakan laptop yang ada dihadapannya mengecek pekerjaan yang belum selesai ketika di kantor tadi. 

“Kamu ingat ‘kan pernikahan kita bukan pernikahan yang benar-benar pernikahan yang diinginkan tapi hanya sekedar kedua orang tua kamu belum bisa membayar hutang. Dan saya sebenarnya bisa bayar hutang-hutang kamu tapi karena saya ingin membalas apa yang saya rasakan kepada mantan pacar saya maka dari itu saya menerima tawaran tersebut dari kedua orang tua saya jadi kamu jangan berharap saya akan mencintai kamu apa lagi sayang sama kamu. Selepas mandi saya mau makan malam kamu sudah persiapan makan malam?” Anara mengangguk paham dan ia berdiri dari tempat duduknya menuju ke arah dapur untuk memasak. 

Ternyata ketika membuka kulkas tidak ada bahan apapun di sana karena mereka baru saja menikah dan pastinya belum membeli bahan-bahan pokok. Karena ia tidak kehabisan akal dengan cepat pun antara berpamitan untuk ke supermarket yang tidak jauh dari rumah untuk membeli bahan-bahan minim agar bisa makan nanti malam. Ternyata Oktara tidak sejahat itu ia memberikan sejumlah uang untuk membeli bahan pokok di supermarket. 

2 kantong plastik akhirnya sudah dibeli dengan cepat Anara membuat makanan seadanya di kompor yang masih saja baru dibungkus dengan plastik. 

Setelah beberapa menit sekitar 15 menitan akhirnya tercium aroma masakan yang sudah tersaji di meja makan. Anara menyajikannya di atas meja untuk makanan pertama kalinya bersama Suami. Ketika ia ingin mengambilkan secentong nasi atau beberapa nasi ke atas piring Oktara malah menolak ia mengambil paksa dari tangan Anara dan mengambil sendiri. Ucapan kasar yang keluar dari Oktara membuat Anara malah terdiam, wejangan Mama yang selalu diingat adalah selalu menjadi anak yang berbakti kepada orang tua dan selalu jadi Istri yang bisa nurut sama Suami. 

“Kamu sendiri nggak makan? Kok lihatin saya kayak gitu banget sih? Kamu jangan terlalu baper sama saya nanti kamu bakalan jatuh cinta, kalau misalkan kamu jatuh cinta sama saya nanti kamu bakalan sakit hati karena saya nggak akan pernah mencintai kamu. Jadi menurut saya kita berpura-pura aja menjadi Suami dan Istri yang harmonis di depan orang-orang.” 

“Apakah Mas tidak mencintai aku? Atau bahkan tidak berusaha untuk membuka hati Mas? Aku janji bakalan menjadi Istri yang baik buat Mas. Kita sudah berumah tangga dan kita juga sudah menjalin hubungan serius bahkan kita menikah sekarang masa Mas nggak mau sih membuka hatinya untuk aku?” Oktara malah tertawa dengan ucapan Anara, ia sama sekali nggak peduli apa yang diucapkan orang yang ada dihadapannya sekarang. Laki-laki egois sepertinya tidak pantas mendapatkan perempuan yang baik Anara.  

“Kayaknya saya lapar lagi deh tolong ambilin nasi yang ada di hadapan kamu itu dong.” Ketika Anara ingin mengambilnya ia tak sengaja menjatuhkan nasi yang ada di atas rantang, sebagai Suami sama sekali tak ada respect sedikitpun ia membiarkan dan menunggu nasi yang diambil oleh Anara. 

“Makasih banyak ya. Jangan lupa buat dibersihkan, oke? Oh iya untuk belanja bulanan kamu bisa pegang kartu kredit saya untuk berbelanja. Kamu juga bisa gunakan semau kamu untuk beli keperluan rumah dan keperluan kamu juga.” Oktara memberikan kartu debit miliknya untuk keperluan yang ada di rumah ini. 

“Kenapa Ya Allah seperti ini? Kenapa hidupnya malang sekali? Aku yakin Mas Oktara bakalan sayang dan cinta sama aku, tapi kapan? Kenapa aku tidak bisa membuat diriku bahagia? Kenapa?” batinnya yang sambil mencuci piring di dapur. Sedangkan perutnya terasa lapar karna keroncongan. 

Oktara lebih memilih duduk di ruang tamu untuk mengerjakan tugas kerja yang belum usai di laptopnya. “Iya hallo? Iya saya sendiri? Ada apa ya?” 

“Oh ya udah kalau gitu, saya akan segera ke sana.” Mematikan ponselnya, menaruh ke dalam saku. Mematikan layar laptop yang baru saja menyala. Ia keluar rumah tanpa pamit dan memberitahu akan kemanapun tak ada. 

Anara merapikan taplak meja yang sudah ia rapikan tadi. Suara guntur terdengar dari dalam rumah, rupanya di luar sedang hujan. Ia berharap Oktara sudah sampai di tujuan. “Semoga aja Mas Oktara sudah sampai.” Perutnya yang terasa lapar pun menyuruhnya untuk makan terlebih dahulu, ia mengambil nasi yang masih sedikit tersisa di atas meja mengambil lauk seadanya supermaket yang baru ia buat tadi. Rasanya lahap banget ketika menyuapkan ke dalam mulut, meminum segelas air di atas meja yang belum minum lalu ia teguk dengan satu kali tegukkan saja. 

Setelah makan dan mencuci piring ia memutuskan untuk masuk ke dalam kamar, karna sudah mengantuk. Membiarkan pintu terkunci di luar dan kalau pulang Oktara pun akan mengetuk pintu. 

 

Terpopuler

Comments

Notyours

Notyours

semangat tor

2024-10-12

0

lihat semua
Episodes
1 1. Laki-Laki Tak Mencintai
2 2. Ulang Tahun Anara
3 3. Pilihan Suami
4 4. Selingkuhan
5 5. Reuni
6 6. Mereka Tidak Tau Apa-apa
7 7. Curahan Hati
8 8. Perhatian Tulus
9 9. Ikatan Batin
10 10. Curahan Hati Sahabat
11 11. Pertanyaan Sensitif
12 12. Marah-marah
13 13. Perselingkuhan Terungkap
14 14. Orang-orang Baru Rumah
15 15. Semakin Perhatian
16 16. Keributan & Diusir
17 17. Mencari Alasan
18 18. Gimana?
19 19. Ayo Sidang!
20 20. Kembali ke Rumah
21 21. Nanda Hamil
22 22. Belajar Mencintai
23 23. Begian Awal
24 24. Pilihan Mudah
25 25. Diculik Di saat Pernikahan
26 26. Panik
27 27. Berhasil Kabur
28 28. Sahabat Yang Sah
29 29. Ngidam
30 30. Nanda Ingin Kembali
31 31. Perlengkapan Bayi
32 32. Pertanyaan Prima
33 33. Bukti Tak Terduga
34 34. Akhirnya
35 35. Pulang Juga
36 36. Acara Keluarga
37 37. Teka-teki Terjadi
38 38. Rasa Yang Tertinggal
39 39. Puncak Cerita
40 40. Membersihkan Nama Baik
41 41. Melabrak Nanda
42 42. Diundang Kenikahan
43 43. Terpaksa Menikah
44 44. Menemui Ridho
45 45. Karin Galau
46 46. Obrolan Menyakitkan
47 47. Pernikahan Ridho & Karin
48 48. Pertengkaran Hebat
49 49. Anniversary
50 50. Hamil Muda
51 51. Ulang Tahun Prilly
52 52. Kado Terindah
53 53. Prank Berhasil
54 54. Perabotan Rumah Tangga
55 55. Rencana Mereka Berdua
56 56. Mengungkapkan Rasa
57 57. Ditolak Keras
58 58. Membawa Keluarga
59 59. Foto Keluarga Bareng
60 60. Rencana Menikah
61 61. Kondangan
62 62. Tamat
Episodes

Updated 62 Episodes

1
1. Laki-Laki Tak Mencintai
2
2. Ulang Tahun Anara
3
3. Pilihan Suami
4
4. Selingkuhan
5
5. Reuni
6
6. Mereka Tidak Tau Apa-apa
7
7. Curahan Hati
8
8. Perhatian Tulus
9
9. Ikatan Batin
10
10. Curahan Hati Sahabat
11
11. Pertanyaan Sensitif
12
12. Marah-marah
13
13. Perselingkuhan Terungkap
14
14. Orang-orang Baru Rumah
15
15. Semakin Perhatian
16
16. Keributan & Diusir
17
17. Mencari Alasan
18
18. Gimana?
19
19. Ayo Sidang!
20
20. Kembali ke Rumah
21
21. Nanda Hamil
22
22. Belajar Mencintai
23
23. Begian Awal
24
24. Pilihan Mudah
25
25. Diculik Di saat Pernikahan
26
26. Panik
27
27. Berhasil Kabur
28
28. Sahabat Yang Sah
29
29. Ngidam
30
30. Nanda Ingin Kembali
31
31. Perlengkapan Bayi
32
32. Pertanyaan Prima
33
33. Bukti Tak Terduga
34
34. Akhirnya
35
35. Pulang Juga
36
36. Acara Keluarga
37
37. Teka-teki Terjadi
38
38. Rasa Yang Tertinggal
39
39. Puncak Cerita
40
40. Membersihkan Nama Baik
41
41. Melabrak Nanda
42
42. Diundang Kenikahan
43
43. Terpaksa Menikah
44
44. Menemui Ridho
45
45. Karin Galau
46
46. Obrolan Menyakitkan
47
47. Pernikahan Ridho & Karin
48
48. Pertengkaran Hebat
49
49. Anniversary
50
50. Hamil Muda
51
51. Ulang Tahun Prilly
52
52. Kado Terindah
53
53. Prank Berhasil
54
54. Perabotan Rumah Tangga
55
55. Rencana Mereka Berdua
56
56. Mengungkapkan Rasa
57
57. Ditolak Keras
58
58. Membawa Keluarga
59
59. Foto Keluarga Bareng
60
60. Rencana Menikah
61
61. Kondangan
62
62. Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!