4. Selingkuhan

Akhirnya laki-laki yang ditunggu pun datang juga ia memasang wajah yang sangat cemberut. “Aku minta ma’af banget ya udah lama banget nih nggak jemput kamu dalam beberapa hari ini.” Ketika Oktara sudah menikah waktu ia terbuang dan menjalani kehidupan yang baru walaupun mereka itu sudah hampir 1 bulan lebih. 

“Kenapa wajah kamu dipasang kayak begitu ya udah yuk masuk ke dalam mobil ngapain sih kamu pasang wajah yang kayak cemberut gitu nggak cantik lagi!” 

“Habisnya kamu nyebelin banget jadi orang sih!” Nanda masuk ke dalam mobil dipersilahkan langsung oleh Oktara. Nanda tidak mengetahui kalau misalkan Oktara sudah berumah tangga dan memiliki seorang Istri yang sekarang sudah tinggal di rumah bersama-sama. Nanda hanya mengetahui kalau misalkan Oktara sudah hentikan hubungannya bersama Nadia mantan tunangan. Pernikahan Oktara yang hanya dihadiri oleh orang-orang terdekat membuat orang-orang yang cukup jauh tidak mengetahui atas berita bahagia tersebut. Jadi masih aman menjalani hubungan mereka berdua, ya walaupun sebenarnya nggak baik dan gak boleh itu sama saja mengkhianati dan menyakiti perasaan Anara yang sama-sama seorang perempuan seperti Nanda.

“Kamu kenapa sih akhir-akhir ini kayaknya beda banget sama aku? Ada sesuatu yang kamu sembunyikan?” Oktara merasa bingung harus menjawab apa pertanyaan dari Nanda orang yang dihadapannya sekarang, semenjak ia menikah ia mencoba untuk menyembunyikan hubungannya bersama Nanda hubungan terlarang seharusnya tidak terjadi lagi karena sudah memiliki keluarga yang baru dan sudah komitmen juga tapi tetap saja ia ingin masih menjalin hubungan kepada Nanda. Dia menikahi Anara hanya sebatas mata untuk memenuhi syarat dari keluarga saja. 

“Sudahlah jangan kamu pertanyakan lagi, kamu hari ini mau beli apa biar aku beliin sepuasnya buat kamu mau baju, sepatu atau misalkan barang-barang yang sebisanya buat kebutuhan kamu.” Dengan cepat Nanda pun mengiyakan pertanyaan tersebut ia masuk ke dalam beberapa tokoh untuk memilih barang-barang yang sudah disebutkan tadi. 

Banyak sekali barang-barang yang ia ambil. Berbeda sekali dengan Anara yang kebingungan mencari baju atau barang-barang yang biasanya cewek-cewek lakukan.

Setelah selesai membeli barang-barang yang ia kehendaki kini mereka masuk kembali ke tempat yang mungkin banyak sekali barang-barang yang bisa dijadikan pajangan nanti di rumah. “Nggak papa ‘kan kalau misalkan aku belinya agak banyakan soalnya rumah aku tuh agak kurang sih barang-barang yang kayak begini biar mempercantik aja nantinya di sana.” 

“Iya tenang aja tinggal kamu beli aja barang-barangnya nanti aku yang bayarin.” Nanda pun tersenyum atas tawaran tersebut ia merasa kalau misalkan Oktara benar-benar mencintai. 

“Ngapain sih Anara malah nelpon gue?” Dengan cepat Oktara mematikan dan tidak mengangkat bahkan tidak merasa khawatir kalau misalkan ada terjadi apa-apa dengan Anara di rumah sendirian. 

“Siapa kok dari tadi kamu kayak kebingungan gitu sih?” 

“Semuanya sudah kamu beli? Ya udah kalau gitu aku bayar langsung aja ya. Jangan ngambek gitu dong mukanya santai aja,” goda aku Oktara kepada Nanda yang sudah dibelikan barang-barang atas keinginannya sendiri untuk menebus ngambekannya itu. 

Anara menghentikan memainkan ponsel ketika mendengar suara klakson mobil dari luar dengan cepat ia keluar dan menyambut kedatangan Oktara yang tidak mengangkat teleponnya dari tadi. Dia melemparkan senyum dan menyambut kedatangannya sambil salim sebagai hormat seorang Istri kepada Suami. “Pasti kamu bakal nanyain ‘kan pertanyaan yang ada di?” ucapnya yang sangat keras sekali kepada Anara yang tidak membalas dengan santai dan santun. 

Dan ternyata benar dugaan dari Oktara. 

“Mas kok dari tadi nggak angkat-angkat emang dia lagi di mana ya perasaan ini udah jam pulang kerja, kenapa dia nggak pulang pulang ke rumah?” Beberapa kali ia menelpon tapi tidak diangkat oleh Oktara. 

Anara merasa khawatir karena biasanya pulang jam kerja tepat waktu kini malah jam kerjanya agak sedikit molor sudah 1 jam lebih ia takut kalau misalkan Oktara kenapa-napa. 

Ketika ingin menelpon kembali suara ketukan terdengar dari luar mungkin saja itu adalah Oktara yang datang. Raut wajah Oktara merasa kesal ketika Anara terus aja menelponnya. “Kamu kenapa sih nelpon-nelpon saya mulu saya ‘kan lagi kerja, kamu tahu enggak di jalan itu macet,” ucapnya yang memarahi Anara. 

Walaupun diomelin Anara tetap mengangguk dan bersyukur kalau misalkan ketakutannya ternyata tidak membuahkan hasil. “Ya sudah kalau gitu kamu siapkan air panas saya mau mandi.” Anara dengan cepat menuju kamar mandi dan mengambilkan air panas yang berada di dalam termos menuangnya ke dalam baskom. 

Oktara gak jelas melepas atribut yang ada di pakaiannya dan menaruh ke atas meja beserta dengan ponselnya juga dengan cepat ia mengambil handuk yang sudah ada di samping kamar mandi menyuruh Anara untuk keluar. “Sudah Mas, semuanya sudah aku sediain ya udah kalau gitu aku ke ruang tamu dulu ya untuk rapi-rapi.” 

Anara merapikan barang-barang yang berantakan sekali di ruang tamu baru saja ia rapikan ternyata barang-barang dari Oktara. Terbesit dipikirannya untuk membuka layar ponsel yang sejak tadi menyala untungnya tidak terkunci. Sebuah panggilan tidak terjawab dari ponsel Oktara lalu dengan cepat ia membuka ketika kamar mandi masih tertutup rapat karena Oktara sedang mandi di sana. 

Sebuah tulisan yang bernama Nanda. “Kira-kira perempuan ini siapa ya? Apakah dia adalah rekan kerja dari Mas Oktara? Tapi kalau misalkan rekan kerja masa teleponnya setiap waktu sih ketika jam kerja?” Sebagai seorang perempuan yang memiliki feeling yang sangat kuat rasa-rasanya ingin menanyakan langsung kepada Oktara. 

Ketika terdengar suara gagang pintu yang berbunyi dari kamar mandi dengan cepat ia menaruh kembali ponsel tersebut di atas meja agar tidak ketahuan dan tidak dimarahi. Ia membawa tas dan jas ke dalam kamar mereka berdua itu tetap berada di atas meja. Jadi mereka berdua memiliki 2 kamar mandi biasanya Oktara mandi di kamar mandi yang ada di dalam kamar tapi kali ini ia mandi di bawah yaitu tepat di dekat ruang tamu. 

Oktara mengecek kembali apakah ada pesan dari Nanda rupanya tidak ada lalu ia mematikan kembali dan mengusap-usapkan kepalanya yang sudah berkeramas. “Kenapa gue kangen banget ya sama Nanda? Andai aja gue nikah waktu itu sama dia pasti gue bahagia banget nggak kayak sekarang gue mencintai seseorang yang Cuma sekedar disuruh bukan karena dari hati gue yang paling dalam. Dan kenapa perempuan sebaik dia diperuntukkan oleh laki-laki yang tidak baik kayak gue? Gue tahu kalau misalkan apa yang gue lakukan hari ini tuh salah dan yang pastinya bikin dia sakit hati tapi gue nggak punya perasaan sama sekali sama dia dan kenapa malah Tuhan kasih gue perempuan yang sebaik dia? 

Anara baru saja keluar dari kamar dan turun menuruni anak tangga mereka berdua saling tatap satu sama lain. “Kenapa Mas kok bengong?” Oktara membuyarkan pandangannya baru saja ia memikirkan eh malah tiba-tiba perempuan itu berada dihadapannya sekarang. 

“Saya boleh nanya sama kamu tapi kamu harus jawab jujur? Apakah kamu mencintai saya dengan tulus? Saya mohon jangan ketawain pertanyaan saya ini!” 

“Insya Allah aku mencintai Mas Oktara dengan tulus. Walaupun mungkin sebelumnya kita tidak memiliki rasa satu sama lain tapi saya berusaha mencintai orang yang sudah ma’afkan aku di depan orang-orang yang sangat sakral.” 

“Lalu apabila kamu sudah mencintai saya dan berusaha apakah kamu akan mempertanyakan saya akan mencintai kamu juga?” 

“Aku yakin cinta itu akan datang ketika kita sudah terbiasa bareng-bareng walaupun sekarang mungkin Mas Oktara tidak mencintai saya.” Dan Oktara hanya tersenyum saja dengan jawaban tersebut yang terkesan klise.

Episodes
1 1. Laki-Laki Tak Mencintai
2 2. Ulang Tahun Anara
3 3. Pilihan Suami
4 4. Selingkuhan
5 5. Reuni
6 6. Mereka Tidak Tau Apa-apa
7 7. Curahan Hati
8 8. Perhatian Tulus
9 9. Ikatan Batin
10 10. Curahan Hati Sahabat
11 11. Pertanyaan Sensitif
12 12. Marah-marah
13 13. Perselingkuhan Terungkap
14 14. Orang-orang Baru Rumah
15 15. Semakin Perhatian
16 16. Keributan & Diusir
17 17. Mencari Alasan
18 18. Gimana?
19 19. Ayo Sidang!
20 20. Kembali ke Rumah
21 21. Nanda Hamil
22 22. Belajar Mencintai
23 23. Begian Awal
24 24. Pilihan Mudah
25 25. Diculik Di saat Pernikahan
26 26. Panik
27 27. Berhasil Kabur
28 28. Sahabat Yang Sah
29 29. Ngidam
30 30. Nanda Ingin Kembali
31 31. Perlengkapan Bayi
32 32. Pertanyaan Prima
33 33. Bukti Tak Terduga
34 34. Akhirnya
35 35. Pulang Juga
36 36. Acara Keluarga
37 37. Teka-teki Terjadi
38 38. Rasa Yang Tertinggal
39 39. Puncak Cerita
40 40. Membersihkan Nama Baik
41 41. Melabrak Nanda
42 42. Diundang Kenikahan
43 43. Terpaksa Menikah
44 44. Menemui Ridho
45 45. Karin Galau
46 46. Obrolan Menyakitkan
47 47. Pernikahan Ridho & Karin
48 48. Pertengkaran Hebat
49 49. Anniversary
50 50. Hamil Muda
51 51. Ulang Tahun Prilly
52 52. Kado Terindah
53 53. Prank Berhasil
54 54. Perabotan Rumah Tangga
55 55. Rencana Mereka Berdua
56 56. Mengungkapkan Rasa
57 57. Ditolak Keras
58 58. Membawa Keluarga
59 59. Foto Keluarga Bareng
60 60. Rencana Menikah
61 61. Kondangan
62 62. Tamat
Episodes

Updated 62 Episodes

1
1. Laki-Laki Tak Mencintai
2
2. Ulang Tahun Anara
3
3. Pilihan Suami
4
4. Selingkuhan
5
5. Reuni
6
6. Mereka Tidak Tau Apa-apa
7
7. Curahan Hati
8
8. Perhatian Tulus
9
9. Ikatan Batin
10
10. Curahan Hati Sahabat
11
11. Pertanyaan Sensitif
12
12. Marah-marah
13
13. Perselingkuhan Terungkap
14
14. Orang-orang Baru Rumah
15
15. Semakin Perhatian
16
16. Keributan & Diusir
17
17. Mencari Alasan
18
18. Gimana?
19
19. Ayo Sidang!
20
20. Kembali ke Rumah
21
21. Nanda Hamil
22
22. Belajar Mencintai
23
23. Begian Awal
24
24. Pilihan Mudah
25
25. Diculik Di saat Pernikahan
26
26. Panik
27
27. Berhasil Kabur
28
28. Sahabat Yang Sah
29
29. Ngidam
30
30. Nanda Ingin Kembali
31
31. Perlengkapan Bayi
32
32. Pertanyaan Prima
33
33. Bukti Tak Terduga
34
34. Akhirnya
35
35. Pulang Juga
36
36. Acara Keluarga
37
37. Teka-teki Terjadi
38
38. Rasa Yang Tertinggal
39
39. Puncak Cerita
40
40. Membersihkan Nama Baik
41
41. Melabrak Nanda
42
42. Diundang Kenikahan
43
43. Terpaksa Menikah
44
44. Menemui Ridho
45
45. Karin Galau
46
46. Obrolan Menyakitkan
47
47. Pernikahan Ridho & Karin
48
48. Pertengkaran Hebat
49
49. Anniversary
50
50. Hamil Muda
51
51. Ulang Tahun Prilly
52
52. Kado Terindah
53
53. Prank Berhasil
54
54. Perabotan Rumah Tangga
55
55. Rencana Mereka Berdua
56
56. Mengungkapkan Rasa
57
57. Ditolak Keras
58
58. Membawa Keluarga
59
59. Foto Keluarga Bareng
60
60. Rencana Menikah
61
61. Kondangan
62
62. Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!