Sang Penggoda

Sang Penggoda

Chapter No 1

Di sebuah kediaman Mewah.

Berkumpulah sebuah Keluarga Konglamerat yang saat ini hendak meminang seorang Gadis cantik yang merupakan Putri dari seorang Pengusahawan. Dan Gadis itu bernama Jolie Ananda.

Gadis dewasa yang berumur 22 Tahun yang merupakan seorang Wanita Karir.

"Jolie! Apa kau mau menikah dengan Putra ku Adriansyah Manggarai?" tanya Ayah nya Adrian yang bernama Sudarsono Manggarai.

Semua pandangan orang-orang pun langsung tertuju kepada sesosok Jolie yang saat ini sedang duduk di sofa tunggal.

Maria memegang lembut tangan Putri nya itu.

Untuk sejenak Jolie memandang ke arah Adrian yang saat ini juga sedang menatap ke arah nya dengan tatapan yang tajam.

"Saya menerima lamaran Adriansyah Manggarai."

Setelah mendengar ucapan Jolie. Semua orang yang berada di sana langsung tersenyum dan merasa lega.

"Sesuai kesepakatan. Pernikahan antara Putra tunggal dari Keluarga Manggarai, yaitu Adriansyah Manggarai, dan juga Putri dari Keluarga Ananda, yaitu Jolie Ananda akan di laksanakan 1 minggu lagi." ucap Bapak Sudarsono dengan sebuah senyuman yang mengembang di bibirnya.

(: Happy or Sad ):

Dapur.

"Cieee! Yang bentar lagi mau nikah." goda Samuel yang merupakan Adik Laki-laki nya Jolie.

Jolie hanya memiliki satu saudara kandung, dan saudara kandung itu adalah Samuel Ananda yang saat ini masih duduk di bangku kelas 3 SMA.

"Ck! Kamu apaan sih Muel?" gerutu Jolie.

"Ngapain senyum-senyum gitu?"

"Samuel!" pekik Jolie hendak memukul Adik nya menggunakan pisang yang saat ini tengah di pegang nya.

Namun Samuel sudah terlanjur lari, hingga membuat Jolie hanya bisa menghentak-hentakan kaki nya di lantai.

Jolie kembali duduk di kursi meja makan, dan mengupas kulit Pisangnya, dan setelah itu Jolie baru memakan nya dengan penuh kekesalan.

(: Happy or Sad ):

Panas nya terik matahari, serta banyak nya kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya. Membuat suasana Kota menjadi begitu sangat padat, dan tak jarang pula sering terjadi nya kemacetan.

Jolie berjalan ke luar dari Perusahaan milik Papa nya, yang saat ini sedang di pegang kendali oleh nya. Karena Samuel masih Sekolah. Jadinya Nanda menyerahkan Perusahan nya kepada Sang Putri terlebih dulu.

Tin...Tin...Tin... 'Suara klakson mobil langsung menghentikan langkah kaki Jolie.'

Jolie memandang ke arah mobil yang saat ini tengah berhenti di hadapan nya.

Kaca mobil pun terbuka, dan tampaklah Adrian yang saat ini sedang menatap ke arah nya.

"Masuk!" perintah Adrian.

"Ya" balas Jolie.

-

Setelah Jolie masuk kedalam mobil, Adrian pun langsung menjalankan mobil nya.

Di sepanjang perjalanan, suasana di dalam mobil sangat hening, dan juga senyap.

Hingga akhirnya setelah beberapa menit kemudian. Mobil yang di kendarai oleh Adrian sampai di sebuah Restoran mewah.

Jolie hendak turun dan sudah membuka pintu mobil.

"Jolie!" bentak Adrian.

Mendengar suara bentakan Adrian, membuat Jolie pun harus terpaksa mengurungkan niat nya untuk turun dari dalam Mobil.

"Kenapa?" tanya nya.

"Siapa yang suruh kamu turun? Aku gak nyuruh kamu turun. Jadi diam aja disini!" perintah Adrian.

Setelah itu Adrian pun langsung keluar dari mobil meninggalkan Jolie sendirian.

*A few moments later*

Adrian kembali masuk ke dalam mobil dengan membawa sekantong Plastik, dan Jolie yakin kalau itu adalah makanan yang di pesan dari Restoran.

Adrian pun langsung saja kembali menjalankan Mobil nya, dan suasana di dalam mobil masih tetap sama, dan tidak ada yang membuka pembicaraan di antara kedua nya.

Setelah beberapa saat. Mobil Adrian pun berhenti di depan sebuah Kedai kopi (Cafe) sederhana yang ada di pinggir jalan.

"Tunggu bentar! Jangan kemana-mana! Kalau sempat kamu beranjak dari sini, akan aku pastikan kamu gak akan bisa jalan lagi." ancam Adrian.

Setelah itu Adrian langsung saja keluar dari mobil, dan masuk ke dalam Kedai Kopi tersebut.

Terlihat begitu banyak pengunjung yang sedang berbaris untuk menunggu pesanan kopi mereka.

Tanpa mau berfikir, Adrian pun langsung menerobos barisan orang-orang, dan membuat posisi Adrian saat ini berada di barisan yang paling depan.

"Nayla!" seru Adrian.

Seorang wanita muda dan juga manis yang saat ini sedang sibuk membuat kopi, langsung saja menghentikan aktivitas nya, karena mendengar suara seseorang yang memanggil nama nya.

Wanita itu pun memandang ke arah Adrian.

"Ya' Ampun! Aku gak sadar kalau kamu udah nongol di depan aku."ucap wanita itu sambil tersenyum.

Wanita itu ternyata adalah Gadis yang di panggil nama nya tadi oleh Adrian.

Dan nama Gadis manis itu ternyata adalah Nayla.

"Makanya jangan terlalu fokus jualan nya." kata Adrian.

"Ya' Namanya aku juga kerja Tuan. Oh' Ya Tuan! Tuan mau pesan apa?"

"Ekhem!"

Ting...Ting...Ting... Ting...

"Gilang! Kamu apaan sih? Berisik tau! Sini lonceng nya." protes Nayla dan langsung mengambil Lonceng yang ada di tangan Gilang.

Dan meletakan lonceng nya di atas meja.

Gilang adalah seorang Pria yang berumur sekitar 25 tahunan, yang juga bekerja sebagai Barista sama seperti Nayla.

"Makanya Nay! Jangan pacaran aja! Liat tuh pelanggan pada protes gara-gara Cowok tajir kamu itu nerobos sesuka dengkul nya aja." ketus Gilang.

Nayla menepuk jidatnya.

"Oh' Iya! Ya Ampun! Awas kamu minggir." kata Nayla dengan mendorong tubuh Adrian hingga membuat Adrian pun menjadi tersingkir dari hadapan nya.

Gilang rasanya saat ini hendak tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi masam yang di tunjukan oleh Adrian.

"Sayang" rengek Adrian.

"Apaan?" tanya Nayla, tapi dengan mata yang masih fokus dengan Kopi yang sedang di buat nya saat ini.

"Ayolah!"

"Aku masih kerja Sayang jangan di ganggu mendingan kamu pulang aja sana." ucap Nayla yang langsung menyerahkan secangkir Cappucino yang baru saja di buat nya tadi kepada salah satu pelanggan yang ada di barisan.

"Kamu ngusir aku?" tanya Adrian yang langsung kembali lagi menerobos barisan orang-orang.

"Iya! Aku ngusir kamu. Nanti kalau Ibu tau aku bisa di marahin." marah Nayla dengan bercak pinggak.

"Gak akan ada yang berani marahin kamu."

"Pak! Jangan main serobot-serobot aja dong! Kami udah dari tadi nungguin pesenan, eh! Kamu malah main potong-potong aja." protes salah satu Pria Remaja yang hendak memesan Kopi.

"Adrian! Mereka udah marah. Mending kamu awas dari pada nanti kamu di keroyok sama mereka." kata Nayla pelan.

"Ini gak adil! Ini udah jadwal makan siang Nay. Masak kamu kerja terus? Udahan dong kerjanya." balas Adrian dengan mengedipkan sebelah matanya ke arah Nayla.

Membuat Nayla pun langsung melotot kan mata nya.

"Ya' Ampunnnnnnn!" teriak Nayla yang sudah kesal akibat ulah Adrian.

Semua orang pun langsung spontan menutup kedua telinga mereka karena jeritan Nayla yang begitu memekakkan.

"Iya, iya! Kita makan siang dulu." ucap Adrian menutup mulut Nayla menggunakan tangan nya.

Setelah itu Adrian pun langsung membalikan tubuh nya. Menghadap ke arah Orang-Orang yang tengah berbaris di depan meja kasir.

"Buat Bapak, Ibuk, Adek, Kakak, Tante Om-Om. Silahkan di pesan sesuka hati kalian biar nanti saya yang bayar yah! Mau pesen Roti, atau Kopi terserah." ucap Adrian dengan berteriak.

Semua orang pun langsung bersorak senang. Rasa kesal di awal, kini langsung berubah menjadi gembira di akhir. Karena Pria dewasa yang menerobos barisan mereka tadi, ternyata adalah sesosok Pria Tajir, yang mau meneraktir mereka.

Setelah itu Adrian pun langsung beralih menatap ke arah Gilang.

"Seperti biasa" ucap Adrian dengan memainkan kedua alis nya.

Gilang langsung membanting Apron nya (Celemek) di atas meja kasir.

"Jangan cemberut! Dapat pahala nanti Gilang." kata Nayla dengan tersenyum.

"Nanti aku bayar 2 kali lipat." sambung Adrian.

Nayla dan juga Adrian pun langsung berjalan ke arah meja Cafe dan duduk secara berhadap-hadapan di sana.

"Makasih banyak karena kamu mau berbagi." ucap Nayla dengan kedua tangan yang di taruh di atas dagu.

"Sama-sama" balas Adrian.

"Aku bawa makanan buat kamu." ucap Adrian menyerahkan makanan yang Ia beli dari Restoran tadi.

"Ya' Ampun Sayang! Kamu beli makanan di Restoran lagi kan? Seharusnya gak perlu karena aku udah bawa bekal dari Rumah."

"Sekali-kali makan enak Nay! Jangan di tolak dong!"

"Yaudah deh! Gimana kalau aku kasih sama Rian aja?"

"Jangan dong Sayang! Kan aku beliin nya buat kamu, bukan buat Rian. Lagian aku juga udah beliin makanan khusus buat adik kamu."

"Yaudah deh!" balas Nayla tersenyum.

"Ibuk Barista! Itu Apron nya di buka dulu." kata Adrian.

"Oh' Iya! Aku lupa. Hehe!"

"Sayang! Aku pamit yah! Ada urusan Kantor yang belum selesai. Dan maaf! Karena gak bisa nemenin kamu makan siang."

Padahal baru saja Nayla hendak membuka kotak makanan nya, dan juga belum lagi 1 menit Adrian duduk di hadapan nya. Tetapi kekasih nya itu malah sudah mau pergi meninggalkan nya begitu saja.

Adrian pun langsung bangkit. Namun Nayla malah memegang tangan Adrian.

"Aku berhentiin Aktivitas kerja aku demi kamu. Tapi kamu ninggalin aku gitu aja. Kamu tega! Kang Gosting tau gak." ketus Nayla.

Adrian tertawa kecil melihat tingkah Kekasih nya itu.

"Eng-Engak, engak! Aku cuman bercanda kok! Yaudah sana buruan! Aku tau kamu kesini cuman pengen mastiin supaya aku gak telat makan kan? Nanti kamu takut Asam Lambung aku kambuh. Makasih banyak yah atas perhatian nya." ucap Nayla lagi sambil tersenyum manis ke arah Adrian.

Bukan nya pergi. Tapi Ardian malah kembali duduk di tempat nya semula.

"Kok gak jadi pergi?" tanya Nayla heran.

"Kamu bawel yah!" ketus Adrian.

"Hahaahaha!" Keduanya pun sama-sama tertawa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!